IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

BAB V. PEMBAHASAN. 5.1 Amobilisasi Sel Lactobacillus acidophilus FNCC116. Amobilisasi sel..., Ofa Suzanti Betha, FMIPA UI, 2009

KONVERSI ENZIMATIK (ENZ)

7 HIDROLISIS ENZIMATIS DAN ASAM-GELOMBANG MIKRO BAMBU BETUNG SETELAH KOMBINASI PRA-PERLAKUAN SECARA BIOLOGIS- GELOMBANG MIKRO

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

Indonesian Student Association in Malaysia

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

I. PENDAHULUAN. pengepresan (Abbas et al., 1985). Onggok yang dihasilkan dari proses pembuatan

Produksi Glukosa Cair dari Pati Ubi Jalar Melalui Proses Likuifikasi dan Sakarifikasi Secara Enzimatis

Lampiran 1. Daftar Sidik Ragam Rendemen

HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI EMPULUR SAGU

BAB I PENDAHULUAN. juga non-pangan. Enzim yang penting dan sering dimanfaatkan di dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian wilayah Asia. Khusus wilayah Asia, penghasil singkong terbesar adalah

KARAMTERlSWSl PWOTEWSE [BAR! FERMENTAS! CAfJPURAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

THE EXAMINATIONS OF LIQUIFICATION CONDITIONS IN THE PRODUCTION OF GLUCOSE SYRUP FROM SAGO STARCH (Metroxylon sp.)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN GULA CAIR DARI PATI SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN HIDROLISIS ENZIMATIS

I. PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan suatu bentuk energi alternatif, karena dapat. mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. luas dan kaya akan sumber daya alam salah satunya adalah rumput laut. Rumput

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari

PRODUK BIOETANOL DARI PATI MANGGA (Mangifera Indica L.) DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM DAN FERMENTASI

UJI KUALITATIF ETANOL YANG DIPRODUKSI SECARA ENZAMATIS MENGGUNAKAN Z. MOBILIS PERMEABEL

6 KINERJA HIDROLISIS ENZIMATIS DAN ASAM- GELOMBANG MIKRO PADA BAMBU BETUNG SETELAH PRA-PERLAKUAN GELOMBANG MIKRO

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan Pembahasan

BAB IV. HASIL PENELITIAN

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia semakin

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

3 Metodologi Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

SKRIPSI. OPTIMASI PRODUKSI BIOETANOL DARI TEPUNG GARUT (Maranta arundinacea Linn.) DENGAN VARIASI ph, KADAR PATI DAN SUMBER KHAMIR KOMERSIAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KADAR GLUKOSA PADA BIOMASSA BONGGOL PISANG MELALUI PAPARAN RADIASI MATAHARI, GELOMBANG MIKRO, DAN HIDROLISIS ASAM

PEMURNIAN SIRUP GLUKOSA MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFITRASI DENGAN BERBAGAI TEKANAN DAN WAKTU OPERASI SKRIPSI

4 Hasil dan Pembahasan

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

PRODUKSI FRUKTOSA DARI SIRUP GLUKOSA UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lamk.) SECARA FERMENTASI SINAMBUNG MENGGUNAKAN SEL Streptomyces SP- AM OBIL

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pendahuluan Fermentasi telah lama dikenal manusia dan kini beberapa diantaranya berkembang ke arah industri spt roti, minuman beralkohol, yoghurt, kej

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA. yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menyimpan dan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

Ulangan I II III K1W1 1,13 1,2 1 3,33 1,11 K1W2 1,54 1,54 1,47 4,55 1,52 K1W3 1,4 1,54 1,4 4,34 1,45 K1W4 1,27 1,27 1,2 3,74 1,25

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan salah satu sumber kehidupan bagi makhluk hidup.

Lampiran 1. Diagram Alur Penelitian. Persiapan Penyediaan dan Pembuatan Inokulum Bacillus licheniiformis dan Saccharomyces.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Hasil pengukuran Nilai OD pada Media NB. Tabel 1. Pengukuran Nilai OD pada Media NB. Waktu OD (Optical Density)

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih enam bulan di Laboratorium. Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau.

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia semakin tahun

Disusun Oleh : Sulfahri ( ) Desen Pembimbing Ir. Sri Nurhatika, MP. Tutik Nurhidayati, S.Si.M.Si.

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

Lampiran 1. Data Absorbansi dan Kurva Standar Pada Pengujian Kadar Amilosa

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

Ind. J. Chem. Res., 2015, 2, KINETIC PARAMETERS DETERMINATION OF GLUCOAMYLASE ON HYDROLYSIS REACTION OF SAGOO STARCH (Metroxylon sp)

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

II. PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES. produk fotosintesis) dalam jangka panjang (Kimball, 1983)

PENGAMBILAN GLUKOSA DARI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN CARA HIDROLISIS ENZIMATIK KECAMBAH JAGUNG

Kecepatan Reaksi Hidrolisis Amilum Oleh Enzim Amilase

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

pembentukan vanilin. Sedangkan produksi glukosa tertinggi dihasilkan dengan penambahan pektinase komersial. Hal ini kemungkinan besar disebabkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Enzim adalah produk protein sel hidup yang berperan sebagai biokatalisator

FERMENTASI ETANOL DARI SAMPAH TPS GEBANG PUTIH SURABAYA

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BAB I PENDAHULUAN. Ester gula asam lemak merupakan non-ionik emulsifier yang bersifat

SIRUP FRUKTOSA SEBAGdal WAS'BL SAMPIHG PEMBUAHAN TEPUNG BERAS BEAPROTEIN 181#661

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Penentuan Vm dan Km sistem enzim amobil pisang barangan pada kalsium alginat untuk proses sakarifikasi pati Penentukan Vm dan Km sistem enzim amobil bubur pisang barangan pada kalsium alginat dilakukan pada kondisi katalitik optimum yang telah diteliti sebelumnya yaitu ph 4,0, temperatur 50 C dan kecepatan agitasi 100 rpm (Nugroho, 2000). Sistem diinkubasi selama 5 jam dan diukur gula reduksi yang terbentuk diukur dengan metode Nelson Somogyi. Rangkuraan nilai KM dan konsentrasi substrat optimum untuk proses sakarifikasi yang merupakan nilai 2 x KM ditunjukkan di tabel 1. Dari tabel 1 terlihat bahwa konsentrasi substrat optimum sangat bervariasi untuk masing-masing pati, yaitu terkecil adalah untuk pati kentang (0.5%) dan terbesar adalah untuk pati tapioka (4.9%). Konsentrasi di atas konsentrasi optimum tidak akan menaikkan lagi kecepatan awal maksimum dari sistem Tabel 1. Rangkuman KM dan konsentrasi substrat optimum untuk proses sakarifikasi berbagai jenis pati oleh enzim bubur pisang barangan amobil pada kalsium alginat. ^» Jenis Pati fsl(%) KM (%) Jagung l» 0.95 Tapioka 4.9 2.45 Kentang 0.5 1 0.25 i 1 i i 4.1.2. Penentuan waktu optimum sakarifikasi pati menggunakan sistem enzim amobil bubur pisang barangan dan rendemen akhir proses sakarifikasi. Waktu optimum sakarifikasi ditentukan dengan mengamati kenaikan rendemen gula reduksi (konsentrasi gula reduksi terukur sebagai persentase dari konsentrasi pati yang disakarifikasi) sebagai fungsi waktu proses pada kondisi optimum untuk masingmasing jenis pati. Sistem enzim amobil gambar amobil bubur pisang barangan 9

diinkubasi dari 0 sampai 120 jam atau sampai tidak ada kenaikan persen rendemen yang berarti dan produk diambil pada 0, 10, 20, 48 60, 72, 84, 96 dan 120 jam untuk ditentukan konsentrasi glukosa dan gula reduksinya. Konsentrasi glukosa ditentukan dengan Enzimatik Trinder GOD-PAP dengan panjang gelombang 505 nm dan konsentrasi gula reduksi ditentukan dengan metode Nelson Somogyi dengan panjang gelombang 660 nm. ^ Dari tabel 2 dan grafik yang ditunjukkan gambar 2,3 terlihat persen rendemen tertinggi untuk pati jagung (45,86%) diperoleh setelah 108 jam proses sakarifikasi dan pati kentang (68,49%) setelah 84 jam proses sakarifikasi. Rendemen gula reduksi pati tapioka (45,86%) diperoleh setelah 72 jam proses sakarifikasi dan kenaikkan rendemen gula reduksi setelah 72 jam sangat sedikit dan hasil analisis statistik anava menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (P<oo5) Waktu optimum sakarifikasi untuk masingmasing jenis pati sangat bervariasi dengan waktu sakarifikasi terpanjang untuk pati jagung (108jam) dan rendemen rata-rata gula reduksi tertinggi diperoleh dari hasil hidrolisis pati kentang (68,4%). ' v -,. 4, ' ' ' i ^ 0 34 ; :. 48 72 96 120 waktu (jam) jagung tapioka A kentang ^ kontrol jagung kontrol tap ioka A kontrol kaitang Gambar 2. Persen rendemen gula reduksi hasil proses sakarifikasi berbagai jenis pati oleh sistem enzim amobil bubur pisang barangan pada Ca-alginat 10

0 9 A A-^ A A ^ -A A A A 0 24 48 72 ^ 96:7, 120 waktu (jam) jagung tapioka A kentang «kontrol jagung B kontrol tap ioka A kontrol kentang I Gambar 3. Grafik persen rendemen glukosa hasil proses sakarifikasi berbagai jenis pati oleh sistem enzim amobil buburpisang barangan pada Ca-alginat. Tabel 2. Perbandingan rata-rata rendemen gula reduksi ketiga jenis pati hasil kerja enzim amobil bubur pisang barangan. Waktu proses (jam) Jagung Tapioka Kentaiis (31.7811.57)" (30.70+3.88)'^ (60.061459)^ 84 (35.4311.40)*' (32.0915.06)'^ (68.4215.27)^ 96 (41.1516.39)'''^ (35.0817.54)'' 1 (61.90113.30)'^ 108 (46.95+2.26)'= (37.7114.17)'* i (65.7118.09)'='' 120 (38.61+9.92)^ (37.58+3.62)'^ (64.3314.99)^ Pangkat huruf yang sama dalam satu kolom menandakan tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat 5%{p>0,05). 11

Untuk menentukan jenis pati yang menghasilkan rendemen rata-rata tertinggi dilakukan analisis statistik dengan metoda Duncan jarak berganda rendemen rata-rata dari ketiga jenis pati (tabel 3). Rata-rata rendemen gula reduksi tertinggi yang berhasil diperoleh adalah 68.24% untuk sakanfikasi pati kentang. Rata-rata rendemen im berbeda secara nyata dengan rata-rata rendemen akhir tertinggi yang diperoleh dari jems pati lairmya (tabel 3). label 3. Perbandingan rendemen rata-rata tigajenis pati pada waktu sakarifikasi optimum. Jenis Pati Waktu Optimum (jam) % Rendemen Gula Reduksi % Rendemen Glukosa Jagung 108 (46.95±2.26)'' (27.5015.06)'' Tapioka 72 (30.70±3.88)' (11.2010.09)" Kentang 84 (68.4215.27)" (38.5217.79)" Pangkat huruf yang sama dalam satu kolom menandakan tidak ada perbedaan yang signifikan pada tingkat 5%(p>0,05). Uji ANO VA hanya dilakukan antara kombinasi waktu optimum dan jenis pati. >:: 4.2. Pembahasan Sistem enzim amobil bubur pisang barangan dibuat dengan metode penjeratan. Homogenat bubur pisang dijerat oleh gel polimer kalsium alginat sehingga terbentuk butiran-butiran enzim amobil. Sistem enzim amobil bubur pisang barangan terlebih dahulu dibebaskan dan gula dan inhibitor-inhibitor berupa senyawa-senyawa fenolik yang terdapat dalam homojxnat bubur pisang, yaitu dengan cara dialisis selama 72 jam dengan interval penggantian bufer setiap 12 jam (Nugroho, 2001). Pada penelitian ini, pati jagung dan tapioka sebelum digunakan sebagai substrat untuk proses sakarifikasi harus dilakukan likuifikasi karena kedua pati tersebut tidak mumi seperti pati kentang yang pro analisa. Proses likuifikasi pati jagung dan tapioka dilakukan pada kondisi optimum yaitu 90 menit pada 85"C (Nugroho, 2001). Proses likuifikasi harus dilakukan pada temperatur tinggi karena pati baru tergelatinisasi seluruhnya pada temperatur 62-10'^C untuk jagung dan 52-64 C untuk tapioka (Winamo, 1995). irkisi k<«'!?',,> '«: 1^ ;«-*, tii.-u-!* '.im

Aktivitas katalitik sistem enzim amobil bubur pisang barangan pada kalsium alginat telah diketahui yaitu ph 4,0; temperatur 50"C dan kecepatan agitasi 100 rpm (Nugroho, 2001). Sedangkan konsentrasi sbustrat optimum untuk masing-masig jenis pati diperoleh dengan menentukan nilai kecepatan awal maksimum (Vm) dan Konstanta Michaelis-Menten (Km) dari sistem enzim amobil bubur pisang barangan dengan memvariasikan konsentrasi substrat pada proses sakarifikasi yaitu 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,50; 1,75 dan 2,0% pada konsentrasi enzim tetap. Kenaikan konsentrasi substrat untuk semua jenis pati diatas 4% menyebabkan hilangnya aktivitas sistem enzim amobil bubur pisang barangan, hal ini terjadi dimungkinkan substrat yang terlalu kental (viskositas tinggi) sulit untuk masuk ke dalam matriks butiran enzim amobil. Pengukuran aktivitas sistem enzim amobil bubur pisang barangan untuk penentuan Vm dan Km menggunakan metode Nelson Somogyi. Dalam penelitian ini ditentukan konsentrasi substrat optimum untuk masing-masing jenis pati yang memberikan nilai kecepatan awal maksimum (Vm) dari enzim amobil. Kenaikkan konsentrasi substrat diatas nilai 2 x Km tidak akan menaikkan nilai Vm secara berarti. I'enentuan waktu sakrifikasi optimum dan persen rendemen gula reduksi dan glukosa yang terbentuk dari sistem enzim amobil bubur pisang barangan pada kalsium alginat dilakukan dengan memvariasikan waktu proses sakarifikasi yaitu: 0, 10, 20, 48, 60, 72, 84, 96, 108, dan 120 jam. Konsentrasi gula reduksi yang terbentuk ditentukan dengan metode Nelson Somogyi dan selain itu diukur juga glukosa yang terbentuk dengan metode enzimatik Trinder (GOD-PAP) yang spesifik untuk glukosa. Persen rendemen gula reduksi yang terbentuk oleh sistem enzim amobil bubur pisang barangan adalah perbandingan bcrat hasd hidrolisis proses sakarifkasi per berat pai awal dikalikan 100% Rendemen gula reduksi dan glukosa tertinggi diperoleh dari hasil hidrolisis pati kentang yaitu 68,49% rendemen gula reduksi dan 38,52% rendemen glukosa pada waktu proses sakarifikasi 84 jam,.pati kentang dapat menghasilkan persen rendemen tertinggi karena pati kentang yang digunakan adalah pati kentang mumi bersifat proanalisis sehingga tidak ada senyawa-senyawa inhibitor yang dapat menghambat keija sistem enzim amobil bubur pisang barangan. Produksi gula reduksi dan glukosa diakibatkan oleh kerja enzim bubur pisang barangan bukan karena hidrolisis oleh larutan buer pada kondisi yang berlangsung ditunjukkan dengan rendemen kontrol yang mendekati nol persen hingga akhir proses. 13

Rendemen glukosa akhir tertinggi yang diperoleh dengan proses sakarifikasi menggunakan sistem enzim amobil bubur pisang barangan sebesar 38,52% menunjukkan bahwa produkakhir yang diperoleh merupakan sirup yang dalam dunia industri pemanis disebut sebagai High conversion syrups (sirup konvensi tinggi). Dalam industri makanan rendemen glukosa pada sirup konvensi tinggi adalah 22-35% dengan selebihnya merupakan campuran maltosa dan oligosakarida kecil. Sirup demikian banyak digunakan untuk industri makanan antara lain untuk minuman ringan, prosesproses fermentasi, selai es krim, sirup dan makanan bayi (Reichelt, 1986). 14