BAB I PENDAHULUAN. Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. a. Kualitas tes berbentuk obyektif untuk kelas 1, validitas butir soal menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berkembang dengan baik. Pendidikan dapat diartikan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. suatu ukuran maju mundurnya suatu bangsa. 1. Pendidikan Nasional pada Bab III Pasal 4 menyebutkan bahwa: Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. hlm Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. 7,

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM PAI DI SMPN 1 DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan lulusan suatu jenjang pendidikan sesuai dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri

BAB I PENDAHULUAN. memahami ajaran Islam secara menyeluruh dan menghayati tujuan, yang pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar hasil yang ingin dicapai menjadi lebih baik. Salah satu upaya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN A.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan untuk membantu dan mengantarkan peserta didik menuju cita-cita yang. prestasi siswa didik sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak-anak merupakan buah kasih sayang bagi orang tua, sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 Tahun 2011, Hlm PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Oleh Sukanti 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

A. Latar Belakang Penelitian

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Sukanti. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

BAB I PENDAHULUAN. kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN FLIPCARD

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lancar dan maksimal. Dan dalam proses pembelajaran tersebut seorang

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia cerdas pasti tidak ingin mengalami kegagalan dalam segala

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses hasil belajar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi telah berlaku sebagai bagian integral dari setiap proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KUALITAS TES UJIAN NASIONAL MATA PELAJARAN MATEMATIKA SMP PADA SUB RAYON II KOTA KENDARI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Muhammad Idris 1), Arvyaty 2)

Hubungan Pengetahuan Aqidah dengan Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Bebas di MA

Fatihah Indah Rohmani K

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik soal try out

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan peradaban dan kebudayaan suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm Jalaluddin Rakhmat, Islam Aktual; Refleksi Sosial Seorang Cendekiawan Muslim,

ANALISIS BUTIR SOAL MATEMATIKA PADA UKA PLPG LPTK FAKULTAS TARBIYAH IAIN ANTASARI BANJARMASIN Oleh Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. pemahaman dan kemampuan yang memadai baik secara konseptual maupun

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan besar yang dihadapi oleh. umumnya dan dunia pendidikan khususnya adalah merosotnya moral peserta

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

DESAIN EVALUASI PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang serius. Banyak kritikan dari praktisi pendidikan, akademisi dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. memanusiakan dirinya dan orang lain. Melalui pendidikan pula manusia mudah

Oleh Ahmad Ali, Ruslan, dan Oslan Jumadi Program Pascasarjana UNM, Universitas Negeri Makassar

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Keguruan dan Ilmu Pendidikan. : Assesmen Pembelajaran Matematika / MTK-30652

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

tercapai seperti yang diharapkan. Metode penelitian adalah ilmu tentang metode-metode

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai seluruh aspek kehidupan manusia. Dalam rangka mengimbangi

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK N 2 PURWOKERTO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jauh lebih banyak dan lebih komplek dibandingkan pada masa-masa sebelumnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi salah satu cita-cita dari perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Cita-cita ini ditindaklanjuti dengan menempatkan pendidikan sebagai sektor pembangunan yang sangat penting dan selalu memperoleh prioritas dalam program-program pembangunan yang dirancang pemerintah. Sangat wajar jika bidang pendidikan mendapatkan perhatian maksimal dari kalangan masyarakat. Hal ini mengingat bahwa ranah pendidikan menjadi jantung bagi kehidupan sebuah bangsa. Maju mundurnya sebuah bangsa sangat ditentukan dengan berhasil-tidaknya bangsa itu dalam mendidik warganya. Jika pendidikan yang dilakukan berhasil niscaya sebuah bangsa akan maju, sebaliknya jika pendidikan yang dilakukan gagal niscaya bangsa itu akan mengalami kegagalan. Karena pendidikan adalah lembaga sosial yang sudah ada hampir setua usia manusia sejak dahulu. Pendidikan telah memberikan kontribusi bagi manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup dan budaya mereka. Pendidikan digunakan sebagai wahana untuk membentuk watak, ketrampilan, menanamkan nilai-nilai, pembentukan kesadaran bangsa, mengatasi kemiskinan, pengembangan pengetahuan teknologi, dan segala aspek peradaban manusia. 1

2 Tidak ada satu aspekpun dari peradaban manusia yang berkembang tanpa melalui pendidikan. Dalam dunia pendidikan, kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting, dimana ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. 1 Kurikulum merupakan penjabaran tujuan pendidikan yang menjadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk mencapai tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum. Sedangkan penilaian merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya proses pembelajaran. Dengan adanya perubahan kurikulum, dari kurikulum berbasis isi (content based currikulum) ke kurikulum berbasis kompetensi (competency based currikulum) yang sekarang lebih dikenal sebagai kurikulum 2004 yang mengakibatkan perubahan paradigma pada proses pembelajaran yaitu dari apa yang harus diajarkan (isi) menjadi tentang apa yang harus dikuasai peserta didik (kompetensi), dan perubahan penilaian. Pada proses penilaian membawa perubahan penilaian, dari penilaian pendekatan norma kepenilaian yang menggunakan acuan kriteria dan standar, yaitu aspek yang menunjukkan seberapa kompeten peserta didik menguasai 1 Samarna Supranata dan Muhammad Hatta, Penilaian Portofolio, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Hal 1

3 materi yang telah diajarkan. Dalam kurikulum berbasis kompetensi atau kurikulum 2004 dikenal beberapa istilah yaitu: standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator, yang mana maksudnya adalah untuk mengembangkan kompetensi (kemampuan) siswa yang meliputi kemauan, ketrampilan, dan aspek afektif siswa. 2 Hal tersebut dapat dijadikan petunjuk mengetahui seberapa jauh ketercapaian siswa tersebut terhadap materi yang dituntut dalam kurikulum. Menurut Taksonomi Bloom bahwa hasil belajar meliputi tiga aspek yaitu: aspek kognitif, afektif, psyichomotorik. 3 Aspek kognitif meliputi perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mengerjakan pengetahuan tersebut, aspek afektif yang meliputi perubahan dalam segi sikap, mental, perasaan, kesadaran, dan aspek psikomotor meliputi perubahan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Dalam fungsinya sebagai penilaian hasil belajar siswa, guru hendaknya secara terus menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh siswanya dari waktu kewaktu. Informasi yang diperoleh dari evaluasi ini merupakan umpan balik terhadap proses belajar mengajar. Umpan balik ini akan dijadikan titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar selanjutnya. Dengan demikian, proses belajar mengajar akan terus memperoleh hasil optimal. 2 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam, Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, Hal 1 3 M.Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, 1996, Hal 7

4 Menurut Kirschenbaum dan Simon (1976), sebuah pembelajaran harus dilakukan secara lengkap dengan meliputi tiga tahapan. 4 Pertama: mengajar pada tahapan fakta yaitu tahapan untuk menyampaikan informasi, kejadian-kejadian, fakta. Kedua: mengajar pada tahapan konsep yaitu tahapan untuk mencari prinsip-prinsip yang berada dibalik fakta, menganalisis dan menafsirkan. Ketiga: mengajar pada tahap nilai. Peserta didik pada tahapan ini akan dibimbing untuk mengaitkan fakta-fakta yang dipelajari pada mata pelajaran dengan kepentingan hidupnya. Peserta didik akan dibimbing untuk melihat hubungan antara bahan yang dipelajari dengan minat, perasaan, sikap, pendapat dan tingkah lakunya sendiri. Pada tahapan ini ditekankan pada kehidupan pribadi pelajar. Tidak dapat disangkal, bahwa dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga bagi pelajar sendiri adalah penting, tidak hanya bagi pelajar tapi juga bagi pendidik di dalam mengatur dan mengendalikan faktorfaktor yang mempengaruhi belajar, sehingga keberhasilan belajar mengajar khususnya Pendidikan Agama Islam dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Dari penjelasan tentang ketiga tahapan pembelajaran ini akan membawa implikasi pada ruang lingkup tugas-tugas guru di kelas. Semua guru tanpa membedakan bidang studi yang dipegangnya memiliki tugas bertanggung jawab 4 R.H. Dj Sinurat, Metode Pembelajaran Nilai Dalam pembelajaran dan Pembimbingan, Yogyakarta: 2004, Hal 24

5 menanamkan nilai sikap kepada anak didik, selain tanggung jawab formal menyampaikan ilmu pengetahuan sesuai mata pelajaran yang dipegangnya. Di luar itu, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan seperti orang tua, dan masyarakat. Peranan orang tua dalam pendidikan yang berhubungan dengan sikap/tingkah laku menjadi mutlak, karena melalui mereka pulalah anak memperoleh kesinambungan nilai-nilai kebaikan yang telah ia ketahui di sekolah. Baik ayah atau ibu harus bisa menjadi suri teladan bagi anak-anaknya. Berpijak dari sini maka dapat digarisbawahi bahwa tanpa keterlibatan orang tua dan keluarga maka sebaik apapun nilai-nilai yang diajarkan di sekolah akan menjadi sia-sia, sebab pembentukan sikap harus nmengandung unsur afeksi, perasaan, sentuhan nurani dan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. Selain dari orang tua masyarakat juga memiliki peran yang penting. Karena masyarakat adalah tempat anak untuk bersosialisasi dituntut memberikan pra-kondisi sebagai cerminan bagi pembentukan sikap anak. Karena lingkungan masyarakat sangat berpengaruh pada pembentukan sikap/tingkah laku anak. Pada akhirnya, semua elemen yaitu masyarakat, para pendidik, orang tua, harus dapat menciptakan hubungan interkoneksi-integrasi secara penuh dalam menanamkan sikap anak dalam kehidupan sehari-hari. Dasar suatu penilaian atau pengukuran disebut evaluasi. evaluasi merupakan alat yang sangat mutlak diperlukan, Karena dengan adanya evaluasi kita dapat mengukur/menilai perkembangan siswa.

6 Sasaran utama dalam evaluasi pendidikan sebenarnya yang paling penting adalah aspek afektif dan psikomotorik. Namun hal tersebut sering diabaikan oleh pelaksana evaluasi pendidikan agama. Padahal sebenarnya yang lebih diterapkan adalah aspek afektif dan psikomotorik sebab berhubungan dengan sikap/tingkah laku siswa, Tapi kenyataan yang terjadi dalam sekolah adalah banyaknya ketimpangan nilai raport dengan kenyataan tingkah laku siswa. Hal ini terjadi karena evaluasi hanya ditekankan pada aspek kognitif saja dan kurang memperhatikan aspek lainnya, 5 Misalnya evaluasi yang banyak diadakan di lembaga pendidikan atau sekolah adalah dengan menggunakan tes. Ada pendapat yang mengatakan bahwa tes dibuat sebagai usaha mengenal masalah yang dihadapi siswa dan kemudian menentukan remedial action (usaha perbaikan) nya. 6 Pendapat lain mengatakan bahwa melalui tes seorang guru dapat mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas dari pengajarannya. Skor yang diperoleh dapat dikatakan sebagai hasil dari suatu proses pengajaran, meskipun asumsi ini perlu dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut yaitu dengan cara menganalisis atau mengevaluasi silabus dan kurikulum, mengukur kemampuan siswa, menilai pelaksanaan suatu program. 5 Drs. Mawardi Lubis, M.Pd, Evaluasi Pendidikan Nilai, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset, 2008, Hal vi 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi, Jakarta, Bumi Aksara 2002, Hal 33

7 Evaluasi memiliki lima ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, yaitu: (1) valid; (2) reliabel; (3) obyektif; (4) praktis; (5) ekonomis. 7 Karena dengan evaluasi yang baik dan menyeluruh akan dapat mengetahui apa yang ingin diinginkan dari kegiatan belajar mengajar. Dari evaluasi yang baik itulah akan dapat memberi motivasi yang baik pula kepada siswa, maupun kepada guru itu sendiri. Sebagaimana dikatakan diatas, bahwa syarat-syarat tes yang baik itu sangat banyak sekali, Namun dari sekian banyak syarat-syarat itu ada tiga syarat utama yang harus dimiliki tes antara lain: valid, reliable, dan usable. 8 Mengingat hal tersebut, disamping terbatasnya waktu peneliti untuk meneliti permasalahan ini maka peneliti hanya meneliti masalah validitasnya saja agar lebih fokus dan hasilnya bisa sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis. Berbicara tentang sikap, banyak siswa yang cenderung tidak memiliki sikap/tingkah laku yang baik (positif) dan banyak yang melakukan tindak kriminal yang pastinya dapat merugikan dirinya sendiri, seperti yang sering kita lihat dimedia cetak/ elektro yang banyak sekali pemuda/siswa tidak punya moral dan berakhlak baik misalnya, di desa Rawa Rengas, Kec Kosambi, Kab Tangerang. Pelajar SD ditangkap di Bandara Soekarno Hatta ketahuan melakukan perjudian. 9 7 Anas sudjana, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003, Hal 93 8 Mudjijo, Tes Hasil Belajar, Jakarta: Bumi Aksara, 1990, Hal 40 9 http//www.kompas.com.29 Mei 2009.

8 Dari fenomena itulah penulis mengangkat judul tentang sikap yang bertujuan agar semua siswa/pelajar memiliki sikap/tingkah laku yang baik (positif) yang sesuai dengan Syariat Islam yakni berbudi pekerti yang luhur dan berperilaku yang muslim. Berawal dari penjabaran diatas penulis mencoba untuk mengadakan penelitian yang berjudul ANALISIS VALIDITAS PENILAIAN SIKAP PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 12 SURABAYA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 12 Surabaya? 2. Bagaimana validitas penilaian sikap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 12 Surabaya? C. Tujuan Penelitian Diantara tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 12 Surabaya?

9 2. Untuk mengetahui validitas penilaian sikap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 12 Surabaya? D. Kegunaan Penelitian 1. Teoritis: Sebagai upaya untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap pada pembelajaran PAI di sekolah. 2. Praktis: Sebagai bahan masukan bagi penyelenggara sekolah, khususnya guru mata pelajaran PAI untuk mengembangkan instrumen penilaian sikap. E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan penelitian Adapun ruang lingkup yang penulis kaji adalah tentang pelaksanaan penilaian sikap pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 12 Surabaya yang mencakup butir-butir soal, instrumen penilaian sikap, yang mana semua ini bertujuan untuk membatasi kesimpang-siuran dalam pembahasan ini. F. Definisi Operasional Agar skripsi ini nantinya dapat dipakai dan tidak terjadi salah penafsiran maka penulis akan memberikan keterangan dan penjelasan mengenai

10 permasalahan skripsi ini secara rinci. Adapun permasalahan yang perlu dijelaskan dalam skripsi ini adalah: 1. Validitas Kesahihan, 10 ketepatan, 11 kecermatan. 12 Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah. 13 2. Penilaian Sikap Pendidikan Agama Islam Adalah penilaian yang biasanya digunakan untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan peserta didik dengan tidak menggunakan tes tetapi dengan menggunakan teknik observasi, angket, dan interview yang bertujuan untuk menyiapkan anak didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan pengajaran atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati 10 Suharsimi Arikunto, opcit. Hal 860 11 Imam, D.L, Pengolahan Hasil Tes Dan Penilaian Hasil Belajar, Jakarta: Kasturi, 1993, Hal.58. 12 Saifuddin Azwar Brata, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada, 1989, Hal.173 13 Drs. Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Yogyakarta: Pustaka Pelajar offset, 1997, Hal.5

11 agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 14 G. Sistematika Pembahasan Untuk menganalisis data yang terkumpul dalam rangka menguji hipotesis dan untuk memperoleh konklusi, diperlukan analisa data sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Menyajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan. Bab II : Memuat kajian teori yaitu: A. Penilaian sikap Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian penilaian sikap Pendidikan Agama Islam 2. Fungsi dan tujuan penilaian sikap Pendidikan Agama Islam 3. Prinsip- prinsip penilaian sikap Pendidikan Agama Islam 4. Teknik penilaian sikap Pendidikan Agama Islam 5. Keunggulan dan Kelemahan penilaian sikap Pendidikan Agama Islam B. Tinjauan Tentang Validitas 1. Pengertian Validitas 14 Muhaimin M.A.H. Abdul Ghafir, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar mengajar, Surabaya: Citra Media, 1993, Hal 1

12 2. Macam-macam Validitas 3. Tujuan Validitas 4. Prinsip-prinsip Validitas C. Hipotesis Bab III : Menyajikan Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Dan Design Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Metode Pengumpulan Data D. Instrumen Penilaian E. Analisis Data Bab IV : Merupakan Hasil Penelitian A. Deskripsi Data B. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis C. Pembahasan hasil penelitian Bab V : Merupakan bab kesimpulan dan saran