BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transplantasi. Lebih dari satu juta pasien dirawat karena masalah skeletal, bedah

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jaringan tulang merupakan salah satu jaringan yang paling sering digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Global Burden Disease Report, World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Etiologi timbulnya defek pada mandibula adalah bermacam-macam, mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pencangkokan tulang. Tulang merupakan jaringan kedua terbanyak. tahun dilakukan diseluruh dunia (Greenwald, 2002).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang adalah jaringan ikat yang keras dan dinamis (Kalfas, 2001; Filho

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. organik dan anorganik terutama garam-garam kalsium seperti kalsium fosfat dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. periodontitis. Dalam kondisi kronis, periodontitis memiliki gambaran klinis berupa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan luka pada soket gigi dan tulang alveolar. Proses penyembuhan tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Fraktur merupakan salah satu kasus yang sering terjadi pada hewan

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (pathologic fracture). Menurut Piermattei et al. (2006), sekitar 75 80% kejadian

BAB I PENDAHULUAN. (penyakit pada tulang dan jaringan otot) yang tidak menular dan menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I.! PENDAHULUAN. A.!Latar Belakang Masalah. Kasus kerusakan tulang pada bidang kedokteran gigi dapat disebabkan oleh

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

BAB I PENDAHULUAN. jaringan, setelah transplantasi gigi. Meskipun ada kemungkinan bahwa prosedur

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan informasi dari dalam Laurencin and Nair,

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Makroskopis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai perawatan jaringan periodontal dengan tujuan untuk menghilangkan poket

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan hilangnya perlekatan epitel gingiva, hilangnya tulang alveolar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alami atau akibat pencabutan gigi. Di bidang Prostodonsia seseorang yang kehilangan

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa (Carranza & Newman,

Tulang Rawan. Struktur Dasar, Tipe dan Lokasi

KERAMIK SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI BONE GRAFT

BAB I PENDAHULUAN. kita. Salah satu komplikasi awal dari fraktur yang terjadi pada tulang adalah nyeri. Nyeri ini

BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Lokal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengambil kebijakan di bidang kesehatan. Beberapa dekade belakangan ini,

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi sel darah. Karena peranannya ini, kerusakan tulang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Minat dan kesadaran untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut semakin

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

ASUHAN KEPERAWATAN PADA DENGAN OSTEOPOROSIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pencabutan gigi adalah sebesar 1:6 bahkan di beberapa daerah lebih besar

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gigi, dan 1% terdapat dalam darah (Hill, 1998).

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sedang dikembangkan saat ini adalah komposit kolagen hidroksiapatit.

BAB 2 BONE GRAFT DAN JENIS BONE GRAFT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan jika menutupi gigi yang akan dicabut (Archer, 1975). Pencabutan gigi

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN TULANG SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Luka merupakan rusaknya integritas kulit, permukaan mukosa atau suatu

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mengalami peningkatan populasi orang tua pada tahun 2025 sebanyak 301% dari

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

BAB I. PENDAHULUAN. berhentinya siklus menstruasi disebabkan oleh jumlah folikel yang mengalami

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengalami penyembuhan luka (Fedi dkk., 2004). Proses penyembuhan luka meliputi beberapa fase yaitu fase inflamasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. didukung oleh jaringan periodontal yang sehat (Dostalova dan Syedlova, 2010).

TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh dokter gigi untuk menghilangkan gigi dari dalam soketnya dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahunnya. Sihombing (2009) menyebutkan bahwa menurut data "Indonesian

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH, SERAPAN ATOMIK, SERAPAN SINAR TAMPAK DAN ULTRAVIOLET HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR FIFIA ZULTI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Poket infraboni dan poket suprabonimerupakan dua tipe poket periodontal yang

ABSTRAK/EKSEKUTIF SUMMARY Penelitian Disertasi Doktor (PDD)

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang bermetabolisme secara aktif dan terintegrasi. Tulang merupakan material komposit,

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses menjadi tua merupakan suatu proses menghilangnya secara bertahap

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG. Tumbuhnya insidensi lesi yang terjadi pada tulang. rawan ditandai oleh peningkatan tajam dari individu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kulit merupakan barier penting tubuh terhadap lingkungan termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Luka merupakan gangguan integritas jaringan yang menyebabkan kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. kimia, kini penggunaan obat-obatan herbal sangat populer dikalangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perawatan ortodontik berhubungan dengan pengaturan gigi geligi yang tidak teratur

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai obat tradisional yang dapat dikembangkan secara luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. normal (Nagori and Solanki, 2011). Berdasarkan sifatnya luka dibagi menjadi 2,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tulang merupakan salah satu penyusun tubuh yang sangat penting dan merupakan salah satu jaringan keras yang terdapat dalam tubuh manusia. Tulang mengandung 30% serabut kolagen, 60% garam kalsium yang memberi kekerasan matriks, dan 10% air, sel-sel, dan pembuluh darah (Melis dan Mudler, 2008). Mineral yang terkandung dalam tulang adalah kalsium sulfat dalam bentuk Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 atau kristal hidroksiapatit (Ross dkk., 2003). Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat mengalami kerusakan atau cedera. Penyebab kerusakan tulang antara lain fraktur tulang, penyakit-penyakit tulang, dan prosedur operasi yang melibatkan jaringan keras, seperti pencabutan gigi (Melis dan Mudler, 2008). Proses penyembuhan tulang terdiri dari tiga fase, yaitu fase inflamasi (hematom), fase proliferasi, dan fase remodelling. Fase inflamasi berlangsung beberapa hari. Pada fase ini terjadi perdarahan di jaringan yang cedera dan terbentuk hematoma di daerah patah tulang. Fase lanjutan dari fase inflamasi adalah fase proliferasi. Pada fase ini terjadi pembentukan kalus dan mulai terbentuk jaringan tulang kondrosit (Buckwalter dkk., 2000). Fase selanjutnya adalah fase remodelling atau osteogenesis. Osteogenesis diinisiasi oleh sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas. Osteoblas berdiferensiasi menjadi osteosit yang merupakan sel utama tulang yang sudah dewasa dan mempunyai 1

2 fungsi dalam proses metabolisme tulang (Tortora dan Derrickson, 2006). Pada stadium awal permulaan pembentukan tulang terjadi sintesis kolagen dari osteoblas (Janqueira dan Cameiro, 2004). Kolagen merupakan komponen utama struktur jaringan ikat yang banyak ditemukan dalam matriks organik dari jaringan termineralisasi (Paschalis dkk., 2011). Kolagen diproduksi oleh sel fibroblas, osteoblas, osteosit, kondroblas, dan kondrosit (Whiting dan Zernicke, 2008). Menurut Fawcett (2002), terdapat dua belas jenis kolagen. Kolagen tipe I terdapat sejumlah 70% dan merupakan protein utama dalam matriks tulang (Katili, 2009). Kolagen tipe I memiliki serat yang fleksibel namun tahan terhadap regangan. Menurut Janqueira dan Cameiro, (2004), terbentuknya kolagen merupakan salah satu parameter penyembuhan defek tulang. Proses penyembuhan tulang dapat dipercepat dengan menggunakan material bone graft (Finkemeier, 2012). Bone graft adalah jaringan tulang maupun material sintetis pengganti tulang yang diimplantasikan atau ditransplantasikan ke dalam defek tulang dengan tujuan membantu proses regenerasi tulang (Dorland, 2000). Bone graft dalam dunia kedokteran gigi berguna dalam bidang bedah mulut dan maksilofasial untuk augmentasi tulang alveolar, augmentasi sinus, meningkatkan stabilitas gigi tiruan, dan mencegah rusaknya tulang kortikal (Sakaguchi dan Powers, 2012; Anusavice dkk., 2013). Material bone graft terbagi menjadi autograft, allograft, xenograft, dan alloplast (Sakaguchi dan Powers, 2012). Autograft atau autologous bone graft merupakan material bone graft yang paling sering digunakan untuk memperbaiki

3 kerusakan tulang. Material ini digunakan dengan cara mengambil jaringan atau bagian tulang dari tubuh pasien. Material bone graft lain yang cukup sering digunakan adalah allograft, yaitu mengambil donor tulang dari individu lain yang masih satu spesies, dan juga xenograft yang menggunakan bahan substitusi tulang yang diambil dari hewan (Van Galen dkk., 2008). Material autograft, allograft, dan xenograft tersebut ternyata memiliki beberapa kelemahan, antara lain bentuk graft tidak sesuai dengan defek pada tulang dan memerlukan biaya yang mahal (Ana dkk., 2008; Vaccano, 2002). Saat ini dikembangkan material bone graft dari bahan yang memiliki sifat menyerupai tulang manusia yaitu dengan menggunakan bone graft sintetis atau yang dikenal sebagai alloplast (Sakaguchi dan Powers, 2012). Bone graft sintetis yang dapat digunakan idealnya memiliki kriteria osteointegrasi, osteokonduksi, osteoinduksi, osteogenesis, mudah digunakan, dan harganya terjangkau (Greenwal dkk., 2001). Bone graft tersebut diantaranya hidroksiapatit, karbonat apatit, dan kalsium karbonat (Ishikawa dkk., 2003) Hidroksiapatit (HA) merupakan material sintetis sebagai pengganti tulang dan telah digunakan secara luas di bidang kedokteran dan kedokteran gigi (Suzuki dkk., 2005). Hidroksiapatit memiliki kualitas biokompatibilitas, kemampuan osteokonduktivitas, dan kemampuan menyatu dengan tulang yang baik (Ishikawa dkk., 2003). Salah satu bahan alam yang dapat dijadikan sumber dari hidroksiapatit adalah ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Ikan tuna sirip kuning adalah spesies tuna yang banyak ditemukan di Samudra Hindia. Ikan tuna sirip kuning merupakan salah satu ikan perenang cepat dan mempunyai pola hidup yang bergerombol antara satu dengan yang lain terutama pada waktu mencari

4 makan (Nuraini dkk., 2014). Ikan tuna ini mengandung mineral, fosfor, dan kalsium yang tinggi sehingga dimanfaatkan sebagai produk makanan dan suplemen. Kandungan kalsium dan fosfor yang terdapat pada ikan tuna sirip kuning sebesar 62,12% dan 6,25% (Venkasetan dan Kim, 2010; Thalib dkk., 2009). Selain memiliki kandungan mineral dan kalsium yang tinggi, tulang pada ikan tuna ini membentuk kompleks dengan fosfor dalam bentuk apatit atau trikalsiumfosfat sehingga mudah diserap oleh tubuh yaitu berkisar 60-70% (Orias, 2008; Nabil, 2005). Adanya kandungan kalsium dalam tulang ikan tuna sirip kuning yang dapat disintesis menjadi hidroksiapatit memungkinkan dijadikan alternatif material bone graft dalam meningkatkan sintesis kolagen sehingga dapat mempercepat proses penyembuhan tulang (Riyanto dkk., 2013). B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan suatu permasalahan yaitu: Bagaimana pengaruh implantasi bone graft berbasis tulang ikan tuna sirip kuning terhadap kolagen pada osteogenesis tikus wistar? C. Keaslian Penelitian Penelitian mengenai ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) pernah dilakukan oleh Zobda dkk. (2012). Penelitian tersebut membuktikan bahwa tepung tulang ikan tuna madidihang mampu meningkatkan kadar kalsium dan menurunkan kadar fosfor dalam darah mendekati keadaan normal pada tikus putih. Penelitian mengenai ikan tuna madidihang juga pernah dilakukan oleh

5 Prasetya dkk. (2012). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok ovariektomi dengan pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang mengalami perbaikan struktur tulang dan penebalan trabekula yang lebih tebal dibandingkan dengan kelompok ovariektomi tanpa pemberian tepung tulang ikan tuna Madidihang. Penelitian mengenai penggunaan bahan implantasi bone graft berbasis tulang ikan tuna sirip kuning terhadap kolagen dalam mempercepat proses penyembuhan tulang pada osteogenesis tikus wistar, sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh material bone graft berbasis tulang ikan tuna sirip kuning terhadap kolagen pada osteogenesis tikus wistar. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain: 1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan mengenai pengaruh tulang ikan tuna sirip kuning terhadap kolagen pada osteogenesis tikus wistar sebagai material bone graft. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu di bidang kesehatan khususnya di bidang implantasi bone

6 graft. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi penelitian yang akan dilakukan di masa mendatang. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi alternatif material bone graft dalam mempercepat proses penyembuhan tulang dengan biaya yang terjangkau dengan memanfaatkan kekayaan alam yang ada di sekitar.