GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

NERACA AIR DAN PENGGUNAAN LAHAN SWP DAS ARAU

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis LS dan BT. Beriklim tropis dengan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN KATINGAN DAN KOTA PALANGKA RAYA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KEADAAN UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PERKEBUNAN DI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

Pada tahun 2008 telah dilakukan penelitian mengenai

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung Tengah terletak pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Gambar 3 Peta lokasi penelitian terhadap Sub-DAS Cisangkuy

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMODITAS KOPI ARABIKA DI KABUPATEN SOLOK

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di kehidupan manusia. Itu terjadi dikarenakan proses alam dan tatanan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data. B. Data Hujan

Karakteristik Daerah Aliran Sungai Mamberamo Papua

KAJIAN UMUM WILAYAH Wilayah Administrasi, Letak Geografis dan Aksesbilitas

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

III. KEADAAN UMUM LOKASI

PENGEMBANGAN INSENTIF UNTUK KONSERVASI DAN RHL DARI DANA PES PADA SWP DAS ARAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB IV GAMBARAN UMUM

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB IV GAMBARAN UMUM

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam teknis pengelolaan, sungai-sungai yang ada di Sumatera Barat telah dibagi ke dalam 51 SWP DAS, salah satunya adalah SWP DAS Arau. Gambaran umum SWP DAS Arau akan diuraikan sebagai berikut. Luas dan Bentuk DAS Kondisi Biofisik SWP DAS Arau SWP DAS Arau memiliki luas 52.740 hektar, terdiri dari 3 (tiga) DAS, yaitu DAS Batang Arau (17.467 ha), DAS Batang Kuranji (22.470 ha) dan DAS Batang Air Dingin (12.803 ha). Secara administratif, bagian terbesar SWP DAS Arau berada di Kota Padang (98,9%), sedangkan pada Kabupaten yang lain (1.1 %), hanya meliputi sebagian kecil hulu DAS, seperti terlihat pada Tabel 9. Tabel 9 Wilayah adminstratif dan luas wilayah SWP DAS Arau Kabupaten/Kota/ Kecamatan Luas (ha) Bt Arau Luas Wilayah DAS (ha) Bt Bt Air Kuranji Dingin Jumlah I. Kota Padang 69.023 52.162 1 Bungus Teluk Kabung 8.275 11 11 2 Lubuk Kilangan 8.516 7.855 11 7.866 3 Lubuk Begalung 2.956 2.743 2.743 4 Pauh 15.898 3.563 11.936 406 15.905 5 Kuranji 6.031 244 5.787 6.031 6 Padang Selatan 1.259 1.211 1.211 7 Padang Timur 947 947 947 8 Padang Barat 492 475 475 9 Padang Utara 894 195 699 894 10 Nanggalo 1.034 1.034 1.034 11 Koto Tangah 22.722 2.839 12.207 15.045 II Kab. Solok 329.328 397 1 X Koto Singkarak 26.743 35 176 210 2 Gunung Talang 28.397 57 19 76 3 Kubung 28.396 111 111 III Kab. Padang Pariaman 136.380 14 1 Batang Anai 17.709 14 14 IV Kab. Pesisir Selatan 610.901 167 1 Koto XI Tarusan 167 167 Jumlah 17.467 22.470 12.803 52.740 Sumber : Hasil Pengolahan Peta SWP DAS Arau dan Peta Administrasi SWP DAS Arau 2011.

Gambar 4 Peta wilayah penelitian SWP DAS Arau Sumatera Barat 76

77 DAS Batang Arau. DAS Batang Arau di sebelah utara berbatasan dengan DAS Batang Kuranji; di sebelah selatan dengan DAS Timbalun dan DAS Batang Tarusan; di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Solok; dan di sebelah barat dengan Samudera Indonesia. Secara geografis, DAS Batang Arau terletak pada 0 o 48 sampai dengan 0 o 56 LS dan 100 o 21 sampai dengan 100 o 33 BT, dengan ketinggian 0 sampai dengan 1.210 M dari permukaan laut (dpl). Sungai Batang Arau merupakan sungai utama pada DAS Batang Arau, yang sumber airnya berasal dari Sungai Lubuk Paraku, Sungai Padang Idas, dan Sungai Lubuk Sarik. Daerah tangkapan air DAS Batang Arau bagian hulu relatif lebih kecil dibanding dengan dua DAS lainnya, hanya sekitar 3.090 hektar (30,90 Km 2 ), meliputi kawasan konservasi, hutan lindung dan lahan milik masyarakat. DAS Batang Kuranji. DAS Batang Kuranji di sebelah utara berbatasan dengan Daerah Tangkapan Air Singkarak; di sebelah timur dengan DAS Sumani; di sebelah barat dengan DAS Batang Air Dingin dan Samudera Indonesia; serta di sebelah Selatan dengan DAS Batang Arau. Secara geografis, DAS Batang Kuranji terletak pada 0 o 48 sampai dengan 0 o 56 LS dan 100 o 21 sampai dengan 100 o 33 BT, dengan ketinggian 0 sampai dengan 1.858 M dpl. Batang Kuranji merupakan sungai utama pada DAS Batang Kuranji yang berhulu dari Gunung Sakai, dan sumber airnya berasal dari Sungai Padang Janiah, Sungai Padang Karuah dan Sungai Limau Manih. Luas DTA bagian hulu DAS Batang Kuranji sekitar 7.875 hektar,, meliputi kawasan konservasi, hutan lindung dan lahan milik. DAS Batang Air Dingin. DAS Batang Air Dingin di sebelah utara berbatasan dengan DTA Danau Singkarak; di timur dengan DAS Sumani; di barat dengan DAS Batang Kandis dan Samudera Indonesia; dan di sebelah Selatan dengan DAS Batang Kuranji. Secara geografis, DAS Batang Air Dingin terletak pada 0 o 48 sampai dengan 0 o 56 Lintang Selatan dan 100 o 21 sampai dengan 100 o 33 Bujur Timur, dengan ketinggian 0 sampai dengan 1.210 M dpl. Batang Air Dingin merupakan sungai utama pada DAS Batang Air Dingin, yang sumber airnya berasal dari beberapa anak sungai di wilayah hulu seperti Sungai Kapecong, Sungai Air Tiris, Sungai Latuang, Batang Sako dan Sungai Abu. Luas DTA bagian hulu DAS Batang Air Dingin sekitar 12.000 hektar (120 Km 2 ), meliputi kawasan konservasi, hutan lindung dan lahan milik masyarakat.

78 Topografi Wilayah Kondisi topografi suatu DAS akan menggambarkan keadaan kemiringan lereng DAS tersebut. Makin miring suatu DAS semakin cepat merambatnya aliran permukaan, sehingga waktu kumpul lebih pendek dan puncak banjir akan lebih tinggi. Daya serap tanah cenderung lebih rendah dengan demikian pengisian air bawah tanah juga sedikit. Dari analisis peta kelerengan SWP DAS Arau maka didapatkan bahwa keadaan topografi dan bentuk wilayah SWP DAS Arau didominasi oleh tingkat kelerengan agak curam sampai dengan sangat curam, seperti terlihat pada Tabel 10. Hal ini disebabkan karena derajat kemiringan lereng DAS semakin ke hulu semakin besar. Pada daerah hulu, tingkat kemiringan lereng dominan adalah curam sampai sangat curam, sehingga kecepatan aliran air dipermukaan akan lebih tinggi menuju alur-alur sungai. Tabel 10 Pembagian kelerengan pada SWP DAS Arau Nama DAS Persentase Luasan Areal Per Kelas Kelerengan (%) 0 8 % 8-15 % 15-25 % 25-40 % > 40 % 1 Batang Arau 32,07 7,88 17,59 34,85 7,61 2 Batang Kuranji 32,55 2,75 9,94 17,75 37,01 3 Batang Air Dingin 9,26-4,56 57,55 28,63 Jumlah 26,75 3,78 11,17 33,06 25,24 Sumber : Hasil Pengolahan Peta SWP DAS Arau dan Peta Kelerengan SWP DAS Arau 2011 Iklim Berdasarkan klasifikasi Schmidt Ferguson, SWP DAS Arau memiliki tipe iklim A yaitu iklim sangat basah, seperti terlihat pada Tabel 11. cukup tinggi, berkisar antara 3.680 Curah hujan sampai dengan 4.017 mm/tahun dengan sebaran curah hujan tertinggi pada DAS Batang Air Dingin dan terendah pada DAS Batang Arau. No Tabel 11 Data iklim pada SWP DAS Arau Nama DAS Tipe Iklim CH (mm/th) Bulan Basah (Bulan) Bulan Kering (Bulan) Keterangan 1 Batang Arau A 3.680 111 9 Sangat Basah 2 Batang Kuranji A 3.914 115 5 Sangat Basah 3 Batang Air Dingin A 4.017 117 3 Sangat Basah Sumber : Hasil Pengolahan Data curah hujan dari 8 Stasiun Hujan pada SWP DAS Arau selama 20 tahun (1990 2009) 2011

79 Tanah Secara umum jenis tanah pada SWP DAS Arau terdiri dari : Regosol (3,24%), Glei Humus (6,46 %), Kambisol (89,20 % mulai dari sifat agak peka sampai peka) dan Organosol (1,1%), seperti terlihat pada Tabel 12. Dari hasil kajian Tim Unand (2004), tanah pada SWP DAS Arau didominasi oleh tanah yang berorder Inceptisol yaitu tanah muda yang masih berkembang tetapi lebih berkembang daripada Entisol dan cukup subur, Entisol dan Ultisol serta ada juga asosiasi dari jenis jenis tanah tersebut. Tanah daerah ini juga termasuk intensif tercuci oleh air hujan sehingga permukaan tanah terlihat agak pucat dan kasar. Tabel 12 Jenis tanah pada SWP DAS Arau Jenis Tanah Persentase Jenis Tanah dalam DAS (%) Batang Arau Bt Kuranji Bt Air Dingin Jumlah 1 Regosol 0,66 5,71 2,44 3,24 2 Glei Humus 1,79 10,50 5,70 6,46 3 Kambisol 94,23 83,79 91,87 89,20 4 Organosol 3,32 83,79 1,10 Sumber : Hasil Pengolahan Peta SWP DAS Arau dan Peta Tanah SWP DAS Arau, 2011. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan pada SWP DAS Arau didominasi oleh hutan, kemudian untuk pertanian, kebun campuran, pemukiman dan industri. Pada DAS Batang Arau, penggunaan lahan di daerah hulu berupa hutan dan terdapat juga lahan industri dan pertambangan pada kawasan hutan tersebut, sedangkan bagian tengah dan hilir digunakan untuk pertanian, kebun campuran dan pemukiman. Pada DAS Batang Kuranji bagian hulu didominasi oleh hutan, sedangkan pada bagian tengah dan hilir merupakan lahan pertanian, kebun campuran dan pemukiman. Sedangkan pada DAS Batang Air Dingin penggunaan lahan bagian hulu didominasi oleh hutan, pada bagian tengah didominasi oleh kebun campuran dan pertanian dan dibagian hilir berupa areal persawahan, areal pemukiman, kolam dan rawa. Tata guna lahan pada SWP DAS Arau masih didominasi oleh vegetasi dengan tutupan hutan suaka alam, hutan lindung, hutan rakyat, kebun campuran, ladang, sawah dan pekarangan. Namun demikian berdasarkan pengamatan lapangan sudah banyak juga lahan hutan yang berobah menjadi ladang-ladang penduduk walaupun dalam bentuk titik (spot-spot) yang terpencar.

80 Bentuk dan Pola Aliran DAS DAS Batang Arau dan DAS Batang Air Dingin berbentuk agak lonjong, sedangkan DAS Batang Kuranji berbentuk lonjong. Hal ini menunjukkan pada setiap DAS, areal datarnya relatif tidak luas. Pola aliran DAS Batang Arau bagian hulu mirip dengan pola bulu burung yang artinya air yang mengalir dari anakanak sungai masuk ke sungai utama, namun debit banjirnya kecil karena waktu datangnya aliran dari anak sungai berbeda-beda. Pada DAS Batang Kuranji, pola jaringan sungai agak mirip dengan pola aliran sejajar karena bagian daerah hulu ini ada dua alur sungai yakni Sungai Padang Karuah dan Sungai Padang Janieh. Kedua sungai ini dari hulu ke pertemuan sejajar. Kalau banjir maka terjadi pada bagian hilir dari titik pertemuan sungai tersebut. Pada DAS Batang Air Dingin terlihat memiliki pola jaringan sungai yang semakin ke hulu, daerah aliran semakin melebar dan luas sedangkan kearah hilir agak menyempit atau mirip dengan pola radial dimana anak-anak sungai terkonsentrasi pada suatu titik seperti radial. Hal ini mengindikasikan bahwa bila terjadi hujan di hulu maka air akan terkonsentrasi pada pertemuan anak-anak sungai di sungai utama sehingga debit banjir cukup besar. Kondisi Sosial Ekonomi SWP DAS Arau Kependudukan Data kependudukan dari setiap DAS disajikan pada Tabel 13. Dari Tabel 13 terlihat penduduk terbesar pada SWP DAS Arau terdapat pada DAS Batang Arau, dengan tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2009 sebesar 22,48 jiwa/hektar, karena hampir sebagian besar kecamatan yang padat penduduk dalam Kota Padang berada pada wilayah DAS Batang Arau. Sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada DAS Air Dingin, dengan kepadatan penduduk 7,18 jiwa/hektar yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Koto Tangah.

81 Tabel 13 Data kependudukan pada SWP DAS Arau Nama DAS Luas Wilayah (ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha) 1 Batang Arau 17.244 387.592 22,48 2 Batang Kuranji 22.306 301.197 13,50 3 Batang Air Dingin 12.713 90.599 7,18 Sumber : Hasil Pengolahan 2011; Kota Padang Dalam Angka 2009 BPS Kota Padang 2010.. Mata Pencaharian Mata pencaharian penduduk pada SWP DAS Arau didominasi oleh : perdagangan, hotel dan restaurant, diikuti oleh jasa-jasa (29,5%), sedangkan pada bidang pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan hanya pada urutan ke 6 dari 10 jenis mata pencaharian (5,48%) dan sisanya tersebar pada bidang lainnya, seperti disajikan pada Tabel 14. No Tabel 14 Mata pencaharian penduduk pada SWP DAS Arau Jenis Mata Pencaharian Jumlah dalam DAS (orang) Batang Arau Bt Kuranji Bt Air Dingin 1 Pertanian, kehutanan, perburuan dan perikanan 11.671 9.070 2.728 2 Pertambangan dan penggalian 2.087 1.622 488 3 Industri 9.478 7.365 2.215 4 Listrik, gas dan air bersih 1.874 1.456 438 5 Konstruksi 12.417 9.649 2.902 6 Perdagangan, hotel dan restauran 67.941 52.797 15.881 7 Komunikasi dan transportasi 21.511 16.716 5.028 8 Keuangan 5.239 4.071 1.225 9 Jasa-jasa 62.830 48.825 14.686 10 Lainnya 17.933 13.936 4.192 Jumlah 212.982 165.508 49.784 Sumber : Hasil Pengolahan 2011; Kota Padang Dalam Angka 2009 BPS Kota Padang 2010. Sarana Perekonomian dan Aksesibilitas Sarana perekonomian yang tersedia sangat berguna untuk mendukung pelaksanaan kegiatan konservasi dan RHL di tiap DAS terutama dalam hal mendukung pemberdayaan masyarakat seperti memberikan akses pasar dan peningkatan kerja sama usaha di bidang kehutanan. Berdasarkan data statistik Kota Padang Tahun 2009 beberapa sarana perekonomian yang mendukung di wilayah SWP DAS Arau meliputi : 88 unit Bank, 15 unit Pasar dan 541 unit Koperasi, seperti terlihat pada Tabel 15.

82 Tabel 15 Sarana perekonomian pada SWP DAS Arau Nama DAS Sarana Bank Pasar Koperasi Jumlah 1 Batang Arau 44 8 345 373 2 Batang Kuranji 32 6 145 264 3 Batang Air Dingin 12 1 49 4 Sumber : Hasil Pengolahan 2011; Kota Padang Dalam Angka 2009 BPS Kota Padang 2010. Aksesibiltas jalan penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan konservasi dan RHL terutama untuk aksesibilitas lokasi kegiatan RHL. Pada wilayah SWP DAS Arau prasarana jalan terbagi atas : jalan aspal sepanjang 8.784,54 Km, jalan diperkeras sepanjang 4.554,11 Km, dan jalan tanah sepanjang 8.466,05 Km. Data sarana prasarana di tiap DAS disajikan pada Tabel 16. No Tabel 16 Prasarana jalan pada SWP DAS Arau DAS Sarana Prasarana(km) Aspal Diperkeras Tanah Jumlah 1 Batang Arau 173,82 22,69 14,87 211,38 2 Batang Kuranji 133,99 14,97 9,81 158,77 3 Batang Air Dingin 14,50 28,01 87,40 129,91 Sumber : Hasil Pengolahan 2011; Kota Padang Dalam Angka 2009 BPS Kota Padang 2010.