DESAIN DAN SIMULASI FILTER DAYA AKTIF SHUNT UNTUK KOMPENSASI HARMONISA MENGGUNAKAN METODE CASCADED MULTILEVEL INVERTER

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : ARI YUANTI Nrp

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Desain dan Simulasi Filter Aktif Shunt Multilevel Inverter untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Penggunaan Beban Non Linear

KAJIAN TAPIS DAYA AKTIF PARALEL DENGAN MENGGUNAKAN INVERTER BERTINGKAT SEBAGAI METODE PERBAIKAN ARUS SUMBER

ANALISA SIMULASI UNJUK KERJA FILTER AKTIF CASCADED MULTILEVEL INVERTER

50 Frekuensi Fundamental 100 Harmonik Pertama 150 Harmonik Kedua 200 Harmonik Ketiga

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah rectifier, converter, inverter, tanur busur listrik, motor-motor listrik,

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

FILTER AKTIF SHUNT 3 PHASE BERBASIS ARTIFICIAL NEURAL NETWORK (ANN) UNTUK MENGKOMPENSASI HARMONISA PADA SISTEM DISTRIBUSI 220/380 VOLT

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 3157

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

BAB I PENDAHULUAN. tombak pemikulan beban pada konsumen. Gangguan-gangguan tersebut akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Harmonisa Arus Di Gedung Direktorat TIK UPI Sebelum Dipasang Filter

ANALISIS HARMONISA YANG DIHASILKAN CYCLOCONVERTER DENGAN BERBAGAI PARAMETER

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN SINGLE TUNED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 4.

ANALISIS PENGARUH PENGOPERASIAN BEBAN- BEBAN NON-LINIER TERHADAP DISTORSI HARMONISA PADA BLUE POINT BAY VILLA & SPA

Sistem Perbaikan Faktor Daya Pada Penyearah Diode Tiga Phasa Menggunakan Hysteresis Current Control

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan kualitas daya. Komponen power

Studi Perencanaan Filter Hybrid Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Proyek Pakistan Deep Water Container Port

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan Inverter sebagai Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

BAB 1 PENDAHULUAN. ini terlihat dengan semakin banyaknya penggunaan peralatan elektronik baik pada

ANALISIS PENGGUNAAN FILTER AKTIF SHUNT UNTUK MENANGGULANGI THD DI RSUP SANGLAH

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 9 BUS DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE ETAP POWER STATION 7.

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-97

ABSTRAK. Kata kunci: harmonisa, Ramptime Current Controlled, Active Power Filter, Hybrid Active Power Filter, MATLAB, jala-jala satu fasa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu seperti beban non linier dan beban induktif. Akibat yang ditimbulkan adalah

ANALISIS HARMONIK DAN PERANCANGAN HIGH PASS DAMPED FILTER

BAB I PENDAHULUAN. resistor, kapasitor ataupun op-amp untuk menghasilkan rangkaian filter. Filter analog

Simulasi Filter Aktif Hibrid Konfigurasi Seri-Seri dan Unjuk Kerjanya Untuk Meredam Harmonisa pada Beban Induction Furnace

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata I Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang.

ANALISIS HARMONISA TEGANGAN DAN ARUS LISTRIK DI GEDUNG DIREKTORAT TIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. tegangan, disebabkan jarak sumber ke saluran yang sangat jauh ke beban

Rancang Bangun Filter Aktif 3 Fasa Untuk Mereduksi Harmonisa Yang Timbul Pada Rectifier 3 Fasa

Peredaman Resonansi Harmonisa Pada Sistem Kelistrikan Industri Menggunakan Filter Hybrid Dengan Konduktansi Variable

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. kelistrikan maka konsumsi daya semakin meningkat. Seperti halnya komputer,

NOPTIN HARPAWI NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Adi Soeprijanto, MT Ir. Sjamsjul Anam, MT

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi kala ini. Peralatan-peralatan yang biasa dijalankan secara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yaitu beban linier dan beban non-linier. Beban disebut linier apabila nilai arus dan

Analisis Pemasangan Filter Pasif untuk Menanggulangi Distorsi Harmonisa Terhadap Beban non Linier di PT.Wisesa Group

SISTEM PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PENYEARAH DIODE TIGA PHASA MENGGUNAKAN HYSTERESIS CURRENT CONTROL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

Penyearah (rectifier) Permasalahan yang ditimbulkan oleh harmonisa Permasalahan Harmonisa pada Transformator...

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1 (Sept. 2012) ISSN: B-91

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A RANGKAIAN CATU DAYA BEBAN TAK LINIER. Berikut adalah gambar rangkaian catu daya pada lampu hemat energi :

PERANCANGAN DAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

ABSTRAK Kata kunci : Beban non linier, Harmonisa, THD, filter aktif high-pass.

STUDI PENGARUH HARMONISA TERHADAP RELE ARUS LEBIH UNTUK PENGAMANAN SISTEM DISTRIBUSI DI PT. ISPAT INDO HARSYA RAMADHAN

PENGATURAN DAYA AKTIF PADA UNIFIED POWER FLOW CONTROLLER (UPFC) BERBASIS DUA KONVERTER SHUNT DAN SEBUAH KAPASITOR SERI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pada suatu jaringan distribusi arus bolak-balik dengan tegangan (V), daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pemakaian peralatan elektronika dengan sumber DC satu fasa

Perancangan dan Simulasi Full Bridge Inverter Lima Tingkat dengan Dual Buck Converter Terhubung Jaringan Satu Fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian energi listrik pada bangunan industri sebaiknya menjadi kajian

Aplikasi Low Pass RC Filter Untuk Mengurangi Harmonisa Pada Lampu Hemat Energi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya

ANALISIS PENGARUH HARMONISA TERHADAP FAKTOR-K PADA TRANSFORMATOR

Perancangan Inverter Sinusoida 1 Fasa dengan Aplikasi Pemrograman Rumus Parabola dan Segitiga Sebagai Pembangkit Pulsa PWM

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan rangkaian elektronika yang terdiri dari komponen-komponen seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemakaian daya listrik dengan beban tidak linier banyak digunakan pada

Aplikasi Filter Pasif Pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

Perancangan dan Simulasi Full Bridge Inverter Lima Tingkat dengan Dual Buck Converter Terhubung Jaringan Satu Fasa

BAB 1 PENDAHULUAN. Peradaban manusia modern adalah salah satunya ditandaidengan kemajuan

Perencanaan Filter Hybrid untuk Mengurangi Dampak Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Rembang

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

Dielektrika, [P-ISSN ] [E-ISSN X] 127 Vol. 4, No. 2 : , Agustus 2017

PENGUKURAN TINGKAT HARMONISA PADA BEBERAPA MERK JUICER (DENGAN STANDAR IEC )

2015 PERANCANGAN SIMULASI FILTER AKTIF 3 FASA UNTUK MEREDUKSI HARMONISA AKIBAT PENGGUNAAN BEBAN NON LINIER

Analisis Unjuk Kerja Filter Pasif dan Filter Aktif pada Sisi Tegangan Rendah di Perusahaan Semen Tuban, Jawa Timur

Studi Analisis dan Mitigasi Harmonisa pada PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

DESAIN PENYEARAH 1 FASE DENGAN POWER FACTOR MENDEKATI UNITY DAN MEMILIKI THD MINIMUM MENGGUNAKAN KONTROL PID-fuzzy PADA BOOST CONVERTER

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan peran penting dalam kehidupan diberbagai sektor

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (Pembangkit Listrik Sistem

KONSEP KENDALI TAPIS DAYA AKTIF SHUNT 3 FASA 3 KAWAT BERBASIS PADA DAYA SESAAT SUMBER

Peredaman Harmonik Arus pada Personal Computer All In One Menggunakan Passive Single Tuned Filter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Jurnal Teknik Elektro Vol. 5, No. 1, Maret 2005: 6-12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. jarang diperhatikan yaitu permasalahan harmonik. harmonik berasal dari peralatan yang mempunyai karakteristik nonlinier

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Perancangan Filter Harmonisa Pasif untuk Sistem Distribusi Radial Tidak Seimbang

Perancangan Sistim Elektronika Analog

Gambar 1.1 Gelombang arus dan tegangan pada beban non linier

Transkripsi:

DESAIN DAN SIMULASI FILER DAYA AKIF SHUN UNUK KOMPENSASI HARMONISA MENGGUNAKAN MEODE CASCADED MULILEVEL INVERER Ari Yuanti Jurusan eknik Elektro, FI Institut eknologi Sepuluh Nopember Kampus IS Keputih Sukolilo Surabaya 60111 Abstrak Perkembangan pemakaian Elektronika Daya dalam sistem tenaga, menyebabkan peralatan non linier semakin banyak dipergunakan di industri atau rumah tangga. Peralatan non linier dapat mempengaruhi kualitas daya karena beban non linier merupakan sumber gangguan harmonisa. Penggunaan filter untuk mengurangi harmonisa telah banyak direkomendasikan untuk mengatasi masalah tersebut. ugas akhir ini memaparkan salah satu konfigurasi filter harmonisa, yaitu Filter Aktif konfigurasi parallel, atau yang biasa disebut dengan Filter Daya Aktif shunt. Metode yang digunakan adalah Cascaded Multilevel Inverter. Hasil desain dan simulasi sistem berupa nilai HD (otal Harmonic Distortion). Nilai HD pada sistem yang menggunakan filter aktif Cascaded Multilevel Inverter menunjukan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan sistem tanpa penambahan filter atau dengan sistem yang menggunakan Filter Aktif PWM (Pulse Width Modulation). Kata Kunci: Harmonisa, Filter Daya Aktif Shunt, Cascaded Multilevel Inverter I. PENDAHULUAN Kualitas daya yang baik pada suatu Sistem enaga Listrik adalah suatu keharusan. Kualitas daya dipengaruhi oleh jenis beban dalam sistem. Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linear dan beban non linear. Idealnya arus dan tegangan listrik memiliki bentuk sinusoida. Hal ini terjadi jika sumber tegangan sinusoida memberi suplai kepada beban linier. Beban linier mencakupi resistor, kapasitor dan induktor ideal. Apabila beban bersifat non linier, arus yang dibutuhkan tidak sinusoida walaupun tegangan suplainya sinusoida. Ketidaklinieran tersebut dapat disebabkan sifat magnetis beban atau saklar semikonduktor. Penyebab ketidaksempurnaan kualitas daya antara lain adalah harmonisa dari peralatanperalatan pemakai energi listrik, dimana peralatan tersebut mengeluarkan gelombang sendiri dan menginterferensi gelombang fundamental amplitude dari arus maupun tegangan [1]. Harmonisa akan menyebabkan gelombang fundamental maupun amplitudo terdistorsi. Polusi harmonisa merupakan masalah penting kualitas daya. Dengan berkembangnya beban-beban non linier didalam aplikasi industri dan sistem distribusi, kompensasi harmonisa semakin menjadi perhatian khusus []. Salah satu solusi dari masalah tersebut adalah dengan pemasangan filter aktif yang dipasang secara paralel (Shunt Active Filter). Ada banyak metode yang dikembangkan untuk mendesain suatu Filter daya aktif. Salah satu metode untuk mendesain filter daya aktif paralel, yaitu dengan metode PWM (Pulse Width Modulation), tetapi metode ini mempunyai kelemahan yaitu membutuhkan switching frekuensi tinggi dan akan timbul losses pada switching itu sendiri. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut metode yang digunakan adalah metode Cascaded Multilevel Inverter. Metode tersebut tidak memerlukan switching frekuensi dan daya yang dihasilkan juga lebih besar sehingga tidak dibutuhkan transformator. Selain itu dengan menggunakan metode ini HD (otal Harmonic Distortion) pada sistem dapat diturunkan. Dalam ugas Akhir ini, Filter daya aktif akan didesain menggunakan simulasi dan akan dibandingkan HD sistem tanpa filter, sistem dengan Metode Cascaded Multilevel Inverter dan Metode PWM (Pulse Width Modulation). II. DASAR EORI.1 Harmonisa Harmonisa merupakan suatu fenomena yang timbul akibat pengoperasian beban listrik non linier. Beban non linier merupakan sumber terbentuknya gelombang pada frekuensifrekuensi tinggi yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamental. Untuk sistem tenaga dengan f o sebagai frekuensi dasar, maka frekuensi dari harmonisa orde ke-n adalah n f o. Berdasarkan Standart IEC (International Electrotechnical Commission) gangguan harmonisa tergolong kedalam Distorsi Bentuk Gelombang. Pada fenomena ini terjadi perubahan bentuk gelombang dari gelombang 1

dasarnya. Bentuk gelombang akibat munculnya harmonisa dapat dilihat pada Gambar.1 Gambar1. Bentuk Gelombang Yang erdistorsi Harmonisa Setiap bentuk gelombang periodik yang tidak berbentuk sinusoida dapat dinyatakan dengan analisis persamaan Fourier sebagai berikut. a a o n 1 = = 0 0 f ( t) dt (1) f ( t)cos nω tdt () bn = f ( t)sin nω tdt (3) 0 = Periode n = indeks harmonisa Dalam upaya mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh harmonisa, diperlukan sebuah ukuran distorsi harmonisa. HD (otal Harmonics Distortion) adalah standard yang umum dipakai selama ini. Secara matematis, dihitung dengan rumus berikut ini: HD Arus = I n I HD 100 % (4) n=,3.4... I1 Keterangan : I HD = Nilai HD arus (dalam persen) I 1 = Arus Fundamental = Arus pada frekuensi ke n I n. Filter Aktif Dalam dekade terakhir, telah muncul saklar-saklar semikonduktor yang dapat bekerja dengan frekuensi yang sangat tinggi. Sebuah aplikasinya adalah untuk pembuatan filter harmonisa aktif. Filter harmonisa aktif sering disebut sebagai Filter Daya Aktif (Active Power Filter). Istilah yang biasa digunakan adalah Filter Aktif. Filter aktif dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Filter Aktif (FA) shunt, seri dan hibrid. Masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan. FA shunt adalah filter yang paling populer, memiliki topology dan prosedur intalasi yang telah dipahami dengan baik. Skema rangkaian sebuah FA yang menggunakan Inverter bersumber egangan (Voltage Sourced Inverter) dapat dicermati pada Gambar. Prinsip kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut. FA shunt harus menyediakan komponen harmonisa yang dibutuhkan oleh beban nonlinear. Dengan demikian, jika arus beban I L dapat dinyatakan sebagai jumlah komponen dasar I L1 dan harmonisa-harmonisa yang lebih tinggi I Ln, yang secara matematis dapat dinyatakan dengan persamaan berikut. + I L = I L1 I Ln (5) n= Keterangan : I L = Arusyang mengalir ke beban I L1 = Arus fundamental (arus sumber) I Ln = Arus frekuensi kelipatan fundamental Maka FA Shunt harus menyediakan arus harmonisa I f. = I f I Ln (6) n= Keterangan : I f = Arus filter aktif Hasilnya, sumber listrik akan menganggap beban tidak linear tersebut hanya membutuhkan I L1 saja. Konfigurasi Filter aktif shunt dapat dilihat pada Gambar. Gambar. Konfigurasi Filter Aktif Parallel.3 Cascaded Multilevel Inverter Prinsip dasar yang dibutuhkan peralatan semikonduktor, yaitu kemampuan mensuplai daya yang besar dan tegangan output yang halus (smooth). Pada metode PWM (pulse width modulation) untuk memperoleh tegangan output yang halus dapat dilakukan dengan menaikkan frekuensi switching. Namun pada aplikasi daya yang lebih, besar frekuensi switching tidak bisa dinaikkan disebabkan karena besar losses yang timbul pada switch itu sendiri. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan metode multilevel inverter. Pada metode multilevel inverter rangkaian tegangan pada switch bisa lebih rendah dan mengatasi losses pada switch. III. DESAIN CASCADED MULILEVEL INVERER SEBAGAI FILER AKIF 3.1 Konsep dasar Cascaded Multilevel Inverter Salah satu cara untuk mengimplementasikan metode Cascaded Multilevel inverter adalah menggunkan inverter full brigde 1 fasa yang dihubung seri dengan sumber tegangan terpisah.

n-level cascaded H-Bridge, dimana n adalah jumlah level dari output Multilevel Inverter sedanngkan H adalah jumlah inverter full bridge yang dicascaded. n = H +1 (7) Keterangan: n = Jumlah level Cascaded Multilevel Inverter H = Jumlah inverter Full bridge Semakin banyak level pada Cascaded Multilevel inverter maka tegangan outputnya juga akan semakin halus. etapi seperti dilihat pada persamaan 7, jika levelnya semakin tinggi, maka H (jumlah inverter) juga semakin banyak sehingga membutuhkan banyak komponen. Pada ugas Akhir ini menggunakan rangkaian Cascaded Multilevel Inverter 11-Level cascaded 5-Bridge, rangkaian ditunjukkan pada gambar 4. Keluaran dari rangkaian gambar 4 terdiri dari 11 level amplitudo, yaitu +5, +4, +3, +, +1, 0, -1, -, -3, -4, -5. Bentuk gelombang keluaran dari rangkaian Cascaded Multilevel Inverter 11-Level cascaded 5-Bridge ditunjukan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 gelombang referensi berupa gelombang sinus murni dan sehingga gelombang keluaran dari Cascaded multilevel Inverter juga berbentuk sinus tetapi bertingkat (tangga). 3. Cascaded Multilevel Inverter sebagai Filter Aktif Cara kerja metode cascaded multilevel inverter sebagai filter aktif adalah dengan membangkitkan gelombang harmonisa sistem. Gelombang harmonisa dari sistem menjadi referensi dari rangkaian inverter ini. Dengan harapan rangkaian cascaded Multilevel Inverter dapat membangkitkan gelombang yang sama bentuk dan amplitudonya dengan gelombang harmonisa sistem. Selajutnya keluaran dari inverter tersebut diinjeksikan ke sistem sebagai kompensasi harmonisa. Gambar 5 merupakan blok diagram sistem. Seperti pada gambar tersebut, sistem dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: a) Beban Non Linier b) Filtering c) Leveling, d) riggering e) Cascaded Multilevel Inverter. Gambar 4. Rangkaian Cascaded Multilevel Inverter 11-Level cascaded 5 Bridge Gambar 5. Blok Diagram dan Rangkaian sistem dengan Cascaded Multilevel Inverter Sebagai Filter Aktif 3..1. Beban Non Linier Seperti yang telah dijelsakan sebelumnya, penghasil harmonisa adalah beben non linier. Beban yang digunakan sistem adalah penyearah satu fasa seperti pada gambar 6. Gambar 3. Gelombang Output 11 Level cascaded 5 Bridge Gambar 6. Sistem dengan beban non linier (rectifier) 3

Bentuk gelombang arus sumber sistem ditunjukkan pada gambar 7. A B Gambar.7 Bentuk gelombang Arus Sumber 3.. Filtering Proses filtering bertujuan untuk mendapatkan gelombang harmonisa,caranya adalah dengan menggunakan band pass filter. Rangkaian filtering dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Rangkaian Filtering IL merupakan arus beban sistem. Untuk mendapatkan gelombang referensi, maka arus beban IL harus dikurangi dengan komponen fundamental. Salah satu cara adalah dengan memfilter arus beban pada frekuensi band pass 50 Hz, kemudian arus beban dikurangi dengan komponen fundamental, sehingga didapatkan arus dengan komponen harmonisa saja. Gelombang tersebut sebagai referensi untuk rangkaian Cascaded Multilevel Inverter. Bentuk dari gelombang harmonisa dapat dilihat pada gambar 9 Gambar 9 Gelombang Harmonisa 3..3 Leveling Untuk menghasilkan keluaran yang sama dengan gelombang referensi, maka dibutuhkan cara untuk mendeteksi level gelombang referensi atau yang disebut dengan leveling. Gelombang yang menjadi referensi dinormalisasikan terlebih dahulu sehingga didapatkan amplitudo maksimal +5 dan minimal -5. Rangkaian leveling menggunakan Op-Amp dan gerbang logika AND dapat dilihat pada gambar 9. ujuan dari rangkaian leveling diharapkan agar Cascaded Multilevel Inverter dapat menghasilkan keluaran yang sama dengan referensinya. Gambar 9.Rangkaian Op-Amp dan Gerbang AND Pada gambar 9 terdapat Op-Amp (A dan B) dan 1 gerbang AND. Untuk Op-Amp A input non inverting adalah amplitudo batas atas level sedangkan gelombang referensi pada input negatif. Sedangkan untuk Op-Amp B input non Inverting adalah gelombang Referensi dan input inverting adalah batas bawah level. Batas atas dan batas bawah yang dimaksud pada gambar 9 adalah batas amplitudo untuk tiap level. Sedangkan gerbang AND berfungsi untuk memastikan bahwa amplitudo berada diantara batas atas dan batas bawah. Sehingga apabila salah satu batas tidak terpenuhi, maka saklar pada level tersebut tidak bekerja atau dalam keadaan OFF. Untuk tiap level memiliki variasi saklar yang nyala dan saklar harus mati, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada abel 1. Pada tiap level memerlukan rangkaian seperti pada gambar 9. Sehingga total rangkaian pendeteksi level ada 11 rangkaian sesuai dengan jumlah levelnya (11 level). Untuk rangkaian lengkapnya dapat dilihat pada gambar 10. 3..4. riggering Banyak saklar pada inverter ini disimbolkan dengan huruf S, dengan rumus seperti persamaan 8 S = ( n 1) (8) S = Jumlah Saklar (switching) n = Jumlah Level Sesuai dengan persamaan tersebut, jumlah saklar untuk 11 level cascaded 5 bridge adalah sebanyak 0. Keluaran pada setiap rangkaian full bridge inverter mempunyai 3 variasi tegangan output antara lain +V, 0 dan V. Ketiga variasi tegangan tersebut dihasilkan dari pengaturan switching (S1,S,S3 dan S4). Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa pada 11 level cascaded 5 bridge, amplitudo yang dihasilkan oleh inverter ini bervariasi dari V5 sampai dengan V5. Untuk mengatur variasi amplitudo, yang berperan utama adalah ke 0 saklar tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1. 3..5 Output Cascaded Multilevel Inverter Setelah melalui tahap filtering, leveling dan triggering maka output rangkaian Cascaded Multilevel inverter seperti pada gambar1. 4

abel 1. Variasi level amplitudo dan pengaturan saklar Gambar 1 Output cascaded Multilevel Inverter Gambar 10. Rangkaian Leveling IV. HASIL SIMULASI 4.1 Nilai Parameter yang dipakai untuk Simulasi Dalam simulasi ini semua nilai atau besaran yang ada pada rangkaian adalah sebagai berikut. 1. rafo 0 kv / 0.38 kv. egangan sistem Line-netral Vs = 0V, f = 50Hz 3. Impedansi sumber L=0,1mH, R = 1Ohm 4. Impedansi Saluran L=0.1mH, R = Ohm 5. Beban Non linier berupa 1 buah bridge rectifier 1 fasa dengan beban R = 9,68 Ohm, C =,6mF, P = 4 kw 4. Hasil Output Cascaded Multilevel Inverter Pada gambar 13 dan 14 menunjukkan bahwa antara gelombang referensi dan keluaran cascaded multilevel inverter bentuk dan amplitudo keduanya hampir sama. Dengan demikian metode ini efektif untuk digunakan sebagai Filter aktif. Gambar.11 Rangkaian Inverter Full Bridge abel Full Bridge Inverter Switching egangan SAKLAR OutputVo S1 S S3 S4 +V 1 0 0 1 0 1 1 0 0 -V 0 1 1 0 Ket : 1 = ON, 0 = OFF Gambar 13. Bentuk gelombang referensi.(komponen Harmonisa) 5

abel 5. Standard HD IEEE Gambar 14. Bentuk Gelombang Keluaran Filter Aktif Shunt Cascaded Multilevel Inverter 4.3 Perbandingan HD sistem tanpa filter, sistem yang menggunakan filter PWM dan sistem yang menggunakan filter Cascaded Multilevel Inverter abel 3,4 dan Gambar 15, 16 menunjukkan perbandingan nilai HD arus dan tegangan sumber abel 3. Perbandingan HD Arus abel 4. Perbandingan HD egangan abel 5 merupakan standard % harmonisa untuk arus dan tegangan. I SC =549.85A didapat dari simulasi pada PSIM dengan cara menghubung singkatkan fasa dengan tanah dan kemudian dilihat besarnya I rms.sedangkan IL = 61.077A adalah arus beban fundamental nominal. Sehingga didapat I SC / IL = 9.00 (<0). Sesuai dengan table 5 maka standard nilai HD arus adalah maksimal 5%. Sedangkan standard nilai HD tegangan pada tegangan sisten <69kV adalah maksimal 5 %. Dapat dilihat pada table 3 dan 4 bahwa pada penggunaan Filter aktif Cascaded Multilevel Inverter, nilai HD arus dan tegangan sumber masih dibawah batas yang diijinkan atau sesuai dengan standard. 4.4 Perbandingan HD sistem tanpa filter, sistem yang menggunakan filter PWM dan sistem yang menggunakan filter Cascaded Multilevel Inverter dengan perubahan kapasitas beban abel 6, 7 dan gambar 16, 17 menunjukkan perbandingan HD arus dan tegangan sumber dengan beberapa kapasitas beban. abel 6. Perbandingan HD arus sumber sistem dengan beberapa nilai kapasitas beban Gambar15. Perbandingan bentuk gelombang dan spektrum frekuensi arus sumber sistem tanpa filter aktif, dengan filter aktif Cascaded Multilevel Inverter dan PWM Gambar16. Grafik Perbandingan HD arus sumber sistem dengan beberapa nilai kapasitas beban 6

abel 7. Perbandingan HD egangan sumber sistem dengan beberapa nilai kapasitas beban Gambar 17. Grafik Perbandingan HD egangan sumber sistem dengan beberapa nilai kapasitas beban V. KESIMPULAN Kesimpulan yang didapat dari hasil simulasi dalam ugas Akhir ini sebagai berikut : 1. Metode cascaded Multilevel Inverter dapat dioperasikan sebagai filter daya aktif parallel untuk mengkompensasi harmonisa yang ditimbulkan oleh beban yang tidak linier. Filter aktif cascade Multilevel Inverter dapat menurunkan HD (otal Harmonic Distortion) arus sumber pada sistem sebesar 89.64% menjadi 3.%. 3. Filter aktif cascade Multilevel Inverter dapat menurunkan HD (otal Harmonic Distortion) tegangan sumber pada sistem sebesar 6.6% menjadi.15%. 4. Filter aktif Cascade Multilevel Inverter memiliki kemampuan lebih baik dalam menurunkan HD arus sumber sistem menjadi 3.% dibandingkan dengan Filter Aktif PWM yang hanya mampu menurunkan menjadi 1.10% 5. Filter aktif Cascade Multilevel Inverter memiliki kemampuan lebih baik dalam menurunkan HD tegangan sumber sistem menjadi.15% dibandingkan dengan Filter Aktif PWM yang hanya mampu menurunkan menjadi 6.61% 6. Pada sistem yang menggunakan Filter aktif Cascade Multilevel Inverter, nilai HD arus dan tegangan sumber masih dibawah batas yang diijinkan atau sesuai dengan standard (dibawah 5%) [] Haryudo Subuh Isnur, Peredaman Harmonik Sistem enaga Menggunakan Filter Aktif Hybrid Dept. of Electrical Engneering Faculty of echnology, Hang uah University. [3] Priliasari Fika, Gusmedi Heri, Studi Pengaruh Harmonisa pada Arus Listrik erhadap Besarnya Penurunan Kapasitas Daya (Kva) erpasang ransformator Distribusi, Jurnal Rekayasa dan eknologi Elektro, Vol 1, No.1, September 007. [4] Masri Syafrudin, Design Of Active Power Filter (APF) For Harmonics Control In Power Distribuion Sistem, Jurnal Rekayasa Elektrika, Vol 4, No., 005. [5] Sekaran Eswaran Chandra, Anbalagan Ponna Nadar, and Palanisamy Chelliah, Analysis and Simulation of A New Shunt Active Filter Using Cascaded Multilevel Inverter, Journal Of Electrical Engineering, Vol.58, No.5, 007. [6] Han Yan, Xu Lin, Yao Gang, Dan Zou Li Mansoor dan Chen chen, Operation and Control Strategies of Cascaded H-bridge Multilevel Active Power Filter, Journal of ISSN, No 3(91), 009. BIOGRAFI PENULIS Ari Yuanti dilahirkan di Yogyakarta 18 Januari 1985, merupakan anak ke- dari bersaudara. Penulis memulai sekolah di SDN Purwodadi VI Malang, SLPN 5 Malang, dan SMUN 5 Malang. Setelah lulus SMU pada tahun 003, penulis kuliah di Politeknik Negeri Malang Jurusan eknik Elektro selama 3 tahun, Kemudian bekerja selama 1 tahun (006-007) di P AI Batam. Pada tahun 007 penulis melanjutkan studinya di IS dengan Nrp 07 100 617 sampai dengan saat ini. Penelitian ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana eknik di bidang studi eknik Sistem enaga jurusan eknik Elektro Bidang Daftar Pustaka [1] Nugroho Agung, Harmonisa Arus Mesin Induksi, Jurnal ransmisi, Vol 8, No., Desember 004. 7