TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

Analisis Kegagalan isolasi Minyak Trafo jenis energol baru dan lama dengan minyak pelumas

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tegangan tinggi digunakan dalam peralatan X-Ray. Dalam bidang industri, listrik

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lapisan masyarakat untuk mendukung kegiatannya sehari-hari. Di kota-kota besar

1 BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penyedia tenaga listrik. Standar yang lebih tinggi tersebut adalah

Polimer saat ini telah banyak diteliti orang dengan harapan bisa didapatkannya

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

KARATERISTIK PENGUJIAN MINYAK NABATI SEBAGAI ALTERNATIF ISOLASI PENGGANTI MINYAK TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20 kv

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga listrik adalah unsur yang paling penting dalam kehidupan modern

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

Presentation Title EVALUASI DAMPAK ALGA PADA ISOLATOR POLIMER TESIS TE oleh: Teguh Aryo Nugroho ( )

Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika ( Dengan Polutan Pantai)

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. minim gangguan. Partial discharge menurut definisi IEEE adalah terjadinya

SELAMAT DATANG SEMINAR. Laporan TUGAS AKHIR

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK ISOLATOR POLIMER TEGANGAN TINGGI DI BAWAH PENUAAN TEKANAN IKLIM TROPIS BUATAN YANG DIPERCEPAT

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

PEMBUATAN KOMPOSIT DARI SERAT SABUT KELAPA DAN POLIPROPILENA. Adriana *) ABSTRAK

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

BAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra

Pengukuran Indeks Polusi Pada Sistem Minahasa Berdasarkan Nilai Esdd Dan Nsdd

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

KARAKTERISTIK PELUAHAN SEBAGIAN (PARTIAL DISCHARGE) PADA ISOLASI KARET SILIKON (SILICONE RUBBER) MENGGUNAKAN SENSOR EMISI AKUSTIK

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

BAB I PENDAHULUAN. konsumen yang letaknya saling berjauhan. Karena dengan menaikkan tegangan maka

Transkripsi:

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER Nurhening Yuniarti, A.N. Afandi Abstrak : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui sifat hidrofobik bahan isolasi silicone rubber yang diberi bahan pengisi berupa ATH. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penuaan dipercepat dalam kondisi basah. Sebelum dilakukan pengujian, bahan isolasi disemprot dengan polutan kemudian diberi perlakuan UV selama 0- jam. Langkah selanjutnya adalah dilakukan pengujian sifat hidrofobik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Prosentase filler mempunyai pengaruh terhadap penurunan sudut kontak hidrofobik, hal ini disebabkan karena bahan dasar silicone rubber mempunyai sifat tolak air yang lebih baik dibandingkan dengan bahan pengisinya yang berupa ATH, (2) Lamanya penyinaran UV akan mempengaruhi besarnya sudut kontak hidrofobik, hal ini disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet yang menyebabkan bertambahnya kemampuan permukaan bahan isolator untuk menolak air dan menahan tegangan, (3) Silicone rubber sangat sesuai digunakan sebagai bahan isolasi pasangan luar. Kata kunci: isolasi, silicone rubber, hidrofobik Isolator merupakan salah satu peralatan listrik yang berfungsi memisahkan secara elektris dua buah penghantar atau lebih sehingga tidak menimbulkan kebocoran arus atau gradien tinggi berupa lompatan api (flashover). Dilihat dari fungsinya isolator mempunyai fungsi sebagai penyangga (solid support), pengisi (filling media) dan penutup (covering material). Kegagalan kerja isolator yang digunakan pada saluran udara (over head line) banyak disebabkan karena peristiwa kontaminasi yang ber asal dari lingkungan misalnya perubahan suhu, iklim, radiasi sinar matahari kelembaban udara, garam dan debu pasir pantai. Pada kondisi lingkungan dengan polusi yang tinggi dan kelembaban yang tinggi, lapisan polutan yang menempel pada permukaan terjadi pembasahan(wetting) sehingga arus bocor yang mengalir dapat menyebabkan pemanasan polutan pada lapisan. Lapisan ini dapat membentuk pita kering (dry band) akibat dialiri arus bocor yang terus menerus. Kondisi pada tegangan tertentu dapat menyebabkan pelepasan muatan melintasi pita kering. Busur pelepasan muatan dapat memanjang sehingga terjadi flashover yang melalui seluruh permukaan isolator(latif et al., 2005). Jika peristiwa kontaminasi ini tidak diatasi, maka terjadi pe numpukan partikel-partikel sehingga arus bocor (leakage current) dapat mengalir pada permukaan isolator. Hal ini akan mengganggu penyaluran daya listrik sehingga keandalan sistem tenaga listrik tidak akan sesuai yang diharapkan. Isolator pasangan luar terutama pada daerah tropis akan terkena kondisi iklim yang berbahaya yaitu mengalami penyinaran ultraviolet yang cukup lama yaitu selama 12 jam sehari, kelembaban yang tinggi di malam hari dan awal pagi hari serta temperatur yang lebih besar dari 16 0 C (Suwarno et al., 18). Kondisi tersebut dapat menimbulkan penuaan pada isolator sehingga dapat me ngurangi unjuk kerja isolator tersebut. Menurut Cherney (11), penye bab utama penuaan (aging) pada isolator terutama isolator non keramik adalah radiasi sinar ultraviolet (UV). Nurhening Yuniarti adalah dosen Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta. A.N. Afandi adalah dosen teknik elektro Universitas Negeri Malang.

Nurhening Yuniarti, A.N. Afandi, Tinjauan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Silicone Rubber Isolator dalam sistem tenaga listrik Isolator merupakan salah satu peralatan listrik yang berfungsi memisahkan secara elektris dua buah penghantar atau lebih sehingga tidak menimbulkan kebocoran arus atau gradien tinggi berupa lompatan api (flashover). Silicone rubber sebagai salah satu bahan polimer Silicone rubber merupakan bahan polimer yang tersusun dari monomer-monomer cilcicsiloxane yang membentuk polydimethylsiloxane. Secara kimia dituliskan dengan rumus [CH 3 2SiO] n. Berdasarkan rumus kimia tersebut dapat terlihat pengulangan monomernya yang dinyatakan dengan derajat polimerisasi (n). Karet silikon memiliki be rat molekul yang tinggi dan memiliki derajat polimerisasi antara 4.000 sampai 10.000. Satu atom silikon diperoleh dengan cara mereduksi SiO 2 dengan karbon melalui peristiwa pemanasan listrik. Reaksi reduksi terse but adalah sebagai berikut: SiO 2 + 2C Si + 2CO.. (1) Sedangkan untuk menggabungkan silikon dengan methyl (CH 3 ) dilakukan dengan cara mereaksikan dengan methyl chlorida (CH 3 SiCl 2 ). Selanjutnya dengan penguraian diperoleh dimethylchlorosilane (CH 2 SiCl 2 ) atau methylchlorosilane. Kemudian dilakukan hidrolisis sampai dihasilkan silanol, dengan demi kian unsur dasar penyusun sillicone rubber sudah didapatkan. Melalui proses polycondensation dari unsur silanol maka akan terbentuk sillicone rubber. Reaksi kimia dari proses pembentukan sillicone rubber dapat dilihat pada persamaan reaksi berikut ini: R 2 SiCl 2 + 2H 2 O R 2 Si(OH) 2 + 2HCl nr 2 Si(OH) 2 4 n (- R 2 SiO -) 4 (- R 2 SiO -) (2) Jika dilihat dari sifatnya, silicon rubber mempunyai sifat tolak air (hydrophobicity) yang tinggi, bahkan mampu memindahkan sifat hidrofobiknya ke lapisan polutan sehingga polutan ikut bersifat hidro fobik. Dalam keadaan basah atau lembab tidak akan terbentuk lapisan air yang kontinyu, sehingga permukaan isolator tetap memiliki konduk tivitas yang rendah, akibatnya arus bocor sangat kecil. Kelebihan lain yang dimiliki oleh karet silikon adalah mempunyai sifat dielektrik yang sangat baik, ringan, tahan gempa, serta mudah dalam penanganan dan pemasangannya. Karet silikon merupakan bahan isolasi yang tahan terhadap suhu tinggi. Secara garis besar karet silikon dibedakan menjadi dua jenis yaitu: 1. High Temperatur Vulcanizing (HTV). Bahan ini dapat digunakan pada suhu 55 0 C 200 0 C, biasanya digunakan untuk isolasi kabel dan bahan isolator tegangan tinggi. Sifat yang dimiliki karet silikon jenis HTV ini adalah tahan terhadap alkohol, garam dan mi nyak, memiliki tahanan yang baik terhadap ozon, korona dan air. 2. Room Temperatur Vulcanizing (RTV). Bahan ini dibuat pada suhu 25 0 C 80 0 C dan biasanya digunakan untuk melapisi isolator keramik

Jurnal TEKNO Bahan pengisi Penggunaan bahan pengisi pada suatu produk tuangan mengandung dua tujuan yaitu secara teknis dan secara ekonomis. Secara teknis, penggunaan bahan pengisi dimaksudkan sebagai upaya untuk memo difikasi kinerja polimer tersebut seperti untuk meningkatkan sifat mekanis, meningkatkan konduktifitas termal, menurunkan ekspansi termal dan untuk menurunkan tingkat absorbsi air (Kahar, 18) Kontaminasi pada permukaan isolator Kontaminasi yang terjadi pada permukaan isolator akan mengakibatkan melemahnya kemampuan mekanik dan kemampuan elektrik isolator tersebut. Tinggi rendahnya tingkat kontaminasi juga ter gantung oleh konstruksi atau bentuk dari isolator dan kondisi lingkungan setempat. Peristiwa kontaminasi dapat berakibat menurunnya kemampuan isolator untuk menahan tegangan falshover, disamping itu dapat menyebabkan hilangnya sifat hidrofobik khususnya pada isolator polimer. Sudut kontak hidrofobik Sifat hidrofobik permukaan bahan isolasi dinotasikan dengan besarnya sudut kontak antara bahan yang terkena kontaminasi bersamaan dengan tetesan air permukaan yang mengenai bahan isolasi tersebut. Sudut kontak bahan akan menurun pada saat awal terkontaminasi, tetapi akan meningkat secara bertahap setelah sifat hidrofobik bahan telah tertransfer ke permukaan, sifat hidrofobik ini tidak berlaku untuk permukaan bahan yang bersih yang digunakan sebagai rujukan. Besarnya sudut kontak ini akan menentukan karakteristik isolator apakah isolator itu bersifat hidrofobik yang mempunyai sifat menolak air atau hidrofilik yang mem punyai sifat menyerap air. Jika sudut kontak kurang dari 30 0 maka bahan tersebut bersifat hydrophilic (bersifat basah), sudut kontak antara 30 0 sampai 89 0 disebut parttially wetted (basah sebagian) dan jika lebih besar dari 90 0 bersifat hydrophobic (menolak air). Bahan isolator diharapkan mempunyai sifat hidrofobik karena dengan sifat tersebut isolator akan mampu menahan tegangan baik dalam kondisi basah maupun terkontaminasi. BAHAN DAN METODE PENELITIAN Sampel uji penelitian merupakan spesimen dari material silicone rubber dengan jenis Rhodorsil 585 RTV. Bahan uji tersebut dibentuk dalam dimensi (70 x 70 x 5) mm. Bahan pengisi berupa alumina trihydrate (ATH) dengan variasi mulai 10% sampai dengan 50% dari berat keseluruhan bahan. Polutan yang dipakai dalam penelitian ini adalah polutan garam Parangtritis dengan komposisi sebagai berikut Ka + = 1,1 ppm; Na + = 183,3 ppm; Ca ++ = 35,135 ppm dan Mg ++ = 28,807 ppm. Sebelum dilakukan pengujian, specimen uji disemprot dengan polutan dan diberi perlakuan penyinaran ultraviolet (UV) selama 0- jam. Sudut kontak hidrofobik dapat diukur dengan meletakkan sampel pada plat sandaran yang dapat diatur keseimbangan posisi horisontal dan ketinggiannya secara tepat. Setelah sampel dalam kondisi kesetimbangan kemudian air diteteskan dari assipete ke permukaan specimen uji sebanyak 50 µl. Pengukuran

Nurhening Yuniarti, A.N. Afandi, Tinjauan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Silicone Rubber sudut kontak hidrofobik harus mendapatkan penerangan secara tidak langsung agar tidak terjadi penguapan akibat panas yang ditimbulkan oleh lampu. Kamera yang dilengkapi dengan mikrozoom diatur untuk mendapatkan pembesaran tetesan air yang fokus. Waktu pemotretan dilakukan 2 menit setelah tetesan air di atas permukaan specimen uji. Hasil pemotretan dicetak, dan dilakukan pengukuran sudut kontak dengan membuat garis singgung pada sisi kiri dan sisi kanan dari tetesan air tersebut. Gambar 1. Pengujian sudut kontak hidrofobik Sudut kontak kiri Garis singgun Garis singgung Gambar 2. Pengukuran sudut kontak Untuk menghitung besarnya sudut kontak dapat digunakan persamaan berikut ini: Sudut kontak = sudut kontak kiri + sudut kontak kanan..(3) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengukuran sudut kontak dilakukan di laboratorium Teknik Tegangan Tinggi melalui pengamatan langsung dengan bantuan kame 2 Sudut kontak ra digital yang dihubungkan dengan komputer. Berikut disajikan salah satu gambar hasil pemotretan sudut kontak pada specimen dengan komposisi bahan silicone rubber 80% dan ATH 20% pada penyinaran UV selama 24 jam. Gambar 3. Sudut kontak specimen S8A2 pada penyinaran UV 24 jam Hasil pengambilan gambar tersebut dicetak kemudian pada sisi kiri dan kanannya dibuat garis singgung sehingga dapat dilakukan pengukuran sudut kontaknya dengan menggunakan busur derajat. Pembuatan garis singgung sangat me nentukan besar kecilnya sudut kontak hidrofobik, oleh karena itu pembuatan garis singgung ini harus dilakukan dengan teliti agar hasil yang didapatkan mempunyai tingkat validitas yang tinggi. Sudut kontak pada bagian kiri dan kanan dari hasil pengukuran kemudian dimasukkan ke persamaan 3. Berikut ini diuraikan contoh perhitungan sudut kontak hidrofobik untuk specimen uji S8A2 dengan lama penyinaran UV selama 24 jam. Sudut kontak = sudut kontakkiri + 2 sudut kontakkana + Sudut kontak = 2 =,5 0 Analisis perhitungan besarnya sudut kontak hidrofobik dilakukan pada semua specimen uji. Hasil pengu kuran dan perhitungan sudut kontak

Jurnal TEKNO hidrofobik secara lengkap dapat dilihat pada tabel 1: Berdasarkan data hasil perhitungan sudut kontak hidrofobik dapat disajikan grafik hubungan besarnya sudut kontak hidrofobik terhadap lamanya penyinaran ultraviolet pada specimen uji dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini: Sudut kontak (derajat) Sudut kontak (derajat) KARET SILIKON 90% DAN ATH 10% y = 9E-09x 5-2E-06x 4 + 0,0002x 3-0,0091x 2 + 0,1478x +,443 R 2 = 0,8103 Filler 10% Poly. (Filler 10%) (a) karet silikon 90% dan ATH 10% KARET SILIKON 80% DAN ATH 20% y = -2E-09x 5 + 2E-06x 4-0,0003x 3 + 0,0143x 2-0,13x +,042 R 2 = 0,42 Filler 20% Poly. (Filler 20%) Sudut kontak (derajat) KARET SILIKON 50% DAN ATH 50% y = 6E-09x 5-1E-06x 4 + 7E-05x 3-0,0028x 2 + 0,07x +,542 R 2 = 0,7067 Filler 50% Poly. (Filler 50%) (e) karet silikon 50% dan ATH 50% Gambar 4. Sudut kontak terhadap lama penyinaran UV Kelima grafik pada gambar 4. tersebut digabung seperti tampak pada gambar 5 berikut ini: Sudut kontak (derajat) Filler 10% Filler 20% Filler 30% Filler 40% Filler 50% Poly. (Filler 10%) Poly. (Filler 20%) Poly. (Filler 30%) Poly. (Filler 40%) Poly. (Filler 50%) Gambar 5 Sudut kontak terhadap lama penyinaran UV pada semua filler (b) karet silikon 80% dan ATH 20% KARET SILIKON 70% DAN ATH 30% Sudut kontak (derajat0 sudut kontak (derajat) y = -3E-08x 5 + 8E-06x 4-0,0008x 3 + 0,031x 2-0,3785x +,127 R 2 = 0,7462 Filler 30% Poly. (Filler 30%) (c) karet silikon 70% dan ATH 30% KARET SILIKON 60% DAN ATH 40% y = 2E-08x 5-6E-06x 4 + 0,0005x 3-0,0165x 2 + 0,19x +,061 R 2 = 0,908 Filler 40% Poly. (Filler 40%) (d) karet silikon 60% dan ATH 40% Gambar 6 Grafik tiga dimensi hubungan sudut kontak terhadap lama penyinaran UV pada semua filler Berdasarkan grafik pada gambar 5 dan 6 dapat dilihat bahwa lamanya penyinaran ultraviolet pada semua filler tidak selalu berpengaruh terhadap kenaikan sudut kontak hidrofobik. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada proses penceta kan bahan sangat sulit untuk men dapatkan campuran yang benarbenar homogen. Kemungkinan yang

Nurhening Yuniarti, A.N. Afandi, Tinjauan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Silicone Rubber lain adalah void yang sulit dihilangkan dan penyemprotan polutan. Jika grafik tersebut dilihat berdasarkan kecenderungannya maka terlihat jelas bahwa lamanya penyinaran ultraviolet akan menyebabkan kenaikan sudut kontak hidrofobik. Kecenderungan ini disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet yang menyebabkan bertambahnya kemampu an permukaan bahan isolator untuk menolak air dan menahan tegangan. Berdasarkan uraian di atas maka lamanya penyinaran ultraviolet berkontribusi terhadap kenaikan sudut kontak hidrofobik pada permu kaan isolator yang terkontaminasi. PENUTUP Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prosentase filler mempunyai pengaruh terhadap penurunan sudut kontak hidrofobik, hal ini disebabkan karena bahan dasar silicone rubber mempunyai sifat tolak air yang lebih baik dibandingkan dengan bahan pengisinya yang berupa ATH, Lamanya penyinaran UV akan mempengaruhi besarnya sudut kontak hidrofobik, hal ini disebabkan oleh pengaruh sinar ultraviolet yang menyebabkan bertambahnya kemampuan permukaan bahan isolator untuk menolak air dan menahan tegangan. Bahan dasar silicone rubber sangat sesuai digunakan sebagai bahan isolator pasangan luar, hal ini disebabkan silicone rubber mempunyai sifat talk air yang sangat tinggi. DAFTAR PUSTAKA Cherney E.A., 14, The AC Clean Fog for Contaminated Insulators, IEEE Transaction on Power Apparatus and System, Vol Pas 103 No.4 April Latif, 2005, Unjuk Kerja Permukaan Isolator pasangan Luar Polimer Epxy Resin 20 KV pada Berbagai Kondisi Lingkungan, Seminar Nasional Teknik Ketenagalistrikan 2005 B 16-19, UNDIP Kahar N., Y., dan Sirait K.T., 19, Kajian Awal Tentang Kemungkinan Penggunaan Epoksi Sikloalifatik Tuang (EST) Sebagai Material Isolasi tegangan Tinggi di Indonesia, Seminar Nasional dan Workshop Teknik Tegangan Tinggi II, pp D.2.1- D.2.6, UGM, Yogyakarta Mizuno, Y., et al., 17, Effect of Climate conditions on Contamonation Flashover Voltage of Insulators, IEEE Transaction on Dielectrics and Electrical Insulation, Vol.4, No.3, 286-289 Sirait K.T., Salama, Suwarno, 18, The Effect Natural Tropical Climate to the Surface Properties of Sillicone Rubber, Proceeding of 18 Asia International the Conference on Dielectric and Electrical Insulation in the 30 th Symposium on Electrical Insulating Materials, pp.453-456 Toyohashi Japan. Tabel 1 Hasil pengujian sudut kontak hidrofobik

Jurnal TEKNO Type sampel Filler (%) Sudut Kontak Sudut Kontak Rerata sudut kontak Lama Kiri Kanan hidrofobik Penyinaran UV (derajat) (derajat) (derajat) (jam) S9A1 10,5 S8A2 20 S7A3 30 0 S6A4 40 S5A5 50,5 S9A1 10 S8A2 20,5 S7A3 30,5 12 S6A4 40 S5A5 50,5 S9A1 10,5 S8A2 20 S7A3 30 24 S6A4 40 S5A5 50 S9A1 10 S8A2 20 S7A3 30 36 S6A4 40 S5A5 50,5 S9A1 10 S8A2 20 S7A3 30 48 S6A4 40 S5A5 50 S9A1 10,5 S8A2 20,5 S7A3 30,5 60 S6A4 40,5 S5A5 50 S9A1 10 S8A2 20 S7A3 30 72 S6A4 40 S5A5 50 S9A1 10,5 S8A2 20,5 S7A3 30,5 84 S6A4 40 S5A5 50 S9A1 10 S8A2 20 S7A3 30,5 S6A4 40 S5A5 50 RIWAYAT PENULIS

Nurhening Yuniarti, A.N. Afandi, Tinjauan Sifat Hidrofobik Bahan Isolasi Silicone Rubber Nurhening Yuniarti, lahir di Bantul tanggal 9 Juni 15. Penulis adalah dosen tetap di Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyelesaikan pendidikan terakhir di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil Jurusan Teknik Elektro bidang Sistem Tenaga Listrik pada tahun 2006. A.N. Afandi, lahir di Malang tahun 15. Menamatkan pendidikan sarjana teknik elektro bidang sistem tenaga listrik di Universitas Brawijaya pertengahan tahun 17, dan menyelesaikan studi master bidang sistem tenaga listrik di Universitas Gadjah Mada awal tahun 2006 dengan pendalaman aplikasi kontrol untuk stabilitas sistem. Penulis pernah bekerja sebagai instructor dan engineering consultant, pernah juga menjadi wartawan. Selain itu penulis pernah menjadi kepala Laboratorium Sistem Kontrol & Elektronika Daya dan kepala laboratorium Listrik Dasar & Konversi Energi di Universitas Gajayana Malang. Disaping itu penulis juga pernah bekerja sebagai pengembang laboratirum PLC & Sistem Kontrol di AKPRIND Jogjakarta. Saat ini penulis aktif mengajar di Teknik Elektro Universitas Negeri Malang, selain itu menjadi dosen tamu di Teknologi Sistem Informasi Politeknik Negeri Malang dan menjadi dosen tamu di Teknik Elektro Antarbidang Universitas Wisnuwardhana Malang.