PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3

dokumen-dokumen yang mirip
Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK PEMBEKUAN IKAN PADA KONTAINER KAPASITAS 8 TON

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

REDISAIN SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH DAN AIR LAUT BERBAHAN FIBER

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

PEMAHAMAN TENTANG SISTEM REFRIGERASI

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

HUBUNGAN TEGANGAN INPUT KOMPRESOR DAN TEKANAN REFRIGERAN TERHADAP COP MESIN PENDINGIN RUANGAN

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

ANALISA WAKTU SIMPAN AIR PADA TABUNG WATER HEATER TERHADAP KINERJA AC SPLIT 1 PK

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

SKRIPSI APLIKASI PENUKAR KALOR PADA MODIFIKASI SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL IKAN 30 GT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

Desain Sistem Pendingin Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional Dengan Memanfaatkan Uap Es Kering

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA REFRIGERASI (REF) Koordinator LabTK Dr. Pramujo Widiatmoko

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH KECEPATAN PUTAR POROS KOMPRESOR TERHADAP PRESTASI KERJA MESIN PENDINGIN AC

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENDINGIN UNTUK KAPAL NELAYAN KAPASITAS 8 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

STUDI PERENCANAAN JACKETED STORAGE SYSTEM MEMANFAATKAN CO 2 CAIR SEBAGAI REFRIGERAN

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

PERANCANGAN COLD STORAGE UNTUK PRODUK REAGEN

DASAR TEKNIK PENDINGIN

berkembangnya entah sudah berapa banyak mesin yang tercipta hingga saat ini. Mulai dari bentuk pengoperasiannya yang secara manual hingga otomatis. Me

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI 2012

ANALISIS PERFORMANSI MINI FREEZER YANG DILENGKAPI DENGAN FLUIDA PENYIMPAN DINGIN (THERMAL STORAGE)

Modifikasi Coolbox Dengan Insulasi Pendinginan Freon Pada Ruang Muat Kapal Ikan Tradisional

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB IV METODE PENELITIAN

PELATIHAN PENGOPERASIAN DAN PERAWATAN MESIN PENDINGIN. Oleh : BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN TEGAL

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

SISTEM REFRIGERASI. Gambar 1. Freezer

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

ANALISIS KINERJA SISTEM PENDINGIN RUANG PALKAH IKAN DENGAN MENGGUNAKAN REFRIGERAN R-22 DAN HIDROKARBON (MC-22)

ANALISA PENGARUH ARUS ALIRAN UDARA MASUK EVAPORATOR TERHADAP COEFFICIENT OF PERFORMANCE

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB IV PEMILIHAN MATERIAL DAN INSTALASI

PENGARUH PENGGUNAAN KATUP EKSPANSI JENIS KAPILER DAN TERMOSTATIK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR PADA MESIN PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP HIBRIDA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39

IV. METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN EVAPORATOR PADA FREEZER DENGAN KAPASITAS 8 KG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JTM Vol. 04, No. 1, Februari

ANALISA PERUBAHAN DIAMETER PIPA KAPILER TERHADAP UNJUK KERJA AC SPLIT 1,5 PK. Abstrak

Komparasi Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Temperatur dan Tekanan Mesin Pendingin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (K. Chunnanond S. Aphornratana, 2003)

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

Studi Perencanaan Jacketed Storage System Memanfaatkan CO 2 Cair Sebagai Refrigeran

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III PERANCANGAN.

RANCANGAN BANGUN MODEL MESINPENDINGIN TERPADU PENGHASIL ES SERUT

Komponen mesin pendingin

IV. METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

MODUL PRAKTIKUM. Disusun Oleh: MUHAMMAD NADJIB, S.T., M.Eng. TITO HADJI AGUNG S., S.T., M.T.

Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 05, No. 3, Oktober

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem pengkondisi

BAB I PENDAHULUAN. This document was created with the trial version of Print2PDF! Once Print2PDF is registered, this message will disappear!

Transkripsi:

56 PERANCANGAN REFRIGERATED SEA WATER (RSW) SISTEM KERING PADA KAPAL IKAN KAYU LAPIS FIBER 58 GT DENGAN KAPASITAS PALKA 45 M 3 Riki Effendi *, Indra Setiawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta Jalan Cempaka Putih Tengah 27 Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia * Email: riki.effendi@ftumj.ac.id ABSTRAK Ikan adalah komoditi yang tidak tahan lama dan mudah rusak jika ditempatkan di ruang terbuka. Oleh karena itu, para nelayan menggunakan es untuk mendinginkan ikan agar tetap segar. Akan tetapi, cara ini tidak efektif dan efisien karena es cepat mencair, sehingga diperlukan teknologi refrigerasi. Perancangan refrigerated sea water (RSW) ini bertujuan agar dapat digunakan untuk mendinginkan ikan sebagai pengganti es dan mendapatkan sistem pendinginan ikan pada kapal penangkap ikan yang sesuai dengan ukuran palka kapal. Metode yang digunakan dengan observasi lapangan, wawancara dan studi literatur, kemudian dilakukan pengolahan dan analisis data. Dalam perancangan RSW pada kapal ikan kayu lapis fiber 58 GT didapatkan sistem refigerasi yang dipakai adalah sistem refrigerasi kompresi uap, data ruang pendinginan dengan total volume palka 45 m 3, menggunakan refrigeran R-22. Jenis kompresor yang digunakan adalah kompresor torak dengan daya kompresor 40 HP, jenis kondensor shell dan tube, beban pendinginan 3,7 x 10 5 kcal/hours. Untuk evaporator menggunakan jenis evaporator kering, susunan zig-zag, bahan pipa pipa galvanis dengan diameter luar pipa 0,0095 m, diameter dalam 0,0035 m, tebal pipa 0,003 m, jumlah pipa 30 batang, panjang pipa 6 m. Untuk katup ekspansi yang digunakan adalah jenis pipa kapiler. Adapun unjuk kerja atau COP (Coeffisient Of Performance) dari perancangan yang didapat adalah sekitar 4,5078. Kata kunci : Refrigerasi, Refrigerated Sea Water (RSW), Kapal Ikan, Palka 1. PENDAHULUAN Perairan laut merupakan salah satu wilayah yang sangat potensial dengan berbagai jenis komoditas yang dihasilkan, antara lain: ikan, udang, kerang, tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut, dan sebagainya. Ikan yang dihasilkan dari perairan laut lebih banyak dikenal daripada komoditas perikanan lainnya karena ikan paling banyak dikenal, ditangkap, dan dikonsumsi. Ikan dan produk perikanan lainnya merupakan bahan pangan sumber hewani yang relatif murah harganya dibandingkan dengan sumber-sumber protein lainnya, seperti: daging sapi, ayam, susu, dan telur. Semakin bertambahnya kesadaran masyarakat mengenai betapa pentingnya konsumsi ikan sehingga membuat kebutuhan akan ikan bertambah. Oleh karena itu, para nelayan berusaha untuk memenuhi banyaknya permintaan akan ikan khususnya permintaan hasil tangkapan ikan segar. Namun tidak sedikit kendala yang dialami oleh para nelayan dalam usaha penangkapan ikan, yaitu salah satunya tetap mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan karena jika saat ikan hasil tangkapan sampai di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) kelihatan tidak segar atau busuk maka akan mengurangi harga jual ikan tersebut. Perbedaan harga ini memotivasi nelayan untuk mengupayakan agar kesegaran ikan dapat dipertahankan. Penanganan hasil tangkapan secara konvensional yaitu dengan menggunakan es balok (es batu) tidak menunjukkan

57 upaya yang optimal, sehingga harus ada upaya yang optimal melalui teknologi seperti sistem pendingin menggunakan air laut atau Refrigerated Sea Water (RSW). 2. METODE PERANCANGAN a. Sistem Refrigerasi Secara umum, prinsip refrigerasi adalah proses penyerapan panas dari dalam ruangan yang tertutup kedap lalu memindahkan serta mengenyahkan panas keluar dari ruangan tersebut. Proses merefrigerasi ruangan tersebut perlu tenaga atau energi, energi yang paling cocok untuk refrigerasi adalah tenaga listrik untuk menggerakkan kompresor unit refrigerasi. Refrigerasi memanfaatkan sifat sifat panas (termal) dari refrigeran selagi bahan itu berubah keadaan dari bentuk cair menjadi gas dan sebaliknya dari gas menjadi cair. Sistem refrigerasi yang menghasilkan pendinginan dikelompokkan ke dalam beberapa kategori utama, antara lain: Siklus kompresi uap, Siklus absorpsi, dan Siklus gas ekspansi. b. Refrigerated Sea Water Sistem Refrigerated Sea Water (RSW) adalah sistem pendinginan untuk kapal ikan. Pada prinsipnya air laut disirkulasikan oleh pompa melalui tangki dan sistem pendingin, air laut didinginkan oleh pendinginan mesin sebelum memasuki tangki di bagian bawah dan didistribusikan secara merata melalui plat berlubang. RSW didesain khusus dengan sistem pendingin kering dan basah serta fleksibel diterapkan pada kapal penangkap ikan dengan ukuran 30 GT ke atas. RSW juga tidak memakan banyak tempat di dalam kapal, karena hanya berukuran sekitar 2,5 x 3 meter. Alat ini memiliki beberapa pipa kapiler yang menyedot air laut untuk selanjutnya diolah hingga menjadi air dingin dan dihubungkan dengan palka tempat penyimpanan ikan. Dengan adanya alat pendingin, penurunan suhu akan berlangsung cepat, sehingga tingkat kesegaran ikan akan lebih lama. Selain itu, RSW akan membuat trip lebih efektif karena tak perlu lagi membawa es balok dengan jumlah banyak. Gambar 1. Sistem Refrigerated Sea Water c. Perhitungan Sistem Refrigerasi Perhitungan dalam sebuah sistem refrigerasi standar dengan sistem tertutup adalah: Coeffiesient Of Performance (COP) COP merupakan nilai keefektifan dari suatu sistem refrigerasi karena membandingkan nilai output dengan kerja yang dilakukan. Nilai output suatu sistem merupakan kalor yang diserap oleh evaporator, dan kerja yang dilakukan oleh kompresor. COP = Qevaporator / Wkompreasor 1) Daya kompresor Win = m (h2 h1) 2) Kalor yang dibuang kondensor Qkondensor = m (h2 h3) 3) Kapasitas pendinginan Qevaporator = m (h4 h1) 4) Expansion device Q W = m (h4 h3) 5) 0 = m (h4 h3) h4 = h3

58 d. Diagram Alir (Flowchart) Perancangan Sistem Refrigerated Sea Water Gambar 2. Diagram Alir Perancangan Sistem Refrigerated Sea Water (RSW)

59 e. Spesifikasi Kapal Ikan Gambar 3. Layout Desain Kapal

60 3. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Pengukuran Kapasitas Palka Berdasarkan pengukuran dimensi kapal yang telah dilakukan maka dapat dihitung luas permukaan, volume bersih, dan kapasitas penyimpanan palka. Tabel 1. Luas Permukaan Palka Palka p (m) l (m) t (m) Luas (m 2 ) 1 2,0 2,3 1,5 22,1 2 2,0 2,3 1,5 22,1 3 2,0 2,2 1,4 20,56 4 2,0 2,2 1,4 20,56 5 1,9 4,2 1,3 31,82 6 1,5 3,5 1,6 26,5 Total Luas Permukaan Palka (m 2 ) 143,64 Tabel 2. Volume Kotor Palka Palka p (m) l (m) t (m) Vu (m 3 ) 1 2,0 2,3 1,5 6,9 2 2,0 2,3 1,5 6,9 3 2,0 2,2 1,4 6,16 4 2,0 2,2 1,4 6,16 5 1,9 4,2 1,3 10,374 6 1,5 3,5 1,6 8,4 Total Volume Kotor Palka 44,894 Tabel 3. Volume Bersih Palka Palka Vu (m 3 ) K Vb (m 3 ) 1 6,9 0,9 6,21 2 6,9 0,9 6,21 3 6,16 0,9 5,544 4 6,16 0,9 5,544 5 10,374 0,9 9,3366 6 8,4 0,9 7,56 Total Volume Bersih Palka 40,4046

61 Tabel 4. Kapasitas Penyimpanan Palka Palka Vb (m 3 ) Faktor penyimpanan Kapasitas (ton) (ton/m 3 ) 1 6,21 0,561 3,48 2 6,21 0,561 3,48 3 5,544 0,561 3,11 4 5,544 0,561 3.11 5 9,3366 0,561 5,24 6 7,56 0,561 4,24 Total Kapasitas Penyimpanan Palka 22,66 b. Perhitungan Beban Panas Yang Diterima Palka Bagian palka yang mempunyai kemungkinan adanya penerobosan panas terbesar adalah dinding utama dan atap kapal. Palka yang dipisahkan oleh sekat membujur dan melintang mempunyai perbedaan suhu yang relatif kecil sehingga laju pengaliran pansanya juga kecil. Kecuali palka 1 dan 2 yang berbatasan Tabel 5. Koefisien Menyeluruh Pengaliran Panas langsung dengan ruang mesin. Dengan demikian palka tersebut mempunyai aliran panas dari tiga sumber yaitu dinding, atap, dan sekat melintang. Besarnya beban penerimaan panas melalui bagian ini disebut juga laju pengaliran panas yang dinyatakan dalan satuan kkal/jam. Bagian k (kkal/jam.m C) x (m) x/k Sekat Melintang 0,034 0,01 0,29 0,15 0,05 3 0,025 0,04 0,625 1/fo 0,610 1/fi 0,610 U (kkal/m 2 h C) 0,19 Dinding Utama 0,034 0,01 3,4 0,15 0,1 1,5 0,025 0,04 0,625 1/fo 0,15 1/fi 0,610 U (kkal/m 2 h C) 0,16 Atap Palka 0,034 0,01 0,29 0,15 0,05 3 0,025 0,04 0,625 1/fo 0,15 1/fi 0,610 U (kkal/m 2 h C) 0,24

62 Palka Tabel 6. Beban Penerimaan Panas Melalui Dinding dan Atap Palka Bagian Yang Diterobos U (kkal/m 2 jam C) t ( C) A (m 2 ) Q1 (kkal/jam) 1 Sekat melintang 0,19 50 3,45 32,775 Dinding Utama 0,16 50 3 24 Atap 0,24 50 4,6 55,2 Qtotal 111,975 2 Sekat melintang 0,19 50 3,45 32,775 Dinding Utama 0,16 50 3 24 Atap 0,24 50 4,6 55,2 Qtotal 111,975 3 Dinding Utama 0,16 50 2,8 22,4 Atap 0,24 50 4,4 52,8 Qtotal 75,2 4 Dinding Utama 0,16 50 2,8 22,4 Atap 0,24 50 4,4 52,8 Qtotal 75,2 5 Sekat melintang 0,19 50 5,46 51,87 Dinding Utama 0,16 50 2,47 19,76 Atap 0,24 50 7,98 95,76 Qtotal 167,39 6 Dinding Utama 0,16 50 2,4 19,2 Atap 0,24 50 5,25 63 Qtotal 82,20 b. Pemilihan Komponen Sistem Refrigerated Sea Water (RSW) Pemilihan Kompresor Kompresor yang digunakan adalah kompresor jenis torak, kebutuhan daya disesuaikan dengan besarnya beban pendinginan secara keseluruhan yaitu 370.431,92 kcal/h. Spesifikasi kompresor yang digunakan yang sesuai dengan yaitu: Kompresor Dorin Type 2Q-80VS Kapasitas 40 HP Gambar 4. Kompresor Dorin Type 2Q-80VS

63 Pemilihan Kompresor Untuk menentukan kondensor, perlu menghitung beban panas yang dikondensasi. Luas pipa yang dibutuhkan untuk proses kondensasi yaitu 29,55 m 2. Spesifikasi kondensor yang digunakan yaitu: Kondensor Bitzer Type K2923TB. Gambar 5. Kondensor Bitzer Pemilihan Evaporator Pipa evaporator yang digunakan dalam perancangan ini adalah pipa galvanis dan dimensinya akan diasumsikan berdasarkan berdasarkan ukuran pipa yang sudah tersedia di pasaran. Spesifikasi Evaporator yang digunakan yaitu: Pipa Spindo ASTM 53 Grade A SCH 40 dengan ukuran diameter 0,25 m dan panjang 6 m. Gambar 6. Pipa Spindo ASTM 53 Pipa-pipa tersebut dibentuk zig-zag dengan celah 150 mm. Gambar 7. Bentuk pipa evaporator di dalam palka

64 Pemilihan Pengering Pada perancangan sistem Refrigerated Sea Water ini menggunakan receiver drier yang berfungsi untuk menampung refrigeran cair. Receiver drier ini dilengkapi dengan sight glass dan filter. Pemilihan Katup Ekspansi Pada perancangan sistem RSW ini menggunakan jenis pipa kapiler dengan panjang 0,5 m dan diameter 12,7 mm. Gambar 8. Katup Ekspansi Jenis Pipa Kapiler Pemilihan Katup Penutup Pada perancangan sistem Refrigerated Sea Water (RSW) dibutuhkan katup penutup yang menghubungkan mesin pendingin dengan palka yang dilengkapi evaporator. Pemilihan Kebutuhan Refrigerant Refrigerant yang cocok untuk digunakan dalam sistem refrigerasi yang cukup besar adalah R-22 karena memiliki efek refrigerasi yang bagus dan harganya pun murah. Inilah yang sering dipakai dalam sistem perancangan Refrigerated Sea Water (RSW). Tabel 7. Refrigeran yang dipilih No. Refrigerant ODP HGWP Temperatur Didih Efek Refrigerasi (kj/kg) COP Safety Harga ($/kg) 1 R22 0.05 0.40-40.81 162.67 4.66 A1 7.5 2 R134a 0.00 0.26-26.074 148.03 4.6 A1 8.75 3 R404A 0.00 0,94-46.222 114.15 4.21 A1 20.12 4 R407C 0.00 0.70-43.627 163.27 4.5 A1 27.56 5 R507A 0.00 0.98-46.741 110.14 4.18 A1 26.11 6 R717 0.00 0.00-33.327 1103.14 1.76 B2 1.7

Temperatur Palka (C) 65 Pengujian Sistem Refrigerated Sea Water (RSW) Pengujian yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengujian temperatur pada palka yang dilaksanakan pada jam 08.30 WIB. Dengan temperatur ruang palka sekitar 31 C. Dari data yang didapat disajikan dalam bentuk grafik. 40 Temperatur Palka (Udara) 30 20 10 0-10 0" 20" 40" 60" 80" 100" 120" 140" 160" 180" -20-30 Waktu (menit) Gambar 9. Grafik Hubungan Temperatur Palka Dengan Waktu Dari data diatas penurunan suhu membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk mencapai 0 C dan membutuhkan waktu sekitar 3 jam untuk mencapai suhu dalam palka -23 C dari suhu awal yaitu sekitar 31 C. Untuk tekanan tinggi mencapai 140 psi dan tekanan rendah mencapai -10 psi. Pembuatan sistem RSW ini mendapatkan hasil pengujian: Temperatur awal (kondensor) : 34 C Temperatur akhir (evaporator) : - 25 C Refrigerant menggunakan R-22 Untuk menentukan koefisien prestasi atau COP (Coeffiesient Of Performance) menggunakan tabel penunjang yang mengacu pada refrigerant R-22 tentang sifat-sifat cairan dan uap jenuh serta diagram tentang tekanan enthalpi panas lanjut refrigerant R-22. h1 = 347,134 kj/kg h3 = h4 = 234,499 kj/kg h2 = 371,5 kj/kg Dari nilai h1, h2, h3, h4 dapat ditentukan dampak koefisien prestasi atau COP (Coeffiesient Of Performance) dari sistem RSW ini. COP (Coeffiesient Of Performance) ini adalah dampak refrigerasi dibagi dengan kerja kompresi yaitu 4,5708. 4. KESIMPULAN Dalam perancangan ini didapatkan hasil sebagai berikut: a. Beban Pendinginan yaitu 370.431,92 kcal/h b. Kompresor yang dipakai yaitu Kompresor Doris Type 2Q-80VS dengan kapasitas 40 HP c. Kondensor yang digunakan yaitu Kondensor Bitzer d. Pipa Evaporator yang dipakai pipa Spindo ASTM A53 e. Nilai unjuk kerja atau COP (Coeffiesient Of Performance) dari perancangan yang telah dibuat yaitu sekitar 4,5078 f. Perbedaan ketebalan material yang terdapat pada bagian luar dinding palka merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam menghambat aliran panas yang masuk ke palka

66 DAFTAR PUSTAKA [1] Arismunandar, Winarto. 1986. Motor Bakar Torak. Bandung: ITB [2] Budiarto, Untung. dkk. Rancang Bangun Sistem Refrigerated Sea Water (RSW) untuk Kapal Nelayan Tradisional, Kapal, 10 : 48-57. [3] Clucas. 1981. An Introduction to Fish Handling and Processing. London: Tropical Product Institute. [4] Hallowell. 1980. Cold and Freezer Storage Manual Second Edition. West Port Connectitut: AVI Publishing Company, Inc. [5] Hasan, Syamsuri. dkk. 2008. Sistem Refigerasi dan Tata Udara Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. [6] Ilyas, Sofyan. 1983. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid 1 Teknik Pendingin Ikan. Jakarta: CV. Paripurna, Jakarta. [7] Ilyas, Sofyan. 1993. Teknologi Refrigerasi Hasil Perikanan Jilid 1I Teknik Pembekuan Ikan. Jakarta: CV. Paripurna, Jakarta. [8] Karyanto, E. 2004. Teknik Mesin Pendingin. Jakarta : CV Restu Agung. [9] Kirana. 1997. Proses Pembuatan Palka dan Sistem Insulasi di PT Industri Kapal Indonesia (Persero). Bogor : Institut Pertanian Bogor, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Program Studi Pemanfaatam Sumber Daya Perikanan. [10] Kusna D, Indra. dkk. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja Jilid 1 dan 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. [11] Merrit, J.H. 1969. Refrigeration on Fishing Vessel. London : Fishing News Books Ltd. [12] Sumanto. 2004. Dasar Dasar Mesin Pendingin. Yogyakarta: ANDI [13] Stoecker, Wilbert F dan W Jones, Jerold. 1996. Refrigerasi dan Pengkondisian Udara Edisi Kedua, alih bahasa Ir. Supannanhara. Jakarta: PT. Erlangga. [14] Traung, J.O. 1960. Fishing Boats of The World. FAO: Fishing News Books United.