FAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam

FAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. batu kapur merupakan kegiatan yang dapat memenuhi kebutuhan material dalam

DETERMINAN KEJADIAN RINITIS AKIBAT KERJA DI PT. DUNIA KIMIA UTAMA INDRALAYA TAHUN 2014

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala dan Leher, dan bagian. Semarang pada bulan Maret sampai Mei 2013.

BAB IV METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA BANGUNAN

ARTIKEL ASLI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PABRIK ROTI

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat-nya penulis dapat

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

HUBUNGAN RINITIS ALERGI DENGAN KEJADIAN ASMA BRONKIAL PADA SISWA/I SMPN 1 MEDAN. Oleh: JUNIUS F.A. SIMARMATA

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI PESERTA BPJS DI KELURAHAN ROWOSARI DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ROWOSARI

Efek Asap Bakaran Sate terhadap Kesehatan Pernapasan Penjual Sate yang Diukur dengan Peak Flow Meter di Kota Medan tahun 2012

HUBUNGAN DERMATITIS KONTAK IRITAN DENGAN RIWAYAT ATOPI DAN MASA KERJA PADA PEKERJA SALON DI WILAYAH KECAMATAN JEBRES SKRIPSI

HUBUNGAN PAPARAN DEBU DENGAN GANGGUAN FAAL PARU DI INDUSTRI PAKAN TERNAK PT.CHAROEN POKPHAND INDONESIA SEMARANG SKRIPSI

KHALIMATUS SAKDIYAH NIM : S

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN OTITIS MEDIA AKUT PADA ANAK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Risiko terjadinya rinitis akibat kerja pada pekerja yang terpajan debu terigu

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN IMUNISASI CAMPAK: APLIKASI TEORI HEALTH BELIEF MODEL SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

PERBANDINGAN FIVE YEAR SURVIVAL RATE PENDERITA KARSINOMA NASOFARING PADA MODALITAS KEMOTERAPI DAN KEMORADIASI

Faktor-faktor risiko rinitis akibat kerja oleh pajanan polusi udara pada polisi lalu lintas

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

Studi Korelasi Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Perdarahan Post Partum pada Persalinan Spontan

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

HUBUNGAN PERILAKU PENCARIAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN KETERLAMBATAN PASIEN DALAM DIAGNOSIS TB PARU DI BBKPM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN APD DENGAN KEPATUHAN PEMAKAIAN APD PEKERJA BAGIAN WEAVING PT ISKANDARTEX INDAH PRINTING TEXTILE SKRIPSI

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DERMATITIS KONTAK AKIBAT KERJA PADA PEKERJA SALON

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit alergi sebagai reaksi hipersensitivitas tipe I klasik dapat terjadi pada

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI IUD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENGWI II

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, STATUS PEKERJAAN IBU DAN PERAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS WEDARIJAKSA PATI TESIS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA PEKERJA BAGIAN RING SPINNING

PERBEDAAN GANGGUAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA YANG TERPAPAR PARTIKULAT PM10 DIBAWAH DAN DIATAS NILAI AMBANG BATAS DI PT WIJAYA KARYA BETON BOYOLALI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Yang Terpapar Potassium Permanganate Dan Phosphoric Acid Di Industri Garmen

PENGARUH STRES KERJA TERHADAP KEJADIAN NYERI KEPALA PADA PEKERJA GROUND HANDLING (Studi Kasus di Bandara Ahmad Yani Semarang)

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut adalah ruangan yang di dalamnya terdapat berbagai

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PAPARAN PADA PEROKOK PASIF DENGAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2MAX) PADA REMAJA USIA TAHUN SKRIPSI

PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP DERAJAT SUMBATAN HIDUNG PADA PEROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Hubungan Faktor Risiko Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terhadap Keluaran Motorik Stroke Non Hemoragik LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP DENGAN EROSI GIGI Studi pada Pekerja Pengasapan Ikan di Kelurahan Bandarharjo, Kota Semarang, Jawa Tengah

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme alergi tersebut akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergen

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

HUBUNGAN BEBAN KERJA FISIK DAN POSTUR KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI RANGKA BAWAH UPT. BALAI YASA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN INFEKSI RESPIRATORIK AKUT (IRA) BAGIAN BAWAH PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI RSUD SUKOHARJO

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

Pengaruh cuci hidung dengan NaCl 0,9% terhadap peningkatan rata-rata kadar ph cairan hidung

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin dan Ilmu

HUBUNGAN FAKTOR PENENTU PERILAKU KESELAMATAN KERJA DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA TERTUSUK JARUM SUNTIK PADA PERAWAT DI RSD dr.

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penggunaan sumber daya alam (Wardhani, 2001).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

PREVALENSI GEJALA RINITIS ALERGI DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Rhinitis alergi merupakan peradangan mukosa hidung yang

PENGARUH PERUBAHAN KETINGGIAN TERHADAP NILAI AMBANG PENDENGARAN PADA PERJALANAN WISATA DARI GIANYAR MENUJU KINTAMANI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap ahli kesehatan khususnya dokter seharusnya sudah

HUBUNGAN PAPARAN PARTIKEL DEBU DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN KAPASITAS PARU PADA PEKERJA DI GUDANG PELABUHAN BELAWAN TESIS.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGKA KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA DI PERUSAHAAN INVAR SIN KAWASAN INDUSTRI MEDAN. Oleh: IRA NOLA LINGGA

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

RINITIS ALERGI DI POLIKLINIK THT-KL BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER Elia Reinhard

BAB III METODE PENELITIAN

Tingkat Kontrol Asma Mempengaruhi Kualitas Hidup Anggota Klub Asma di Balai Kesehatan Paru

10. Scadding GK, Durham SR, Mirakian R, et al. Basic Guidelines for The Management Of Allergic And Non Allergic Rhinitis. Clinical and Experimental

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat.

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

HUBUNGAN PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI KOTA SEMARANG LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DURASI PENYAKIT, UMUR, DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEJADIAN DISTRES PADA DIABETES MELITUS TIPE 2 SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. kandungan khususnya berhubungan dengan kedokteran ginekologi.

BAB III METODE PENELITIAN

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-5 TAHUN YANG IBUNYA BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI WILAYAH KELURAHAN PURWODININGRATAN KOTA SURAKARTA

HUBUNGAN DERAJAT BERAT MEROKOK DENGAN KEJADIAN INFARK MIOKARD. SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PEKERJA DAN PERILAKU PEKERJA TERPAPAR BAHAN KIMIA DENGAN GEJALA ISPA DI INDUSTRI KUKU PALSU PURBALINGGA SKRIPSI

IQBAL OCTARI PURBA /IKM

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah bidang oftalmologi. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai bulan April 2015.

ANALISIS HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA FISIK TERHADAP TERJADINYA STRES KERJA PADA PEKERJA INDUSTRI BENGKEL LAS DI KOTA PEKANBARU TAHUN 2013

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG

PENGARUH KARAKTERISTIK DAN KADAR DEBU AMBIEN TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU PADA PENYAPU JALAN DI KECAMATAN MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN TAHUN 2015 TESIS

HUBUNGAN FEAR OF FAILURE DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA KEDOKTERAN TAHUN PERTAMA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN AKHIR HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Transkripsi:

FAKTOR RISIKO RINITIS AKIBAT KERJA PADA PEKERJA PENGECATAN MOBIL PENGGUNA CAT SEMPROT (Studi pada Bengkel Pengecatan Mobil di Kota Semarang) Andhita Restu Damayanti 1, Willy Yusmawan 2, Zulfikar Naftali 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu THT, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto SH., Tembalang Semarang 50275 Telp. 02476928010 ABSTRAK Latar belakang : Masalah rinitis masih menjadi masalah kesehatan global di Indonesia. Rinitis akibat kerja (RAK) dapat mempengaruhi produktivitas pekerja, salah satu pekerjaan yang berisiko tinggi adalah pekerja pengecatan mobil terutama yang menggunakan cat semprot. Tujuan : Mengetahui faktor-faktor risiko yang terkait dengan rinitis akibat kerja (RAK) yang disebabkan oleh pajanan cat semprot pada pekerja bengkel pengecatan mobil. Metode : Penelitian ini dilakukan pada 49 pekerja bengkel pengecatan mobil pengguna cat semprot di kota Semarang yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian rinitis akibat kerja. Penelitian ini menggunakan desain belah lintang. Data diolah dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan analisis data melalui tiga tahap yaitu analisis univariat, bivariat dengan menggunakan uji chi square dan uji Fisher s exact, dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil : Dari analisis chi square dan Fisher s exact, tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian rinitis akibat kerja (nilai p = 0,058), tidak ada hubungan antara lama paparan dengan kejadian rinitis akibat kerja (nilai p = 0,342), ada hubungan antara kepemilikan ruang khusus pengecatan dengan kejadian rinitis akibat kerja (nilai p = 0,000), ada hubungan antara penggunaan masker dengan kejadian rinitis akibat kerja (nilai p = 0,019). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik pada kepemilikan ruang khusus pengecatan dengan nilai p = 0,004 dan odds ratio 9,626. Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa dari empat variabel yang diteliti terdapat dua variabel yang berhubungan dengan kejadian RAK, yaitu variabel kepemilikan ruang khusus pengecatan dan penggunaan masker. Variabel kepemilikan ruang khusus pengecatan merupakan variabel yang paling berpengaruh. Kata kunci: Rinitis akibat kerja, bengkel pengecatan mobil, cat semprot. ABSTRACT RISK FACTORS OF OCCUPATIONAL RHINITIS ON CAR PAINTING WORKSHOP WORKERS USING SPRAY PAINT (STUDY IN CAR PAINTING WORKSHOP IN SEMARANG CITY) Background : The problem of rhinitis was a global health problem in Indonesia. Occupational rhinitis can affect the productivity of workers. One of the high-risk jobs was car painting workshop workers who used spray paint. Aim : To determine the risk factors associated with occupational rhinitis due to spray paint exposure on car painting workshop workers. 375

Methods : This study was conducted on 49 car painting workshop workers who used spray paint in Semarang city which aimed to determine the factors associated with the incidence of occupational rhinitis. This study used cross sectional design. Data was processed and presented in frequency distribution tables, then analyzed through three stages: univariate analysis, bivariate by using chi square and Fisher s exact test, and multivariate used regression logistic test. Result : From the analysis of chi square and Fisher s exact test were known, there was no relationship between age with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0.058), there was no relationship between duration of exposure with the incidence occupational rhinitis (pvalue=0.348), there was a relationship between the availability of special car painting room with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0.000), there was a relationship between wearing mask with the incidence of occupational rhinitis (p-value=0.019). The result of multivariat analysis used regression logistic test showed that there was a statistically significant association on the availability of special car painting room with p-value = 0.004 and odds ratio 9.626. Conclusion : There were two variables associated with the incidence of occupational rhinitis, which were the availability of special car painting room and wearing mask. Availability of special car painting room was the most influential variable. Keywords : Occupational rhinitis, car painting workshop, spray paint. PENDAHULUAN Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dengan pesat di seluruh dunia telah mendorong lahirnya era industrialisasi. Dalam perkembangan industrialisasi dan teknologi pada era modern ini, semakin banyak alat dan bahan yang digunakan mempunyai risiko terhadap kesehatan pekerja sehingga dapat menimbulkan penyakit akibat kerja. 1 Penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang timbul akibat pajanan atau paparan faktor risiko di tempat kerja dan perlu mendapat perhatian yang serius. Karena dapat menyebabkan turunnya produktivitas dan daya saing pekerja, serta dapat menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar. 2,3 Salah satu contoh penyakit akibat kerja adalah rinitis akibat kerja yang merupakan penyakit inflamasi pada hidung yang disebabkan oleh pajanan bahan-bahan dari tempat kerja, dapat berupa debu, asap, uap ataupun gas dan mempunyai gejala-gejala yang dapat diperantarai baik oleh mekanisme alergi maupun non alergi. 4 Menurut penelitian sebelumnya, terdapat sekitar 15% pekerja di seluruh dunia yang menderita rinitis akibat kerja. Pekerja industri merupakan pekerja terbanyak yang dapat menderita rinitis akibat kerja (48%), disusul oleh pekerja administrasi (29%), dan pekerja pengolah bahan jadi (16%). Jenis pekerjaan yang diketahui berisiko tinggi adalah petani, 376

pekerja laboratorium, tukang kayu atau cat, pekerja industri makanan dan pekerja kesehatan. Peningkatan konsentrasi substansi dan lamanya waktu pajanan dikatakan semakin meningkatkan risiko menderita rinitis akibat kerja. 4 Salah satu bidang pekerjaan yang perlu mendapat perhatian terjadinya rinitis akibat kerja adalah pada pekerja pengecatan mobil karena kelompok pekerja ini jumlahnya terus berkembang setiap tahunnya. Pekerjaan ini dinilai berisiko tinggi dalam terjadinya rinitis akibat kerja oleh karena cat sebagai material yang berfungsi sebagai pelapis memang dibuat dari bahan-bahan yang berbahaya bila kandungannya melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan, sehingga dapat membahayakan para pekerja yang terkena paparan. 5 Cat merupakan bahan iritan yang menyebabkan rangsangan terhadap serabut sensoris dari percabangan nervus trigeminus. Pengaktifan beberapa neurotransmiter peptida pada sistem persarafan saluran napas menimbulkan vasodilatasi, ekstravasasi plasma atau edema neurogenik, hipersekresi serta kontraksi otot polos yang menimbulkan keluhan klinis seperti bersin, beringus atau rinore, hidung tersumbat, ingus yang jatuh ke tenggorok (post nasal drip), rasa menyengat atau terbakar dan gangguan penghidu. 6 Partikel cat dalam aktivitas pengecatan terdiri dari berbagai macam bahan kimia berbahaya seperti VOC (volatile organic compound) yang biasanya berupa solvent atau tiner, resin, timbal, kromium, kadmium, kobalt, merkuri, isosianat dan hidrokarbon. Bahan-bahan tersebut bersifat toksik dan merupakan bahan karsinogenik. 5 Konsultan kesehatan kerja Occupational health clinics for Ontario worker Inc mengungkapkan bahwa kelompok yang paling berisiko terpapar bahan-bahan tersebut adalah pada pekerja pengecatan terutama yang menggunakan cat semprot (spray painters). Kumpulan bahan kimia yang terdapat dalam bahan cat tersebut dengan cara disemprotkan dengan alat spray painting lalu diubah menjadi bentuk aerosol, yaitu kumpulan partikel halus berupa cair atau padat. Bentuk tersebut akan sangat mudah terhisap oleh pengecat terutama jika tidak mengenakan masker. 7 Kemudian pentingnya keberadaan ruang khusus pengecatan yang dibutuhkan untuk meminimalkan risiko paparan bahan berbahaya. Ventilasi udara yang ada di dalam ruang pengecatan juga harus diperhatikan sehingga udara segar dapat menggantikan udara dalam ruangan yang telah terkontaminasi oleh debu cat. Aktivitas pengecatan di ruang terbuka (outdoor) meskipun memungkinkan suplai udara bersih secara otomatis, dinilai memiliki 377

dampak negatif dimana mengakibatkan tersebarnya debu-debu cat secara luas, sehingga orang-orang yang berada dalam ruang lingkup tersebut semakin berisiko. 8 METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang yang menggunakan pekerja bengkel pengecatan mobil pengguna cat semprot sebagai subjek penelitian. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret April tahun 2016 di beberapa bengkel pengecatan mobil di kecamatan Semarang Barat, Semarang Selatan, dan Semarang Timur kota Semarang. Subjek penelitian adalah pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot pada bengkel pengecatan mobil di kota Semarang yang memenuhi kriteria yaitu pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot di Kota Semarang yang bersedia mengikuti penelitian. Subjek penelitian pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot pada bengkel pengecatan mobil di kota Semarang yang sedang sakit di luar pekerjaan sehingga menimbulkan gejala pada hidung seperti bersin, pilek, hidung tersumbat, hidung gatal, serta memiliki riwayat alergi tidak diikutsertakan dalam penelitian. Berdasarkan perhitungan, besar sampel yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah minimal 49 pekerja. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 49 orang sebagai subjek penelitian. Variabel bebas penelitian adalah usia, lama paparan per hari, kepemilikan ruang khusus pengecatan, dan penggunaan masker. Variabel terikat penelitian adalah rinitis akibat kerja yang diukur menggunakan skor dari hasil wawancara kuisioner. Uji hipotesis untuk hubungan antara usia, lama paparan per hari, kepemilikan ruang khusus pengecatan, dan penggunaan masker dengan rinitis akibat kerja menggunakan uji Fisher s exact karena tidak memenuhi syarat untuk menggunakan uji chi square. Nilai p dianggap bermakna apabila p<0,05. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu software SPSS. 378

HASIL Penelitian ini telah dilakukan pada pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot pada bengkel pengecatan mobil di kota Semarang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Cara pemilihan sampel adalah consecutive sampling.. Penelitian ini dilakukan pada 49 subjek penelitian. Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik subjek penelitian dapat dilihat pada Tabel 1. Usia Tabel 1. Karakteristik subjek penelitian Variabel n % < 21 tahun 2 4,1 21 30 tahun 7 14,3 31 40 tahun 15 30,6 > 40 tahun 25 51 Lama paparan < 8 jam 5 10,2 8 jam 44 88,7 Ruang khusus pengecatan Ada 16 32,7 Tidak ada 33 67,3 Penggunaan masker RAK Baik 12 24,5 Tidak baik 37 75,5 Menderita 31 63,3 Tidak menderita 18 36,7 379

Hubungan antara Usia dengan Rinitis Akibat Kerja Usia Variabel Tabel 2. Hubungan antara usia dengan rinitis akibat kerja Menderita RAK Tidak N % N % Nilai p 30 tahun 3 9,6 6 33,3 0,058* > 30 tahun 28 90,3 12 66,6 Total 31 100 18 100 *Uji Fisher s exact OR (IK 95%) 0,214 (0,046-1,002) Tabel 2 menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia dengan kejadian rinitis akibat kerja. Hubungan antara Lama Paparan per Hari dengan Rinitis Akibat Kerja Tabel 3. Hubungan antara lama paparan per hari dengan rinitis akibat kerja Variabel Lama Paparan Menderita RAK Tidak n % N % Nilai p < 8 jam 2 6,5 3 16,7 0,342* 8 jam 29 93,5 15 83,3 Total 31 100 18 100 *Uji Fisher s exact OR (IK 95%) 0,345 (0,052-2,293) Tabel 3 menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara lama paparan per hari dengan kejadian rinitis akibat kerja. 380

Hubungan antara Kepemilikan Ruang Khusus Pengecatan dengan Rinitis Akibat Kerja Tabel 4. Hubungan antara kepemilikan ruang khusus pengecatan dengan rinitis akibat kerja Ruang Variabel pengecatan khusus Menderita RAK Tidak n % N % Nilai p Ada 4 12,9 12 66,7 0,000* Tidak ada 27 87,1 6 33,3 Total 31 100 18 100 *Uji Fisher s exact OR (IK 95%) 13,5 (3,210-56,770) Tabel 4 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara kepemilikan ruang khusus pengecatan dengan rinitis akibat kerja. Hubungan antara Penggunaan Masker dengan Rinitis Akibat Kerja Tabel 5. Hubungan antara penggunaan masker dengan rinitis akibat kerja Variabel Penggunaan masker Menderita RAK Tidak n % N % Nilai p Baik 4 12,9 8 44,4 0,019* Tidak baik 27 87,1 10 55,6 Total 31 100 18 100 *Uji Fisher s exact OR (IK 95%) 0,185 (0,046-0,753) Tabel 5 adanya hubungan yang bermakna secara signifikan antara penggunaan masker dengan rinitis akibat kerja. 381

Analisis Multivariat Tabel 6. Hasil analisis multivariat regresi logistik Variabel B Nilai p OR IK 95% Usia 1,583 0,106 4,869 0,755 33,150 Ruang khusus pengecatan 2,264 0,004 9,626 2,074 44,867 Penggunaan masker 1,536 0,081 4,645 0,830 26,007 Konstanta -2,083 0,000 0,125 Hasil uji statistik menggunakan analisis multivariat pada tabel diatas didapat bahwa faktor yang paling berpengaruh adalah ruang khusus pengecatan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji Fisher s exact didapatkan hubungan yang bermakna secara signifikan antara kepemilikan ruang khusus pengecatan dan penggunaan masker dengan kejadian rinitis akibat kerja. Hal ini sesuai dengan teori bahwa ruang khusus pengecatan dan penggunaan masker merupakan faktor protektif yang penting dalam melindungi pekerja sehingga dibutuhkan untuk meminimalkan risiko paparan bahan berbahaya. 8 Variabel kepemilikan ruang khusus pengecatan merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh dengan kejadian rinitis akibat kerja (nilai p = 0,004; OR = 9,626, IK = 2,074 44,867) yang berarti apabila tidak terdapat ruang khusus pengecatan maka risiko kejadian rinitis akibat kerja pada pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot akan meningkat 9,626 kali lebih besar. Ruang khusus pengecatan merupakan sebuah ruangan tertutup untuk pengecatan mobil yang bebas debu, untuk memastikan kondisi kerja yang ideal (suhu, aliran udara, dan kelembaban) ruangan ini dilengkapi dengan dua ventilasi dan dua kompor yang meniupkan udara panas untuk mengeringkan cat mobil setelah cat disemprotkan. Ruangan ini mempunyai sistem pembuangan, dimana udara pada ruangan ini akan ditangani oleh kipas penghisap. Kemudian dari penelitian ini tampak bahwa aktivitas pengecatan di ruang terbuka (outdoor) memiliki dampak negatif yang mengakibatkan tersebarnya debu-debu cat secara luas, sehingga meningkatkan angka kejadian rinitis akibat kerja. 8 382

Kemudian berdasarkan perhitungan statistik pada penelitian ini untuk variabel penggunaan masker juga didapatkan hasil bahwa penggunaan masker merupakan salah satu faktor risiko rinitis akibat kerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Ibnu Fahrudin pada tahun 2005 yang menganalisis rinitis akibat kerja dan faktor-faktor yang berhubungan: studi pada pekerja yang terpajan debu tepung gandum di bagian pengepakan PT X tahun 2005, dapat disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan rinitis akibat kerja adalah riwayat atopi dan penggunaan APD yang kurang baik. 9 Masker yang merupakan salah satu alat pelindung diri dari debu atau partikel yang lebih besar yang masuk ke dalam saluran pernapasan, dapat terbuat dari kain dengan ukuran pori tertentu. Jenis masker sangat beragam, namun yang paling banyak dijual di pasaran adalah masker biasa/masker bedah yang proteksinya sekitar 20%, dan masker jenis N95 yang proteksinya 95%. Pada umumnya pekerja menggunakan masker biasa/masker bedah sekali pakai yang terbuat dari bahan non woven (kain spunbond). Dengan menggunakan masker, pekerja diharapkan terlindung dari paparan udara yang mengandung uap cat. Sehingga pentingnya penggunaan masker yang baik yaitu dengan selalu memakai masker dinilai dapat meminimalisir risiko terjadinya rinitis akibat kerja. 10 Pada penelitian ini juga diteliti hubungan antara usia dan lama paparan per hari dengan kejadian rinitis akibat kerja. Namun berdasarkan pehitungan statistik, menunjukkan bahwa untuk variabel usia dan lama paparan per hari bukan merupakan faktor risiko rinitis akibat kerja karena didapatkan hasil tidak bermakna. Meskipun usia secara statistik dinilai tidak bermakna, namun apabila dilihat dari angka kejadiannya, kejadian rinitis akibat kerja lebih banyak terdapat pada usia diatas 30 tahun daripada usia 30 tahun ke bawah. Usia 30 tahun ke atas merupakan usia produktif dalam bekerja sehingga angka kejadian rinitis akibat kerja lebih banyak dibandingkan dengan usia 30 tahun ke bawah Hal ini sesuai dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa usia dekade 3-4 merupakan usia yang paling sering ditemukannya rinitis non alergi. 11 Selanjutnya untuk variabel lama paparan per hari juga dinilai tidak bermakna secara statistik. Meskipun lama paparan per hari secara statistik dinilai tidak bermakna, namun apabila dilihat dari angka kejadiannya, kejadian rinitis akibat kerja lebih banyak terdapat pada pekerja yang bekerja 8 jam atau lebih per hari daripada pekerja yang bekerja kurang dari 8 jam per hari. Apabila lama paparan diakumulasikan menjadi masa kerja dalam tahun, maka 383

terjadi paparan yang berlangsung terus menerus selama bertahun-tahun. Berdasarkan teori apabila terjadi paparan terus-menerus lama-kelamaan dapat menimbulkan kerusakan jaringan yang irreversibel, sehingga kepekaan jalan napas akan meningkat baik terhadap alergen maupun non alergen. 12 SIMPULAN DAN SARAN Terdapat hubungan yang bermakna secara signifikan antara kepemilikan ruang khusus pengecatan dan penggunaan masker dengan kejadian rinitis akibat kerja. Variabel kepemilikan ruang khusus pengecatan merupakan variabel yang paling berpengaruh dengan kejadian rinitis akibat kerja. Penulis menyarankan bagi pemilik bengkel pengecatan mobil agar dapat senantiasa mengingatkan pekerjanya untuk selalu menggunakan masker serta mengupayakan pengadaan ruang khusus pengecatan untuk meminimalisir kejadian rinitis akibat kerja. Kemudian hendaknya penelitian selanjutnya dilakukan dengan metode pemeriksaan yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang lebih baik serta lebih memperhatikan faktor perancu seperti merokok. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada para pemilik bengkel pengecatan mobil di kota Semarang, dr. Willy Yusmawan, M.Si.Med, Sp.THT-KL, dr. Zulfikar Naftali, M.Si.Med, Sp.THT-KL, dr. Yanuar Iman Santosa, Sp.THT-KL, dr. Riski Prihatningtias, Sp.M, dan pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian dan penulisan artikel ini dapat terlaksana dengan baik, serta para pekerja pengecatan mobil pengguna cat semprot yang telah bersedia menjadi subjek penelitian. DAFTAR PUSTAKA 1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Gizi Dan Kesehatan Ibu dan Anak. Seri Pedoman Tatalaksana Penyakit Akibat Kerja Bagi Petugas Kesehatan: Penyakit THT Akibat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2011. 2. Sastrosatomo, Hadisudjono. Buku Pedoman Pelatihan Dokter Kesehatan Kerja. Jakarta: Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia ( IDKI ). [cited 2015 Nov 14]. Dapat diakses di: http://www.idki.or.id/pelayanan.htm. 3. Teel, Warren. Occupational Diseases In Ontario The Physician s Role. Occupational Medicine Clinical Update. 2001; 1(2):1-2. 384

4. Debernardo, Robert. Occupational Rhinitis. Occupational Airways. [internet]. 2011 [cited 2015 Nov 14]; 7(1). Dapat diakses di: http://www.ct.gov/dph/lib/dph/environmental_health/eoha 5. Wahyuningsih, Faisal Yunus, Mukhtar Ikhsan. Dampak Inhalasi Cat Semprot Terhadap Kesehatan Paru. Cermin Kedokteran. 2003;138:12-7 6. Shusterman D. Toxicology of Nasal Irritants. Curr Allergy Asthma Rep. [internet]. 2003 [cited 2015 Nov 14]; 3(3):258-65. Dapat diakses di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12662476. 7. Occupational Health Clinics for Ontario Workers Inc. Occupational Asthma. [internet] 2006 [cited 2015 Nov 14]; 2004:1-10. Dapat diakses di: http://www.ohcow.on.ca. 8. Government of Western Australia. Consumer And Employment Protection. Dapat diakses di: http://www.safetyline.we.gov.au/pagebin/codewswa0128 9. Fahrudin I. Rinitis Akibat Kerja dan Faktor-Faktor yang Berhubungan: Studi pada Pekerja yang Terpajan Debu Tepung Gandum di Bagian Pengepakan PT X tahun 2005. [Tesis]. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2005. 10. Kjellman NIM. Prediction and Prevention of Atopic Allergy. Dalam: Hamsten MVH, Wickman M, penyunting. 30 years with IgE. Copenhagen: Munksgaard; 2000. 11. Howarth PH, Persson CG, Meltzer EO, et al. Objective Monitoring Of Nasal Airway Inflammation In Rhinitis. J Allergy Clin Immunol. [internet] 2005 [cited 2016 Des 26]; 115(3):S414-4. Dapat diakses di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15746881. 12. Sarin S, Undem B, Sanico A, et al. The Role Of The Nervous System In Rhinitis. J Allergy Clin Immunol. [internet] 2006 [cited 2015 Nov 14]; 118(5):999-1014. Dapat diakses di: www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/ 17088122. 385