Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II. Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn.

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Penciptaan Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn

SISI GELAP PENELITIAN PENCIPTAAN KRIYA SENI

III. METODE PENCIPTAAN

II. KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka. sangat cemerlang dan sangat indah. Untuk menjadi kupu-kupu yang. Kupu-kupu memiliki banyak jenis dan memiliki

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. 1

Hasil Karya Seni Patung Modern dari Transpormasi Nilai-Nilai Ceritera Sutasoma Oleh Drs. I Dewa Putu Merta, M.Si

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEPI ZAMAN Oleh I Nyoman Laba A. PENDAHULUAN

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

TINJAUAN PUSTAKA. ordoodonata, danmemiliki 2 sub ordoyakni sub ordoanisoptera (dragonflies)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era modern saat ini sangat jarang terlihat rumah-rumah tradisional

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

DESKRIPSI KARYA SENI MONUMENTAL Judul Karya Seni Monumental (kriya Seni): Predator. Pencipta I Made Sumantra, S.Sn, M.Sn

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

54. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunarungu (SDLB B) A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

56. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB E)

Aug 14, '08 2:21 PM untuk. Konsep Seni Rupa

SEJARAH DESAIN. Bentuk Dan Isi Modul 8. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

MENGAPRESIASI KARYA SENI LUKIS

BAB IV. KONSEP RANCANGAN

VISUALISASI KUPU-KUPU DALAM PENCIPTAAN KARYA DRAWING

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

Judul Tugas Akhir KAMPUNG SENI tema : Metafora Tari dalam Arsitektur

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Penciptaan

AKU MASIH MENCARI Oleh I Nyoman Laba A. PENDAHULUAN

Fungsi Produk Seni Kerajinan Ukir Kayu Guwang

BAB IV DESKRIPSI KARYA

55. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB D) A. Latar Belakang

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

53. Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB A)

BAB I PENDAHULUAN. Kriya merupakan suatu proses dalam berkesenian dengan berkegiatan

dan perancangan konsep perencanaan 45 I BAB 4 Sehingga akan menimbulkan kemudahan akses terhadap perencanaan fasilitas panggung terbuka

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Komposisi dalam Fotografi

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

Bab. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi (2D) Peta Materi. Semester 1. Pengertian. Unsur dan Objek. Berkarya Seni Rupa 2 D. Medium, Bahan, dan Teknik

BAB III KONSEP PERANCANGAN A.

LUKISAN BASUKI ABDULLAH DAN MAKNANYA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

DESKRIPSI KARYA KRIYA PRODUK BASKOM KAYU

2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Modul MK Gambar Bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mata pencaharian dengan hormat dan jujur. Dalam versi yang lain seni disebut. mempunyai unsur transendental atau spiritual.

BAB IV ANALISIS KARYA

BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DESAIN KONSEP GAYA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

Kerajinan Fungsi Hias

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Andi Surya. memperlihatkan perubahan wujud, dari dwimatra menjadi trimatra, yang sering

BAB III METODE PENCIPTAAN

DICIPTAKAN OLEH: TJOKORDA UDIANA NINDHIA PEMAYUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB VI HASIL KARYA DAN SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara alamiah anak-anak sangat suka menggambar atau membuat coretancoretan

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik. yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian

B A B 4 A N A L I S I S

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

JMSC Tingkat SD/MI2017

OLAHAN DINDING. Eko Sri Haryanto, S.Sn, M.Sn

BAB III METODE PENCIPTAAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

MUSEUM SENI RUPA DI YOGYAKARTA

V. ULASAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

BAB I PENDAHULUAN. bahasa daerah. Masyarakatnya terdiri dari atas beberapa suku seperti, Batak Toba,

PENCIPTAAN SENI KEPALSUAN

KISI-KISI PENILAIAN TENGAH SEMESTER 2 TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman budaya. Terdiri

BAB 4 TINJAUAN KARYA GATHERING

pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

Putih Abu Hitam Coklat

KURIKULUM 2013 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 8 : BUMI DAN ALAM SEMESTA. Nama Sekolah Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4.1 MENGGAMBAR ALAM BENDA BUATAN MANUSIA

BAB III METODE PENCIPTAAN

II. KAJIAN PUSTAKA. apakah perbedaan penyebutan sadō dan chanoyu. Arti kata chanoyu. secara harafiah yaitu air panas untuk teh. Chanoyu mempunyai nama

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: ENERJIK. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Ponorogo adalah berupa kombinasi bentuk pada Tari Reyog dan karakter tokoh

Transkripsi:

Ulasan Karya Serikat Serangga Dalam Penciptaan Seni Kriya II Oleh: I Nyoman Suardina, S.Sn.,Msn. Gambar 27 Judul: Sang Sutradara Ukuran: 55 X 20 X 63 Cm. Judul Karya Sang Sutradara. Medium: kayu. Shape: kayu mahoni, batok kelapa, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): dua ekor nimfa undur-undur, empat buah segi tiga berderaf, dan sebuah bola bertekstur. Display: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran: 55 X 20 X 63 Cm. Struktur: Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dan berdiri ditopang sepasang kaki undur-undur yang menghimpit derap segi tiga, menyangga keseluruhan karya dengan kokoh. Dekoratif pahatannya sangat menonjol, untuk menampilkan greget makna yang disampaikan. Tiga segi tiga tersusun seirama, serta tekstur pusaran yang menggambarkan abstraksi rumah undur-undur. Segi tiga kecil untuk mengharmoniskan koposisi, dan sebagai landasan bola dunia. Analisis Simbolik:

Judul ini mengisyaratkan bahwa hidup adalah juga suatu panggung permainan, dimana setiap individu memainkan kartu hidupnya, sebagai igur, dan sebagai sutradara. Inspirasinya dari nimfa undur-undur, bagaimana mereka menggali lobang di pasir, bersembunyi di dalamnya, menunggu mangsa dan memainkan pasir untuk menangkap mangsanya. Demikian pula dalam kehidupan, manusia selalu terlibat dalam permainan, memperjuangkan sesuatu, menciptakan sesuatu, menawarkan, menyembunyikan, berpura-pura sampai dengan aksi tipu-metipu, adalah suatu dinamika dalam kehidupan. Gambar 28 Judul: Keindahan dan Kematian Ukuran: 55 X 25 X 76 Cm. Judul Karya Keindahan dan kematian. Medium: kayu. Shape: kayu mahoni, kayu sonokeling, batok kelapa, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): dua ekor ngengat sedang kawin, menghimpit sebuah segi tiga meninggi. Dua buah segi tiga kecil menempel di kedua sisi sebagai penyeimbang komposisi. Dua buah motif berpilin meliuk dari perut kedua ngengat, menjadi satu (kenikmatan). Display: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran:55 X 25 X 76 Cm. Struktur karya: Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dan berdiri di antara dua sudut segi tiga dan perut ngengat. Perut ngengat dibuat melingkar-lingkar melambangkan keterikatan

nafsu, dihubungkan dengan motif berpilin menjadi satu kearah puncak kenikmatan. Segi tiga yang melatar belakangi merupakan hamparan layar tanpa tekstur, lambang kekosongan makna kehidupan. Makna Simbolis: Judul ini mengisyaratkan sebuah kontroversial, dalam hal ini obyek yang dipakai adalah ngengat jantan (masih dalam keluarga kupu-kupu). Perbedaannya dengan kupu-kupu yang dapat dijelaskan adalah pada antenanya yang seperti pakis, hidupnya singkat dan segera mati karena tidak makan dan minum, yang dilakukan selama hidup adalah mengawini betinanya. Dalam kesamaannya ngengat juga memiliki sayap dengan warna yang indah dan mencolok yang menarik perhatian serangga lain dan memangsanya. Ini adalah cerminan hidup yang hanya mengejar segala kesenangan, memenuhi hawa nafsu duniawi yang penuh kesia-siaan, serta berakhir dengan kematian. Gambar 29 Judul: Arah Ukuran: 43 X 20 X 80 Cm. Judul Karya Arah. Medium: kayu. Shape: kayu mahoni, kayu sonokeling, batok kelapa, lem, dan bahan-bahan finishing. Subject Matter (materi subjek): igure-figur serangga, sebuah bidang besar dengan bentuk dinamis dengan tekstur yang mengarah dan memusat pada satu titik, sebuah bidang kecil dengan tekstur yang mengarah dan memusat pada satu titik.dis-play: sebagai karya mandiri di atas pustek. Dimensi/Ukuran:43 X 20 X 80 Cm.

Struktur karya: Karya yang dibuat bermatra tiga dimensional, dibentuk dan berdiri tgak, di topang bagian bawah bidang yang dibuat menebal mengikuti bentuk bidang atasnya. Figur-figur serangga menghadap arah tekstur yang bergerak memusat pada tempat yang berbeda, yang melambangkan arah dan keyakinan hidup makhluk yang berbeda-beda tujuan, karena perbedaan dasar pemikiran, situasi, kondisi, dan sebagainya. Makna Simbolis: Arah adalah sebuah kata yang penuh makna, nampaknya semua makhluk memanfaatkan karunia ini. Arah adalah suatu keyakinan dan selalu disertai tujuan tertentu, yang paling sederhana tentunya makanan. Hanya saja, sekali lagi pemanfaatannya dalam faset yang berbeda antara satu makhluk dengan yang lainnya. Perbedaan ini juga sangat ditentukan tingkat kehidupan masing-masing makhluk hidup itu sendiri. Pada serangga arah jalan dalam hidupnya selalu berkelok, memutar atau meliuk. Ini tiada lain merupakan perilaku serangga pada umumnya atas penanggapan tubuh terhadap lingkungannya. Utamanya untuk mengolah cahaya yang selalu harus disesuaikan dengan sudut pendangan mata majemuknya. Peri laku tersebut juga dipengaruhi kepekaannya menditeksi gerakan suatu benda di sekelilingnya yang mungkin sebagai musuh atau mangsa, sehingga semua hal tersebut membuat serangga selalu awas dan waspada. Arah bagi manusia mengacu pada hal-hal konvensional tentang maksud tujuan, jurusan, pandangan dan sebagainya. Akan tetapi arah sesungguhnya merupakan perilaku yang membentuk hidup dan kehidupan manusia dari hal-hal yang paling kecil sampai hal-hal terbesar dalam hidup manusia. Dalam sub terdahulu, telah diuraikan deskripsi dan makna simbolik dari masing-masing karya yang dibuat. Untuk mengevaluasi karya yang telah dibuat, berikut isi yang dikandungnya telah berhasil atau tidak mewakili tema Serikat Serangga yang diketengahkan, maka dipandang perlu untuk membuat semacam conclusion dari uraian tersebut. Seperti telah diuraikan di atas, bahwa bahan karya dibuat dari material yang berbeda (mixed media), masingmasing bahan menimbulkan kesan atau karakter yang berbeda, ini sangat menunjang untuk mengungkapkan bahwa serikat kehidupan itu beraneka warna macam dan sifatnya. Seperti dapat dijelaskan dalam tataran kehidupan manusia, ada kehidupan petani, seniman, nelayan, pegawai, pedagang dan sebagainya dengan situasi, kondisi, dan karakter yang berbeda-beda. Bengkok, lurus, kosong, berisi, panas, dingin, keras, lembut, dan sebagainya adalah ritme

kehidupan yang acap kali terekam dalam kesadaran. Dengan konsep Serikat Serangga, dapat mengakumulasi pengalaman masa lalu sebagai pengalaman estetik, melihat sendi-sendi kehidupan sebagai konsep Hyang Maha Agung, Rwa Bhineda telah mewadahi seluruh kehidupan dalam segala aspeknya. Atas kesadaran itu pula, karya-karya itu dapat diciptakan. Subject matter, disusun dari unsur-unsur yang berbeda pula, figur serangga yang berbeda, tekstur yang berbeda, bidang-bidang yang berbeda, sebagai simbol yang dapat menggambarkan kondisi kehidupan manusia yang sebenarnya, beraneka ragam subjek dan predikat yang ditunjukkan dalam kehidupan, mengisyaratkan serikat masing-masing kehidupan sangat beranekaragam dan luas. Namun, kendala yang dihadapi dalam mengantarkan tema besar ini dalam berkarya adalah terbatasnya waktu penciptaan dalam tugas akhir, sehingga keseluruhan karya yang dibuat hanya dapat menggambarkan secuil seluk-beluk kehidupan di alam yang maha luas. Dari evaluasi ini membuktikan bahwa di masa yang akan datang tema penciptaan Serikat Serangga masih perlu dikembangkan, diperbaharui dalam kontinuitas penciptaan yang tiada batas.