Tren Korupsi Kesehatan Periode

dokumen-dokumen yang mirip
Tren Korupsi Kesehatan

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

TREN PENANGANAN KASUS KORUPSI SEMESTER I 2017

Tren Korupsi Semester 1 Tahun Korupsi Daerah Makin Mengkhawatirkan-

Peta Potensi Korupsi Dana Kapitasi Program JKN

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

Satu Dasawarsa Pemberantasan Korupsi Pendidikan, Divisi Monitoring Pelayanan Publik Indonesia Corruption Watch Jakarta, 29 Agustus 2013

Tren Pemberantasan Korupsi Divisi Investigasi Dan Publikasi

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

TREN PENINDAKAN KASUS KORUPSI TAHUN Jakarta Senin, 19 Februari 2017

MONITORING PERADILAN DI ACEH SELAMA TAHUN Lhokseumawe, 26 Desember 2011

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

POKOK-POKOK PIKIRAN KEBIJAKAN DANA ALOKASI KHUSUS 2017

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan fenomena umum yang terjadi pada banyak

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

K I N E R J A P E N A N G A N A N K A S U S K O R U P S I S E M E S T E R I I N D O N E S I A C O R R U P T I O N WAT C H J A K A R TA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ProfilAnggotaDPRdan DPDRI Pusat Kajian Politik Departemen Ilmu Politik FISIP UniversitasIndonesia 26 September 2014

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Laksono Trisnantoro Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

SURAT EDARAN NOMOR: 07/SE/M/2012

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Outlook Dana Desa 2018 Potensi Penyalahgunaan Anggaran Desa di Tahun Politik

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen bangsa. Hal tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tujuan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Uraian Estimasi Pendapatan

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 3. Peraturan Ke

Keterwakilan Perempuan Di Lembaga Legislatif

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re

Aida Ratna Zulaiha Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pencegahan Korupsi pada Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 8 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kantor, hingga pembelian barang dan jasa untuk kantor pemerintah. Bahkan sektor

POLICY UPDATE WIKO SAPUTRA

Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

U r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal

BUPATI BELITUNG TIMUR,

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

ALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

INPRES NO. 10 TAHUN 2016 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2016 DAN TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN INSTANSI VERTIKAL DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERAN PROVINSI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PPSP OLEH: PIU KELEMBAGAAN DAN PENDANAAN

KEBUTUHAN DATA DAN INFORMASI UNTUK MENDUKUNG PERENCANAAN SDMK

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 / HUK / 2012 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

Fakta Korupsi di Sektor Pengadaan Tidak ada korupsi yang ongkosnya semahal korupsi dalam pengadaan barang dan jasa (Donald Strombom, 1998) Bank Dunia

PERAN DINAS KESEHATAN DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (JKN) DI DAERAH. Oleh : KOMISI VII RAKERKESNAS REGIONAL BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

TANGGAPAN TERHADAP GLOBAL CORRUPTION BAROMETER. Jakarta, 9 Juli 2013

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS

JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015

MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH DI WILAYAH PROVINSI.

TUGAS DAN FUNGSI BIRO, BAGIAN, DAN SUBBAGIAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA. No BIRO BAGIAN SUB-BAGIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2089, 2014 ANRI. Dana Dekonsentrasi. Kegiatan. Pelaksanaan.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun BPK merupakan suatu lembaga negara yang bebas dan

RILIS HASIL AWAL PSPK2011

Korupsi Pemilu Legislatif 2014 Pemantauan Atas Politik Uang, Politisasi Birokrasi dan Penggunaan Sumber Daya Negara Dalam Pemilu 2014

Evaluasi Kegiatan TA 2016 dan Rancangan Kegiatan TA 2017 Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian *)

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

PERAN SERTA MASYARAKAT

KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

PENERAPAN ANTIKORUPSI PADA DUNIA BISNIS PERAN KADIN DALAM MEWUJUDKAN PENGUSAHA BERINTEGRITAS

MENJAMIN AKSESIBILITAS OBAT DAN ALAT KESEHATAN DI DAERAH

Transkripsi:

Tren Korupsi Kesehatan Periode 2010-2015 INDONESIA CORRUPTION WATCH

Organisasi Presentasi I. Latar Belakang II. Tujuan III. Metodologi IV. Temuan V. Kesimpulan/Rekomendasi Contents 1 Contents 2

I. Latar Belakang Kesehatan merupakan sektor dasar yang menjamin hak kesehatan sehat warga Anggaran kesehatan (APBN dan APBD) selalu meningkat setiap tahun Pengelolaan anggaran kesehatan masih kurang efisien dan rawan korupsi Program kesehatan pemerintah menjadi tidak efektif. Derajat kesehatan rakyat Indonesia masih belum menunjukkan performa yang baik

Tujuan Secara umum laporan ini bertujuan untuk mendorong perbaikan sistem penganggaran dan pengelolaan anggaran kesehatan disemua jenjang pemerintah mulai dari pusat dan daerah. Secara khusus laporan bertujuan untuk : Memberikan gambaran titik rawan (pelaku, obyek korupsi, kerugian negara, modus, institusi dan lokasi) korupsi disektor kesehatan Mengungkap kinerja penegak hukum dalam menindak korupsi disektor kesehatan Menyediakan bahan untuk perbaikan sistem perencanaan dan pengelolaan anggaran kesehatan diseluruh jenjang pemerintahan pusat dan daerah.

Kerangka Pemikiran Definition and Approval of norms State capture Regulator : Executive/Legislative State capture Drug approval Drug quality control Equipment norms Other Suppliers (Construction, etc) Influencing Decision-makers Extortion by inspector Pressure to reduce costs inappropriately General procurement (facilities, ambulances) Payer (Social security, private or public health insurance) Provider (Public or Provider Private) Overprovision Underprovision Absenteeism Overbilling Theft (Public Provider or Private) (Public or Private) Bribes to overlook compliance with norms Influencing decision-makers Drugs & equipment Supplier Identity fraud Understating income Illegal charges Unnecessary treatments & prcirptions Sumber : Savedoff and Hussman. 2006. Patients

METODOLOGI Definisi : Kasus korupsi yang terjadi disektor kesehatan dan penegak hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan KPK) telah masuk tahap serta telah memiliki tersangka Sumber Data : Kasus korupsi kesehatan yang telah diungkap pada publik baik melalui media cetak dan elektronik oleh penegak hukum

METODOLOGI Kelemahan : Belum semua praktek korupsi kesehatan berhasil dijerat penegak hukum Belum semua kasus korupsi kesehatan terutama yang sudah masuk tahap penyidikan diungkap pada publik oleh penegak hukum. Dengan kelemahan ini maka tren korupsi kesehatan terbatas mengungkap potret korupsi disektor kesehatan.!!!!

Diagram Presentasi Temuan 1. Kapan Korupsi Ksehatan Ditindak? Tahun Terungkap Obyek Korupsi 4. Dana Kesehatan mana yang paling banyak dikorupsi? 2. Lembaga mana paling banyak melakukan korupsi kesehatan 3. Bagaimana modus korupsi kesehatan? Institusi Modus Lokasi Profil Tersangka 5. Bagaiman profil pelaku korupsi kesehatan? 6. Dimana lokasi korupsi kesehatan banyak terjadi?

Hasil Dan Temuan Pemantauan 219 Kasus Kasus Korupsi Kesehatan Periode Penindakan 2010-2016 Kerugian Negara : Rp 890,1 Miliar Nilai Suap : Rp 1,6 Miliar 519 Tersangka

Korupsi Kesehatan Berdasarkan Tahun Terjadi & Tahun Penindakan Tahun Terjadi Korupsi 2003 1 2004 3 2005 4 2006 4 2007 13 2008 17 2009 29 Tahun Dimulai Penyidikan 2010 26 13 2011 26 25 2012 53 23 2013 24 46 2014 17 43 2015 2 40 2016 0 29 Jumlah 219 219 1. Penindakan kasus korupsi sektor kesehatan mengalami peningkatan signifikan dalam periode 2013 sampai 2015. 2. Meningkatnya kasus korupsi kesehatan dalam periode ini disebabkan karena banyaknya korupsi kesehatan yang terjadi sebelum tahun 2013. Puncaknya, adalah pada tahun 2012 dimana APH menindak 53 kasus yang terjadi pada tahun ini. 3. Tingginya kasus korupsi yang terjadi pada sebelum dan sesudah tahun disebabkan karena penerapan e- katalog untuk PBJ sector kesehatan terutama alkes (alat kesehatan) dan obat-obatan. E-katalog diduga menjadi penyebab berkurangnya korupsi Alkes dan obat-obatan karena harganya sudah ditetapkan dalam e-katalog tersebut. 4. Namun demikian, terhadap alkes dan obat tertentu yang belum masuk dalam daftar e-katalog masih tetap rawan dikorupsi.

10 Obyek Korupsi Kesehatan Terbesar No Obyek Korupsi Jumlah Kasus 1 Dana Alkes 107 2 Dana Jaminan Kesehatan 26 3 Infrastruktur Rumah Sakit 15 4 Dana Obat-obatan 13 5 Infrastruktur Puskesmas 13 6 Sarpras Rumah Sakit 9 7 Dana Alat Kontrasepsi 7 8 Sarpras Puskesmas 6 9 Dana Operasional Rumah Sakit 4 10 Pengadaan lahan Rumah Sakit 4 Kerugian Negara (Rp Miliar) Suap (Miliar) 543.1 0.5 62.1-47.4-24.6-83.0-5.0-33.5-17.8-6.5-1.2 - Dana Alkes merupakan dana paling banyak dikorupsi 107 kasus dan Rp 543, miliar Ada pergeseran obyek korupsi kesehatan dimana dana obat-obatan mengalami penurunan peringkat yakni menjadi peringkat keempat dari sebelumnya peringkat kedua. Pemantauan ICW periode 2009-2013, korupsi pengadaan obat berada pada posisi kedua setelah alkes. Hal ini diduga karena penerapan e- katalog dalam pengadaan obat. Menarik, ada kenaikan peringkat obyek korupsi Dana Jaminan Kesehatan, seperti dana terutama dana BPJS Kesehatan dan dana jaminan kesehatan lainnya. Pemantauan ICW sebelumnya, jaminan kesehatan pada posisi kelima. Namun setelah penerapan BPJS Kesehatan, korupsi terkait Jaminan Kesehatan diduga semakin banyak. Contoh kasus adalah Kasus dana BPJS Subang dan lainnya.

Modus Korupsi Kesehatan N o Modus Jml Kasu s Kerugian Negara (Rp Miliar) Suap/Gratifikasi (Rp Miliar) 1 Mark Up 93 512.9-2 Penyalahgunaan Anggaran 36 173.7-3 Penggelapan 33 70.0-4 Penyalahgunaan Wewenang 27 65.8-5 Kegiatan/Proyek Fiktif 11 26.9-6 Laporan Fiktif 7 24.2-7 Pemotongan / Penyunatan 7 16.2-8 Suap/Gratifikasi 4-1.6 9 Pemerasan 1 0.4 - Total 219 890.1 1.6 Markup atau penggelembungan harga pengadaan barang dan jasa merupakan modus paling umum digunakan oleh pelaku korupsi kesehatan!!! Penyalahgunaan anggaran dan penggelapan menjadi modus terbanyak karena diduga terkait dengan korupsi dana jaminan kesehatan

5 Lembaga Terbanyak Tempat Terjadi Korupsi N o Lembaga Tempat Terjadi Korupsi Jumlah Kasus Kerugian Negara (Rp Miliar) Suap (Rp Miliar) 1 Dinas Kesehatan 97 268.3 1.6 2 Rumah Sakit 89 380.8-3 Kemenkes 12 132.1-4 BKKBD 7 27.5-5 DPRD 5 3.5 - Rumah sakit juga menjadi tempat terjadi korupsi terutama korupsi pengadaan alkes dan obat. Banyaknya rumah sakit menjadi tempat korupsi karena bantuan pengadaan alkes dan obat-obatan dilakukan oleh pihak rumah sakit sendiri. Korupsi Kemenkes relatif lebih sedikit disbanding Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit (12 Kasus). Namun dalam sisi kerugian negara sangat tinggi. Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota merupakan tempat paling banyak terjadi korupsi yakni sekitar (97 kasus) dengan kerugian negara Rp 268,3 miliar dan suap Rp 1,6 miliar). Tingginya korupsi kesehatan ditingkat Dinas Kesehatan disebabkan karena PBJ dan pembangunan infrastruktur kesehatan berada dalam pengelolaan lembaga ini.

No Lokasi Korupsi Kesehatan Provinsi Jumlah Kasus Kerugian Negara (Rp juta) Suap (Rp Juta) 1 Sumatera Utara 36 92,431.9 350.0 2 Jawa Barat 15 44,015.0-3 Nasional 14 48,092.7-4 NTT 13 28,957.7-5 Jawa Timur 11 31,545.0 528.0 6 Aceh 10 16,489.3 750.0 7 Kepulauan Riau 9 93,875.0-8 Lampung 9 52,988.0-9 Sulawesi Selatan 9 21,212.8-10 Banten 8 17,783.0-11 Jambi 8 29,251.0-12 Jawa Tengah 7 15,836.4-13 Sumatera Barat 7 22,851.0-14 Gorontalo 6 85,957.7-15 Kalimantan Tengah 6 40,237.0-16 Kalimantan Barat 5 92,776.2-17 Maluku 5 23,550.0-18 Riau 5 17,700.0-19 NTB 4 59,229.0-20 Sulawesi Barat 4 11,800.0-21 Bali 3 7,500.0-22 Kalimantan Selatan 3 2,674.3-23 Papua 3 2,687.8-24 Sulawesi Tengah 3 - - 25 Sulawesi Utara 3 2,445.0-26 Bengkulu 2 4,862.0-27 Kalimantan Timur 2 914.0-28 Sumatera Selatan 2 6,200.0-29 DI Yogyakarta 1 9,000.0-30 DKI Jakarta 1 500.0-31 Kalimantan Utara 1 379.1-32 Kepulauan Bangka Belitung 1 500.0-33 Maluku Utara 1 4,900.0-34 Papua Barat 1 - - 35 Sulawesi Tenggara 1 1,000.0 - Total 219 890.140.9 1.628,0 Sumatera Utara (Pemprov, Pemkab/Pemkot) merupakan provinsi dengan kasus korupsi kesehatan paling banyak (36 kasus dan kerugian negara Rp 92,4 Miliar). Jabar menempati posisi kedua mencapai 15 kasus dengan kerugian negara Rp 44,0 miliar Nasional (K/L Pemerintah Pusat) urutan ketiga dengan jumlah kasus 14 dan kerugian negara Rp 48,1 miliar. Selain itu, kasus korupsi di Kepulauan Riau, Gorontalo, dan Kalimantan Barat perlu mendapat perhatian mengingat dengan jumlah kasus relative sedikit namun kerugian negara besar.

Tersangka Korupsi Kesehatan No Jabatan/Status Frek Perse Tersangka uensi ntase 1 PNS 295 56,8 2 Swasta 112 21,6 3 Bupati 5 1,0 4 DPR/DPRD 5 1,0 5 Direksi BUMN 3 0,6 6 Jaksa 3 0,6 7 Karyawan BUMN/BUMD 3 0,6 8 Menkes 2 0,4 9 Gubernur 1 0,2 10 Istri Bupati 1 0,2 11 Istri PNS 1 0,2 12 Wakil Walikota 1 0,2 13 Walikota 1 0,2 14 Tidak Diketahui 86 16,6 Total 519 100,0 PNS masih mendominasi pelaku korupsi. Dari 519 tersangka korupsi, 56,8 persen atau 295 orang berstatus PNS/ASN. PNS/ASN bekerjasama dengan swasta (rekanan/penyedia) dalam melakukan korupsi kesehatan. Terdapat 112 orang atau 21,6 persen tersangka kasus korupsi berasal dari swasta. Meski, PNS/ASN dan swasta aktor pelaku korupsi, namun atasan mereka atau pihak lain yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan anggaran kesehatan juga terlibat. Terdapat 2 Menkes, 1 Gubernur, 5 Bupati, 1 Walikota, 1 Wakil Walikota, 6 Direksi dan karyawan BUMN/BUMD. Bahkan istri Bupati juga terlibat dalam korupsi kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa korupsi kesehatan tidak hanya dilakukan oleh ASN saja akan tetapi juga melibatkan penyelenggara negara terkait dengan penanggaran dan pengelolaan anggaran kesehatan.

Rincian Jabatan Tersangka Kasus Korupsi Kesehatan yang Berasal dari ASN/PNS No Jabatan Fre kue nsi Perse ntase 1 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten dan Kota 49 27.8 2 PPK 48 27.3 3 Direktur RS 35 19.9 4 PPTK 17 9.7 5 Pokja ULP/Panitia Lelang 16 9.1 6 Sekda 5 2.8 7 Kepala BKKBD 2 1.1 8 PPHP 2 1.1 9 Rektor 1 0.6 10 Sekjen Kemenkes 1 0.6 Total 176 100.0 Dari total 295 orang ASN/PNS yang menjadi tersangka korupsi, 176 orang diantaranya adalah pejabat tinggi dimasing-masing jenjang pemerintahan. Di Kemenkes terdapat 1 Sekjen Kemenkes dan beberapa Dirjen yang terlibat korupsi kesehatan di lembaga tersebut. Sementara di tingkat Provinsi, Sekda dan Kepala Dinas Kesehatan juga merupakan pihak yang cukup banyak terlibat kasus korupsi. 49 Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota selama periode 2010-2015 terjerat kasus korupsi kesehatan. Selain pejabat tinggi pemerintahan, PNS biasa yang memegang jabatan dalam pengadaan juga banyak menjadi tersangka korupsi. Mereka antara lain PPK (49 orang), PPTK 35 orang Direktur RS juga menjadi (17 orang), Pokja ULP (17 orang) dan PPHP 2 orang). tersangka korupsi kesehatan/ Hal ini menunjukkan PBJ sektor kesehatan terutama PBJ alkes menjerat banyak ASN/PNS sebagai tersangka kasus korupsi

Penyebab Korupsi Sektor Kesehatan 1. Besarnya tekanan politik (pembiayaan politik) membuat anggaran kesehatan rawan dikorupsi. Hal ini terjadi karena aktor politik yang berada dipemerintahan menjadikan anggaran kesehatan sebagai salah satu sumber pendanaan politiknya. 2. Tata kelola anggaran kesehatan masih buruk. Transparansi masih rendah terutama keterbukaan atas dokumen pengadaan (KAK, HPS, Spek Teknis, Kontrak, BAST dsb). Pelanggaran atas peraturan perundang-undangan terutama prosedur pengadaan serta kurangnya partisipasi publik. 3. Reformasi birokrasi juga belum efektif karena masih banyak pejabat eselon 1 sampai eselon 4 yang terlibat kasus korupsi. Tekanan atasan (penyelenggara negara) atas ASN serta integritasnya masih rendah. 4. Pengendalian internal dan system pengawasan internal pemerintah belum efektif.

Kesimpulan 1. Anggaran Kesehatan masih sangat rawan korupsi. Titik rawan terutama terjadi pada pengadaan alkes dan jaminan kesehatan. Pengadaan alkes rawan karena memiliki nilai anggaran yang tinggi dan memiliki spesifikasi teknis unik. Jaminan kesehatan juga rawan dikorupsi karena meningkatnya anggaran kesehatan untuk jaminan kesehatan pasca diberlakukannya program JKN (Jaminan kesehatan Nasional). 2. Terjadi pergeseran obyek korupsi kesehatan terutama korupsi dana obat-obatan pada korupsi jaminan kesehatan. Dua penyebab diduga pemicu hal ini terjadi yakni, pemberlakuan e-katalog dalam pengadaan obat dengan produsen obat dan kedua pemberlakuan INA-CBG s dalam BPJS Kesehatan. Dua hal ini menyebabkan harga obat dalam pengadaan di faskes dasar dan tingkat lanjut tidak dapat dimark up karena telah ditentukan harganya. Pergeseran korupsi obat menjadi penyelewengan dana jaminan kesehatan. 3. Modus korupsi paling banyak masih penggelembungan harga. Hal ini terjadi karena sebagian besar korupsi yang ditindak penegak hokum adalah korupsi dalam PBJ dimana keuntungan diperoleh melalui penggelembungan harga.

Kesimpulan 1. Sumut adalah pronvisi dimana pemprov, pemkab dan pemkotnya banyak melakukan korupsi kesehatan. Hal ini tentu menarik karena banyak provinsi besar lainnya tapi tidak memiliki korupsi kesehatan sebanyak provinsi ini. Hal ini mungkin disebabkan sistem pencegahan korupsi disektor kesehatan ini belum optimal atau penegak hukum didaerah ini memiliki kinerja penindakan yang baik. 2. PNS/ASN bekerjasama dengan penyedia barang adalah pihak paling banyak menjadi tersangka korupsi. Hal ini terjadi karena PNS, baik dari jabatan tinggi seperti Sekjen atau Sekda sampai PNS biasa, memiliki kewenangan yang tinggi dalam PBJ. 3. Direktur Rumah Sakit dan Kepala Dinas Kesehatan merupakan pejabat paling banyak menjadi tersangka korupsi 4. Penyelenggara negara terutama Menkes, Anggota DPR/DPRD, Gubernur, Bupati, Walikota dan Direksi BUMN juga banyak terlibat sebagai pelaku korupsi. Hal in membuktikan bahwa korupsi kesehatan tidak hanya dilakukan sendiri oleh PNS akan tetapi juga ditentukan oleh penyelenggara negara atasan mereka.

Rekomendasi Kemenkes : Kemenkes konsisten menggunakan paradigma sehat dalam menyusun prioritas anggaran kesehatan. Kenaikan anggaran kesehatan setiap tahun harus selalu meningkatkan persentase anggaran untuk promotif dan preventif dan bukan kuratif. Kemenkes mempertajam Stranas PPK (Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi) sehingga aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi dapat menyentuh jantung korupsi dilingkungan Kemenkes. Adanya kebijakan nasional pencegahan korupsi kesehatan yang menyasar pencegahan korupsi pengadaan barang dan jasa serta fraud dalam pelayanan kesehatan Perlu adanya kebijakan open contracting yakni membuka semua dokumen pengadaan (KAK, HPS, Spesifikasi Teknis, Kontrak dan Berita Acara Seriah Terima Barang) pada publik. DPR/Komisi Kesehatan : DPR konsisten menggunakan paradigma sehat dalam menetapkan prioritas alokasi anggaran kesehatan dimana anggaran promotif dan preventif lebih besar dibanding kuratif dan rehabilitatif. DPR menutup semua celah korupsi kesehatan terutama ketika menggunakan kewenangan penganggaran dalam penyusunan anggaran kesehatan Penegak Hukum : Menyelesaikan utang perkara korupsi kesehatan yang belum lunas pada tahun 2013. Mabes Polri menjelaskan pada publik terkait perkembangan penangananan kasus korupsi yang melibatkan mantan Menteri Kesehatan. Memprioritaskan penindakan korupsi kesehatan.

Thank You!