BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian balita (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Millenium Development Goal Indicators merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

BAB 1 PENDAHULUAN. gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan. parenkim paru. Pengertian akut adalah infeksi yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

PENDAHULUAN. hidung sampai alveoli. ISPA terdiri dari bukan pneumonia, pneumonia, dan

7-13% kasus berat dan memerlukan perawatan rumah sakit. (2)

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor-faktor lingkungan fisik manusia

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB I PENDAHULUAN. (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Salah satu upaya pencegahan pneumonia yang berhubungan dengan lingkungan adalah dengan menciptakan lingkungan hidup yang baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara yang menandatangani Millenium

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh mikroorganisme termasuk common cold, faringitis (radang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pandemik yang terlupakan atau the forgotten pandemic. Tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia sering ditemukan pada anak balita,tetapi juga pada orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB 1 PENDAHULUAN. terbesar baik pada bayi maupun pada anak balita. 2 ISPA sering berada dalam daftar

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

Jurnal Ilmiah STIKES U Budiyah Vol.1, No.2, Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. selama ini masih banyak permasalahan kesehatan, salah satunya seperti kematian

DEA YANDOFA BP

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup 74% (115,3 juta) dari 156 juta kasus di seluruh dunia. Lebih dari. dan Indonesia (Rudan, 2008). World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Annissa Rizkianti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Penta Hidayatussidiqah Ardin

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu ruang lingkup epidemiologi ialah mempelajari faktor-faktor yang

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan

SKRIPSI. Disusun untuk Memenuhi salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S 1 Kesehatan Masyarakat. Oleh: TRI NUR IDDAYAT J

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. rongga telingga tengah, dan pleura (Kepmenkes, 2002). ISPA merupakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari berbagai indikator, yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN. sering dijumpai pada anak-anak maupun orang dewasa di negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. balita/hari (Rahman dkk, 2014). Kematian balita sebagian besar. pneumonia sebagian besar diakibatkan oleh pneumonia berat berkisar

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan yang cepat dan sangat penting atau sering disebut masa kritis anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Puskesmas Global Mongolato merupakan salah satu Puskesmas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. lebih dalam sehari. Dengan kata lain, diare adalah buang air besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi (AKB) masih cukup tinggi, yaitu 25 kematian per 1000

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Balita (AKABA) dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang sering menyerang anak-anak. Salah satu penyakit saluran

BAB I. PENDAHULUAN. lima hal, atau kombinasi dari beberapa macam penyakit, diantaranya : ISPA

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. disekelilingnya khususnya bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penularan penyakit campak terjadi dari orang ke orang melalui droplet respiration

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak yang diderita oleh anak-anak, baik di negara berkembang maupun di

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka kematian balita (AKB) merupakan salah satu indikator kesehatan yang paling sensitif untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan anak, biasanya digunakan untuk mengukur, memantau, serta mengevaluasi pelaksanaan program pembangunan kesehatan suatu bangsa. Infeksi masih merupakan masalah kesehatan didunia, terutama dinegara berkembang. (1) Penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian utama, terutama pada anak dibawah usia 5 tahun, akan tetapi anak-anak yang meninggal karena infeksi, biasanya didahului oleh keadaan gizi yang kurang baik. Rendahnya daya tahan tubuh akibat gizi buruk memudahkan dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit dalam tubuh. (2) ISPA dibagi menjadi dua yaitu Infeksi Saluran Pernafasan Atas dan Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Bawah. Pneumonia merupakan infeksi saluran pernafasan bawah akut. Hampir semua kematian akibat ISPA pada anak anak umumnya adalah infeksi saluran pernafasan bagian bawah yaitu Pneumonia. (3) Anak balita merupakan kelompok umur yang rawan terhadap penyakit. Anak balita harus mendapat perlindungan untuk mencegah terjadinya penyakit yang dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya menjadi terganggu atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Salah satu penyabab kematian anak tertinggi pada anak usia balita adalah penyakit infeksi pneumonia. (4) Pneumonia merupakan infeksi yang mengenai jaringan paru (alveoli) infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. (5) Pneumonia menyebabkan > 2 juta kematian per tahun di seluruh dunia, sebagian besar akibat pneumonia, dan 90% - 95% terjadi kematian dinegara berkembang. (6) period prevalence Pneumonia tertinggi pada usia 1-4 tahun. Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20

detik) dari 9 juta total kematian Balita. Lebih dari 99% kasus kematian akibat pneumonia terjadi di negara berkembang. Pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau the forgotten killer of children. (7) Pneumonia merupakan penyebab kematian yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan total kematian akibat AIDS, malaria dan campak. Setiap tahun, lebih dari 2 juta anak meninggal karena pneumonia, berarti 1 dari 5 orang balita meninggal dunia karena pneumonia. (8) Pneumonia merupakan penyebab kematian yang paling sering, terutama di negara dengan angka kematian tinggi. Hampir semua kematian akibat pneumonia terjadi dinegara berkembang. (9) Tahun 2007 1,2 juta orang diamerika serikat dirawat dirumah sakit dengan pneumonia dan lebih dari 52.000 orang meninggal akibat penyakit ini. Daerah eropa dan amerika utara kejadian pneumonia 34-40 kasus per 1000 anak. Setiap 20 detik seorang anak meninggal di dunia akibat pneumonia dan setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta balita meninggal karena pneumonia ( 1 balita/15 detik) dari 9 juta total kematian balita, indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah kasus sebanyak 6 juta. Persentase pneumonia pada balita di indonesia pada tahun 2008 meningkat hingga mencapai 49,45%. Tahun 2009 sebanyak 49,23% dan tahun 2010 menurun mencapai 39,38% dari jumlah balita di indonesia. (10) Menurut Health Profil Indonesia tahun 2013 yang diterbitkan oleh WHO, 16% kematian pada anak dibawah lima tahun disebabkan oleh pneumonia. (11) Hal ini sejalan dengan hasil RISKESDAS tahun 2013, dimana period prevalence tertinggi pada usia 1-4 tahun. Pada tahun 2013 Sumatra Barat menempati posisi ke 12 prevalensi pneumonia tertinggi yaitu 1,4%. (12) Pneumonia didasarkan adanya interaksi antara komponen host, agent dan environment, berubahnya salah satu komponen mengakibatkan keseimbangan terganggu sehingga terjadi pneumonia. Faktor risiko kejadian pneumonia balita dipengaruhi oleh faktor intrinsik (umur,

jenis kelamin, status gizi, berat badan lahir rendah (BBLR), status imunisasi, pemberian air susu ibu (ASI), pemberian vitamin dan faktor ekstrinsik meliputi kepadatan tempat tinggal, polusi udara, tipe rumah, ventilasi, asap rokok, penggunaan bahan bakar, penggunaan obat nyamuk bakar, serta faktor ibu baik pendidikan, umur maupun pengetahun ibu. (13) Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan derajat kesehatan khususnya kesehatan anak, status gizi erat kaitannya dengan penyakit infeksi, keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan sebab akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi, dan keadaan gizi yang buruk dapat mempermudah terkena infeksi. (14) Menurut data dari dinas kesehatan Kabupaten Padang Pariaman melalui laporan tahunan program gizi masyarakat, status gizi balita di Puskesmas Sungai Sariak, sebanyak 8,4% balita dengan status gizi masih dibawah normal, penelitian yang dilakukan oleh Ery tahun 2012 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan OR 11,69. (15) Pneumonia, terutama yang disebabkan oleh pneumokokus dapat dicegah melalui imunisasi sebagaimana yang dikatakan oleh WHO. Vaksinasi yang tersedia untuk mencegah secara langsung pneumonia adalah vaksin pertussis (ada dalam DPT), campak, Hib (Haemophilus influenzae type b) dan Pneumococcus (PCV). Dua vaksin diantaranya, yaitu pertussis dan campak telah masuk ke dalam program vaksinasi nasional di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sedangkan Hib dan pneumokokus sudah dianjurkan oleh WHO dan menurut laporan, kedua vaksin ini dapat mencegah kematian 1.075.000 anak setahun. Namun, karena harganya mahal belum banyak negara yang memasukkan kedua vaksin tersebut ke dalam program nasional imunisasi. (16) Tujuan dari Vaksinasi yang pertama adalah dapat membantu mencegah anak-anak dari infeksi yang berkembang secara lamgsung menyebabkan pneumonia, seperti Haemofilus

Influenzae tipe b (Hib). Kedua, imunisasi dapat mencegah infeksi yang dapat menyebabkan pneumonia sebagai komplikasi (misalnya campak dan pertusis) vaksin memiliki potensi untuk secara signifikan mengurangi kematian anak akibat pneumonia. (8) Menurut data dari dinas kesehatan Kabupaten Padang Pariaman cakupan imunisasi pada balita di sungai sariak masih belum mencapai target yaitu sebanyak 81%, Penelitian yang dilakukan oleh Ery tahun 2012 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status imunisasi dengan kejadian pneumonia dengan OR 6,18 (15) Pneumonia pada balita merupakan salah satu masalah utama yang harus ditangani wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak. Data kasus pneumonia di Kabupaten Padang Pariaman, dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman Puskesmas Sungai Sariak menempati posisi pertama jumlah kasus pneumonia pada balita usia 1-4 tahun terbanyak dari 24 puskesmas dimana pada tahun 2012 sebanyak 139 kasus, tahun 2013 sebanyak 141 kasus, tahun 2014 sebanyak 178 kasus dan pada tahun 2015 sebanyak 150 kasus Puskesmas Sungai Sariak merupakan salah satu puskesmas yang terletak di Kabupaten Padang Pariaman, tepatnya dikecamatan VII Koto Sungai Sariak yang memiliki 2 puskesmas yang salah satunya adalah Puskesmas Sungai Sariak, wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak terdiri dari 17 korong, Wilayah Kerja Sungai Sariak terletak di daerah dataran tinggi yang menjadi salah satu penyebab pneumonia, Suhu udara yang tinggi menyebabkan udara makin renggang sehingga konsentrasi pencemar menjadi semakin rendah, jumlah penduduk yang tercatat adalah 24.005 jiwa dan jumlah balita 2.401 balita. Adapun yang termasuk kedalam wilayah kerja puskesmas adalah korong Buluh Kasok, Kampung Bendang, Lareh Nan Panjang, Bisati, Limpato, Sungai Ibua I, Sungai Ibua I, Ambuang Kapua, Toboh Sikumbang,Toboh

Mandahiliang, Sungai Tareh, Pincuran Sonsang, Limau Hantu, Lubuak Pua, Lohong, Duku Banyak dan Kampuang Paneh. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian pneumonia di wilayah Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015? 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita di Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015? 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi status imunisasi, status gizi, jenis kelamin, berat badan lahir dan pemberian asi ekslusif pada balita di Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015. 2. Mengetahui hubungan status imunisasi balita dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015. 3. Mengetahui hubungan status gizi balita dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015. 4. Mengetahui hubungan jenis kelamin balita dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015.

5. Mengetahui hubungan berat badan lahir dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015. 6. Mengetahui hubungan pemberian Asi ekslusif dengan kejadian pneumonia di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015. 7. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan status imunisasi dengan kejadian 8. Mengetahui pengaruh berat badan lahir terhadap hubungan status imunisasi dengan kejadian 9. Mengetahui pengaruh asi ekslusif terhadap hubungan status imunisasi dengan kejadian 10. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap hubungan status gizi dengan kejadian 11. Mengetahui pengaruh berat badan lahir terhadap hubungan status gizi dengan kejadian 12. Mengetahui pengaruh asi ekslusif terhadap hubungan status gizi dengan kejadian 13. Mengetahui variabel yang paling beresiko terhadap kajadian pneumonia diwilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak tahun 2015 1.3.3 Manfaat Teoritis 1. Untuk menambah wawasan peneliti dan meningkatkan kemampuan penelitian dalam mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data yang diperoleh untuk dijadikan sumber informasi.

1. Memberikan sumbangan ilmiah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan terutama mengenai penelitian tentang pneumonia pada balita. 1.3.4 Manfat Praktis 1. Instansi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan program programnya. 2. Instansi pendidikan Sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dalam pengembangan ilmu. 3. Penulis Diharapkan dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama di perkuliahan dan untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam menganalisa melalui penelitian sehingga peneliti mendapatkan pengalaman yang bermanfaat. 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan status imunisasi dan status gizi dengan kejadian pneumonia pada balita tahun 2015 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman tahun 2015. Variabel independen pada penelitian ini adalah status imunisasi, status gizi, jenis kelamin, berat badan lahir, pemberian asi ekslusif sedangkan variabel dependen adalah pneumonia pada balita. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman dengan pengambilan data kasus Pneumonia balita yang tercatat di rekam medis Puskesmas Sungai Sariak Kabupaten Padang Pariaman.