BAB V KESIMPULAN. 1. Implementasi H}ifz} al-nafs dalam Pelayanan Kesehatan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. merumuskannya dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2 negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

PENYUSUNAN RUU TENTANG PRAKTIK KEPERAWATAN * Oleh : F.X. Soekarno, SH

BAB V PENUTUP. permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini, penulis dapat mengambil

Pimpinan dan anggota pansus serta hadirin yang kami hormati,

CONTOH SOAL DAN JAWABAN UKG PKN SMP Berikut ini contoh soal beserta jawaban Uji Kompetensi Guru PKn SMP

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak asasinya.

Hak Beribadah di Indonesia Oleh: Yeni Handayani * Naskah diterima: 4 Agustus 2015; disetujui: 6 Agustus 2015

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

BAB I PENDAHULUAN. kita memiliki tiga macam dokumen Undang-undang Dasar (konstitusi) yaitu: 1

BAB V PENUTUP. kelamin laki-laki maka dia dihukumi sebagai seorang laki-laki dan. melalui buang air kecil belum dapat ditentukan laki-laki atau

Volume 12 Nomor 1 Maret 2015

BAB III PELAKSANAAN TUGAS DAN KEWENANGAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM (DKPP) DALAM PEMILU LEGESLATIF DI KABUPATEN

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 109/PUU-XIV/2016 Jabatan Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia

BAB V PENUTUP. atas, penulis mempunyai kesimpulan sebagai berikut: Nomor:415/Pdt.P/2010/PA.Kab.Mlg, keduanya memberikan hubungan anakbapak

Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh segala aspek kehidupan yang

Bagaimana tanggapan Anda dengan UU Kesehatan yang disahkan DPR 14 September lalu?

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibentuk maka ditarik tiga. kesimpulan, yakni:

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan 1. Ada peluang yuridis perubahan non-formal konstitusi dalam hal bentuk negara

PENINGKATAN KUALITAS PERAN DAN FUNGSI PENGAWASAN ANGGOTA DPRD

PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin

RINGKASAN PUTUSAN.

HAK MANTAN NARAPIDANA SEBAGAI PEJABAT PUBLIK DALAM PERSPEKTIF HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat

C. Konsep HAM dalam UU. No. 39 tahun 1999

BAB II LANDASAN PEMIKIRAN

TUGAS KEWARGANEGARAAN LATIHAN 4

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VI/2008

Hubungan Antar Lembaga Negara IRFAN SETIAWAN, S.IP, M.SI

BAB V PENUTUP. penulis angkat dalam mengkaji pendidikan ekologi dalam perspektif Islam,

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PEMBELAAN TERPAKSA YANG MELAMPAUI BATAS MENURUT PASAL 49 KUHP

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN MENURUT UU RI NOMOR 13 TAHUN 2006 DAN FIQH SIYASAH

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1945 disebutkan bahwa negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang

SOAL - SOAL LATIHAN UNTUK MENEMBUS CPNS 2013

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal penting bagi kesejahteraan masyarakat. Kesehatan yang

Hubungan antara MPR dan Presiden

PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD KABUPATEN/KOTA Oleh: Achmadudin Rajab * Naskah diterima: 06 April 2016; disetujui: 22 April 2016

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

Hak Akses Informasi Publik M E N G E N A L U U N O 1 4 / T E N T A N G K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I P U B L I K

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa tersebut tidak boleh dicabut oleh siapapun termasuk oleh

INSTRUMEN NASIONAL HAK ASASI MANUSIA (HAM)

LEGAL OPINI: PROBLEM HUKUM DALAM SK NO: 188/94/KPTS/013/2011 TENTANG LARANGAN AKTIVITAS JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA (JAI) DI JAWA TIMUR

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. praktik ketatanegaraan Indonesia. Setiap gagasan akan perubahan tersebut

BAB III ABORSI DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RINGKASAN PUTUSAN. 2. Materi pasal yang diuji: a. Nomor 51/PUU-VI/2008: Pasal 9

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

Institute for Criminal Justice Reform

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

Rekomendasi/Usulan Perubahan UU No. 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Aliansi Indonesia Damai (AIDA)

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Konstitusi dan Rule of Law

URGENSI PENGGANTIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PERJANJIAN INTERNASIONAL

PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG POLITIK, HUKUM, SOSIAL BUDAYA, DAN PERTAHANAN KEAMANAN. Nurohma, S.IP, M.

BAB IV ANALISIS TENTANG KONSEP SYURA DALAM ISLAM ATAS PELAKSANAAN DEMOKRASI KONSTITUSIONAL DI INDONESIA MENURUT MAHFUD MD

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2017/2018

MEMILIH PEMIMPIN YANG BENAR PERSPEKTIF ISLAM Oleh: Dr. Marzuki, M.Ag.

JAKARTA, 11 Juli 2007

BAB I PENDAHULUAN. Pencabutan undang-undang No.22 tahun 1999, oleh undang-undang No 32

BAB IV TINJAUAN MAQA>S}ID AL-SHARI> AH TERHADAP TAMBAHAN HUKUMAN KEBIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEDOPHILIA

Relevansi dan Revitalisasi GBHN dalam Perencanaan Pembangunan di Indonesia 1. Tunjung Sulaksono 2

Selanjutnya perkenankanlah kami, Fraksi Partai GOLKAR DPR RI, menyampaikan pendapat akhir fraksi atas RUU tentang Partai Politik.

NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Universitas Indo Global Mandiri Palembang

PERLINDUNGAN HAK PROFESI AKUNTAN PUBLIK Dr. Muchamad Ali Safa at, S.H., M.H.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB IV ANALISIS Mekanisme PAW Anggota DPR/DPRD Menurut UU RI No 27 Tahun 2009 dalam Persepektif Fiqh Siyasah

I. PENDAHULUAN. unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

BAB I PENDAHULUAN. haknya. Bahwa manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang

PENGUATAN FUNGSI LEGISLASI DPRD DALAM PEMBUATAN RAPERDA INISIATIF. Edy Purwoyuwono Dosen Fakultas Hukum Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda

HUBUNGAN DOKTER-APOTEKER APOTEKER-PASIENPASIEN SERTA UU KEFARMASIAN TENTANG OBAT

Perbedaan HAM pada UUD 1945 sebelum dan sesudah diamandemen A. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bukti nyata bahwa Negara dengan sistem demokrasi yang baik itu

HUKUM TERTULIS Adalah hukum yang sengaja dibuat oleh pemerintah untuk mengatur kehidupan bersama manusia dalam masyarakat

BAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

Masalah Malpraktek Dan Kelalaian Medik Dalam Pelayanan Kesehatan. Written by Siswoyo Monday, 14 June :21

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konstitusi organisasi kesehatan dunia World Health Organization

BAB II PENGATURAN TUGAS DAN WEWENANG DEWAN PERWAKILAN DAERAH DI INDONESIA. A. Kewenangan Memberi Pertimbangan dan Fungsi Pengawasan Dewan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan. Banyaknya pemahaman yang berbeda mengenai good governance

PUTUSAN. Nomor 024/PUU-IV/2006 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas

Pendidikan Agama Islam

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

BAB I PENDAHULUAN. desentralisasi, keduanya memiliki makna yang hampir mirip yakni pelimpahan

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan umum adalah salah satu hak asasi warga negara yang sangat

PEDOMAN HIDUP ISLAMI (PHI) WARGA MUHAMMADIYAH. Drs. H. Gunarto Muchsin

Selasa, 17 November 2009 HUBUNGAN NEGARA HUKUM DAN DEMOKRASI

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan Negara Indonesia adalah Negara hukum. 1 Adapun tujuan

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

Transkripsi:

148 BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan Uraian pembahasan yang tertuang dalam bab-bab terdahulu menjadi landasan penulis untuk mengemukakan beberapa kesimpulan mengikuti alur rumusan masalah yang ada. Adapun kesimpulan yang dapat penulis kemukakan antara lain sebagai berikut: 1. Implementasi H}ifz} al-nafs dalam Pelayanan Kesehatan. Pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pelayanan publik yang diatur langsung berdasarkan undang-undang. Hal ini mengindikasikan bahwa masalah kesehatan menjadi hal serius yang membutuhkan perhatian secara profesional dan proporsional. Masalah kesehatan juga menjadi masalah global yang menarik perhatian dunia internasional sehingga berbagai organisasi tingkat dunia seringkali mengadakan pertemuan untuk membahas issue-issue penting yang berkaitan dengan kesehatan secara khusus ataupun mengenai hak asasi manusia secara umum. Masalah kesehatan menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena sudah menjadi rahasia umum bahwa kondisi sehat adalah unsur utama dalam menciptakan kedamaian. Kondisi sehat yang dimaksud mencakup kondisi sehat fisik, akal, mental atau psikis, dan lingkungan. Untuk medapatkan kondisi sehat yang stabil, setiap orang harus berupaya melakukan hal-hal yang sesuai dengan asa tujuan penciptaan manusia yakni sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Islam sebagai agama perdamaian sangat memperhatikan dengan detail setiap kemaslahatan manusia. Di antara lima unsur maqa>s}id al-shari>'ah yang telah

149 penulis paparkan, h}ifz} al-nafs atau memelihara eksistensi jiwa manusia menjadi satu simpul menarik untuk digunakan sebagai kacamata dalam melihat penomena atau kasus dalam hal pelayanan kesehatan. Dalam al-qur'an telah dinyatakan bahwa membunuh satu nyawa manusia yang tak berdosa sama halnya dengan membunuh seluruh ummat manusia, pun barang siapa menghidupkan dan menjaga eksistensi manusia, sama halnya dengan menjaga kehidupan seluruh umat manusia. Dari sudut pandang konstitusi di Indonesia terkait pelayanan kesehatan telah ditegaskan secara eksplisit dalam UUD 1945 pasca-amandemen dan undangundang khusus yang mengatur masalah di bidang kesehatan yaitu pada pasal 28H ayat (1) yang menyatakan: Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Untuk merealisasikan amanat dari Pasal tersebut, maka dibuatlah beberapa UU yang secara khusus berkaitan dengan pelayanan kesehatan diantaranya adalah UU Kesehatan nomor 36 tahun 2009 sebagai pembaruan atas undang-undang sebelumnya yang dianggap telah usang. Ada juga UU yang khusus tentang Rumah Sakit, Dokter dan Dokter Gigi dan lain sebagainya. Terkait dengan pelayanan kesehatan, Islam sepertinya telah lama memberi isyarat agar umat manusia dimuliakan, dan diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Allah Swt telah tegas menyatakan Sungguh, kami telah memuliakan bani adam sebagai indikator sekaligus pesan bagi manusia itu sendiri agar menghormati sisi kudrat manusia sebagai makhluk Tuhan yag tercipta paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Perintah pemuliaan itu harus direalisasikan

150 menurut kehendak Sha>ri dengan memperhatikan tujuan dan hikmah yang terkandung dari berbagai aspek perintah dan larangan yang ada. H}ifz} al-nafs yang menjadi salah satu poin penting dari lima aspek maqa>s}id al-shari>'ah yang berarti memelihara eksistensi manusia dalam segala hal layak untuk dipadupadankan dengan teks Pasal 28H ayat (1) yang mengamanatkan pelayanan kesehatan. H{ifz} al-nafs dalam pelayanan kesehatan artinya memberikan perhatian dan penanganan yang baik secara sungguh-sungguh dan serius dari orang yang memiliki keahlian di bidang medis kepada pasien yang membutuhkan pertolongan medis karena penyakit yang dideritanya dengan memperhatikan sisi kemanusiaan yang ada pada pasien tersebut. Jika kita perhatikan isi teks dari pasal 28H tersebut, dari sisi tekstual sudah sepadan dengan misi h}ifz} al-nafs dalam maqa>s}id al-shari>'ah. Namun dari sisi empiris, implementasi h}ifz} al-nafs dalam hal pelayanan kesehatan belum menunjukkan bukti yang sempurna. Sebagaimana maksud dari beberapa kaidah maqa>s}id al-shari>'ah yang telah penulis paparkan, Islam melalui maqa>s}id alshari>'ah sangat mengutamakan sisi maslahat dari pada mafsadat, ini juga berlaku dalam hal pelayanan kesehatan yang berarti setiap orang atau lembaga yang memeiliki kewajiban dan kewenangan untuk memberikan pelayanan kesehatan harus lebih banyak melihat kebutuhan pasien menurut kadar ked}aruratan yang dialami dan memberikan penanganan optimal sesuai tingkat kemampuan dokter. Dengan demikia, Penulis bisa menyimpulkan bahwa h}ifz} al-nafs belum terimplementasi dengan baik di bidang pelayanan kesehatan di Indonesia, baik oleh pihak pemerintah maupun oleh lembaga yang menjadi sarana kesehatan menurut undang-undang.

151 2. H}ifz} al-nafs dalam Pelayanan Kesehatan Perspektif Maqa>s}id al-shari>'ah dan Hukum Positif di Indonesia. Maqa>s}id al-shari>'ah sebagai frame besar dari ajaran Islam menitikberatkan pada sisi masalahat dan mafsadat dari suatu problem tak terkecuali dalam hal pelayanan kesehatan. Dari perspektif maqa>s}id al-shari>'ah, implementasi h}ifz} alnafs masih belum sampai pada titik sempurna, hal itu bisa dianalisis melalui beberapa kaidah yang ada dalam maqa>s}id al-shari>'ah yang telah dipaparkan diatas. B. Saran Beberapa kesimpulan yang tertuang sebelumnya menjadi titik tolak penulis untu mencoba memberikan saran yang berhubungan dengan penelitian ini. Beberapa saran tersebut adalah sebagaimana berikut ini: Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan Masalah pelayanan kesehatan di Indonesia masih jauh dari kata sempurna sesuai dengan amanat undang-undang. Senyatanya masih banyak rumah sakit dan institusi yang berwenang dalam bidang pelayanan kesehatan, namun masyarakat seringkali harus merasa kecewa dan tidak mendapat pelayanan apapun sesuai kebutuhan karena terkendala urusan administrasi. hal ini berarti bahwa slogan HAM yang sering didengungkan dan diusung oleh negara khususnya melalui Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 Pasca-Amandemen yang menegaskan setiap warga negara berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang layak dan bermutu terkesan hanya sederet kalimat slogan yang sebagian besarnya kosong dan sedikit berisi. Siapapun kita bisa menyaksikan betapa banyak rakyat negeri ini yang meninggal dengan membawa penyakitnya tanpa mendapatkan sentuhan pelayanan kesehatan dari dokter dan rumah sakit hanya gara-gara kantong mereka kering.

152 Seakan akan rumah sakit itu berbicara dengan lantang ada uang kami layani, tak ada uang jangan kemari. Oleh karenanya penulis ingin mengirim saran khususnya kepada lembaga pemerintah yaitu lembaga eksekutif (Presiden) agar membuat kebijakan yang lebih adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia terkait masalah pelayanan kesehatan. juga kepada lembaga legislatif (MPR, DPR, dan DPRD) agar membuat peraturan dan regulasi yang prorakyat terkait masalah pelayanan di bidang kesehatan secara adil, merata, profesional dan proporsional. Penerapan Maqa>s}id al-shari>'ah dalam Pelayanan Kesehatan Tidak diragukan lagi bahwa Islam memeiliki ajaran yang sangan komplit dan perfect yang bisa diimplementasi dan aplikasikan dalam kehidupan termasuk dalam kegiatan bernegara, namun sebagian besar ummat Islam khususnya di Indonesia masih kehilangan himmah dan ghi>rah untuk mempelajari dan menggali lebih dalam konsep agama mereka sendiri. Umat Islam memeilih zona aman menikmati arus dan gemerlapnya dunia dari pada menyibukkan diri dengan agama yang akan menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat mereka. Sekarang sudah saatnya setiap muslim yang cinta dengan agamanya, untuk mulai belajar memahami Islam secara ka>ffah dari berbagai sisi baik politik Islam, hukum Islam, ekonomi Islam, busana dan kesenian Islam, dan berbagai sisi kehidupan yang lain dengan selalu berpedoman kepada Maqa>s}id al-shari>'ah agar kesan dan pesan Islam yang rahmatan lil a>lami>n bisa benar-benar terwujud di segala waktu dan tempat.