PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI MEMBACA FLEKSIBEL DAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE

Nuraini 1) 1) Staf Pengajar SMP Negeri 1 Kebonagung Kabupaten Demak

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULLIS PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS I SD NEGERI GAMER 02 KOTA PEKALONGAN

xiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: Dani Kristanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mali:

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar materi cerpen yakni dalam mengidentifikasi unsur-unsur cerpen

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat (Tarigan dalam Fatmawati, 2009: 2). Dibandingkan ketiga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN WACANA NONSASTRA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE PQRST

Badarudin Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box. 202 Purwokerto ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Membaca Pemahaman melalui Teknik Latihan Berulang Berjenjang (Tela Ujang) dengan Menggunakan Macromedia Flash

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

BAB I PENDAHULUAN. Kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS GEGURITANDENGAN METODE OBJEK LANGSUNGSISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KEBUMEN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bab kelima ini, penulis akan memaparkan kesimpulan dari penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Widi Rahmawati, 2013

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk berkomunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kata Kunci: keterampilan bercerita, media film kartun, metode talking stick.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA KARIKATUR PADA SISWA KELAS XI SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2013/2014

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

Oleh: Herni Febri Ariastanti Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang peningkatan pemahaman siswa tentang materi peristiwa proklamasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI MANTINGAN TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Peningkatan ketrampilan, Menulis Puisi, Metode Sugesti Imajinasi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Rini Endah Sugiharti, Tantri Putri Dwi Pratiwi.

LINGUA. Universitas Negeri Semarang. Dwi Rahmawati dan Haryadi. Info Artikel

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

Panggih Cahyani Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah.

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

Dwi Rahmawati, Haryadi, dan Deby Luriawati N. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. segi kepribadian, pengetahuan, kemampuan maupun tanggung jawabnya. dalam yaitu dari diri manusia itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, (3) tujuan penelitian, (4) ruang lingkup penelitian, dan (5)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah Kemampuan Menulis Cerpen Siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB III METODE PENELITIAN. kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

PENERAPAN TEKNIK TPS (THINK, PAIR, AND SHARE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF DESKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASIF DENGAN MEDIA GAMBAR SISWA KELAS VIISMP PGRI 1 KLIRONG TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 3 METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif diri yang secara kolektif

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. menuntut peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PENERAPAN FLATING (MEDIA FLASH DAN TEKNIK LATIHAN TERBIMBING) UNTUK MENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT PADA SISWA KELAS VII MTs YMI WONOPRINGGO Hanindya Restu Aulia PBSI Unikal Abstrak Pembelajaran membaca cepat pada siswa kelas VII A Mts YMI Wonopringgo belum terlaksana dengan baik karena minat membaca siswa yang kurang, sehingga diperlukan media dan teknik yang menarik. Penerapan flating (media flash dan teknik latihan latihan terbimbing) merupakan upaya untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat. Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya adanya perubahan perilaku ke arah positif dan peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat terlihat dari nilai rata-rata siklus I yaitu 60,43 dan nilai rata-rata siklus II yaitu 80,54. Kata kunci : membaca cepat, media flash, teknik latihan terbimbing. PENDAHULUAN Media pembelajaran berbasis teknologi sedang marak digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang menarik, salah satunya adalah media flash. Dhani (2003:3) mengungkapkan media flash adalah sebuah software ringan yang memiliki kemampuan pengolahan grafis, audio, dan video dan mampu mengakomodasi semuanya dalam suatu animasi yang disebut movie. Flash dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash. Adobe Flash merupakan media pembelajaran interaktif yang disusun dengan bantuan teknologi komputer. Media flash dapat dimanfaatkan untuk menarik minat baca siswa karena modelnya yang seperti game atau permainan dalam komputer. Siswa memilih bacaan yang sesuai dengan minat mereka, halaman bacaan yang mereka pilih muncul dengan waktu yang sudah ditentukan, setelah waktu selesai halaman bacaan hilang dan berganti dengan halaman soal dan pertanyaan yang

berhubungan dengan bacaan, hasil akhirnya akan muncul setelah siswa menyelesaikan soal dan meng-klik tanda selesai dan akan tertera hasil yang didapat dari membaca cepat. Dengan media ini, siswa tertantang untuk terusmenerus belajar dan membaca untuk mendapatkan hasil atau skor yang sesuai target. Sama halnya dengan permainanan di komputer mereka tidak akan berhenti bermain untuk memperoleh skor tertinggi begitu juga dengan media flash untuk proses pembelajaran membaca cepat. Penggunaan media flash tidak bisa sempurna tanpa adanya teknik latihan terbimbing. Teknik latihan terbimbing itu sendiri merupakan teknik yang bertujuan untuk mengarahkan siswa mengenai bagaimana cara membaca cepat dengan baik, bagaimana cara memahami isi bacaan dengan membaca cepat. Dengan kata lain teknik latihan terbimbing adalah sebuah teknik yang digunakan guru dengan menggunakan latihan terus menerus sehingga siswa mempunyai sifat yang berbeda disetiap latihan, itu menandakan bahwa siswa memperoleh respon positif. Pembelajaran membaca mempunyai peranan yang sangat penting dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Jika menguasai keterampilan membaca, siswa akan mampu menyerap semua materi, baik itu materi dari mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia maupun materi dari mata pelajaran lainnya. Dengan menguasai keterampilan membaca juga akan menunjang untuk menguasai keterampilan bahasa lainnya yaitu, keterampilan menulis, keterampilan berbicara, dan keterampilan menyimak. Membaca cepat merupakan salah satu bagian dari jenis-jenis membaca yang didasarkan pada perbedaan tujuan yang hendak dicapai. Tujuan membaca cepat itu sendiri yaitu membaca dengan waktu yang ditentukan dan harus memahami isi bacaan minimal 70%. Sayangnya, pembelajaran membaca cepat proses pembelajaran dianggap berhasil jika kompetensi dasar yang disampaikan tercapai. Hal itu dapat terlihat dari pencapaian indikator yang maksimal. Begitu juga proses pembelajaran membaca cepat dianggap berhasi jika indikator yang disampaikan tercapai dengan maksimal. Indikator dalam pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit yang harus dicapai meliputi: (1) mampu

membaca cepat 200 kata per menit, (2) mampu menjawab dengan benar 70% dari jumlah pertanyaan yang disediakan, (3) mampu menyimpulkan isi bacaan dengan cara merangkai pokok-pokok bacaan. Untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam pembelajaran membaca cepat di sekolah sehingga dilakukan observasi dan wawancara terhadap guru dan siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo. Berdasarkan observasi yang dilakukan, diperoleh data bahwa siswa MTs YMI Wonopringgo keterampilan membaca cepatnya rendah. Ini terbukti ketika siswa diminta untuk menjawab pertanyaan terhadap bacaan yang telah dibacanya. Siswa tampak kebingungan dan sekali-kali membuka bacaan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut. Ketika guru menegurnya dan memintanya untuk tidak membuka bacaan, siswa terkesan diam, bingung, dan tidak bisa menjawab. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo mengenai keterampilan membaca cepat 200 kata per menit juga menunjukkan hal yang sama. Dari indikator kompetensi dasar mampu menjawab pertanyaan yang menyangkut bacaan minimal 70% dengan teknik membaca cepat 200 kata per menit, siswa hanya mampu menjawab maksimal 40%. Ini jelas menunjukkan bahwa keterampilan siswa terhadap indikator tersebut kurang memenuhi standar. Dan ini juga menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam pembelajaran membaca cepat sangat rendah. Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut (1) mendeskripsikan proses pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash melalu teknik latihan terbimbing pada kelas VII MTs YMI Wonopringgo, (2) mendeskripsikan hasil peningkatan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash melalui teknik latihan terbimbing pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo, dan (3) mendeskripsikan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan

menggunakan media flash melalui teknik latihan terbimbing pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo LANDASAN TEORETIS Kajian yang digunakan sebagai kerangka teoritis pada penelitian ini adalah media flash, teknik latihan terbimbing, membaca cepat, dan menyimpulkan isi bacaan. Dhani (2003:3) mengungkapkan media flash adalah sebuah software ringan yang memiliki kemampuan pengolahan grafis, audio, dan video dan mampu mengakomodasi semuanya dalam suatu animasi yang disebut movie. Flash dapat dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash. Adobe Flash merupakan media pembelajaran interaktif yang disusun dengan bantuan teknologi komputer. Dengan kata lain bahwa flash adalah aplikasi software ringan yang mampu membuat animasi handal dengan bantuan teknologi komputer yang menghadirkan fitur-fitur yang mudah digunakan dan mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan aplikasi pembuat animasi lainnya. Pada umumnya, teknik diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sedangkan teknik pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi pemilihan bahan, alat, dan keadaan siswa. Para guru disarankan menggunakan teknik yang bervariasi, kegiatan belajar mengajar pun dapat dilakukan di dalam atau di luar kelas. Teknik latihan terbimbing pada pada umumnya metode diartikan sebagai cara mengajar. Sebenarnya pengertian yang tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar. Sedangkan metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan yang meliputi pemilihan bahan, urutan penyajian bahan, dan pengulangan bahan. Metode latihan terbimbing disebut juga metode drill atau Trainning methode adalah suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan tertentu. Dalam melatih siswa, guru harus berhati-hati karena hasil dari suatu latihan biasanya akan tertanam dan kemudian menjadi kebiasaan. Selain untuk menanamkan kebiasaan, metode latihan ini juga dapat menambah kecepatan, ketepatan, kesempurnaan dalam melalukan sesuatu, serta dapat pula dipakai

sebagai suatu cara untuk mengulangi bahan yang telah disajikan. Untuk memperoleh keterampilan biasanya diperlukan latihan berkali-kali atau terusmenerus terhadap apa yang telah dipelajari karena hanya dengan melakukan dengan teratur siswa dapat disempurnakan dan disiap-siagakan namun dalam meningkatkan keterampilan belajar mengenai metode ini tidak dapat berlaku dalam setiap situasi. Menurut Haryadi (2006:155), dalam membaca cepat, pembaca melakukan proses mekanik secara cepat dengan mengayunkan mata dari bagian bacaan kebagian bacaan yang lain secepat mungkin. Ayunan mata tidak lagi berirama dan tidak pelan, tetapi irama ayunan mata melompat dari kata kunci ke kata kunci yang lain, dari kalimat pokok ke kalimat pokok yang lain, dari paragraf utama yang lain atau dari hal yang penting ke hal penting lainnya. Bagian-bagian yang penting dibaca lebih teliti. Membaca cepat adalah membaca dengan cepat dengan menggunakan lompatan mata yang tertuju pada kata kunci. Dengan kata lain membaca cepat adalah proses membaca dengan cepat tanpa mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaan dengan menggunakan gerakan mata yang difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang belum dikenal. Menyimpulkan bacaan adalah menyarikan apa yang telah dibaca. Dalam menyimpulkan bacaan tentu melalui proses pemahaman. Menurut Wainwright (2006:42-43), pemahaman bacaan adalah proses kompleks yang melibatkan pemanfaatan berbagai berbagai kemampuan yang berhasil maupun yang gagal. Setelah membaca, seharusnya kita mampu mengingat informasi dalam bacaan tersebut. Dari semua faktor kuatitas maupun kualitas pemahaman kita terhadap materi bacaan tampaknya yang terpenting adalah kecepatan membaca, tujuan membaca, sifat materi bacaan, tata letak materi bacaan, dan lingkungan tempat bacaan. Dengan kata lain bahwa keterampilan menyimpulkan isi bacaan merupakan kegiatan meresum atau meringkas beberapa pernyataan yang terdapat dalam sebuah bacaan. Keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu sebuah simpulan. Jadi, simpulan merupakan sebuah

proses berpikir yang memberdayakan pengetahuannya sedemikian rupa untuk menghasilkan sebuah pemikiran atau pengetahuan yang baru. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I bertujuan mengetahui keterampilan membaca cepat untuk menyimpulkan isi bacaan dalam tindakan awal penelitian dan sekaligus digunakan sebagai refleksi untuk melakukan siklus II, sedangkan siklus II bertujuan untuk mengetahui peningkatan perbaikan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar yang didasarkan pada refleksi siklus I. Pada siklus I, perencaan berupa kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah pada pembelajaran siklus I. Langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran membaca cepat selam ini. Tahap ini bermanfaat agar pelaksanaan pada tahap tindakan lebih mudah, terarah, dan sistematis. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran pada siklus I sesuai dengan perencanaan yang disusun. Tindakan yang dilakukan yaitu melaksanakan proses pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Observasi dilakukan untuk mengetahui segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran maupun respon terhadap media dan teknik yang telah diajarkan oleh guru. Data observasi diperoleh dari deskripsi perilaku ekologis, catatan harian siswa, catatan harian guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Refleksi bertujuan untuk mengetahui kendala apa yang ditemui dalam meningkatkan kemampuan membaca cepat siswa dalam memahami bacaan. Pada siklus II, perencanaan adalah penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Hasil refleksi siklus I dikoordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia kelas VII MTs YMI Wonopringgo untuk melakukan perencanaan ulang. Tindakan yang dilakukan adalah dengan perencanaan yang telah disusun berdasarkan perbaikan pada siklus I. Materi pembelajaran sama seperti matero pembelajaran pada siklus I, yaitu membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Tahap

tindakan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang media flash dan teknik latihan terbimbing pada pembelajaran membaca cepat 200 kp untuk menyimpulkan isi bacaan. Pengambilan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dan hasil nontes yang dilakukan pada siklus II. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan membaca cepat pada siswa kelas VII MTs YMI Wonopringgo. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel kompetensi membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan, dan variabel media flash dan teknik latihan terbimbing. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik tes dan nontes. Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Teknik nontes digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari tindakan prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hasil tes prasiklus berupa keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit sebelum menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Hasil tes tindakan pada siklus I dan siklus II berupa keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Adapun hasil nontes berupa uraian pendidikan karakter siswa selama melaksanakan pembelajaran, meliputi keaktifan, keseriusan, kepercayaan diri, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, serta kemampuan berbagi. Data mengenai pendidikan karakter tersebut didapatkan melalui instrumen nonters, yaitu deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru, catatan harian siswa, wawancara, dan dokumentasi foto. Siklus I

Proses pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus I yaitu 67,5% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, 75% untuk aspek proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, 75% untuk aspek proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, 75% untuk aspek kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan 67,5% untuk aspek terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil tes pada siklus I, telah terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit pada siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, (2) kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan (3) kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Data yang diperoleh dari peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm pada siklus I yaitu 18,55 untuk aspek kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, 23,2 untuk aspek kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan 24,75 untuk aspek kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Hasil tes siklus I secara keseluruhan dengan nilai rata-rata 66,5 mengalami peningkatan daripada prasiklus yang hanya memperoleh nilai rata-rata 60,06 dan mengalami peningkatan sebesar 6.48%. Nilai keseluruhan pada siklus I

belum memenuhi target pencapaian nilai 70 dalam rata-rata kelas, sehingga perlu diadakan kegiatan siklus II. Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Data yang diperoleh yaitu 75% aktif untuk aspek perhatian siswa, 60% aktif untuk aspek respon siswa, 60% aktif untuk aspek cara siswa menanggapi, dan 80% untuk aspek aktivitas siswa membuat catatan. Siklus II Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari tindakan siklus I. Tindakan tersebut dilaksanakan karena pada siklus I hasil menyimpulkan isi bacaan siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo masih dalam kategori cukup dengan ratarata 67,27. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yang ditentukan yaitu 70 atau berkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit. Dengan demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki menyimpulkan isi bacaan siklus I. Proses pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu: (1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Data yang diperoleh dari proses pembelajaran pada siklus II yaitu 82,5% untuk aspek intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, 90% untuk aspek proses penjelasan yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, 92,5% untuk aspek proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, 80% untuk aspek kondusifnya kondisi siswa

ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan 75% untuk aspek terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. Berdasarkan hasil tes pada siklus II, telah terjadi peningkatan keterampilan menyimpulkan isi bacaan setelah membaca cepat 200 kata per menit pada siswa kelas VII A MTs YMI Wonopringgo. Peningkatan ini dipengaruhi oleh penggunaan media flash dan teknik latihan terbimbing dalam pembelajaran. Aspek yang dinilai dalam pembelajaran ini meliputi (1) kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, (2) kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan (3) kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Data yang diperoleh dari peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm pada siklus II yaitu 24,15 untuk aspek kemampuan dalam menjawab pertanyaan pemahaman 70% yang berhubungan dengan bacaan, 28,2 untuk aspek kemampuan dalam menemukan gagasan utama pada setiap paragraf, dan 30 untuk aspek kemampuan menyimpukan isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Hasil tes siklus II secara keseluruhan dengan nilai rata-rata 82,35 mengalami peningkatan dibanding pada siklus I yang hanya memperoleh nilai rata-rata 66,5. Perubahan perilaku adalah perubahan perilaku yang lebih positif setelah mengikuti kegiatan pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing. Data yang diperoleh yaitu 85% aktif untuk aspek perhatian siswa, 65% aktif untuk aspek respon siswa, 70% aktif untuk aspek cara siswa menanggapi, dan 85% untuk aspek aktivitas siswa membuat catatan. Tabel 1. Proses Pembelajaran Siklus I dan Siklus II Aspek F Presentase (%) SI SII SI SII 1. Intensifnya proses internalisasi 27 33 67,5% 82,5% penumbuhan minat membaca cepat 2. Proses penjelasan yang kondusif 30 36 75% 90% tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan

Aspek F Presentase (%) SI SII SI SII media flash 3. Proses siswa berlatih membaca cepat 30 37 75% 92,5% 200 kata per menit dengan di dampingi guru 4. Kondusifnya kondisi siswa ketika 28 32 70% 80% memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas 5. Terbangunnya suasana yang refleksif 27 30 67,5% 75% ketika kegiatan refleksi Keterangan : - Sangat baik : 80% - 100% - Baik : 65% - 79% - Cukup : 55% - 64% - Kurang : 0% - 54% Tabel 2. Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Menyimpulkan Isi Bacaan Siklus I dan Siklus II NO Aspek Rata-rata Peningkatan Ketuntasan S I S II S I S II S I S II 1 Pemahaman Wacana 18,55 24,15 5,6 12 siswa 28 siswa 2 Ketepatan Gagasan 23,2 28,2 5 atau atau Pokok sebesar 30% sebesar 70% 3 Simpulan Teks 24,75 30 5,25 Jumlah 66,5 82,35 15,85 Tabel 22. Perilaku Siswa setelah Mengikuti Pembelajaran Siklus I dan Siklus II NO Aspek Siklus I Siklus II Aktif Tidak Aktif Aktif Tidak Aktif 1 Perhatian siswa 75% 25% 85% 15% 2 Respon siswa 60% 40% 65% 35% 3 Cara siswa menanggapi 60% 40% 70% 30% 4 Aktivitas siswa membuat catatan 80% 20% 85% 15%

Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, simpulan penelitian pembelajaran keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing adalah sebagai berikut: 1) Proses yang terjadi pada pembelajaran keterampilan menyimpulkan isi bacaan 1) intensifnya proses internalisasi penumbuhan minat membaca cepat, (2) proses penjelasan setelah membaca cepat 200 kpm dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing secara keseluruhan pada siklus I dan siklus II mempunyai alur yang hampir sama yaitu: (yang kondusif tentang cara membaca cepat 200 kata per menit dengan menggunakan media flash, (3) proses siswa berlatih membaca cepat 200 kata per menit dengan didampingi guru, (4) kondusifnya kondisi siswa ketika memaparkan hasil menyimpulkan isi bacaan di depan kelas, dan (5) terbangunnya suasana yang reflekstif ketika kegiatan refleksi. 2) Terjadinya peningkatan keterampilan membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan dengan menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing yaitu pada siklus I 66,5 mengalami peningkatan pada siklus II 82,35. 3) Perilaku pada siklus II mengalami perubahan ke arah positif dibandingkan pada siklus I. Perubahan perilaku itu berupa perhatian siswa, respon siswa, cara siswa menanggapi, dan aktivitas siswa membuat catatan. Saran Penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran membaca cepat 200 kata per menit untuk menyimpulkan isi bacaan dan mengatasi masalahmasalah yang dialami siswa. Setelah penelitian dilaksanakan, peneliti memberikan saran sebagai berikut (1) bagi guru bahasa Indonesia, sebaiknya menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbing pada pembelajaran membaca cepat 200 kpm untuk menyimpulkan isi bacaan sehingga pembelajaran tidak membosankan,

(2) siswa hendaknya menggunakan media flash dan teknik latihan terbimbign karena akan mampu membaca cepat dan menyimpulkan isi bacaan, dan (3) penelitia lain dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dapat melakukan penelitian serupa dengan menggunakan media dan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapat berbagai alternatif media dan teknik pembelajaran keterampilan membaca cepat. DAFTAR PUSTAKA Fatmawati, Elly.2005. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat 250 Kpm dengan Pembelajaran Latihan Berjenjang dan Penilaian Authentic Assesment pada Siswa Kelas VII A MTs Miftahul Ulum.Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Haryadi.2006.Retorika Membaca Model, Metode, dan Teknik.Semarang:Rumah Indonesia. Mugiarso, Heru.2006.Bimbingan dan Konseling.UNNES:UPT MKK. Waingwrighat, Gordon.2001. Seed Reading Better Recording.Terjemahan Heru Sutrisno. 2006. Manfaatkan Teknik-teknik Teruji untuk Membaca Lebih Cepat dan Mengingatkan secara Maksimal.Jakarta:Gramedia Pustaka Umum. Yudhiantoro, Dhani.2003.Panduan Lengkap Macromedia Flash MX. Yogyakarta:ANDI.