SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI PADA SISWA KELAS X-8 SMA NEGERI 1 BAE KUDUS TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Nama : Ikha Novita NIM : Prodi : Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan : Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

2 SARI Novita, Ikha Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Wagiran, M.Hum. Pembimbing II: Dr. Subyantoro, M.Hum. Kata kunci: keterampilan menulis, paragraf argumentasi, model think pair and share, media gambar animasi. Menulis merupakan kegiatan kompleks yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain dengan medium bahasa yang telah disepakati bersama dan tidak secara tatap muka. Salah satu keterampilan menulis tersebut adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi yang harus dimiliki pada jenjang sekolah menengah atas. Keterampilan menulis paragraf argumentasi bertujuan untuk memengaruhi pembaca. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi perlu ditingkatkan dengan menggunakan model dan media belajar yang tepat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia diketahui bahwa tingkat keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus masih belum maksimal. Hal ini dikarenakan keterampilan menulis paragraf argumentasi disebabkan oleh faktor internal atau dari siswanya dan faktor eksternal atau dari lingkungan sekitar. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus? (2) apakah ada peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi? dan (3) apakah ada perubahan perilaku pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi? Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi, dan (3) mengetahui perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek ii

3 penelitian ini adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis paragraf argumentasi dan variabel model think pair and share melalui media gambar animasi. Pengumpulan data pada siklus I dan siklus II menggunakan teknik tes dan nontes dengan penerapan model pembelajaran. Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja berupa penugasan menulis paragraf argumentasi, sedangkan teknik nontes yang digunakan berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian siswa, catatan harian guru, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil tes siklus I dan siklus II. Sementara teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis dan membandingkan hasil nontes siklus I dan siklus II. Penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi pada pembelajaran terbukti dapat meningkatkan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peningkatan ini dapat diketahui dari hasil tes yang dilakukan pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus yang meliputi tes prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 69,03. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 73,12. Terjadi peningkatan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi sebesar 4,09 atau 5,92%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 84,75. Jadi, peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dari prasiklus ke siklus II adalah 15,72 atau 22,77% dan dari siklus I sampai siklus II adalah 11,63 atau sebesar 16,05%. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi ini diikuti dengan perubahan perilaku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus yang berubah ke arah yang positif. Pada siklus II siswa terlihat lebih aktif, mudah bekerja sama dalam kelompok, kritis, disiplin, tanggung jawab, dan lebih bisa berbagi dalam mengikuti pembelajaran terhadap model yang digunakan guru. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, simpulan yang dapat diambil adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus mengalami peningkatan dan perubahan tingkah laku yang lebih positif setelah mengikuti proses pembelajaran dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menyampaikan kepada guru, khususnya guru kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus untuk menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi. Bagi peneliti lain, disarankan agar melakukan penelitian pengembangan yang lebih lanjut mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. iii

4 PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari : Senin tanggal : 27 Juni 2011 Semarang, 27 Juni 2011 Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II, Drs. Wagiran, M.Hum. Dr. Subyantoro, M.Hum. NIP NIP iv

5 PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari : Selasa tanggal: 19 Juli 2011 Panitia Ujian Skripsi Ketua, Sekretaris, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum. Suseno, S.Pd., M.A. NIP NIP Penguji I, Drs. Bambang Hartono, M.Hum. NIP Penguji II, Penguji III, Dr. Subyantoro, M.Hum. Drs. Wagiran, M.Hum. NIP NIP v

6 PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, 27 Juni 2011 Ikha Novita NIM vi

7 MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO 1. (Ingatlah juga), tatkala Tuhanmu berfirman; Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-ku), maka sesungguhnya azab-ku sangat pedih (QS Ibrahim ayat 7). 2. Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar (Khalifah Umar Ibnu Khattab). 3. Segala sesuatu akan indah pada waktunya sesuai dengan yang telah digariskan oleh Allah. Jadi, berusaha, berdoa, dan bersemangatlah dalam menggapai semua asa (Penulis). PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan kepada 1. keempat orang tuaku tercinta; 2. kakak dan adikku tersayang; 3. keluarga besarku; 4. sahabat terbaikku; dan 5. almamaterku. vii

8 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt., yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus Tahun Ajaran 2010/2011 dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan, fasilitas, semangat, serta dukungan yang diberikan oleh berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada Drs. Wagiran, M.Hum. dan Dr. Subyantoro, M.Hum. sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk kepada penulis. Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada 1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si., yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang ini; 2. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Rustono, M.Hum., yang telah memberikan izin dalam pembuatan skripsi ini; 3. Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., yang telah memberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini; 4. Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan bekal ilmu dan pengalaman kepada penulis; viii

9 5. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Bae Kudus, Drs. H. Su ad, M.Pd., yang telah memberikan izin penelitian; 6. Ibu Dian Novita Elly, S.Pd., guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus, atas segala bantuan, arahan, masukan, dan motivasinya selama penulis melakukan penelitian; 7. siswa-siswi SMA N 1 Bae Kudus, khususnya siswa kelas X-8 yang telah memberikan kepercayaan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian; dan 8. semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebut satu demi satu. Semoga amal baik yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang. Semarang, 27 Juni 2011 Ikha Novita ix

10 DAFTAR ISI SARI.... ii PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... iv PENGESAHAN KELULUSAN... v PERNYATAAN... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii PRAKATA... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xvii DAFTAR BAGAN... xx DAFTAR GAMBAR... xxi DAFTAR LAMPIRAN... xxiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS Kajian Pustaka x

11 2.2 Landasan Teoretis Hakikat Menulis Pengertian Menulis Tujuan Menulis Manfaat Menulis Hakikat Paragraf Argumentasi Pengertian Paragraf Argumentasi Ciri-Ciri Paragraf Argumentasi Jenis-jenis Paragraf Argumentasi Langkah-langkah Menulis Paragraf Argumentasi Hakikat Model Think Pair and Share Hakikat Media Gambar Animasi Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Kerangka Berpikir Hipotesis Tindakan BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Prosedur Tindakan Siklus I Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi xi

12 3.1.2 Prosedur Tindakan pada Siklus II Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi Subjek Penelitian Variabel Penelitian Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Variabel Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Indikator Kinerja Indikator Kuantitatif Indikator Kualitatif Instrumen Penelitian Instrumen Tes Instrumen Nontes Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis Pedoman Catatan Harian Guru dan Siswa Pedoman Wawancara Pedoman Sosiometri Pedoman Dokumentasi Foto Validitas Instrumen Teknik Pengumpulan Data xii

13 3.6.1 Teknik Tes Teknik Nontes Teknik Deskripsi Perilaku Ekologis Teknik Catatan Harian Guru dan Siswa Teknik Wawancara Teknik Sosiometri Teknik Dokumentasi Foto Teknik Analisis Data Teknik Kuantitatif Teknik Kualitatif BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil Prasiklus Hasil Penelitian Siklus I Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I Hasil Tes Siklus I Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan Gambar Animasi Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf Argumentasi Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat xiii

14 Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca Hasil Perilaku Siswa Siklus I Keaktifan Siswa Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Kedisplinan dan Tanggung Jawab siswa Kekritisan Siswa Kemampuan Berbagi Refleksi Siklus I Hasil Penelitian Siklus II Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus II Hasil Tes Siklus II Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan Gambar Animasi Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf Argumentasi Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi xiv

15 Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca Hasil Perilaku Siswa Siklus II Keaktifan Siswa Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Kedisplinan dan Tanggung Jawab siswa Kekritisan Siswa Kemampuan Berbagi Refleksi Siklus II Pembahasan Peningkatan Proses Pembelajaran dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Perubahan Perilaku Keaktifan Siswa Perubahan Perilaku Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Perubahan Perilaku Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa Perubahan Perilaku Kekritisan Siswa Perubahan Perilaku Kemampuan Berbagi xv

16 4.2.4 Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi dengan Hasil Kajian Pustaka BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

17 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Sintaks Model Think Pair and Share Sintaks Model Pembelajaran dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Hasil Prasiklus Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Hasil Siklus I Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Penilaian Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan Gambar Animasi Siklus I Penilaian Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf Argumentasi Siklus I Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Siklus I Penilaian Aspek Keefektivan Kalimat Siklus I Penilaian Aspek Kohesi dan Koherensi Siklus I Penilaian Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Siklus I Penilaian Aspek Pemilihan Kata Siklus I Penilaian Aspek Tampilan Tulisan Siklus I Penilaian Aspek Ejaan dan Tanda Baca Siklus I Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok xvii

18 18. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus I Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus I Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus I Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus I Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus I Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus I Hasil Siklus II Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Penilaian Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah Berdasarkan Gambar Animasi Siklus II Penilaian Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragraf Argumentasi Siklus II Penilaian Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Siklus II Penilaian Aspek Keefektivan Kalimat Siklus II Penilaian Aspek Kohesi dan Koherensi Siklus II Penilaian Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Siklus II Penilaian Aspek Pemilihan Kata Siklus II Penilaian Aspek Tampilan Tulisan Siklus II Penilaian Aspek Ejaan dan Tanda Baca Siklus II Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus II Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus II Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus II Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus II xviii

19 39. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus II Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus II Peningkatan Rata-rata Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Siklus I dan Siklus II xix

20 DAFTAR BAGAN Bagan Halaman 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Hasil Sosiogram Kelompok 1 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 2 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 3 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 4 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 5 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 6 Siklus I Hasil Sosiogram Kelompok 1 Siklus II Hasil Sosiogram Kelompok 2 Siklus II Hasil Sosiogram Kelompok 3 Siklus II Hasil Sosiogram Kelompok 4 Siklus II Hasil Sosiogram Kelompok 5 Siklus II Hasil Sosiogram Kelompok 6 Siklus II xx

21 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Contoh Media Gambar Animasi Proses Pembelajaran Siklus I Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab Siklus I Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka Siklus I Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Siklus I Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Siklus I Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi Siklus I Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Siklus I Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Siklus I Proses Pembelajaran Siklus II Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab Siklus II Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka Siklus II Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Siklus II Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Siklus II Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi Siklus II Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Siklus II Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Siklus II Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Melakukan Tanya Jawab pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka xxi

22 pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Paragraf Argumentasi pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi pada Siklus I dan Siklus II Perbandingan Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share pada Siklus I dan Siklus II xxii

23 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Contoh Paragraf Argumentasi Siklus I Contoh Paragraf Argumentasi Siklus II Lembar Jawab Siswa Siklus I Lembar Jawab Siswa Siklus II Daftar Nilai Prasiklus Daftar Nilai Siklus I Daftar Nilai Siklus II Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis Pedoman Catatan Harian Siswa Pedoman Catatan Harian Guru Pedoman Sosiometri Pedoman Wawancara Pedoman Dokumentasi Foto Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus I Hasil Catatan Harian Siswa Siklus I Hasil Catatan Harian Guru Siklus I Hasil Sosiometri Siklus I Hasil Wawancara Siklus I xxiii

24 21. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus II Hasil Catatan Harian Siswa Siswa Siklus II Hasil Catatan Harian Guru Siklus II Hasil Sosiometri Siklus II Hasil Wawancara Siklus II Media Gambar Animasi Siklus I Media Gambar Animasi Siklus II Daftar Nama Siswa Surat Izin Observasi Surat Penetapan Dosen Pembimbing Surat Izin Penelitian Surat Bukti Melakukan Penelitian Surat Keterangan Selesai Bimbingan Surat Keterangan Lulus EYD Lembar Konsultasi xxiv

25 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis paragraf argumentasi tergolong keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Hal ini dikarenakan penulis paragraf argumentasi harus mampu memengaruhi pembaca agar pembaca yakin dengan apa yang dikemukakan oleh penulis. Pernyataan-pernyataan yang diungkapkan harus disertai dengan fakta-fakta yang mendukung dan membuktikan gagasan-gagasan penulis. Kemampuan semacam ini membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang luas agar penulis mampu meyakinkan pembaca terhadap isi tulisannya. Selain itu, keterampilan menulis paragraf argumentasi juga membutuhkan latihan secara terus-menerus dan bertahap. Bila hal ini dapat terpenuhi, keterampilan menulis paragraf argumentasi tidak akan sulit untuk dikuasai. Uraian di atas diperkuat oleh kondisi pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang terjadi di sekolah. Kesulitan siswa dalam melakukan aktivitas menulis di sekolah maupun kesulitan guru dalam memilih model dan memanfaatkan media dalam pembelajaran menulis menjadi bagian dari faktor penyebab ketidakberhasilan sekolah dalam melaksanakan pembelajaran menulis. Bahkan sangat mungkin pembelajaran menulis menjadi hal yang ditakuti atau dianggap membosankan bagi siswa. Terkait tentang kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran menulis, maka perlu diterapkan suatu model dan media pembelajaran yang efektif agar dapat menunjang kegiatan pembelajaran. 1

26 2 Guru harus bisa memilih dan menggunakan media serta model yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada penelitian ini, peneliti membahas pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sebagai upaya meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah disebutkan, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Kompetensi dasar tersebut akan dapat tercapai dengan baik apabila siswa telah memenuhi indikator-indikator yang meliputi (1) mampu menentukan topik dan mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar animasi yang ditampilkan, (2) mampu mengorganisasikan isi tulisan argumentasi yang dapat memengaruhi pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya, dan (3) mampu mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi dengan memperhatikan penggunaan EYD. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Bae Kudus khususnya di kelas X-8, didapat bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi masih belum maksimal. Siswa di kelas X-8 masih ada yang belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Sebanyak 23 siswa kelas X-8 masih ada yang belum mencapai KKM tersebut. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk menulis paragraf argumentasi adalah 75, adapun nilai rata-rata kelas X-8 yang ada di SMA N 1 Bae Kudus untuk keterampilan menulis paragraf argumentasi mencapai nilai 73,12. Nilai tertinggi pada kelas X-8 dengan

27 3 nilai 81, dan nilai terendah pada kelas X-8 dengan nilai 51, dengan persentase ketercapaian KKM 28,13%. Indikator pembelajaran yang telah dirumuskan ternyata belum semuanya tercapai dengan baik. Pada indikator mampu menentukan topik dan mengidentifikasi masalah yang tepat sesuai dengan media gambar animasi, siswa sudah dapat mengidentifikasi hal-hal yang sesuai dengan gambar animasi yang disajikan. Selain itu, siswa juga merasa lebih mudah karena dalam menentukan topik, siswa berkolaborasi dengan guru. Siswa juga sudah dapat mengungkapkan ide-ide yang ada di dalam pikirannya dan membuat kalimat sederhana sesuai dengan topik yang ada. Akan tetapi, karena siswa kurang latihan dalam menulis, kalimat yang diungkapkan masih rancu dan belum bisa membantu memunculkan argumen-argumen berikutnya. Jadi, pada indikator ini, siswa tidak banyak mengalami kesulitan. Kelemahan siswa terdapat pada indikator mampu mengorganisasikan isi tulisan argumentasi yang isinya bertujuan memengaruhi pembaca dengan menunjukkan fakta-fakta yang dapat mendukung gagasannya. Hal ini dikarenakan siswa belum memahami hakikat paragraf argumentasi serta malas membaca dan menyimak sehingga informasi yang diketahui siswa terbatas. Akhirnya, siswa tidak mampu meyakinkan pembaca karena tidak dapat mengungkapkan faktafakta sebagai bukti yang dapat memperkuat argumen yang disampaikan. Siswa juga masih lemah pada indikator mampu mengembangkan identifikasi masalah menjadi tulisan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan EYD. Siswa kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi

28 4 yang kohesif dan koheren. Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan siswa terhadap penggunaan ejaan, tanda baca, diksi, dan penguasaan kosakata. Kelemahan-kelemahan siswa dalam mencapai indikator pembelajaran menulis paragraf argumentasi harus segera diatasi agar keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa dapat meningkat. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Dilihat dari problematika pembelajaran menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 1 Bae Kudus, proses pembelajaran yang dilakukan di SMA Negeri 1 Bae Kudus membuat siswa cenderung kurang termotivasi dan merangsang minat siswa dalam menulis paragraf argumentasi sehingga mengakibatkan siswa kurang aktif, malas untuk menulis, dan sulit untuk menyampaikan ide atau gagasan. Beberapa faktor penghambat yang dialami siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus dalam kemampuan menulis, yaitu (1) model yang kurang menarik minat siswa, dan (2) media yang belum mendukung pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Oleh sebab itu, pembaharuan dalam pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi perlu dilakukan, khususnya dalam hal pemanfaatan media dan penggunaan model yang tepat dan efektif. Selama ini pembelajaran menulis paragraf argumentasi di SMA Negeri 1 Bae Kudus yang dilakukan oleh guru masih jauh dari penggunaan model pembelajaran yang efektif. Guru biasanya dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi hanya menggunakan model pembelajaran ungkap gagasan dari membaca buku teks dan siaran berita televisi. Hal ini cenderung membuat siswa

29 5 merasa bosan karena kurang bervariasinya model pembelajaran dalam menulis paragraf argumentasi. Model pembelajaran think pair and share, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nurhadi (2003:66) memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran think pair and share dapat membantu menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Model pembelajaran think pair and share juga membantu siswa secara langsung agar dapat memahami suatu masalah, memecahkan masalah dengan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran think pair and share efektif sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Perkembangan teknologi telah menjanjikan potensi besar dalam mengubah cara seseorang untuk belajar, memperoleh informasi, dan menyesuaikan informasi. Perkembangan teknologi juga menyediakan peluang bagi pendidik di sekolah untuk mengembangkan media pembelajaran sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi pelajar, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi, diharapkan mereka akan lebih mudah untuk menyerap informasi secara cepat dan efisien. Sumber informasi tidak lagi terfokus pada teks dari buku semata tetapi lebih luas dari itu. Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara

30 6 terintegrasi. Media dalam penelitian ini menggunakan gambar animasi karena gambar animasi sangat membantu memecahkan masalah dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan. Pemanfaatan media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi berfungsi agar siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran, kemudian materi pelajaran yang dipadu dengan animasi gambar dan gerakan yang menarik dapat memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena suasana pembelajaran menjadi lebih terarah. Dengan media gambar animasi ini pula, siswa diharapkan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Dengan demikian, penggunaan media gambar animasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan diharapkan dapat mengatasi kesulitan dalam menulis paragraf argumentasi bagi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Berdasarkan uraian masalah serta pertimbangan-pertimbangan yang dikemukakan tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus tahun ajaran 2010/ Identifikasi Masalah Kriteria Ketuntasan Minimal untuk menulis paragraf argumentasi yang belum bisa dicapai oleh siswa kelas X-8 dapat disebabkan adanya berbagai jenis

31 7 permasalahan. Berbagai macam permasalahan yang menyebabkan belum maksimalnya keterampilan siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus sebenarnya tidak lepas dari beberapa faktor, antara lain guru, sekolah, siswa, sarana prasarana, dan latar belakang sosial. Seorang guru akan memengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran di kelas sebab guru merupakan seorang yang membantu belajar siswa. Keberhasilan siswa dalam belajar dapat diperoleh apabila guru dapat memberikan pembelajaran yang baik. Berikut ini masalah-masalah dari faktor guru, yaitu (1) pembelajaran masih terfokus kepada guru sebagai sumber utama pengetahuan bagi siswa sehingga ceramah dan ungkap gagasan dari teks menjadi pilihan utama dalam pembelajaran tersebut, hal ini terkait dengan belum diterapkannya model pembelajaran yang tepat; (2) guru banyak menerangkan tentang teori menulis paragraf argumentasi, tetapi tidak banyak memberikan latihan membuat paragraf argumentasi; (3) guru belum menyajikan model pembelajaran secara kooperatif dengan melibatkan langsung peran serta siswa secara aktif; dan (4) guru belum menyajikan media pembelajaran yang bervariasi dan menarik minat siswa sehingga pembelajaran cenderung monoton. Sekolah merupakan sarana utama siswa untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Keadaan sekolah yang baik akan menjadikan siswa dalam memperoleh ilmu terpenuhi. Sarana belajar seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan sarana belajar lain yang memadai akan membuat siswa lebih mudah dalam menyerap materi pembelajaran. Adapun kondisi laboratorium bahasa di SMA N 1 Bae Kudus belum berfungsi secara maksimal, beberapa buku

32 8 di perpustakaan masih terbitan edisi lama, dan sarana belajar yang lain seperti LCD belum dimanfaatkan secara maksimal. Faktor yang disebabkan dari siswa antara lain (1) kurang maksimalnya kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi disebabkan oleh kurangnya latihan dan motivasi siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Siswa masih kesulitan untuk menuangkan ide-ide mereka ke dalam bentuk tulisan sesuai dengan syarat penulisan paragraf argumentasi, (2) siswa merasa kesulitan menuangkan ide, gagasan, dan argumennya karena pembelajaran hanya dilakukan di dalam kelas melalui uraian atau penjelasan secara teoretis. Padalah siswa tidak akan memperoleh keterampilan menulis paragraf argumentasi hanya dengan duduk, mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat penjelasan dari guru, (3) siswa tidak antusias mengikuti pembelajaran disebabkan kurang bervariasinya pembelajaran serta belum diterapkanya model dan media pembelajaran yang menarik saat pembelajaran, dan (4) siswa pasif dalam pembelajaran dan tidak ada kerja sama secara kooperatif antarsiswa. Selain beberapa faktor tersebut, latar belakang keluarga atau orang tua siswa juga dapat memengaruhi pencapaian kegiatan menulis paragraf argumentasi yang baik. Keadaan lingkungan, tempat tinggal, tekanan ekonomi keluarga, dan lain sebagainya jelas sangat berpengaruh kepada siswa. Semakin baik keadaan sosial ekonomi siswa akan semakin baik pula kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Hal tersebut terjadi karena keadaan sosial ekonomi siswa yang baik akan menjadikan terpenuhinya segala kebutuhan siswa, seperti gizi yang cukup. Sebaliknya apabila latar belakang siswa tersebut kurang baik, penciptaan kegiatan

33 9 menulis paragraf argumentasi sulit diwujudkan. Keadaan tersebut dapat dilihat dari pola yang tidak sehat yang akan memengaruhi keadaan fisik dan jiwa siswa di lingkungan tempat tinggal dan sekolah. Hal tersebut tentu dapat menyebabkan dampak negatif saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi berlangsung. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian dalam identifikasi masalah, penyebab belum tercapainya KKM pada siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus untuk menulis paragraf argumentasi lebih dilatar belakangi dengan belum digunakannya model dan media pembelajaran yang tepat untuk menulis paragraf argumentasi. Jadi, fokus penelitian ini hanya terletak pada penggunaan model dan media pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Adapun model dan media yang digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah penerapan model think pair and share melalui media gambar animasi. Alasan peneliti menggunakan model think pair and share adalah dengan menggunakan model think pair and share dapat mengajarkan siswa untuk untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain dengan memahami suatu masalah, memecahkan masalah dengan diskusi kelompok, dan mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Siswa dapat mengeluarkan ide-ide yang dapat dipikirkannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut. Jadi, saat pembelajaran siswa aktif dan ada umpan balik antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa.

34 10 Selain itu, alasan peneliti memadukan media gambar animasi dalam model think pair and share karena dengan menggunakan media gambar animasi memudahkan siswa dalam mengidentifikasi masalah. Dengan media gambar animasi siswa diharapkan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Jadi, siswa lebih mudah mengidentifikasi masalah untuk membuat paragraf argumentasi. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan tersebut, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini sebagai berikut. 1) Bagaimanakah proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus? 2) Seberapa besarkah peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi setelah dilaksanakan pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus? 3) Bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?

35 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut. 1) Mengetahui proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. 2) Mengetahui peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. 3) Mengetahui perubahan tingkah laku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diberikan dalam penelitian dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi teoretis dan segi praktis. 1) Segi Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih besar terhadap perkembangan ilmu bahasa, khususnya mengenai keterampilan berbahasa yang berupa keterampilan menulis. 2) Segi Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru sekolah, dan peneliti lain.

36 12 Bagi siswa, siswa menjadi lebih terampil dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sehingga hasil belajar meningkat. Siswa akan mendapat pengalaman baru dengan diterapkannya model pembelajaran think pair and share. Siswa juga akan lebih termotivasi untuk belajar karena digunakannya media gambar animasi yang inovatif. Selain itu, bisa membentuk sikap kerja sama antarsiswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan adanya penelitian ini siswa mendapat pengalaman belajar yang bemakna melalui proses pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan keterampilan menulis paragraf argumentasi bagi siswanya. Selain itu, keberhasilan guru sebagai pengajar akan meningkat karena hasil belajar siswa juga meningkat. Bagi sekolah, prestasi sekolah akan meningkat karena hasil belajar siswa juga meningkat. Dengan adanya penelitian ini, guru-guru di sekolah lain akan termotivasi memperbaiki model pembelajaran yang selama ini mereka terapkan. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembanding terutama dalam hal bagaimana cara meningkatkan keterampilan menulis paragraf argumentasi melalui pembelajaran dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi.

37 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka Kenyataan membuktikan bahwa keterampilan menulis masih kurang diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah-sekolah. Pembelajaran menulis juga masih sering diabaikan oleh kalangan pelajar dan bahkan mahasiswa. Hal ini cenderung membuat terciptanya iklim budaya tulis yang kurang baik di sekolahsekolah. Penelitian tindakan kelas (PTK) tentang menulis paragraf argumentasi merupakan penelitian yang menarik. Bukti bahwa keterampilan menulis paragraf argumentasi menarik untuk dilakukan adalah dengan banyaknya penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan menulis paragraf argumentasi tersebut. Di bawah ini disajikan penelitian-penelitian yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nystrand dan Graff (2000), Neeta (2005), Carss (2007), Hernawati (2007), Ni mah (2007), Hapsari (2008), Puryanti (2009), Hindawati (2010), Mujahadah (2010), dan Sulistyani (2010). Nystrand dan Graff (2000) dalam penelitiannya yang berjudul Report in Argument's Clothing: An Ecological Perspective on Writing Instruction menunjukkan bahwa pembelajaran menulis argumentasi lebih efektif dengan menggunakan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang diperoleh dari pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran, penulisan, dan 13

38 14 pengembangan teks sehingga siswa secara efektif bisa membuat tulisan argumentasi. Persamaan penelitian Nystrand dan Graff (2000) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji, yaitu sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan model penelitian. Pada penelitian Nystrand dan Graff (2000) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VII pada Sekolah Menengah Midwest, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Nystrand dan Graff (2000) menerapkan model pembelajaran memodifikasi gagasan yang diperoleh dari pengadopsian strategi inovatif dengan cara melalui penafsiran, penulisan, dan pengembangan teks, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Neeta (2005) dalam penelitiannya yang berjudul Socioculture and Students Argument Writing in English: A Case Study from the Vhembe District, Limpopo Province, South Africa menjelaskan bahwa penggunaan strategi penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis, dan budaya (konteks sosiokultural) mampu meningkatkan keterampilan menulis argumentasi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Persamaan penelitian Neeta (2005) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada masalah yang dikaji. Masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, model pembelajaran, strategi pembelajaran, dan

39 15 media yang digunakan. Pada penelitian Neeta (2005) yang menjadi subjek penelitian adalah para siswa dari Daerah Vhembe, Provinsi Limpopo, Afrika Selatan, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Neeta (2005) tidak menerapkan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Pada penelitian Neeta (2005) menggunakan strategi pembelajaran berbasis penginterpretasian di dalam relevan konteks sosial, historis, dan budaya (konteks sosiokultural), sedangkan penulis dalam penelitiannya tidak menerapkan strategi pembelajaran. Carss (2007) dalam penelitiannya yang berjudul The Effects of Using Think-Pair-Share during Guided Reading Lessons menyimpulkan bahwa think pair and share memberikan efek yang positif pada pembelajaran membaca. Efek positif itu tampak pada penggunaan bahasa lisan, berpikir, metakognitif, kesadaran, dan pengembangan strategi membaca. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa think pair and share efektif digunakan sebagai alat untuk membantu perkembangan percakapan sehingga siswa bisa fokus pada pembelajaran dan mampu menyesuaikan dengan kelompok belajar yang ada. Persamaan penelitian Carss (2007) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan, yaitu sama-sama menggunakan model pembelajaran think pair and share. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, desain penelitian, dan masalah yang dikaji. Pada penelitian Carss (2007) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa sekolah dasar, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas

40 16 X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Carss (2007) desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Pada penelitian Carss (2007) masalah yang dikaji adalah mengenai keterampilan membaca, sedangkan masalah yang dikaji penulis adalah mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Hernawati (2007) dalam skripsinya yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair and Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMP N 14 Tegal dalam Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, diperoleh simpulan yaitu hasil observasi selama penelitian menunjukkan adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuis I, kuis II, kuis III, dan nilai ulangan harian secara persentase siswa yang memperoleh nilai minimal 63 menunjukkan adanya peningkatan. Siklus I nilai rata-rata kelas 63,21, siswa yang memperoleh nilai 63 sebanyak 25 anak dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 65,79 %. Pada Siklus II nilai rata-rata kelas 64,56, siswa yang memperoleh nilai 63 sebanyak 30 anak dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 78,95 %. Pada Siklus III nilai rata-rata kelas 69,26, siswa yang memperoleh nilai 63 sebanyak 34 anak dengan persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 89,47 % sehingga penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair and share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII E SMPN 14 Tegal dalam pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel.

41 17 Persamaan penelitian Hernawati (2007) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model pembelajaran yang digunakan. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan model yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair and share. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Hernawati (2007) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VIII E SMP N 14 Tegal, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Hernawati (2007) masalah yang dikaji adalah pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel dalam mata pelajaran matematika, sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada penelitian Hernawati (2007) tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Ni mah (2007 dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes (t berada pada daerah penerimaan Ho) disimpulkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan rata-rata postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Estimasi rata-rata pada kelompok kontrol, yaitu 61,62-66,71 dengan rata-rata hasil belajar siswa 64,17, sedangkan estimasi rata-rata kelompok eksperimen 68,68-73,03 dengan rata-rata

42 18 hasil belajar 70,85, berarti kelompok kontrol hasil belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada pengaruh antara efektivitas model pembelajaran think pair share dalam mata pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang. Persamaan penelitian Ni mah (2007) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang digunakan sama-sama menggunakan model think pair share. Adapun perbedaannya terletak pada desain penelitian, subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Ni mah (2007) desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, sedangkan desain penelitian yang digunakan oleh penulis adalah desain penelitian tindakan kelas (PTK). Pada penelitian Ni mah (2007) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Ni mah (2007) masalah yang dikaji adalah pokok bahasan kehidupan awal masyarakat kepulauan Indonesia dalam mata pelajaran sejarah, sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Pada penelitian Ni mah (2007) tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Hapsari (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun

43 19 Ajaran 2007/2008 diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media gambar karikatur politik sebesar 3,51%. Skor rata-rata kelas pada tahap prasiklus sebesar 6,97 dan mengalami peningkatan sebesar 3% menjadi 9,17. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 10,35. Setelah digunakan pembelajaran menggunakan media gambar karikatur politik terjadi perubahan tingkah laku. Siswa yang sebelumnya merasa kurang siap dan aktif dalam pembelajaran menjadi siap dan lebih aktif mengikuti pembelajaran. Persamaan penelitian Hapsari (2008) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, model, dan media yang digunakan. Pada penelitian Hapsari (2008) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Hapsari (2008) tidak menggunakan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Pada penelitian Hapsari (2008) menggunakan media gambar karikatur politik, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Puryanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten

44 20 Temanggung Tahun Ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan argumentasi berdasarkan metode problem solving terbukti mengalami peningkatan. Hasil tes rata-rata pada siklus I adalah 69,64 atau termasuk kategori baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 85,12 atau termasuk kategori sangat baik. hal ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 15,12 atau sebesar 21,95%. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin berkurang dan perilaku positif siswa semakin bertambah. Persamaan penelitian Puryanti (2009) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, metode, media, dan model yang digunakan. Pada penelitian Puryanti (2009) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Puryanti (2009) metode yang digunakan adalah metode problem solving, sedangkan penulis dalam penelitiannya tidak menggunakan metode. Pada penelitian Puryanti (2009) tidak menggunakan media, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media

45 21 gambar animasi. Pada penelitian Puryanti (2009) tidak menggunakan model, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Hindawati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui Media Teks Berita dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes menunjukkan bahwa analisis data penelitian keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan argumentasi siklus I sebesar 68,18. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,54% atau dengan nilai 79,46. Peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku tersebut, yaitu dari perilaku negatif menjadi perilaku positif. Persamaan penelitian Hindawati (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan model yang digunakan. Pada penelitian Hindawati (2010) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Hindawati (2010) menggunakan media teks berita, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Pada penelitian Hindawati (2010) menggunakan model problem based instruction

46 22 (PBI), sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Mujahadah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Menulis Argumentasi melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka (OE: Open Ended) Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Kendal menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa. Hasil tes menulis karangan argumentasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil prasiklus I 55,68 meningkat pada siklus I dengan nilai ratarata 63,35. Nilai rata-rata hasil siklus I 63,35 meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 76,74 yaitu meningkat sebesar 13,39 atau sebesar 19,11%. Perilaku siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan melalui model open ended mengalami perubahan ke arah positif. Persamaan penelitian Mujahadah (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan masalah yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan masalah yang dikaji sama-sama mengenai keterampilan menulis argumentasi. Adapun perbedaannya terletak pada subjek penelitian, media, dan model yang digunakan. Pada penelitian Mujahadah (2010) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8

47 23 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Mujahadah (2010) menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Pada penelitian Mujahadah (2010) menggunakan model open ended, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan model think pair and share. Sulistyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair and Share melalui Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2009/2010 diketahui bahwa keterampilan menulis artikel siswa pada tahap prasiklus, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,69 dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think pair and share melalui media majalah dinding pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 64,5 dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai rata-rata sebesar 75,61 dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 11,11 atau 17,22% dari siklus I ke siklus II dan 7,75% dari prasiklus ke siklus I. Selain itu, perilaku-perilaku negatif siswa selama mengikuti pembelajaran pada tahap prasiklus dan siklus I mengalami perubahan ke arah positif pada siklus II. Persamaan penelitian Sulistyani (2010) dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terletak pada desain penelitian dan model yang dikaji. Desain penelitian yang dilakukan sama-sama penelitian tindakan kelas (PTK) dan samasama menggunakan model think pair and share. Adapun perbedaannya terletak

48 24 pada subjek penelitian, masalah yang dikaji, dan media yang digunakan. Pada penelitian Sulistyani (2010) yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan, sedangkan subjek penelitian penulis dalam penelitiannya adalah siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Pada penelitian Sulistyani (2010) masalah yang dikaji adalah keterampilan menulis artikel, sedangkan masalah yang dikaji penulis dalam penelitiannya adalah mengenai keterampilan menulis paragraf argumentasi. Pada penelitian Sulistyani (2010) menggunakan media majalah dinding, sedangkan penulis dalam penelitiannya menggunakan media gambar animasi. Berdasarkan tinjauan pustaka tersebut, peningkatan keterampilan menulis telah dilakukan oleh beberapa peneliti dengan menggunakan metode, model, dan media tertentu. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud untuk melengkapi penelitian-penelitian keterampilan menulis yang telah dilakukan. Penelitian ini mencoba meneliti mengenai keterampilan menulis siswa dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. 2.2 Landasan Teoretis Landasan teoretis meliputi beberapa pembahasan, yaitu (1) hakikat menulis, (2) hakikat paragraf argumentasi, (3) hakikat model think pair and share, (4) hakikat media gambar animasi, dan (5) pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Penulis akan menguraikan hal-hal tersebut sebagai berikut.

49 Hakikat Menulis Hakikat menulis meliputi beberapa pembahasan, yaitu (1) pengertian menulis, (2) tujuan menulis, dan (3) manfaat menulis. Penulis akan menguraikan hal-hal tersebut sebagai berikut Pengertian Menulis Menurut Gie (1995:19) menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk dibaca dan dimengerti oleh orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, dan perasaan seseorang. Maksud yang ingin disampaikan dari rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil pemikiran melalui bahasa tulis ini diharapkan informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Sejalan dengan pendapat Gie, Suriamiharja, dkk. (1996:2) mengemukakan bahwa keterampilan menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut. Menulis adalah kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara tertulis. Selanjutnya, juga dapat diartikan bahwa menulis adalah menjelmakan bahasa lisan, mungkin menyalin atau melahirkan pikiran atau perasaan, seperti mengarang, membuat surat, membuat laporan, dan sebagainya.

50 26 Pendapat lain diungkapkan oleh Wiyanto secara sederhana. Menurut Wiyanto (2004:1-2) menulis mempunyai dua arti. Pertama, menulis berarti mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda yang dapat dilihat. Kedua, menulis mempunyai arti kegiatan mengungkapkan gagasan secara tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis, sedangkan hasil kegiatannya dinamakan tulisan. Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Suparno dan Yunus (2007:1.29) menyebutkan bahwa menulis adalah kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara tertulis kepada pihak lain. Aktivitas menulis melibatkan unsur penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikan isi tulisannya serta menuangkan dalam bahasa tulis. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan serangkaian kegiatan melukiskan lambang grafik yang mengungkapkan dan menggambarkan gagasan secara tertulis agar dapat dibaca, dimengerti, dan dipahami oleh pembaca atau orang lain Tujuan Menulis Setiap penulis memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam menyampaikan gagasan tulis tersebut. Hartig dalam Tarigan (1983:24) mengemukakan bahwa tujuan penulisan, yaitu (1) tujuan penugasan, penulis menulis karena ada tugas bukan karena kemauan sendiri; (2) tujuan altruistik, agar pembaca senang dan bisa

51 27 memahami serta menghargai perasaan; (3) tujuan persuasif, untuk meyakinkan pembaca; (4) tujuan informasional atau tujuan penerangan, untuk memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca; (5) tujuan pernyataan diri, untuk memperkenalkan atau menyatakan diri sang penulis; (6) tujuan kreatif, untuk mencapai nilai artistik atau atau seni yang ideal; dan (7) tujuan pemecahan masalah, untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Penulis dan pembaca dapat berkomunikasi melalui tulisan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hasil menulis (tulisan) yang paling utama ialah dapat menyampaikan pesan penulis kepada pembaca. Pernyataan di atas diperkuat oleh pendapat Sujanto. Menurut Sujanto MS (1988:68) garis besar tujuan penulisan adalah mengekspresikan perasaan, memberi informasi, memengaruhi pembaca, dan memberi hiburan. Berbeda dengan pendapat-pendapat di atas, Keraf (1995:6) mengemukakan bahwa kebutuhan dasar manusia yang mempengaruhi tujuan menulis, yaitu (1) keinginan untuk memberi informasi keadaan orang lain dan memperoleh informasi dari orang lain mengenai sesuatu hal; (2) keinginan untuk meyakinkan seseorang mengenai suatu kebenaran akan suatu hal, dan lebih jauh memengaruhi sikap dan pendapat orang lain; (3) keinginan untuk menggambarkan atau menceritakan bagaimana bentuk atau wujud suatu barang atau objek, atau mendeskripsikan cita rasa suatu benda, hal atau bunyi; dan (4) keinginan untuk menceritakan kepada orang lain tentang kejadian-kejadian atau peristiwaperistiwa yang terjadi, baik yang dialami maupun yang didengar dari orang lain.

52 28 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah untuk memberitahukan, meyakinkan, mengekspresikan, menghibur, memperkenalkan diri, dan untuk mencapai nilai artistik terhadap suatu masalah serta dapat memberikan informasi atau penerangan kepada pembaca sehingga bisa memecahkan masalah yang dihadapi oleh pembaca Manfaat Menulis Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang sangat penting untuk dikuasai karena banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh dari kegiatan menulis. Menurut Komaidi (2007:12-13) banyak manfaat yang bisa diperoleh dari menulis, diantaranya (1) menulis melatih kepekaan dalam melihat suatu realitas lingkungan; (2) mendorong untuk mencari referensi; (3) melatih kita untuk menyusun pemikiran dan argumen secara runtut, sistematis, dan logis; (4) mengurangi tingkat ketegangan dan stres; (5) mendapatkan kepuasan batin, jika tulisan dimuat di media atau diterbitkan; dan (6) membuat semakin populer dan terkenal, bila tulisan banyak dibaca oleh orang lain. Melengkapi pendapat dari Komaidi, Putra (2007:22) mengungkapkan bahwa manfaat dari menulis antara lain (1) pelepasan emosional. Menulis bisa menjadi penyaluran emosi dan perasaan; (2) manfaat promotif atau kenaikan pangkat. Jika produktif menulis maka akan memperoleh angka kredit yang banyak sesuai buku yang kita tulis; (3) manfaat sosial. Dengan menulis kita bisa menjadi terkenal atau dikenal; (4) manfaat finansial. Dengan menulis bisa membantu

53 29 dalam menghasilkan uang; dan (5) manfaat intelektual. Dengan menulis bisa bisa menambah ilmu pengetahuan. Melengkapi pendapat Komaidi dan Putra, Romli (2007:2) berpendapat bahwa manfaat menulis, yaitu (1) menulis berarti mengekspresikan pikiran, perasaan, dan keinginan; (2) dengan menulis dapat membangun citra diri sebagai orang yang berwawasan, intelek, dan berkualitas; (3) tulisan yang bagus akan membangun citra diri sang penulis yang pada gilirannya membangun kepercayaan dirinya; (4) dengan menulis bisa menjadi agen perubahan. Ide-ide yang dituangkan dalam tulisan dapat memengaruhi pemikiran pembaca, membentuk opini publik, dan melakukan sesuatu sesuai dengan ide; (5) selain berbagai ide atau pemikiran, menulis juga menjadi sarana berbagai pengalaman; dan (6) bisa memperoleh keuntungan finansial dari berkah menulis. Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan oleh Aguk Irawan MN (2008:14) dan Thobroni (2008:14). Menulis memiliki banyak manfaat, antara lain (1) salah satu cara untuk memangkas bagian permukaan segala sesuatu agar bisa menjelajahi atau memahami banyak hal, (2) suatu cara agar kita bisa memahami dan menemukan arti hidup, (3) agar bisa mengetahui dan mendalami sisi perasaannya yang paling tersembunyi, (4) agar kita bisa berpikir untuk menemukan jawaban dari persoalan-persoalan hidup, (5) membantu kejiwaan menjadi semakin positif, dan (6) dapat tercukupi kebutuhan ekonominya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis adalah sebagai suatu sarana untuk mengungkapkan diri, memahami, mengekspresikan, mengembangkan, mengorganisasikan, meninjau, menilai suatu pikiran, perasaan,

54 30 gagasan, dan keinginan agar dapat mengenali kemampuan dan potensi diri sehingga dapat lebih banyak menyerap, menguasai, dan mengorganisasikan gagasan atau informasi yang berkaitan dengan topik yang akan ditulis secara sistematis serta mengungkapkannya secara tersurat Hakikat Paragraf Argumentasi Keterampilan menulis paragraf argumentasi meliputi beberapa pembahasan, yaitu (1) pengertian paragraf argumentasi, (2) ciri-ciri paragraf argumentasi, (3) jenis-jenis paragraf argumentasi, dan (4) langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Penulis akan menguraikan hal-hal tersebut sebagai berikut Pengertian Paragraf Argumentasi Menurut Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia (1992:100), paragraf argumentasi merupakan paragraf yang berisi uraian untuk memperdebatkan sesuatu agar orang lain percaya. Dalam menulis paragraf argumentasi disajikan bukti-bukti atau alasan yang mendukung suatu kebenaran. Paragraf argumentasi disajikan dengan membandingkan permasalahan lain yang bertentangan. Sementara itu, menurut Keraf (1995:10), paragraf argumentasi adalah semacam bentuk wacana yang berusaha membuktikan suatu kebenaran. Selain itu, argumentasi berusaha memengaruhi serta mengubah sikap dan pendapat orang lain untuk menerima suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti mengenai objek yang diargumentasikan, sedangkan dari proses berpikir, argumentasi adalah

55 31 suatu tindakan untuk membentuk penalaran dan menurunkan simpulan serta menerapkannya pada suatu kasus dalam perdebatan. Selanjutnya, Wiyanto (2004:67) memberikan definisi yang lebih sederhana, yaitu istilah argumentasi diturunkan dari verba to argue (Ing), yang artinya membuktikan atau menyampaikan alasan. Untuk meyakinkan pembaca bahwa pendapat, konsepsi, atau opini yang disampaikan penulis itu benar, penulis harus menyertakan bukti, contoh, dan berbagai alasan yang sulit dibantah. Sejalan dengan pendapat Wiyanto, Suparno dan Yunus (2007:1.12) menyatakan bahwa, paragraf argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh penulisnya. Dalam menulis paragraf argumentasi, penulis harus menyajikan secara logis, kritis, dan dan sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan kebenaran yang disampaikannya sehingga dapat menghapus keraguan pembaca terhadap pendapat penulis. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk memperdebatkan, memengaruhi, meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang lain, atau membuktikan suatu kebenaran dari suatu masalah agar orang lain atau pembaca percaya dan berusaha untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan masalah tersebut Ciri-ciri Paragraf Argumentasi Menurut Keraf (1995:20) paragaraf argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (1) argumentasi berusaha untuk membuktikan suatu kebenaran dari suatu

56 32 pokok persoalan agar pembaca mengubah sikap dan pendapatnya; (2) dalam argumentasi berusaha untuk mengubah pandangan dan sikap pembaca. Karena itu penulis berusaha meyakinkan pembaca agar pembaca yakin terhadap uraian penulis; (3) menginginkan pembaca untuk mengikuti pendapatnya; (4) menggunakan gaya persuasif; (5) bahasa yang digunakan bersifat rasional dan objektif; dan (6) dan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk memperkuat pendapat penulis. Selanjutnya, Keraf (2000:103) juga berpendapat bahwa ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu (1) argumentasi harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan diargumentasikan, argumentasi harus disertai fakta-fakta dan bukti yang mendukung; (2) pengarang harus berusaha untuk menghindari istilah-istilah yang bisa menimbulkan prasangka; (3) menghindari munculnya istilah-istilah, hal ini dapat dilakukan dengan membatasi pengertian istilah yang dipergunakan; dan (4) penulis harus menetapkan dengan tepat ketidakkesepakatan yang akan diargumentasikan. Pendapat lain diungkapkan oleh Wagiran. Menurut Wagiran (2009:6) ciri khas paragraf argumentasi adalah mengutamakan kekuatan argumen (argumen teoretis, argumen empiris, argumen praktis, dan argumen logis) dalam memecahkan tiap masalah/problem/persoalan. Oleh karena itu, penulis harus menyampaikan pendapat/gagasan/argumen yang disertai alasan agar dapat memengaruhi pembaca. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri paragraf argumentasi adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha untuk membuktikan suatu

57 33 kebenaran, mengubah pandangan dan sikap, memengaruhi, dan meyakinkan pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis, maupun logis Jenis-jenis Paragraf Argumentasi Jenis-jenis paragraf argumentasi menurut Keraf (2000:108) terbagi menjadi tujuh, yaitu (1) genus atu definisi, mengajukan argumen dari definisi-definisi; (2) sebab dan akibat, didasarkan pada pola sebab-akibat yang mempergunakan corak berpikir kausal; (3) keadaan atau sirkumtansi, menyodorkan kedaan didasarkan pada keadaan yang ada; (4) persamaan, dengan menyamakan antara metodemetode yang terkait dengan fakta yang sama; (5) perbandingan, dengan membandingkan hal-hal yang bisa diperbandingkan; (6) pertentangan, dengan menggunakan metode pertentangan dalam fakta atau situasi. Didasarkan pada relasi antara berbagai fakta dan peristiwa; dan (7) kesaksian atau otoritas, dengan memanfaatkan topik atau sumber dari luar. Berbeda dengan Keraf, Alfiansyah (2009:2) berpendapat bahwa bentuk penalaran yang ada dalam paragraf argumentasi ada dua, yaitu penalaran induksi dan penalaran deduksi. Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian menarik simpulan secara lebih umum. Penalaran induksi tidak boleh membuat simpulan yang melebihi kelayakan fakta sebagai pendukung. Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari

58 34 pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil simpulan. Pendapat Alfiansyah diperkuat oleh pendapat Wagiran. Menurut Wagiran (2009:6) jenis-jenis paragraf argumentasi, yaitu tajuk rencana, surat pembaca, opini, wacana debat, artikel, dan kolom. Teknik pengembangannya terbagi menjadi dua, yaitu deduktif-induktif dan sebab-akibat. Pola penalaran sebabakibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. Dalam penggunaannya, penalaran sebab-akibat dapat disajikan menjadi akibat-sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengajukan genus atau definisi, paragraf dengan pola sebab dan akibat, paragraf yang terkait keadaan atau sirkumtansi, menyamakan fakta-fakta yang ada, membandingkan, mempertentangkan, memanfaatkan topik dan sumber luar, paragraf deduktif, paragraf induktif Langkah-langkah Menulis Paragraf Argumentasi Menurut Tarigan (1979:1-2) suatu paragraf selalu mengandung tiga bagian utama, yaitu (1) bagian pendahuluan, berfungsi untuk menarik minat pembaca, mengarahkan pembaca, menjelaskan secara singkat ide pokok atau tema paragraf, dan menjelaskan bagian dari suatu hal yang akan diperbincangkan; (2) isi, sebagai jembatan penghubung antara isi dan penutup, dan sebagai penjelasan terperinci

59 35 dari pendahuluan; dan (3) penutup, untuk memberikan simpulan, penekanan bagian-bagian tertentu, klimaks, melengkapi, dan merangsang pembaca. Sejalan dengan pendapat Tarigan, Keraf (2000:104) berpendapat bahwa paragraf argumentasi harus mencakup (1) pendahuluan, mengandung cukup banyak bahan untuk menarik perhatian. Dalam pendahuluan berisi persoalan yang dibicarakan, latar belakang historis, dan penegasan terhadap suatu sistem yang akan membawanya pada sebuah konklusi yang benar; (2) tubuh argumen, meyakinkan pembaca bahwa hal yang dikemukannya benar sehingga konklusinya juga benar; dan (3) simpulan dan ringkasan, berisi ringkasan dari pokok-pokok yang penting sesuai dengan urutan argumen-argumen dalam tubuh paragraf. Pendapat berbeda diungkapkan oleh Wagiran dan Doyin. Menurut Wagiran dan Doyin (2005:22), ada lima langkah dalam menulis paragraf argumentasi, yaitu (1) pengembangan gagasan paragraf argumentasi; (2) perencanaan naskah paragraf argumentasi; (3) pengembangan paragraf argumentasi; (4) penulisan draf paragraf argumentasi; dan (5) finalisasi. Kelima langkah menulis tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut (1) pengembangan gagasan paragraf argumentasi, yakni pengembangan sebuah tulisan berangkat dari penentuan tema, topik, permasalahan yang menjadi gagasan utama; (2) perencanaan naskah paragraf argumentasi dilakukan dari tiga segi, yakni segi perencanaan isi, perencanaan format, dan perencanaan bahasa. Dalam perencanaan ini prinsip utama yang harus diperhatikan ialah pembuatan kerangka. Kerangka pada dasarnya merupakan pokok-pokok paragraf yang nantinya akan dijabarkan menjadi karangan. Perencanaan selanjutnya, yakni perencanaan format

60 36 yang direalisasikan dalam penentuan format dan teknik penulisan yang digunakan dalam menulis. Perencanaan terakhir, yakni perencanaan yang diwujudkan dalam pemilihan ragam bahasa yang digunakan dalam tulisannya; (3) pengembangan paragraf argumentasi, yakni tersusun dari gagasan dasar dan gagasan pengembangan atau pendukung; (4) penulisan draf, yakni aktivitas yang dimulai dengan menata butir-butir gagasan secara hierarki dan sistematis; dan (5) finalisasi, yakni salah satu proses yang revisi naskah. Sebelumnya penulis melakukan pemeriksaan ulang ditinjau dari segi isi, ejaan, tanda baca, dan teknik penulisan. Melengkapi pendapat Tarigan dan Keraf, Alfiansyah (2009:2) berpendapat bahwa struktur penulisan paragraf argumentasi terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) pendahuluan, berisi latar belakang masalah dan permasalahan; (2) isi, keseluruhan uraian yang berusaha menjawab permasahan yang dikemukakan dalam pendahuluan. Uraian isi paragraf berupa pernyataan, data, fakta, contoh, atau ilustrasi yang diambil dari pernyataan, pendapat umum, pendapat para ahli, hasil penelitian, simpulan yang dapat mengukuhkan bahwa pemecahan permasalahan itu harus demikian; (3) penutup, berupa ikhtisar atau simpulan. Adapun langkahlangkah dalam menulis paragraf argumentasi adalah sebagai berikut (1) memilih topik paragraf argumentasi, (2) mengumpulkan bahan, (3) menyusun kerangka paragraf argumentasi, (4) mengembangkan pendahuluan, (5) mengembangkan isi paragraf argumentasi, dan (6) membuat penutup paragraf argumentasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah menulis paragraf argumentasi adalah pengembangan gagasan paragraf argumentasi

61 37 (menentukan topik dan merumuskan tujuan), menyusun kerangka paragraf argumentasi (bagian pendahuluan isi atau tubuh argumen, penutup atau simpulan, dan ringkasan), dan mengembangkan kerangka paragraf argumentasi, serta finalisasi (membuat penutup paragraf argumentasi) Hakikat Model Think Pair and Share Model think pair and share merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif yang menekankan pada pemberian kesempatan belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, serta keterampilan-keterampilan yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat. Melalui pembelajaran kooperatif dengan model think pair and share, siswa bukan hanya belajar dan menerima apa yang disajikan oleh guru dalam pembelajaran, melainkan bisa juga belajar dari siswa lainnya, dan sekaligus mempunyai kesempatan untuk membelajarkan siswa yang lain. Proses pembelajaran dengan think pair and share ini mampu merangsang dan menggugah potensi siswa secara optimal dalam suasana belajar pada kelompokkelompok kecil. Nurhadi dan Senduk (2003:60) berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari kesinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan. Selain itu, Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang secara sadar dan sengaja menciptakan interaksi yang saling mengasihi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain.

62 38 Pendapat Muhfida lebih spesifik. Muhfida (2006:2) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, dan karekter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran yang mampu menciptakan interaksi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengontruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri dalam pembelajaran di kelas secara sadar dan sistematis sehingga tercipta interaksi dua arah yang yang sangat efektif. Menurut pendapat Nurhadi dan Senduk (2003:66), langkah-langkah dalam model think pair and share, yaitu (1) berpikir (thinking), guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut; (2) berpasangan (pairing), selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan (3) berbagi (sharing), pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

63 39 Adapun menurut Muhfida (2006:6), model pembelajaran think pair and share ini tergolong tipe kooperatif dengan sintaks, yaitu (1) guru menyajikan materi klasikal, materi diberikan secara menyeluruh; (2) guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan dengan teman sebangku (think-pair), diskusi kelompok dilakukan untuk mendiskusikan masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru; (3) tiap kelompok melakukan presentasi (share) mengenai masalah yang telah didiskusikan tadi; dan (4) guru membuat skor perkembangan tiap siswa. Trianto (2007:61-62) mengungkapkan pendapat yang hampir sama dengan pendapat Arends (2008:15-16) serta pendapat Nurhadi dan Senduk (2003:66), bahwa think pair and share dibagi menjadi tiga langkah, yaitu (1) think, guru mengajukan permasalahan dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai permasalahan tersebut; (2) pair, guru meminta siswa berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan; dan (3) share, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Pendapat lain diungkapkan oleh Dzaki. Menurut Dzaki (2009:2), langkahlangkah model pembelajaran think pair and share, yaitu (1) guru menyampaikan inti materi, (2) siswa berdiskusi dengan teman sebelahnya tentang materi atau permasalahan yang disampaikan guru, (3) guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, (4) atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa, dan (5) simpulan.

64 40 Suprijono (2009:91) juga berpendapat bahwa think pair and share diawali dengan guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran dan memberi kesempatan siswa memikirkan jawabannya. Kemudian, guru meminta siswa berpasang-pasangan untuk mendiskusikan jawaban tadi, setelah itu tiap pasangan-pasangan membicarakan hasil diskusinya di depan kelas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa model think pair and share terbagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) think, menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran; (2) pair, berkelompok dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan, guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru mengarahkan pembicaraan pada materi atau permasalahan yang belum diungkap siswa; dan (3) share, berkelompok untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat simpulan. Langkah-langkah model pembelajaran yang telah diuraikan tersebut merupakan prosedur yang sifatnya prinsip. Adapun penerapannya dalam pembelajaran diserahkan kepada kreativitas guru untuk melakukan penyesuaian. Berikut ini fase-fase pembelajaran dalam model think pair and share. Tabel 1. Sintaks Model Think Pair and Share Fase Fase-1 Think (berpikir) Kegiatan Guru menyampaikan inti materi. Guru menyajikan materi klasikal, materi diberikan secara menyeluruh. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.

65 41 Fase-2 Pair (berkelompok) Fase-3 Share (berbagi) Guru meminta kepada siswa untuk berpasangan. Guru memberikan persoalan kepada siswa dan siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan dengan teman sebangku (think-pair) untuk mendiskusikan masalah-masalah yang telah ditentukan oleh guru. Guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan. Tiap kelompok melakukan presentasi (share) mengenai masalah yang telah didiskusikan tadi. Guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya. Atas dasar hasil diskusi, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa. Simpulan. Guru membuat skor perkembangan tiap siswa Hakikat Media Gambar Animasi Dalam proses belajar mengajar, media mempunyai fungsi yang sangat penting. Media pengajaran mempertinggi proses belajar mengajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai (Wagiran, dkk. 2009:3). Beberapa jenis media pendidikan yang biasa digunakan dalam pembelajaran antara lain, media grafis (seperti foto, gambar, grafik atau bagan), media tiga dimensi, media proyeksi (seperti slide, film strip, penggunaan OHP), dan lingkungan (Sudjana dan Rivai 2007:3-4). Penggunaan gambar animasi juga salah satu contoh pemanfaatan teknologi dalam pendidikan. Menurut Yudhiantoro (2003) animasi merupakan susunan

66 42 gambar mati (grafik statis) yang diberi efek sehingga seolah-olah bergerak. Tulisan yang meluncur dari samping ke tengak layar atau gambar yang dapar bergerak-gerak dari menghadap kiri menjadi menghadap ke kanan itu termasuk contoh animasi yang sederhana. Salah satu program komputer yang dapat membuat animasi adalah flash. Flash dapat menganimasi objek gambar sehingga seolah-olah gambar itu bergerak di sepanjang stage. Flash juga dapat mengubah bentuk objek, mengubah ukuran, mengubah warna, memutar maupun mengubahubah opacity (kenampakan objek dari jelas hingga lenyap). Melengkapi pendapat Yudhiantoro, Ariasdi (2008:15) berpendapat bahwa animasi artinya menghidupkan gambar yang mati, menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat metamorfosis dari bentuk semula ke bentuk selanjutnya dalam durasi tertentu. Gambar animasi dieksplorasi dan dimanfaatkan untuk mendukung penyajian materi ajar berbasis multimedia. Animasi cocok untuk menciptakan realitas dari sesuatu yang semu, sesuatu yang tidak mampu ditangkap oleh realitas dalam citra visual. Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Sofian. Menurut Sofian (2009:2-3) gambar animasi pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan dalam berbagai kegiatan dari mulai kegiatan santai sampai serius, dari mulai sebagai fungsi utama sampai fungsi tambahan atau hiasan. Animasi dibangun berdasarkan manfaatnya sebagai perantara atau media yang digunakan untuk berbagai kebutuhan, di antaranya (1) media hiburan, untuk menghibur penonton atau pengguna animasi sehingga memberikan kepuasan; (2) media presentasi, untuk membuat menarik perhatian para audien sehingga suasana menjadi tidak

67 43 kaku, dapat tercapai suatu penyampaian informasi atau terjadinya komunikasi yang baik, menarik perhatian dengan adanya pergerakan dan suara yang selaras, memperindah tampilan presentasi, memudahkan susunan presentasi, dan mempermudah penggambaran dari suatu materi; (3) media iklan atau promosi agar pemirsa atau penonton tertarik untuk membeli atau memiliki atau mengikuti apa yang disampaikan dalam alur cerita dari animasi tersebut; (4) media bantu, sebagai perangkat penuntun atau petunjuk dalam melakukan sesuatu; dan (5) media pelengkap, sebagai pelengkap atau tambahan atau hiasan pada suatu tampilan yang digunakan untuk mempercantik atau menarik pada objek yang ditampilkan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gambar animasi adalah menggerakkan gambar yang diam dengan cara membuat perubahan atau modifikasi dengan adanya pergerakan yang selaras sehingga dapat tercapai suatu penyampaian informasi atau komunikasi yang baik, dan mempermudah penggambaran dari suatu materi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan gambar animasi karena sangat membantu dalam proses pembelajaran. Penggunaan media gambar animasi berfungsi agar siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam situasi pembelajaran, kemudian materi pelajaran yang dipadu dengan animasi gambar dan gerakan yang menarik dapat memotivasi dan menjadikan siswa senang untuk belajar karena suasana pembelajaran menjadi lebih santai dan terarah. Siswa juga akan menjadi lebih mudah memahami suatu materi karena memberi gambaran dan informasi yang lebih nyata dan jelas. Kompetensi dasar pun dapat dicapai karena proses

68 44 belajar mengajar menjadi lebih menarik, siswa terfokus perhatiannya dan termotivasi untuk mengetahui lebih jauh serta hasil belajarnya menjadi lebih bermakna. Media ini berupa gambar dan tulisan yang sinkron dengan gambar tersebut yang dimunculkan secara bergantian atau bersamaan. Tulisan dan gambar tersebut terangkum sebagai keterangan animasi. Karakteristik pada animasi tersebut adalah bentuknya yang menarik dan informatif. Menarik, artinya media animasi tersebut memiliki tampilan yang indah baik dari segi tulisan maupun bentuk gambarnya, sedangkan informatif artinya isi animasi yang disajikan dapat dijadikan informasi atau pengetahuan bagi siswa mengenai paragraf argumentasi. Oleh karena itu, media gambar animasi dapat dijadikan alternatif media pembelajaran yang dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan. Berikut ini adalah contoh media gambar animasi. Gambar 1. Contoh Media Gambar Animasi Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Penerapan model think pair and share melalui media gambar animasi ditujukan agar siswa lebih mampu memahami hakikat sebuah paragraf argumentasi. Dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi diharapkan siswa akan lebih

69 45 aktif karena semua kegiatan pembelajaran difokuskan pada siswa. Kedudukan guru dalam pembelajaran ini selain sebagai fasilitator, guru juga berkedudukan sebagai motivator yang membimbing jalannya pembelajaran. Dengan demikian, semua permasalahan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran harus diselesaikan sendiri dengan dibantu bimbingan dari guru. Langkah-langkah pembelajaran yang diterapkan berpedoman pada model think pair and share. Siswa mengembangkan keterampilan yang dimiliki dengan kerja kelompok dan kerja individu. Berikut ini penerapan model think pair and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang dijabarkan menjadi beberapa fase. Tabel 2. Sintaks Model Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Fase Peran Guru Fase-1 Berpikir (think) Guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran. Guru mengarahkan siswa untuk mengenal secara umum hal yang berkaitan dengan paragraf argumentasi. Guru mengarahkan siswa untuk mengenal konsep dan unsur-unsur paragraf argumentasi. Guru bersama dengan siswa memahami konsep menyunting. Guru mengarahkan siswa untuk mengamati gambar animasi. Guru memotivasi siswa untuk berpikir sendiri mencari jawaban dari masalah yang ada dalam gambar animasi.

70 46 Fase-2 Berpasangan atau berkelompok (pair) Fase-3 Berbagi (share) Guru mengarahkan siswa untuk berkelompok. Siswa berkelompok untuk mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi. Guru memantau dan membimbing diskusi kelompok. Perwakilan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Guru menyuruh siswa untuk menulis paragraf argumentasi berdasarkan masalah-masalah dalam gambar animasi. Guru memberikan kesempatan pada siswa maju ke depan membacakan hasil karyanya untuk menunjukkan bahwa mereka tahu dan berhasil menulis paragraf argumentasi. Siswa menyunting hasil tulisan teman. Guru menugaskan kembali kepada siswa untuk menulis paragraf argumentasi. Guru dan siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap hasil pekerjaan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Sistem sosial yang berlangsung dalam pembelajaran ini adalah keterlibatan guru, siswa, dan masyarakat umum. Pada hakikatnya peran guru adalah sebagai fasilitator dan evaluator. Guru harus memahami karakteristik anak didiknya dalam pembelajaran. Guru berperan dalam pengembangan rancangan pembelajaran serta melaksanakan evaluasi hasil pembelajaran, sedangkan masyarakat umum dan komponen di luar sekolah dapat dijadikan sebagai objek sasaran yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan keterampilannya. Saat pembelajaran

71 47 berlangsung, guru dan siswa terlibat dalam teknis pelaksanaan sebelum siswa melakukan unjuk kerja. Selanjutnya, siswa bertugas untuk menyelesaikan persoalannya secara mandiri. Pada kegiatan ini, siswa bisa bekerja sama dengan teman-temannya untuk mencari bahan atau sumber informasi yang dibutuhkan. Setelah siswa mampu mencari bahan yang cukup, prinsip kerja sama sudah tidak berlaku dan siswa harus menulis secara individual. Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, guru bertindak sebagai model, fasilitator, konsultan, motivator, dan evaluator. Guru merangsang siswa dengan sebuah contoh paragraf argumentasi. Saat siswa mulai kesulitan untuk memahami paragraf tersebut, guru memberikan pengarahan secara umum mengenai paragraf argumentasi. Guru mulai menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran. Selain itu guru juga bisa bertindak sebagai instruktur dan mengarahkan siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang dapat menunjang menulis paragraf argumentasi. Sarana pendukung yang diperlukan untuk melaksanaan strategi pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi. Model think pair and share melalui media gambar animasi ini diharapkan dapat mempermudah siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Selain itu, sarana dan prasarana yang dapat mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran adalah perpustakaan yang telah ada di sekolah. Dengan adanya perpustakaan siswa dapat mengakses beberapa sumber informasi dari internet dan buku atau referensi yang telah ada. Siswa juga dapat memperkuat

72 48 dalam menulis paragraf argumentasinya dengan menuangkan fakta-fakta, hasil penelitian, observasi, dokumentasi, berita atau sumber informasi yang dapat meyakinkan para pembacanya. Dampak instruksional dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu siswa menguasai materi paragraf argumentasi dan terampil dalam menulis paragraf argumentasi. Adapun dampak pengiring dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu 1) kerja sama, dalam mengerjakan tugas kelompok semua anggota kelompok saling bekerja sama satu sama lain dan tidak ada siswa yang bergantung pada anggota kelompoknya; 2) keaktifan, kondisi kelas yang kondusif menjadikan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa memberikan umpan balik terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga pembelajaran menjadi lebih hidup; dan 3) percaya diri, pembelajaran yang menyenangkan membuat siswa menjadi lebih percaya diri dalam menggungkapkan pendapatnya di kelas. 2.3 Kerangka Berpikir Keterampilan menulis bukan merupakan bakat alami yang dengan sendirinya dapat dimiliki oleh seseorang. Keberhasilan pembelajaran keterampilan menulis sangat ditentukan oleh proses pembelajaran menulis itu sendiri. Menulis juga merupakan kegiatan yang tidak datang secara otomatis dan dapat ditingkatkan kemampuannya melalui latihan.

73 49 Menulis paragraf argumentasi merupakan salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas X. Dalam kompetensi ini, siswa diharapkan menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Dalam penerapannya, siswa sering mengalami kesulitan. Dalam hal ini, peran guru sangat diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu cara tepat yang dapat digunakan guru untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi. Penggabungan antara model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi sangat cocok untuk menulis paragraf argumentasi. Dengan menerapkan model think pair and share sebagai model pembelajaran yang inovatif, dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Melalui penerapan model think pair and share, siswa akan mengalami proses belajar mengajar yang bermakna, yaitu proses belajar secara aktif untuk menemukan masalah dalam pembelajaran dan pemecahan masalah dengan langkah-langkah ilmiah serta mampu menerapkan keterampilan memecahkan masalah tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Model pembelajaran think pair and share ini dipilih oleh penulis karena model ini dapat membantu siswa dalam berpikir kritis dan analitis ketika melihat suatu masalah dan mengambil sudut pandang berpikir pada umumnya sehingga siswa dapat menulis paragraf argumentasi yang lebih baik tentang masalah yang diamati. Model think pair and share melalui media gambar animasi juga membantu kegiatan siswa agar dapat berpikir untuk menemukan suatu

74 50 permasalahan, dan mendiskusikannya secara berkelompok sehingga bisa memecahkan masalah untuk dibahas dalam kelas secara keseluruhan. Oleh karena itu, materi pembelajaran atau informasi tidak terbatas pada materi buku saja, akan tetapi juga dapat bersumber dari gambar animasi yang mengandung permasalahan tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Masalah yang dimuat dalam gambar animasi dapat memberikan efek bagi pembacanya. Efek inilah yang nantinya diharapkan dijadikan ide dalam menulis paragraf argumentasi. Kemudian dikembangkan sehingga menghasilkan paragraf argumentasi. Maka jelas bahwa media gambar animasi yang di dalamnya mengandung suatu permasalahan ini akan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam menuangkan ide atau gagasan dalam bentuk tulisan terutama menulis paragraf argumentasi. Respon yang diharapkan muncul dari para siswa dengan menggunakan model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi diharapkan agar proses pembelajaran lebih menyenangkan dan dapat mencapai target yang telah ditentukan. 2.4 Hipotesis Tindakan Berdasarkan landasan teoretis dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan pada penelitian ini adalah terdapat peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dan perubahan perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus.

75 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi merupakan penelitian yang berbasis kelas atau sekolah yang menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan dalam proses pengkajian berdaur pada setiap siklusnya, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Secara sistematis penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut. P P R Siklus I T R Siklus II T O O Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Keterangan: P : Perencanaan T : Tindakan O : Observasi R : Refleksi 51

76 52 Berdasarkan bagan tersebut, dapat dijelaskan penelitian ini berlangsung dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Tiap-tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Observasi awal dilakukan sebelum melaksanakan keempat tahap tersebut supaya peneliti dapat mengetahui kondisi siswa selama melaksanakan pembelajaran di kelas untuk mengidentifikasi kesulitan-kesulitan siswa dalam pembelajaran. Selain itu, peneliti dan siswa bisa saling mengenal sehingga penelitian yang akan dilakukan dapat berlangsung dengan lancar. Sebelum penelitian tindakan siklus I dilaksanakan, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ini digunakan sebagai nilai awal atau nilai prasiklus untuk dibandingkan dengan nilai siklus I dan siklus II sehingga dapat ditentukan kriteria standar ketuntasan menulis paragraf argumentasi Proses Tindakan Siklus I Prosedur penelitian siklus I mencakup perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penjelasan mengenai keempat hal tersebut adalah sebagai berikut Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang merupakan program kerja guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pada tahap

77 53 perencanaan, peneliti melakukan persiapan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan. Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran ini, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan materi menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Rencana yang telah dipersiapkan oleh peneliti dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran untuk menyesuaikan pengajaran pada siswa. Langkah selanjutnya, peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto untuk memperoleh data nontes. Siklus I akan dilakukan sebanyak dua kali pertemuan dengan peneliti bertindak sebagai pengajar Tindakan Tindakan yang akan dilakukan peneliti dalam meneliti pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus I ini adalah melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pada tahap ini dilakukan dua kali pertemuan, tiap-tiap pertemuan terdiri atas tiga tahap proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut. 1) Pertemuan Pertama Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti juga

78 54 menjelaskan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pada tahap inti (1) eksplorasi; peneliti melakukan tanya jawab dengan siswa tentang hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti menginformasikan kepada siswa mengenai kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi dengan media gambar animasi model think pair and share agar siswa dapat menulis sesuai dengan target, (2) elaborasi; siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD, setelah itu siswa membentuk kelompok. Siswa mencerna, memahami, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya mengenai topik dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas. Siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan identifikasi masalah yang telah dibuat sebagai ajang latihan secara individu, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menulis paragraf argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan. Pada tahap penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan

79 55 hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan. Siswa diberi masukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Selanjutnya, siswa diberi tugas untuk menulis paragraf argumentasi sebagai ajang latihan individu sehingga pada pertemuan kedua tulisan yang dihasilkan lebih berbobot. 2) Pertemuan Kedua Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa mengenai pembelajaran sebelumnya dan kesulitan yang dialami siswa. Peneliti bertanya jawab dengan siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa juga dimotivasi untuk dapat menulis paragraf argumentasi dengan lebih baik lagi pada pertemuan kedua ini karena sudah memiliki pengalaman menulis pada pertemuan sebelumnya. Pada tahap inti (1) eksplorasi; siswa dan guru bertanya jawab tentang tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Siswa juga bertanya jawab tentang menyunting. Siswa membuka kembali catatan mengenai paragraf argumentasi, serta hasil tulisan argumentasi yang telah dibuat pada pertemuan sebelumnya. Siswa menukar hasil pekerjaan mereka dengan teman sebangku untuk disunting, siswa mengembalikan hasil suntingan kepada pemiliknya. Peneliti juga mengingatkan siswa untuk memperhatikan aspek-aspek dalam menulis paragraf argumentasi serta kriteria penilaian tulisan agar siswa dapat menulis sesuai dengan target, (2) elaborasi; siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan. Siswa mengamati gambar animasi

80 56 yang ditampilkan melalui LCD, setelah itu siswa membentuk kelompok. Siswa mencerna, memahami, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya mengenai topik dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas. Siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan identifikasi masalah, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menulis paragraf argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan. Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dan memberikan masukan kepada siswa. Selanjutnya, siswa diminta berpendapat tentang topik yang akan diulas pada pertemuan siklus II untuk mengetahui topik yang diminati siswa sehingga peneliti dapat menyesuaikan media gambar animasi yang tepat dan membuat siswa senang dan semangat untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Siswa juga dimotivasi agar melakukan latihan menulis dan mempersiapkan diri untuk kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada pertemuan siklus II. Tulisan argumentasi yang dihasilkan siswa dikumpulkan

81 57 untuk dinilai agar peneliti dapat mengetahui dan mengukur kemampuan menulis paragraf argumentasi siswa pada siklus I sehingga peneliti dapat mengupayakan peningkatan pada siklus II. Setelah melaksanakan pembelajaran siklus I, peneliti menulis deskripsi perilaku ekologis dengan dibantu rekan sejawat yang ikut mengamati proses pembelajaran untuk mengetahui perilaku siswa selama melaksanakan pembelajaran paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Peneliti juga menulis catatan harian dan juga meminta siswa menulis catatan harian. Catatan harian yang ditulis peneliti digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Sementara itu, catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui kesan siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Setelah itu, peneliti melakukan wawancara dengan beberapa responden atau siswa yang mendapat nilai tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah. Siswa juga diminta untuk mengisi lembar sosiometri untuk memperoleh data tentang siswa yang aktif, pasif, dan gaduh selama kegiatan diskusi kelompok. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti atas bantuan teman sejawat mendokumentasikan kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

82 Observasi Peneliti mengamati kegiatan siswa selama penelitian berlangsung sampai akhir pembelajaran. Observasi adalah mengamati hasil atau dampak dari tindakantindakan yang dilakukan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Peneliti sebelumnya menyiapkan lembar observasi yang dijadikan pedoman pembuatan data. Lembar observasi yang dilakukan peneliti, yaitu (1) deskripsi perilaku ekologis yang digunakan untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa selama proses pembelajaran langsung; (2) catatan harian dilakukan setelah proses pembelajaran selesai untuk memperoleh data secara jujur dan objektif dari guru dan siswa tentang kekurangan dan kelebihan materi, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang digunakan peneliti; (3) sosiometri yang digunakan untuk meneliti hubungan sosial siswa dalam kelompok diskusi; (4) wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap materi, model pembelajaran, dan media pembelajaran yang telah disampaikan oleh peneliti; dan (5) dokumentasi foto yang memuat rekaman segala perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam melakukan penelitian, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia dan teman sejawat. Proses observasi segera direkam dalam benak peneliti dengan membuat catatan-catatan khusus mengenai perilaku-perilaku yang telah terjadi selama pembelajaran berlangsung. Aspek-aspek yang dinilai adalah hasil tulisan siswa dan perilaku positif atau perilaku negatif terhadap materi menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

83 Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes, hasil observasi, hasil catatan harian, dan hasil wawancara yang telah dilakukan. Dari hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang positif dalam siklus I akan dipertahankan pada siklus II. Dari hasil evaluasi yang dapat dijadikan refleksi, yaitu (1) pengungkapan kelebihan dan kekurangan model dan media yang digunakan peneliti dalam proses pembelajaran, (2) pengungkapan hasil pengamatan peneliti, (3) pengungkapan tindakan yang telah dilakukan oleh siswa, dan (4) pengungkapan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Apabila pada siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, maka pada siklus II peneliti akan menindaklanjuti untuk dilakukan perbaikan. Peneliti akan lebih memotivasi siswa dalam membantu kesulitan-kesulitan yang masih dihadapi siswa pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II Proses Tindakan Siklus II Pada tahap ini peneliti memperbaiki rencana dan tindakan yang berdasarkan refleksi pada siklus I. Langkah-langkah pada siklus II pada dasarnya sama dengan

84 60 langkah-langkah siklus I, perbedaannya itu hanya terletak pada sasaran kegiatan siklus Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan merevisi atau menyempurnakan dari perencanaan siklus I. Peneliti memperhatikan hal-hal untuk memperbaiki pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang akan digunakan dalam siklus II, yaitu (1) menyusun perbaikan rencana pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) menyusun perbaikan instrumen yang berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar catatan harian, lembar wawancara, dan lembar sosiometri, serta (3) peneliti lebih sering berdiskusi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia Tindakan Tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disiapkan sebagai upaya memperbaiki tindakan sebelumnya dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Berikut ini uraian mengenai langkah-langkah tindakan siklus II. 1) Pertemuan Pertama Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Peneliti menegaskan kembali tentang penggunaan model think pair

85 61 and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Peneliti bertanya jawab dengan siswa mengenai tujuan serta manfaat yang akan diperoleh setelah melaksanakan pembelajaran. Pada siklus II ini siswa juga dimotivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pada tahap inti (1) eksplorasi; guru dan siswa bertanya jawab mengenai kesulitan yang dialami siswa selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus I. Siswa diberi penjelasan secara intensif tentang hal-hal yang belum dipahami. Setelah itu, guru dan siswa bertanya jawab tentang kesulitan menyunting paragraf argumentasi. Guru juga memberikan penguatan kepada siswa tentang kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi agar siswa dapat menulis sesuai target, (2) elaborasi; siswa menyimak penjelasan dari guru mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah itu, guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus I. Siswa berkelompok seperti pada siklus I. Kemudian, siswa menukar pekerjaan mereka dengan satu kelompoknya. Siswa mengamati contoh paragraf argumentasi yang ditampilkan oleh guru. Setelah itu, siswa berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dalam satu kelompok. Siswa menyunting hasil pekerjaan teman dari segi isi maupun bahasa. Siswa mengembalikan hasil suntingan kepada pemiliknya. Siswa memperbaiki pekerjaan mereka dengan memperhatikan hasil suntingan teman, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menyunting paragraf argumentasi, siswa yang ditunjuk oleh anggota kelompoknya mewakili kelompok membacakan hasil pekerjaannya di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan.

86 62 Pada tahap penutup, siswa bersama guru melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Siswa diberi masukan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. Selanjutnya, siswa diberi tugas untuk mencari dan mengumpulkan informasi tentang cara menyunting tulisan argumentasi dari berbagai sumber serta mengenai penulisan paragraf argumentasi dari berbagai sumber sebagai bahan untuk memperbaiki tulisan yang telah dihasilkan pada pertemuan pertama siklus II ini agar tulisan yang dihasilkan benar-benar berkualitas, meningkat, dan lebih baik daripada tulisan-tulisan yang pernah dihasilkan sebelumnya. 2) Pertemuan Kedua Pada tahap pendahuluan, siswa dikondisikan agar siap mengikuti pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran tersebut. Siswa dimotivasi agar lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan meningkatkan keterampilan menulis paragraf argumentasi pada pertemuan ini. Pada tahap inti (1) eksplorasi; siswa bertanya jawab tentang materi sebelumnya. Siswa diingatkan kembali tentang kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi agar siswa dapat menulis sesuai dengan target, (2) elaborasi; siswa mengamati gambar animasi yang dipilih berdasarkan suara terbanyak siswa. Siswa mencatat masalah-masalah yang terdapat dalam gambar animasi. Siswa

87 63 mencerna, memahami, menafsirkan, dan mengungkapkan pendapat-pendapatnya mengenai topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Setelah itu, siswa membentuk kelompok. Siswa berdiskusi untuk menyatukan pendapatnya dalam menentukan topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi tersebut. Kemudian perwakilan tiap kelompok membacakan hasil diskusi di depan kelas. Siswa diberi penguatan mengenai pendapat-pendapatnya tersebut dan diberi pemahaman tentang makna yang terkandung dalam gambar animasi. Siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan topik dan identifikasi masalah berdasarkan gambar animasi, dan (3) konfirmasi; setelah siswa selesai menulis paragraf argumentasi, perwakilan siswa yang ditunjuk oleh guru, mewakili kelompoknya membacakan salah satu hasil tulisan argumentasi di depan kelas. Siswa lain memperhatikan dan memberi tanggapan. Pada tahap penutup, peneliti bersama siswa melakukan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Peneliti menanyakan kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dan memberikan masukan kepada siswa. Pada akhir pembelajaran, peneliti memberikan penguatan kepada siswa. Tulisan argumentasi yang dihasilkan siswa kemudian dikumpulkan dan dinilai untuk mengetahui keberhasilan dan peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II ini.

88 Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan siklus II ini lebih berfokus pada perilaku siswa yang memberikan respon kurang baik pada pembelajaran siklus I. Peneliti mengamati apakah siswa tersebut mengalami perubahan perilaku menjadi baik atau tetap seperti pada siklus I. Siswa yang memperlihatkan sikap baik diberi motivasi dan penguatan untuk mempertahankan sikap baik tersebut, sedangkan siswa yang bersikap kurang baik diberi pengertian dan dorongan agar mengikuti pelajaran dengan baik. Observasi dilaksanakan peneliti dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar catatan harian, pedoman wawancara, lembar sosiometri, dan dokumentasi foto. Pelaksanaannya melibatkan siswa, guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bersangkutan, dan rekan sejawat yang membantu peneliti. Data hasil observasi ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui perubahan sikap dan tingkah laku siswa selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II. Berdasarkan data tersebut, peneliti dapat melakukan refleksi akhir untuk mengukur keberhasilan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

89 Refleksi Pada siklus II, refleksi dilakukan untuk mengetahui keefektivan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Peneliti melakukan analisis terhadap hasil tes menulis paragraf argumentasi siswa, deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru dan siswa, wawancara yang telah dilakukan terhadap siswa, sosiometri, dan dokumentasi foto. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat diketahui peningkatan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi serta perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran siklus II. Jika peningkatan tersebut sudah mencapai target atau bahkan melebihi target yang telah ditentukan, penelitian ini dianggap berhasil dan tidak perlu dilakukan siklus berikutnya. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa SMA kelas X. Sumber data yang digunakan adalah siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus dengan jumlah 32 siswa, terdiri atas 12 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan. Kelas ini merupakan salah satu kelas dari 9 kelas, kelas di tingkat X (kelas X-1 sampai kelas X-9). Peneliti memilih kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus sebagai subjek penelitian karena faktor-faktor berikut (1) berdasarkan observasi secara langsung dan wawancara terhadap guru mata pelajaran bahasa Indonesia, siswa kelas X-8 memiliki rata-rata nilai yang rendah dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi; (2) siswa kurang antusias dalam

90 66 mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia; dan (3) penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas sehingga harus melibatkan siswa dalam praktik penelitian. 3.3 Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel keterampilan menulis paragraf argumentasi dan variabel model think pair and share melalui media gambar animasi. Penjelasan kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut Variabel Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dalam menulis paragraf argumentasi, siswa dituntut untuk dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi. Aspek yang dinilai dalam menulis paragraf argumentasi, yaitu (1) kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi, (2) pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi, (3) kelengkapan isi paragraf argumentasi, (4) keefektivan kalimat, (5) kohesi dan koherensi, (6) kesesuaian judul dan isi, (7) pemilihan kata, (8) tampilan tulisan, dan (9) ejaan dan tanda baca Variabel Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Model think pair and share merupakan bentuk pembelajaran dengan memberikan keleluasaan kepada siswa untuk mengeksplorasi pengetahuannya

91 67 mengenai paragraf argumentasi dalam bentuk tulisan paragraf argumentasi. Dalam model ini guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Dalam hal ini siswa diperkenankan untuk menjawab sesuai dengan pengetahuannya. Model think pair and share dimulai dengan memberikan masalah kepada siswa. Masalah dimunculkan melalui media gambar animasi yang ditampilkan, kemudian masalah tersebut diselesaikan dengan menggunakan model think pair and share. Siswa melakukan berbagai aktivitas atau diskusi dengan kelompoknya untuk berpikir mencari jawaban dari masalah yang ditampilkan dari gambar animasi tersebut. Siswa berkelompok dan mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Siswa dalam berkelompok harus bisa dan mampu bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya. Siswa meminta pasangan atau kelompok untuk mempresentasikan di depan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka diskusikan. Siswa diharapkan bisa selalu aktif menjawab dan bertanya apabila menemukan kesulitan. Selain itu, siswa diharapkan juga bisa merespon dengan antusias. Penggunaan gambar animasi mengandung pesan yang harus ditafsirkan oleh siswa agar dapat dikembangkan menjadi paragraf argumentasi. Gambar animasi sangat tepat digunakan sebagai media pembelajaran menulis paragraf argumentasi karena dapat memudahkan siswa dalam menyampaikan argumen-argumennya. Dalam gambar animasi mengandung suatu makna, pesan, kritik, atau informasi lain yang tersirat secara visual. Selain itu, gambar animasi juga berfungsi untuk mengkhususkan topik yang bisa dikembangkan siswa menjadi paragraf argumentasi.

92 Indikator Kinerja Indikator kinerja dalam penelitian ini meliputi dua aspek, yaitu indikator kuantitatif dan kualitatif. Kedua indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut Indikator Kuantitatif Indikator kuantitatif penelitian ini, yaitu penelitian dikatakan berhasil apabila telah mencapai nilai rata-rata klasikal lebih atau sama dengan 80, serta ketercapaian target kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 80 dengan jumlah siswa minimal 75% dari jumlah keseluruhan siswa yang diteliti Indikator Kualitatif Indikator kualitatif untuk pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi menunjukkan perubahan perilaku ke arah positif. Perubahan perilaku positif tersebut terbagi menjadi lima karakter perilaku positif, meliputi (1) keaktifan siswa, (2) kerja sama siswa dalam kelompok, (3) kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, (4) kekritisan siswa, dan (5) kemampuan berbagi. Kelima pendidikan karakter tersebut dijabarkan dalam instrumen nontes untuk mengetahui perubahan perilaku positif siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

93 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data tentang keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa, sedangkan instrumen nontes digunakan untuk mengungkapkan perubahan perilaku selama pembelajaran. Instrumen nontes tersebut berupa lembar deskripsi perilaku ekologis, lembar wawancara, lembar catatan harian guru dan siswa, lembar sosiometri, dan dokumentasi foto Instrumen Tes Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis paragraf argumentasi. Tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Aspek yang dinilai adalah sebagai berikut. Tabel 3. Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor Maksimal 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi Keefektivan kalimat Kohesi dan koherensi Kesesuaian judul dan isi Pemilihan kata Tampilan tulisan Ejaan dan tanda baca Jumlah 100

94 70 Tabel 4. Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi 4. Keefektivan kalimat 5. Kohesi dan koherensi Kriteria Skor Kategori a. Dapat menganalisis masalah mulai dari peristiwa yang terjadi, penyebab terjadinya permasalahan, dan bukti yang konkret b. Tidak memenuhi salah satu karakteristik c. Tidak memenuhi 2 karakteristik d. Tidak memenuhi karakteristik sama sekali a. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide dikembangkan secara rinci, runtut, dan orisinil b. Memenuhi 2 syarat c. Memenuhi 1 syarat d. Tidak memenuhi persyaratan pengembangan ide pokok yang baik dan benar a. Terdapat pendapat, faktafakta yang logis sebagai bukti, dan simpulan yang tepat b. Salah satu karakteristik paragraf argumentasi tidak ada c. Dua karakteristik paragraf argumentasi tidak ada d. Tidak memenuhi karakteristik paragraf argumentasi a. Memenuhi 3 syarat, yaitu kesatuan gagasan, kehematan, dan kevariasian b. Tidak memenuhi salah satu karakteristik c. Tidak memenuhi 2 karakteristik d. Tidak memenuhi karakteristik kalimat efektif a. Keterkaitan antar kalimat jelas dan saling berkaitan Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang 4 Sangat baik

95 71 6. Kesesuaian judul dan isi 7. Pemilihan kata 8. Tampilan tulisan 9. Ejaan dan tanda baca b. Ditemukan 1 kalimat yang tidak berkaitan c. Ditemukan 2 kalimat yang tidak berkaitan d. Ditemukan 3 atau lebih kalimat yang tidak berkaitan a. Memenuhi 3 syarat, yaitu judul menarik, relevan gambar animasi, dan sesuai dengan informasi yang ditulis b. Memenuhi 2 syarat c. Hanya memenuhi 1 syarat d. Tidak memenuhi persyaratan penentuan judul yang baik a. Pilihan kata sangat sesuai dengan topik yang dibahas b. Pilihan kata sesuai dengan topik yang dibahas c. Pilihan kata cukup sesuai dengan topik yang dibahas d. Pilihan kata kurang sesuai dengan topik yang dibahas a. Tulisan jelas, terbaca, dan tidak ada coretan b. Tulisan terbaca dan ada sedikit coretan c. Tulisan kurang terbaca dan banyak coretan d. Tulisan sulit dibaca dan banyak coretan a. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca 0-5 b. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca 6-10 c. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca d. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca di atas Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat baik Baik Cukup Kurang Melalui pedoman penilaian tersebut, peneliti dapat mengetahui keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa berhasil mencapai kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Penilaian keterampilan menulis paragraf argumentasi dapat dilihat pada tabel berikut.

96 72 Tabel 5. Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi No. Nilai Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Instrumen Nontes Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan perubahan perilaku siswa dalam pembelajaran. Bentuk instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru dan siswa, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto. Berikut dijelaskan tentang pedoman alat pengumpulan data nontes Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis Deskripsi perilaku ekologis digunakan untuk mengetahui perilaku-perilaku siswa pada saat proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi berlangsung pada siklus I dan siklus II. Perilaku yang diamati adalah perilaku positif maupun negatif yang dilakukan oleh siswa. Hasil pengamatan terhadap perilaku siswa kemudian dijabarkan dalam bentuk deskripsi. Sasaran deskripsi perilaku ekologis meliputi beberapa sikap positif, yaitu (1) kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, (2) kesantunan siswa ketika memperhatikan penjelasan guru, (3) kekritisan siswa bertanya dan memberikan tanggapan yang logis saat pembelajaran berlangsung, (4) keaktifan siswa bertanya dalam pembelajaran dan merespon dengan antusias, (5) kerja sama dan keaktifan siswa dalam diskusi kelompok, (6) antusiasme siswa

97 73 saat melakukan model think pair and share, (7) keseriusan siswa dalam menulis paragraf argumentasi, (8) siswa merasa percaya diri ketika membacakan hasil diskusi di depan siswa lain, (9) kesungguhan siswa mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir dengan tertib, dan (10) tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan guru Pedoman Catatan Harian Guru dan Siswa Catatan harian adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara teratur oleh guru dan siswa tentang hal yang menarik selama pembelajaran. Catatan harian memuat observasi, perasaan, reaksi, penafsiran, dugaan, dan penjelasan. Catatan harian dalam penelitian ini berisi kesan atau pengalaman yang dirasakan atau diperoleh guru maupun siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini catatan harian guru diisi oleh peneliti setiap pembelajaran siklus I dan siklus II selesai. Instrumen catatan harian guru berisi kesan peneliti terhadap (1) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) respon siswa terhadap pembelajaran paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, dan (3) suasana kelas selama proses pembelajaran berlangsung. Catatan harian siswa digunakan peneliti untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap cara peneliti menyampaikan pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Mereka secara bebas memberikan kritik, saran, maupun sekadar mengungkapkan

98 74 kesan tanpa menuliskan identitas dirinya. Peneliti dapat memperoleh data secara jujur dan objektif dari siswa tentang kekurangan dan kelebihan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Catatan harian siswa dapat berisi (1) perasaan siswa mengenai pembelajaran yang telah berlangsung, (2) kesulitan siswa tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (3) tanggapan siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (4) kesan siswa terhadap gaya guru dalam mengajar, dan (5) saran terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai respondennya. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Wawancara dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada hari itu juga selama siklus I dan siklus II. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berupa (1) minat siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (3) kesulitan siswa dalam pembelajaran

99 75 menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (4) manfaat siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, dan (5) harapan siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi Pedoman Sosiometri Pedoman sosiometri merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk mengetahui hubungan sosial antarsiswa pada saat melaksanakan kerja kelompok. Pedoman sosiometri berisi pernyataan dari siswa yang menunjukkan hubungan sosial antarsiswa. Dalam instrumen sosiometri hal-hal yang ingin diketahui berupa (1) siswa yang aktif dalam kelompok, (2) siswa yang pasif dalam kelompok, dan (3) siswa yang gaduh dalam kelompok. Lembar tersebut diisi oleh siswa dengan dibimbing oleh peneliti Pedoman Dokumentasi Foto Dokumentasi yang digunakan oleh peneliti berupa dokumentasi foto. Pengambilan instrumen ini dengan tujuan untuk memperoleh gambaran umum aktivitas dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Aspek-aspek yang didokumentasikan meliputi (1) aktivitas siswa pada saat melakukan tanya jawab bersama dengan guru, (2) aktivitas siswa pada saat membacakan hasil pekerjaan mereka, (3) aktivitas siswa pada saat berdiskusi

100 76 dengan kelompoknya, (4) aktivitas siswa pada saat menulis paragraf argumentasi, (5) aktivitas siswa pada saat mengamati gambar animasi, (6) aktivitas siswa pada saat menyunting paragraf milik teman, dan (7) aktivitas siswa pada saat melakukan think pair and share. Hasil pengambilan gambar ini dideskripsikan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan pada setiap siklus pembelajaran. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Hasil pemotretan ini digunakan sebagai gambaran siswa yang diabadikan selama proses pembelajaran berlangsung Validitas Instrumen Uji instrumen dilakukan untuk mengetahui validitas instrumen dengan uji validitas, yaitu konsultasi dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi yang diperoleh kesepakatan bersama bahwa instrumen yang digunakan telah valid. Untuk itu, sebelum melakukan penelitian perlu dilakukan uji instrumen untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen. Sebagaimana instrumen tes, uji validitas instrumen nontes juga dilakukan dengan cara mengonsultasikan seluruh instrumen nontes yang telah dibuat kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang bersangkutan supaya instrumen yang digunakan untuk mengambil data benar-benar valid.

101 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes dan nontes untuk memperoleh gambaran hasil pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi Teknik Tes Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data keterampilan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada siklus I dan siklus II. Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian dan peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa. Pada penelitian ini keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa dikatakan berhasil apabila sudah mencapai standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan Teknik Nontes Teknik nontes digunakan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya terjadi pada saat proses pembelajaran. Dalam teknik ini peneliti menggunakan teknik deskripsi perilaku ekologis, catatan harian guru dan siswa, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto Teknik Deskripsi Perilaku Ekologis Pada penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan teknik deskripsi perilaku ekologis untuk menggambarkan perilaku siswa dan keadaan kelas selama

102 78 proses pembelajaran berlangsung. Sebelumnya, peneliti telah mempersiapkan pedoman deskripsi perilaku ekologis untuk dijadikan pedoman dalam pengambilan data. Deskripsi perilaku ekologis dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh teman sejawat yang ikut berada di kelas penelitian selama siklus I dan siklus II. Selama pembelajaran berlangsung, peneliti dan teman sejawat mengamati perilaku positif dan negatif siswa dan mencatat semua kejadian yang muncul pada saat pembelajaran. Perilaku-perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung segera dituliskan dengan membuat catatan-catatan khusus. Hasil pengamatan dan catatan peneliti dibandingkan dengan hasil pengamatan dan catatan teman sejawat kemudian dianalisis dan dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat sesuai dengan perilaku nyata yang ditunjukkan siswa selama proses pembelajaran Teknik Catatan Harian Guru dan Siswa Guru dan siswa membuat catatan pada setiap akhir pertemuan kegiatan pembelajaran. Siswa diberi waktu 10 menit untuk menuliskan catatan harian pada setiap akhir pembelajaran. Catatan harian tersebut diisi sesuai dengan topik yang diperhatikan. Lembar catatan harian guru dan siswa berisi kesan atau pengalaman guru dan siswa yang diperoleh pada setiap detik pembelajaran sehingga peneliti dan siswa harus mengingat semua kejadian selama pembelajaran berlangsung.

103 Teknik Wawancara Teknik wawancara dilakukan untuk mengungkap data tentang kesulitan yang dialamai siswa selama pembelajaran dan tanggapan siswa tentang penerapan model think pair and share melalui media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi melalui tanya jawab. Sebelum melakukan wawancara, peneliti telah mempersiapkan daftar pertanyaan yang akan dijawab siswa. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Wawancara dilaksanakan setelah pembelajaran selesai pada hari itu juga selama siklus I dan siklus II. Sasaran wawancara adalah para siswa yang nilainya tinggi, sedang, dan rendah dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti merekam atau mencatat hasil wawancara dan menulis tanggapan terhadap tiap butir pertanyaan. Hasil ini dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan dan proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Kegiatan wawancara didokumentasikan oleh peneliti atas bantuan teman sejawat Teknik Sosiometri Sosiometri digunakan untuk menyelidiki status sosial tiap-tiap anggota kelompok menurut pandangan anggota kelompok lainnya dalam satu kelompok. Lembar isian sosiometri ini diberikan pada siswa dan diisi pada tiap akhir pembelajaran di tiap siklus.

104 80 Lembar isian sosiometri tahap pertama dilakukan pada akhir siklus I dan diisi berdasarkan pengalaman siswa ketika bekerja sama dalam kelompok, begitu juga sosiometri yang diberikan pada tahap kedua atau pada siklus II. Siswa diminta untuk menuliskan nama siswa yang paling aktif, siswa yang pasif, siswa yang suka membantu, dan siswa yang susah diajak kerja sama dalam kelompok. Pengisian sosiometri ini dilakukan setelah proses pembelajaran selesai agar siswa masih ingat kejadian atau proses pembelajaran yang baru saja berlangsung Teknik Dokumentasi Foto Peneliti menggunakan dokumentasi sebagai salah satu teknik untuk memperolah data nontes yang berupa foto atau gambar. Dokumentasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga aktivitas siswa dan peneliti selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi akan terekam dalam foto. Dokumentasi berupa foto ini dilakukan sebagai bukti visual kegiatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Peneliti dibantu teman sejawat dalam mendokumentasikan gambar agar peneliti bisa berfokus pada pelaksanaan pembelajaran. Pengambilan gambar dibagi dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Hasilnya kemudian dibandingkan untuk mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada siswa. Data yang berupa foto ini akan dilaporkan secara deskriptif sesuai dengan gambar yang terekam di dalamnya. Foto yang diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung merupakan sumber data yang dapat memperjelas data yang lain. Foto

105 81 tersebut dapat memberikan gambaran nyata mengenai kondisi kelas dan perilaku siswa selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Uraian tentang analisis data secara kuantitatif dan kualitatif adalah sebagai berikut Teknik Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil tes menulis paragraf argumentasi. Penilaian berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. Hasil analisis kuantitatif data tes dihitung secara persentase dengan langkah-langkah (1) merekap nilai yang telah diperoleh siswa, (2) menghitung nilai komulatif, (3) menghitung nilai rata-rata, dan (4) menghitung persentase, dengan rumus sebagai berikut. SK SP= x 100% R Keterangan: SP SK R : Skor persentase : Skor Komulatif (jumlah nilai) dalam satu kelas : Jumlah responden dalam satu kelas Hasil perhitungan dari tiap-tiap siklus kemudian dibandingkan, yaitu antara hasil siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan gambaran mengenai

106 82 persentase peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi Teknik Kualitatif Teknik kualitatif dilakukan untuk memberi gambaran tentang perilaku siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Teknik kualitatif ini diperoleh dari data nontes, yaitu observasi, deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri, wawancara, dan dokumentasi foto. Responden memberikan jawaban sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan peneliti. Teknik kualitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil nontes, (2) menyusun dalam satuan-satuan, dan (3) dikategorikan atau dikelompokkan. Teknik kualitatif ini digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku siswa dalam menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I dan siklus II. Selain itu, data nontes juga digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran dan media yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

107 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini disajikan hasil penelitian siklus I dan siklus II yang berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes siklus I dan siklus II adalah hasil tes menulis paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil nontes berupa (1) keaktifan siswa, (2) kerja sama siswa dalam kelompok, (3) kedisiplinan dan tanggung jawab siswa, (4) kekritisan siswa, dan (5) kemampuan berbagi siswa. Kelima pendidikan karakter tersebut merupakan hasil dari perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto. Penelitian menulis paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi terdiri atas duas dua siklus, yaitu sikuls I dan siklus II. Pada setiap siklus, pelaksanaan tindakan dilakukan dua kali pertemuan, setiap kali pertemuan terdiri atas dua jam pelajaran yang setiap jamnya adalah 45 menit. Sama halnya dengan prosedur penelitian, setiap siklus dilaksanakan dengan beberapa tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Akan tetapi, sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, peneliti melakukan observasi dengan guru bahasa Indonesia kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus untuk memperoleh informasi mengenai kondisi awal pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada pembahasan berikut ini. 83

108 Hasil Prasiklus Hasil tes prasiklus merupakan hasil tes menulis paragraf argumentasi sebelum dilakukan tindakan. Hasil tes prasiklus digunakan untuk mengetahui kondisi awal siswa dalam menulis paragraf argumentasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis paragraf argumentasi sebelum dilakukan tindakan kelas berupa pembelajaran menggunakan model think pair and share melalui media gambar animasi maka peneliti melakukan wawancara dengan guru, yaitu dengan tujuan mengetahui kemampuan siswa dalam keterampilan menulis paragraf argumentasi. Hasil dari wawancara tersebut dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Tes Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Prasiklus No. Kategori Skor F Bobot (%) Rata-rata Ketuntasan 1. Sangat Baik /32 9/32 x Baik Cukup ,12 56,25 x 100 = 69,03 100% = 28,13% 4. Kurang Jumlah , Kategori cukup Dari tabel 6 dapat diketahui bahwa sebelum mendapatkan tindakan, sebanyak 5 siswa atau 15,63% memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi dalam kategori kurang. Sebanyak 18 siswa atau 56,25% telah memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi dengan kategori cukup, sedangkan sisanya sebanyak 9 siswa atau 28,12% memiliki kemampuan menulis paragraf argumentasi dalam kategori baik. Rata-rata nilai siswa dalam menulis

109 85 paragraf argumentasi adalah 69,03. Hal itu menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas tersebut termasuk dalam kategori cukup dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh guru, yaitu 75. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan siklus I sebagai perbaikan tes menulis paragraf argumentasi Hasil Penelitian Siklus I Kegiatan siklus I ini merupakan tindakan lanjutan setelah melihat data-data yang diperoleh pada kondisi awal. Dalam siklus I diuraikan tentang pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model pembelajaran think pair and share melalui media gambar animasi yang terdiri atas data tes dan nontes dengan hasil penelitian sebagai berikut Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi melalui beberapa tahapan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Pada tahap pendahuluan, peneliti melakukan apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa mengenai pengalaman menulis paragraf argumentasi. Akan tetapi, hanya ada sebagian siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Siswa masih belum siap mengikuti pembelajaran karena siswa masih kaget dan asing dengan guru yang ada di depan kelas. Setelah itu, guru juga memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi.

110 86 Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, yaitu proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Kegiatan yang dilakukan, yaitu siswa bersama dengan guru bertanya jawab mengenai hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Setelah siswa paham, siswa disuruh mengamati gambar animasi, kemudian mereka berkelompok untuk membahas masalah-masalah yang telah mereka temukan berdasarkan gambar animasi tersebut, lalu siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi secara individu, dan membacakan hasil pekerjaan mereka. Pada pertemuan kedua, siswa disuruh untuk menyunting paragraf argumentasi milik teman sebangku. Setelah selesai menyunting, siswa mengembalikan hasil pekerjaan kepada pemiliknya. Setelah itu, guru menampilkan gambar animasi, siswa bertugas mengamati gambar animasi, membentuk kelompok untuk membahas masalah-masalah yang telah mereka temukan berdasarkan gambar animasi tersebut, dan menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi. Pada pertemuan pertama, hasil pekerjaan siswa hanya sebagai latihan saja, sedangkan pada pertemuan kedua hasil pekerjaan siswa sudah dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Hasil pekerjaan siswa pada pertemuan kedua dikumpulkan sebagai hasil tes siklus I.

111 87 Gambar 2. Proses Pembelajaran Siklus I Pada saat kegiatan inti, siswa sudah bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, siswa juga cukup antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan siswa memperhatikan penjelasan guru dan bertanya apabila mengalami kesulitan. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang melamun pada saat guru memberi penjelasan. Selain itu, pada saat kegiatan menulis paragraf argumentasi, masih ada beberapa siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya dan malas untuk menulis. Tahap terakhir, yaitu penutup. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan pembelajaran hari itu. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hal ini dilakukan untuk mengukur sejauh mana

112 88 pengetahuan siswa terhadap pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru menyuruh siswa untuk berlatih menulis paragraf argumentasi di rumah. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I belum maksimal. Pada siklus I, masih ada siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan masih adanya siswa yang mondar-mandir pada saat peneliti datang bersama guru. Selain itu, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan guru, dan pasif pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa juga masih kurang serius, kurang semangat, dan kurang antusias mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan model think pair and share. Perilaku negatif lain yang ditunjukkan siswa pada saat pembelajaran, yaitu malas, berbicara dengan teman, bercanda, dan tiduran. Berdasarkan hasil catatan harian guru yang termasuk ke dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu keaktifan siswa, perilaku siswa, respon siswa, dan suasana kelas. Pada saat pembelajaran, hanya sedikit siswa yang aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengalami kesulitan. Perilaku siswa sudah cukup baik. Hal itu ditunjukkan dengan mereka duduk rapi selama pembelajaran berlangsung. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang masih enggan bertanya karena malu dan masih mondar-mandir pada saat peneliti datang bersama dengan guru. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi,

113 89 yaitu cukup menyenangkan. Siswa juga cukup semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas selama pembelajaran berlangsung masih belum kondusif. Hal ini terlihat dengan masih adanya siswa yang malas, berbicara dengan teman, bercanda, tiduran, dan tidak mendengarkan penjelasan dari guru. Pada dasarnya, sebagian besar siswa sudah bisa mengikuti proses pembelajaran dengan baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang berperilaku negatif. Hasil catatan harian siswa yang termasuk dalam proses pembelajaran adalah pendapat siswa mengenai perasaannya dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Secara keseluruhan, siswa mendukung pembelajaran yang baru saja dilakukan karena model think pair and share melalui media gambar animasi memudahkan mereka dalam menulis paragraf argumentasi. Selain itu, dalam kesan siswa, siswa meminta agar pembelajaran yang baru saja dilakukan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu mengenai pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi (R-20) mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi yang diberikan guru dapat memudahkan siswa dalam membuat paragraf argumentasi. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang (R-12), pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan

114 90 model think pair and share melalui media gambar animasi sudah tepat, sedangkan menurut siswa yang mendapat nilai rendah (R-2), bagus dan menarik karena belum pernah menggunakan media gambar animasi. Berdasarkan hasil sosiometri dapat diketahui bahwa diskusi kelompok berlangsung kurang maksimal. Hal ini dikarenakan siswa yang aktif dalam diskusi kelompok masih sangat sedikit. Siswa cenderung pasif, malas, gaduh, bercanda, dan mengganggu teman yang lain pada saat diskusi kelompok. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah berjalan baik dan sesuai dengan RPP. Sebagian besar siswa senang, semangat, antusias, dan mendukung pembelajaran yang baru saja dilakukan. Akan tetapi, proses pembelajaran masih belum maksimal karena masih terdapat siswa yang berperilaku negatif Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I Hasil tes yang dimaksud adalah hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi setelah dilaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Setelah dilaksanakan tes di akhir pembelajaran siklus I diperoleh hasil seperti tercantum di bawah ini.

115 91 Tabel 7. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siklus I No. Kategori Nilai F Jumlah nilai Persentase (%) Rata-rata Ketuntasan Sangat Baik Baik ,38% 34,37% 2340/32 = 73,12 Kategori 14/32 x 100 % = 43,75% 3. Cukup % cukup 4. Kurang ,25% Jumlah % Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa pada siklus I dalam kategori cukup, dengan nilai rata-rata 73,12. Rata-rata skor tersebut dapat dikatakan belum memuaskan karena belum mencapai target yang telah ditentukan dengan kriteria ketuntasan minimal sebesar 80. Pada siklus I, hanya ada 3 siswa atau 9,38% yang berhasil mendapatkan nilai sangat baik atau nilai Nilai dengan kategori baik, yaitu antara diperoleh 11 siswa atau 34,37%. Sebanyak 16 siswa atau 50% yang mendapat nilai antara dalam kategori cukup. Sebanyak 2 siswa atau 6,25% yang mendapat nilai antara 0-59 dalam kategori kurang. Siswa yang dinyatakan tuntas atau mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 14 siswa atau 43,75%. Nilai rata-rata kelas menulis paragraf argumentasi pada siklus I sebesar 73,12. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi pada siklus I dalam kategori cukup. Dari 32 siswa kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus terdapat 2 siswa yang mendapat nilai dalam kategori kurang. Hal tersebut dimungkinkan karena

116 92 model think pair and share melalui media gambar animasi masih baru bagi siswa sehingga siswa harus menyesuaikan diri dengan model think pair and share melalui media gambar animasi yang diterapkan oleh peneliti sebagai proses awal bagi siswa untuk melakukan perbaikan pada pembelajaran selanjutnya. Hasil tes menulis paragraf argumentasi untuk tiap-tiap aspek pada siklus I akan dijelaskan sebagai berikut Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah berdasarkan Gambar Animasi Penilaian aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menganalisis peristiwa yang terjadi, penyebab terjadinya masalah, dan bukti. Hasil penelitian tes menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Hasil Tes Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah No. Skor F Jumlah Nilai berdasarkan Gambar Animasi Persentase (%) 28,13% 56,25% 15,62% 0% Jumlah % Rata-rata 300/32/12 x100= 78,13 Kategori baik Keterangan Ketuntasan 27/32 x 100% = 84,38%

117 93 Data pada tabel 8 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 28,13%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, kategori cukup dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 15,62%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,13 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 84,38% Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi Penilaian aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam dalam mengembangkan ide pokok secara rinci, runtut, dan orisinil. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 9 berikut.

118 94 Tabel 9. Hasil Tes Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 12,5% 50% 34,37% 3,13% Rata-rata 174/32/8x100 = 71,5 Kategori cukup Keterangan Ketuntasan 20/32 x 100% = 62,5% Jumlah % Data pada tabel 9 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 12,5%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori cukup dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,37%, dan kategori kurang dicapai oleh 1 siswa atau 3,13%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 71,5 atau masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 62,5% Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Penilaian aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi yang berisi pendapat,

119 95 fakta, dan simpulan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 10 berikut. Tabel 10. Hasil Tes Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 21,88% 59,37% 18,75% Rata-rata 776/32/32x100 = 77,13 Kategori baik Keterangan Ketuntasan 26/32 x 100% = 81,25% % Jumlah % Data pada tabel 10 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 21,88%, kategori baik dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 59,37%, kategori cukup dicapai oleh 6 siswa atau sebesar 18,75%, dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 77,13 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi dicapai oleh 26 siswa atau sebesar 81,25%.

120 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Keefektivan Kalimat Penilaian aspek keefektivan kalimat difokuskan pada keterampilan siswa dalam menggunakan kalimat yang efektif. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat dapat dilihat pada tabel 11 berikut. Tabel 11. Hasil Tes Aspek Keefektivan Kalimat No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 6,25% 56,25% 31,25% 6,25% Rata-rata 168/32/8x100 = 66,25 Kategori cukup Keterangan Ketuntasan 20/32 x 100% = 62,5% Jumlah % Data pada tabel 11 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat untuk kategori sangat baik dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 6,25%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, kategori cukup dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 31,25%, dan kategori kurang dicapai oleh 2 siswa atau 6,25%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 66,25 atau masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek keefektivan kalimat masalah dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 62,5%.

121 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kohesi dan Koherensi Penilaian aspek kohesi dan koherensi difokuskan pada ketepatan, keterkaitan antarkalimat jelas, dan saling berkaitan dalam menulis paragraf argumentasi. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel 12 berikut. Tabel 12. Hasil Tes Aspek Kohesi dan Koherensi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 21,87% 28,13% Rata-rata 166/32/8x100 = 65,44 Keterangan Ketuntasan 16/32 x 100% = 50% ,5% 12,5% Kategori cukup Jumlah % Data pada tabel 12 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 21,87%, kategori baik dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 28,13%, kategori cukup dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 37,5%, dan kategori kurang dicapai oleh 4 siswa atau 12,5%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 65,44 atau masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek kohesi dan koherensi dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%.

122 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Penilaian aspek kesesuaian judul dan isi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menentukan judul yang menarik, relevan dengan gambar animasi, dan sesuai dengan informasi yang ditulis. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi dapat dilihat pada tabel 13 berikut. Tabel 13. Hasil Tes Aspek Kesesuaian Judul dan Isi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 25% 62,5% Rata-rata 200/32/8x100 = 78,13 Keterangan Ketuntasan 28/32 x 100 % = 87,5% ,5% Kategori baik % Jumlah % Data pada tabel 13 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 8 siswa atau sebesar 25%, kategori baik dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 62,5%, kategori cukup dicapai oleh 4 siswa atau sebesar 12,5%, dan tidak ada siswa yang masuk kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 78,13 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek kesesuaian judul dan isi dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%.

123 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pemilihan Kata Penilaian aspek pemilihan kata difokuskan pada ketepatan siswa dalam memilih kata. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata dapat dilihat pada tabel 14 berikut. Tabel 14. Hasil Tes Aspek Pemilihan Kata No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 37,5% 34,38% Rata-rata 198/32/8x100 = 77,34 Keterangan Ketuntasan 23/32 x 100% = 71,87% ,12% Kategori baik % Jumlah % Data pada tabel 14 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata untuk kategori sangat baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 37,5%, kategori baik dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, kategori cukup dicapai oleh 9 siswa atau sebesar 28,12%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 77,34 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek pemilihan kata dicapai oleh 23 siswa atau sebesar 71,87%.

124 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Tampilan Tulisan Penilaian aspek tampilan tulisan difokuskan pada aspek keterbacaan, kerapian, dan kebersihan tulisan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 15 berikut. Tabel 15. Hasil Tes Aspek Tampilan Tulisan No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 31,25% 46,87% Rata-rata 190/32/8x100 = 74,22 Keterangan Ketuntasan 25/32 x 100% = 78,13% ,38% 12,5% Kategori cukup Jumlah % Data pada tabel 15 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek tampilan tulisan. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek tampilan tulisan untuk kategori sangat baik dicapai oleh 10 siswa atau sebesar 31,25%, kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,87%, kategori cukup dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 9,38%, dan kategori kurang dicapai oleh 4 siswa atau 12,5%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 74,22 atau masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek tampilan tulisan dicapai oleh 25 siswa atau sebesar 78,13%.

125 Hasil Tes Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Penilaian aspek ejaan dan tanda baca difokuskan keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada tabel 16 berikut. Tabel 16. Hasil Tes Aspek Ejaan dan Tanda Baca No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 21,87% 37,5% Rata-rata 176/32/8x100 = 69,5 Keterangan Ketuntasan 19/32 x 100% = 59,37% ,38% 6,25% Kategori cukup Jumlah % Data pada tabel 16 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 21,87%, kategori baik dicapai oleh 12 siswa atau sebesar 37,5%, kategori cukup dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, dan kategori kurang dicapai oleh 2 siswa atau 6,25%. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 69,5 atau masuk dalam kategori cukup. Ketuntasan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 59,37%.

126 Hasil Perilaku Siswa Siklus I Hasil perilaku siswa pada siklus I menjelaskan lima karakter siswa, yaitu keaktifan, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, dan kemampuan untuk berbagi. Kelima karakter tersebut diperoleh dari data hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar terjadi. Hasil perilaku siswa pada siklus I dapat diuraikan sebagai berikut Keaktifan Siswa Berdasarkan deskripsi perilaku ekologis pada siklus I dapat dideskripsikan beberapa perilaku siswa pada saat pembelajaran berlangsung, baik perilaku positif maupun negatif. Pada siklus I deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti adalah dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut. Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat guru memberikan penjelasan materi, sebelumnya guru bertanya tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi, dan sedikit siswa mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru. Kemudian, guru memulai memberikan materi kepada siswa, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh konsentrasi, meskipun ada

127 103 sebagian yang masih asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Guru diam sejenak untuk menghentikan siswa yang asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Siswa menyadari kesalahannya dan pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Sebagai observasi awal, hal ini sudah menunjukkan kategori baik. Kesiapan dan perhatian siswa sudah menunjukkan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keaktifan dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung. Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah keseriusan, semangat, dan antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa terlihat duduk dengan rapi dan tenang di tempat duduk tiap-tiap. Mereka juga tampak terkejut ketika guru bahasa Indonesia datang bersama dengan peneliti. Setelah itu, siswa mulai tersenyum dengan kedatangan peneliti dan terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mulai mengeluarkan buku LKS bahasa Indonesia serta buku catatan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa aktif, semangat, dan antusias dalam mengikuti

128 104 pembelajaran. Namun, ada beberapa siswa yang belum siap untuk mengikuti pembelajaran karena merasa jam istirahatnya masih kurang. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang mondar-mandir pada saat guru dan peneliti masuk ke kelas. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa keaktifan, kesiapan, dan keseriusan siswa selama mengikuti pembelajaran cukup baik. Namun, belum maksimal karena masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dengan melakukan kegiatan lain, seperti bercanda, mondar-mandir, melamun, berbicara sendiri, atau mengganggu teman. Berdasarkan hasil catatan harian guru, keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah berjalan cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya siswa yang menjawab pertanyaan dari guru. Ada beberapa siswa yang sudah aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Mereka menanyakan tentang materi paragraf argumentasi, tetapi ada juga yang menanyakan tentang hal di luar materi. Biasanya, mereka berani bertanya pada saat peneliti berkeliling. Hal ini dikarenakan mereka malu dihadapan guru baru dan masih asing bagi mereka. Siswa juga memberikan tanggapan dan perilaku positif terhadap proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Dengan model think pair and share melalui media gambar animasi siswa menjadi berminat mengikuti pembelajaran dengan baik. Suasana pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih belum kondusif. Masih terdapat siswa yang berbicara dengan temannya. Ketika pembentukan kelompok,

129 105 masih terdapat siswa yang berkeliling, mondar-mandir untuk menggoda temannya. Mereka juga bercanda dengan teman sekelompoknya pada saat diskusi, bahkan ada yang tiduran pada saat diskusi. Begitu pula ketika ada salah satu siswa maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaannya, teman yang lain justru menertawakan dan menggodanya. Akan tetapi, pada saat guru memberikan pertanyaan suasana mendadak tenang dan siswa menundukkan kepala. Tanggapan dan perilaku positif siswa selama mengikuti pembelajaran cukup baik, siswa tertarik dan senang dengan model dan media yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Dengan demikian, suasana yang tercipta saat pembelajaran berlangsung menyenangkan dan menimbulkan semangat belajar bagi para siswa. Gambar 3. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab

130 106 Gambar 3 adalah aktivitas siswa saat bertanya jawab dengan guru mengenai paragraf argumentasi. Guru bertanya jawab mengenai hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Guru memberikan penguatan tentang materi argumentasi. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa menjawab pertanyaan guru dan menanyakan kesulitan yang mereka alami. Sebagian siswa bersikap baik, yaitu mendengarkan penjelasan dari guru dan berani mengutarakan pendapatnya. Akan tetapi, masih terdapat siswa yang sibuk menulis, melamun, menyangga kepalanya, dan membaca buku pada saat siswa bertanya atau menjawab pertanyaan. Begitu pula pada saat guru menjelaskan materi, masih terdapat siswa yang mengganggu temannya. Gambar 4. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka

131 107 Gambar 4 merupakan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang membacakan hasil pekerjaan mereka. Pada saat siswa membacakan hasil pekerjaannya, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Pada saat siswa membacakan hasil pekerjaan mereka, ada beberapa siswa yang masih terlihat canggung Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Deskripsi perilaku ekologis yang diamati peneliti adalah kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap kelompok untuk mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di depan kelas, siswa tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi yang telah diberikan guru. Guru meminta tiap kelompok berdiskusi agar bisa menemukan masalah-masalah berdasarkan gambar animasi tersebut. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung.

132 108 Setelah itu, guru memberi kesempatan tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Kemudian, guru menginstruksikan kepada siswa untuk menulis dan pada saat mereka melakukan kegiatan menulis, ada sebagian siswa yang tiduran, melamun, bercanda, dan berbicara dengan teman kelompok lain. Berdasarkan hasil sosiometri, dapat diketahui keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok, yaitu (1) siswa yang paling aktif di dalam kelompok; (2) siswa yang paling pasif di dalam kelompok; dan (3) siswa yang sering membuat gaduh dan tidak bisa diajak kerja sama di dalam kelompoknya. Hasil sosiometri tiap kelompok dapat dilihat pada sosiogram berikut. 1. Kelompok 1 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 1 Siswa Paling Pasif R-2 R-2 R-3 R-5 R-3 R-5 R-15 R-26 R-15 R-26 Keterangan: R-2 : 1 R-3 : 2 R-5 : 2 R-15 : 1 R-26 : 4 Keterangan: R-2 : 3 R-3 : 2 R-5 : 2 R-15 : 3 R-26 : 0

133 Kelompok 1 Siswa Paling Gaduh Keterangan: R-2 R-2 : 3 R-3 : 0 R-5 : 3 R-3 R-5 R-15: 4 R-26: 0 R-15 R-26 Bagan 2. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 1 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 1. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-3, R-5, dan R-26. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh dalam kerja kelompok adalah R-2 dan R-15. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya dan tidak mau mengungkapkan pendapatnya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-2 dan R-15 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi siswa yang aktif, pasif, dan gaduh dapat dilihat dari tabel 17 berikut ini. Tabel 17. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok No. Nilai Kategori Sangat baik Baik 3. (-5)-0 Kurang 4. (-10)-(-6) Sangat kurang

134 110 Tabel 18. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus I Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7,5-7,5-12,5-4,2 (K) R ,3 (B) R ,5-7,5-2,5 (K) R ,5-7, (K) R (SB) Jumlah Rata-rata kelompok 5 5 = 1 Baik Pada tabel 18 menunjukkan bahwa R-2 mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-5 yang mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang, dan R-15 dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-3 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-26 yang memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-2, R-5, dan R-15 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.

135 Kelompok 2 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 2 Siswa Paling Pasif R-9 R-9 R-14 R-16 R-14 R-16 R-18 R-21 R-18 R-21 Keterangan: R-9 : 3 R-14 : 3 R-16 : 0 R-18 : 1 R-21 : 3 Keterangan: R-9 : 0 R-14 : 1 R-16 : 4 R-18 : 4 R-21 : 1 3. Kelompok 2 Siswa Paling Gaduh Keterangan: R-9 R-9 : 3 R-14 R-16 R-14: 3 R-16: 1 R-18: 2 R-21: 1 R-18 R-21 Bagan 3. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 2 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 2. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-9, R-14, dan R-21. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja kelompok adalah R-16 dan R-18. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak

136 112 mau bekerja dalam kelompoknya dan malas. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-16 dan R-18 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-9, R-14, dan R-21 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 2, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 19. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus I Responden Bobot skor Skor tiap aspek tiap aspek A P G A P G Jumlah skor Rata-rata Individual R ,5 10-7,5 10 3,3(B) R ,5-2,5-7,5-2,5-0,83 (K) R ,5-22,5-7,5 (SK) R , ,5-4,2 (K) R ,5-2,5-2,5 2,5 0,83(B) Jumlah Rata-rata kelompok = -5 Kurang Pada tabel 19 menunjukkan bahwa R-16 mendapatkan jumlah skor -22,5 dengan rata-rata individual -7,5 masuk dalam kategori sangat kurang. Selanjutnya, R-14 yang mendapatkan jumlah skor -2,5 dengan rata-rata individual -0,83 masuk dalam kategori kurang, R-18 dengan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-9 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-21 dengan jumlah skor 2,5 dengan rata-rata individual 0,83 masuk dalam kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -5 dalam kategori kurang.

137 113 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-14, R-16, dan R-18 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut, supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif. 1. Kelompok 3 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 3 Siswa Paling Pasif R-12 R-12 R-13 R-17 R-13 R-17 R-20 R-31 R-20 R-31 Keterangan: R-12 : 1 R-13 : 2 R-17 : 3 R-20 : 2 R-31 : 2 Keterangan: R-12 : 3 R-13 : 2 R-17 : 1 R-20 : 2 R-31 : 2 3. Kelompok 3 Siswa Paling Gaduh R-12 Keterangan: R-13 R-17 R-12 : 2 R-13 : 3 R-17 : 0 R-20 : 2 R-31 : 3 R-20 R-31 Bagan 4. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 3

138 114 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 3. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-13, R-17, R-20, dan R-31. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja kelompok adalah R-12. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-12 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-13, R-20, dan R-31 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 3, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 20. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus I Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7, ,3(K) R ,5-7,5-2,5 (K) R ,5-2, (B) R ,7 (K) R ,5-7,5-2,5 (K) Jumlah Rata-rata kelompok = -3 Kurang Pada tabel 20 menunjukkan bahwa R-12 mendapatkan jumlah skor -10 dengan rata-rata individual -3,3 masuk dalam kategori kurang, R-13 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang,

139 115 R-20 mendapatkan jumlah skor -5 dengan rata-rata individual -1,7 masuk dalam kategori kurang, dan R-31 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-17 yang memperoleh jumlah skor 15 dengan rata-rata individual 5 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -3 dalam kategori kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-12, R-13, R-20, dan R-31 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif. 1. Kelompok 4 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 4 Siswa Paling Pasif R-6 R-6 R-19 R-24 R-19 R-24 R-25 R-30 R-25 R-30 Keterangan: R-6 : 1 R-19 : 3 R-24 : 2 R-25 : 1 R-30 : 3 Keterangan: R-6 : 3 R-19 : 1 R-24 : 2 R-25 : 3 R-30 : 1

140 Kelompok 4 Siswa Paling Gaduh R-6 Keterangan: R-6 : 4 R-19 R-24 R-19 : 1 R-24 : 1 R-25 : 1 R-30 : 3 R-25 R-30 Bagan 5. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 4 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 4. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-19, R-24, dan R-30. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja kelompok adalah R-6 dan R-25. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-6 dan R-25 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-19, R-24, dan R-30 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 4, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.

141 117 Tabel 21. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus I Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7, (K) R ,5-2,5-2,5 2,5 0,83 (B) R ,5-2,5-0,83 (K) R ,5-7,5-2,5-7,5-2,5 (K) R ,5-2,5-7,5-2,5-0,83 (K) Jumlah Rata-rata kelompok = -5 Kurang Pada tabel 21 menunjukkan bahwa R-6 mendapatkan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, R-24 mendapatkan jumlah skor -2,5 dengan rata-rata individual -0,83 masuk dalam kategori kurang, R-25 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang, dan R-30 mendapatkan jumlah skor -2,5 dengan rata-rata individual -0,83 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-19 yang memperoleh jumlah skor 2,5 dengan rata-rata individual 0,83 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -5 dalam kategori kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-6, R-24, R-25, dan R-30 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.

142 Kelompok 5 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 5 Siswa Paling Pasif R-1 R-7 R-1 R-7 R-8 R-11 R-8 R-11 R-28 R-32 R-28 R-32 Keterangan: R-1 : 1 R-7 : 3 R-8 : 3 R-11 : 2 R-28 : 2 R-32 : 1 Keterangan: R-1 : 4 R-7 : 0 R-8 : 0 R-11 : 2 R-28 : 2 R-32 : 4 3. Kelompok 5 Siswa Paling Gaduh R-1 R-7 Keterangan: R-1 : 4 R-7 : 2 R-8 : 1 R-8 R-11 R-11 : 2 R-28 : 0 R-32 : 3 R-28 R-32 Bagan 6. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 5 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 5. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-7, R-8, R-11, dan R-28. Mereka juga

143 119 serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja kelompok adalah R-1 dan R-32. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-1 dan R-32 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-7, R-8, dan R-11 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 5, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 22. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus I Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,7 (K) R (B) R ,7 (B) R ,3 (K) R ,3 (B) R (K) Jumlah Rata-rata kelompok 6 6 = 1 Baik Pada tabel 22 menunjukkan bahwa R-1 mendapatkan jumlah skor -14 dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-11 yang mendapatkan jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam kategori kurang, dan R-32 dengan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-7 yang memperoleh jumlah skor 12 dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, R-8 memperoleh jumlah skor

144 dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik, dan R-28 memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-1, R-11, dan R-32 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif, sedangkan R-7 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berbuat gaduh dalam kelompoknya. 1. Kelompok 6 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 6 Siswa Paling Pasif R-4 R-10 R-4 R-10 R-22 R-23 R-22 R-23 R-27 R-29 R-27 R-29 Keterangan: R-4 : 1 R-10 : 2 R-22 : 2 R-23 : 3 R-27 : 1 R-29 : 3 Keterangan: R-4 : 4 R-10 : 1 R-22 : 2 R-23 : 1 R-27 : 3 R-29 : 1

145 Kelompok 6 Siswa Paling Gaduh R-4 R-22 R-10 R-23 Keterangan: R-4 : 4 R-10 : 0 R-22 : 0 R-23 : 3 R-27 : 4 R-29 : 1 R-27 R-29 Bagan 7. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 6 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 6. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-10, R-22, R-23, dan R-29. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dalam kerja kelompok adalah R-4 dan R-27. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-4 dan R-27 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok, sedangkan R-23 dan R-29 juga harus diberikan motivasi oleh guru, meskipun mereka dalam kategori baik tetap saja mereka masih berperilaku negatif dalam kelompoknya karena mereka masih berbuat gaduh. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 6, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini.

146 122 Tabel 23. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus I Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,7 (K) R (B) R ,3 (B) R ,7 (K) R (K) R ,7 (B) Jumlah Rata-rata kelompok -4 6 = -0,6 Kurang Pada tabel 23 menunjukkan bahwa R-4 mendapatkan jumlah skor -14 dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-23 yang mendapatkan jumlah skor -2 dengan rata-rata individual -0,7 masuk dalam kategori kurang, dan R-27 dengan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-10 yang memperoleh jumlah skor 12 dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, R-22 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik, dan R-29 yang memperoleh jumlah skor 2 dengan rata-rata individual 0,7 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai -0,6 dalam kategori kurang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa R-4, R-23, dan R-27 harus mendapatkan perhatian yang khusus oleh guru. Guru harus memberikan motivasi dan arahan yang positif kepada siswa tersebut supaya dalam pembelajaran berikutnya ia bisa lebih berperilaku positif.

147 123 Gambar 5. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Gambar 5 merupakan aktivitas siswa saat mereka sedang berdiskusi kelompok. Gambar tersebut menunjukkan bahwa ada seorang siswa yang membagikan kertas untuk menulis hasil diskusi kelompok. Pada saat pembagian kertas, ada beberapa siswa yang menggunakan kesempatan itu untuk bercanda dan mengobrol dengan teman yang lain. Kemudian, tiap kelompok mulai berdiskusi dengan kelompok mereka tiap-tiap. Ada beberapa siswa yang masih bercanda dan mengganggu teman yang lain. Namun, pada saat guru berkeliling untuk memantau proses diskusi, siswa mulai tenang dan berdiskusi kembali dengan kelompoknya. Setelah proses diskusi selesai, ada siswa yang membacakan hasil diskusi mereka. Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang sibuk

148 124 mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah menunjukkan perilaku yang cukup baik. Siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis dan ada sebagian siswa yang masih bingung dan bertanya kepada guru. Namun, hal ini tidak dipengaruhi karena mereka tidak bisa menulis paragraf argumentasi, mereka merasa gambar animasi merupakan media yang asing karena belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru bahasa Indonesia. Dalam hal ini dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada guru sudah baik karena sebagian besar dari mereka merasa mempunyai tanggung jawab tugasnya sendiri. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keseriusan siswa menulis paragraf argumentasi secara individu. Sebagian siswa sudah melaksanakan perintah guru dengan menulis paragraf argumentasi dengan baik.

149 125 Akan tetapi, masih terdapat siswa yang tiduran dan malas menulis paragraf argumentasi. Selain itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis paragraf argumentasi masih belum baik. Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah sikap siswa ketika membacakan hasil diskusi di siswa lain. Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa masih belum baik. Deskripsi perilaku ekologis keempat yang diamati peneliti adalah keseriusan dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari awal pembelajaran sudah dapat dideskripsikan bahwa siswa bisa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan baik, meskipun masih ada sebagian siswa yang masih belum siap. Namun, hal ini dapat dikondisikan guru dengan baik. Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dapat berjalan dengan baik dan pada akhir pembelajaran juga siswa masih memperhatikan penjelasan dari guru dengan baik. Pada akhir pembelajaran guru menanyakan kembali materi yang telah dijelaskan pada hari itu dan sebagian siswa bersedia menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Hal ini terbukti bahwa siswa mempunyai kedisiplinan dan tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran.

150 126 Deskripsi perilaku ekologis kelima yang diamati peneliti adalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa memiliki tanggung jawab yang baik selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pada saat guru memberikan penjelasan, siswa mendengarkan. Ketika guru menyuruh siswa untuk mengamati gambar animasi, berdiskusi, dan menulis paragraf argumentasi, siswa melaksanakan dengan baik. Begitu pula ketika guru menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, tiduran, dan menyangga kepalanya. Gambar 6. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi

151 127 Pada gambar 6 menunjukkan kegiatan pada saat guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai gambar animasi. Pada kegiatan ini, ada sebagian siswa yang masih asyik berbicara dengan temannya, sibuk menulis, dan menyangga kepalanya. Kemudian, kegiatan siswa pada saat siswa mulai menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi, sebagian siswa sudah serius dalam menulis paragraf argumentasi, namun masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman Kekritisan Siswa Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah perilaku siswa saat memperhatikan penjelasan guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Siswa duduk rapi, tenang, penuh konsentrasi, dan santun dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa juga bertanya apabila tidak paham dengan penjelasan yang diberikan oleh guru. Akan tetapi, masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, sibuk menulis, tiduran, dan menyangga kepalanya pada saat guru memberikan penjelasan. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kekritisan siswa dalam memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, hanya sedikit siswa yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan. Siswa berani bertanya apabila guru berkeliling. Demikian juga saat memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.

152 128 Sedikitnya keaktifan siswa dalam bertanya disebabkan karena mereka masih merasa malu dan takut salah. Aspek ini masih dalam kategori kurang karena hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Hal serupa juga terjadi pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan semua siswa memperhatikan pada saat kelompok lain mempresentasikan hasil diskusinya. Namun, pada saat teman dari kelompok lain bertanya, ada sebagian siswa yang takut dan ragu untuk membantu temannya dalam mempresentasikan hasil pekerjaannya. Berdasarkan hasil dokumentasi foto, dapat terlihat kekritisan siswa. Siswa menjadi siswa yang kritis pada saat guru menunjukkan gambar animasi. Siswa harus mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam gambar animasi tersebut sebagai topik untuk membuat paragraf argumentasi. Gambar 7. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi

153 129 Gambar 7 menjelaskan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi. Pada saat guru menayangkan gambar animasi, siswa terlihat antusias dan semangat mengamati gambar animasi tersebut. Sebagian besar siswa sudah mengamati dan mencari informasi dalam gambar animasi sehingga bisa dikembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Akan tetapi, pada gambar tersebut terlihat masih ada siswa yang tidak memperhatikan gambar animasi tersebut karena sibuk berbicara dengan temannya, dan mengganggu teman yang lain. Selain itu, juga ada siswa yang kurang semangat dan menyangga kepalanya dengan tangan. Gambar 8. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Teman Gambar 8 merupakan aktivitas siswa menyunting paragraf argumentasi. Aktivitas menyunting paragraf argumentasi merupakan aktivitas yang melatih siswa untuk menjadi siswa yang kritis dalam mengamati pekerjaan teman. Mereka mencari kesalahan hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa. Pada

154 130 gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa sudah menyunting paragraf argumentasi dengan baik. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang menoleh ke belakang, mengajak bicara, dan bercanda dengan teman yang di belakangnya. Selain itu, juga masih terdapat siswa yang menggangu teman sebangkunya dan tiduran Kemampuan Berbagi Berdasarkan hasil catatan harian guru, respon siswa mengenai model think pair and share melalui media gambar animasi yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah baik. Mereka merasa senang dan semangat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Mereka mendapat variasi dalam pembelajaran karena media gambar animasi belum pernah digunakan guru sebagai media pembelajaran. Selain itu, adanya diskusi dengan model think pair and share memudahkan mereka dalam menulis paragraf argumentasi. Akan tetapi, dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam mengemukakan pendapat mereka. Berdasarkan hasil catatan harian siswa yang termasuk ke dalam pendidikan karakter aspek berbagi, yaitu (1) perasaan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share

155 131 melalui media gambar animasi, (3) tanggapan siswa mengenai model think pair and share melalui media gambar animasi, (4) kesan terhadap gaya mengajar guru, dan (5) saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pendapat siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu mereka merasa senang dan mengerti dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Hal ini terlihat dari pernyataan R-29 Perasaan saya cukup dan mengerti dengan pembelajaran yang diberikan. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi juga membantu siswa memahami langkahlangkah menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat dari pernyataan R-25 Menurut saya, pembelajaran hari ini jauh lebih baik karena sekarang saya sudah mengerti tentang langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Selanjutnya, tentang kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu sebagian siswa tidak mengalami kesulitan. Akan tetapi, ada beberapa siswa yang merasa kesulitan dalam menulis paragraf argumentasi, terlihat pada pernyataan R-25 kesulitan yang saya alami adalah mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Berikut ini adalah tanggapan siswa mengenai model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu media gambar animasi dapat membuat lebih cepat tanggap dalam menulis paragraf argumentasi. Terlihat pada pernyataan R-30

156 132 Tanggapan saya yaitu sudah baik karena dalam proses pembelajaran menggunakan media gambar animasi kita dapat lebih cepat tanggap dalam belajar menulis paragraf argumentasi sehingga kita tidak cepat bosan dalam proses pembelajaran. Selain itu, model pembelajaran yang baru saja dilakukan juga dapat merangsang siswa untuk berpikir kritis, terlihat pada pernyataan R-7 Bagus, karena dengan gambar animasi tersebut, murid bisa mengembangkan paragraf dari sebuah gambar animasi. Adapun kesan siswa terhadap gaya mengajar guru, yaitu sudah baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Terlihat dari pernyataan R-30 Kesan saya sudah baik terhadap guru yang mengajar karena saat ini gurunya sudah sedikit banyak mengenal murid-muridnya dan tidak kaku dalam mengajar. Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi. Secara keseluruhan, siswa dapat menerima dengan baik pembelajaran menulis paragraf argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi yang telah dilaksanakan. Mereka merasa pembelajaran ini mudah dipahami dan pembelajaran menulis paragraf argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi untuk terus ditingkatkan dan diterapkan pada materi-materi yang lain. Hal terlihat pada pernyataan R-29 Mohon selalu dipakai di semua mata pelajaran, dan ditambah dengan penjelasan yang lebih banyak. Selain itu, siswa juga memberikan saran agar gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, terlihat pada pernyataan R-29 Supaya pembelajaran dengan media gambar animasi bisa ditingkatkan lagi dan

157 133 dibuat dengan lebih menarik agar siswa bisa lebih mengerti dengan pembelajaran yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam pendidikan karakter aspek berbagi, yaitu (1) apakah selama ini kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; (2) bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; (3) kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi; (4) apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; dan (5) apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pertanyaan pertama mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat menarik. Hal ini terlihat pada pernyataan R-20 Saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, apalagi pembelajaran menulis paragraf argumentasi kali ini menggunakan media gambar animasi. Saya sangat senang karena media ini belum pernah digunakan sebelumnya. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 Saya senang dan berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi

158 134 karena saya suka dengan media yang digunakan guru. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 Iya saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pertanyaan kedua mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa model dan media yang digunakan guru sangat memudahkan siswa. Hal ini terlihat pada pernyataan R-20 Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat bagus dan menarik karena belum pernah dilakukan sebelumnya oleh guru, dan media gambar animasi memudahkan saya dalam membuat paragraf argumentasi. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 Pembelajaran kali ini sangat menyenangkan dan menarik karena berbeda dengan yang dilakukan oleh guru. Guru sudah tepat dalam memilih model dan media. Model dan media yang digunakan juga membuat saya senang dan lebih mudah mengerti tentang materi menulis paragraf argumentasi. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 Bagus dan menarik karena belum pernah menggunakan media gambar animasi. Pertanyaan ketiga mengenai kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat pada pernyataan R-20 Tidak ada kesulitan dalam mengikuti pembelajaran karena saya sudah paham dan mengerti tentang menulis paragraf argumentasi. Menurut siswa

159 135 yang mendapat nilai sedang R-12 Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja saya masih sedikit bingung dalam memilih identifikasi masalah yang sesuai. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 Saya masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi. Pertanyaan keempat mengenai manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi R-20 Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi dan saya lebih bisa lagi mengenal model think pair and share yang dilakukan ibu. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa saya bisa tahu bahwa dalam pembelajaran itu ada suatu model atau media yang digunakan guru karena selama ini saya merasa guru hanya menerangkan materi, menyuruh siswa mengerjakan tugas, dan dikumpulkan lalu dinilai. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pertanyaan kelima mengenai harapan siswa mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan agar bisa dibuat lebih menarik lagi. Hal ini terlihat pada pernyataan R-20 Harapan saya, media gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, dan dipilih berdasarkan pilihan

160 136 terbanyak siswa. Saya juga ingin lebih bisa menghasilkan tulisan argumentasi yang baik setelah mengikuti pembelajaran dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-12 Sudah baik, Bu. Sebelum ibu menyuruh siswa menulis paragraf argumentasi hendaknya dijelaskan dulu gambar yang ada dalam media, selebihnya sudah baik bu. Semoga bisa diterapkan di pembelajaran yang lain. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-2 Harapan saya semoga saya bisa menulis paragraf argumentasi dengan baik. Gambar animasi juga dibuat lebih baik lagi sehingga membuat kami lebih mudah memahami materi menulis paragraf argumentasi. Gambar 9. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Kemampuan siswa dalam berbagi, dapat terlihat pada dokumentasi foto aktivitas siswa melaksanakan think pair and share. Berdasarkan gambar 9 di atas, dapat terlihat bahwa salah satu aktivitas think pair and share, yaitu aktivitas

161 137 diskusi atau berbagi pendapat. Pada saat kegiatan berdiskusi, sebagian siswa sudah aktif melakukan diskusi. mereka mengungkapkan pendapat mereka dengan baik. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang memilih bercanda dengan teman sekelompok, bahkan ada yang tiduran Refleksi Siklus I Pelaksanaan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, pada dasarnya telah berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil tes menulis paragraf argumentasi siswa yang meningkat. Hasil tes yang diperoleh siswa pada tes di siklus I telah mengalami peningkatan sebesar 4,09 yaitu dari 69,03 menjadi 73,12. Rata-rata tersebut masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh peneliti, yaitu 80. Siswa yang mencapai ketuntasan sebanyak 14 orang, sedangkan yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 18 orang. Adapun hasil nontes siswa yang terjabarkan dalam pendidikan karakter siswa ketika melaksanakan pembelajaran, seperti keaktifan, kerja sama siswa dalam kelompok, kedisiplinan dan tanggung jawab, kekritisan, dan kemampuan berbagi, pada dasarnya menunjukkan hal yang positif. Tetapi ada beberapa siswa yang melakukan perilaku negatif dalam pembelajaran. Berikut penjelasannya. Berdasarkan pendidikan karakter keaktifan siswa, ketika kegiatan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi berlangsung, siswa cukup aktif dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Siswa masih malu-malu dan canggung dalam bertanya dan

162 138 mengungkapkan pendapatnya. Ada beberapa siswa yang masih kurang aktif dan malu-malu berbicara dalam pembelajaran. Pendidikan karakter yang kedua, yaitu kerja sama siswa dalam kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, kerja sama siswa dalam kelompok sudah cukup baik. Namun, berdasarkan hasil sosiometri menunjukkan bahwa dalam mengikuti pembelajaran masih ada siswa yang pasif, gaduh, dan susah diajak kerja sama dalam satu kelompoknya. Siswa tersebut harus diberi perhatian dan penjelasan agar mereka menjadi aktif dan serius dalam mengikuti pembelajaran. Guru juga harus memberikan arahan atau motivasi kepada mereka. Pendidikan karakter yang ketiga, yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab. Berdasarkan data nontes, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab yang cukup baik dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat ketika siswa selalu antusias dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Siswa duduk rapi pada saat pembelajaran berlangsung dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Walaupun demikian, masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku kurang disiplin dan tanggung jawab dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran, seperti masih terdapat beberapa siswa yang terlambat mengumpulkan tugas. Selain itu, ada beberapa siswa yang terlihat berbicara dengan teman lainnya, bercanda, melamun, menyangga tangannya, dan tiduran. Mereka juga mengganggu teman pada saat diskusi kelompok belangsung. Pada saat mengerjakan tugas individu atau menulis paragraf argumentasi,

163 139 sebagian siswa sudah bersikap jujur mengerjakan tugas secara individu. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang berbuat curang dengan mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mencapai hasil yang diharapkan. Pendidikan karakter yang keempat yaitu kekritisan. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, sebagian siswa sudah memperhatikan penjelasan guru tentang materi argumentasi. Mereka juga sudah mengamati dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi dengan cukup baik. Akan tetapi, masih terdapat beberapa siswa yang belum mengerti cara mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih sibuk sendiri, yaitu berbicara dengan teman sebangku, bercanda, menulis, dan pada saat disuruh mengamati gambar animasi masih terdapat siswa yang melamun. Adapun pendidikan karakter yang terakhir yaitu kemampuan berbagi. Melalui pendidikan karakter ini, dapat diketahui bahwa kemampuan berbagi siswa sudah cukup baik. Hal ini dapat diketahui melalui instrumen catatan harian siswa dan wawancara. Berdasarkan hasil catatan harian siswa, ada beberapa siswa yang masih mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah-masalah dalam gambar animasi. Kesulitan lain juga dialami siswa dalam memahami dalam mengungkapkan pendapat pada saat diskusi. Selain itu, sebagian siswa juga mengalami kesulitan dalam menggunakan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Oleh karena itu, guru harus memberikan solusi agar siswa bisa mengidentifikasi masalah, mengungkapkan pendapatnya, dan memberikan materi

164 140 tentang penggunaan ejaan dan tanda baca yang baik dan benar. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I yang dilakukan pada siswa yang mendapat nilai tinggi, nilai sedang, dan nilai rendah, tiap-tiap memberikan keterangan yang berbedabeda. Siswa yang mendapat nilai tinggi berpendapat bahwa mereka tidak ada kesulitan, sedangkan siswa yang memperoleh nilai sedang kesulitan mengidentifikasi masalah, siswa yang mendapat nilai rendah kesulitan mengembangkan pokok-pokok masalah menjadi paragraf argumentasi. Oleh karena itu, guru harus memberikan pengarahan kepada siswa yang kesulitan. Guru juga harus memberikan penguatan tentang cara mengidentifikasi masalah dalam gambar animasi tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih mempunyai kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaannya. Pada pembelajaran siklus I, penggunaan media gambar animasi pada dasarnya disukai siswa, tetapi ada beberapa siswa yang kurang suka dan menganggap gambar animasinya biasa saja sehingga gambar animasi dianggap kurang menarik. Selain itu, ada beberapa siswa yang masih belum bisa memahami isi gambar animasi dengan baik karena siswa tersebut belum tahu cara mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi yang ditampilkan. Terkait model pembelajaran yang digunakan, yaitu model think pair and share, dalam pelaksanaannya di siklus I kurang berjalan dengan baik, ada beberapa siswa yang belum bisa mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dan mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Siswa juga terlihat malas

165 141 dalam diskusi. Pada saat siswa dikelompokkan, kedisiplinan siswa masih kurang, siswa cenderung gaduh dan berbicara sendiri ketika bergabung dengan siswa satu kelompoknya. Selain itu, siswa juga kurang aktif pada saat kegiatan presentasi dilakukan. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya. Kelemahan dan kekurangan juga terlihat pada pemahaman materi siswa. Sebagaian besar siswa kurang memahami dan belum bisa membuat paragraf argumentasi dan gagasan utama dengan baik. Beberapa siswa juga masih sulit menggunakan bahasa dan EYD dengan baik, sehingga dari hasil tes siswa masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan dalam menulis kata atau kalimat dalam paragraf argumentasi yang dibuat siswa. Selain itu, beberapa siswa juga berperilaku negatif, perilaku negatif tersebut antara lain siswa masih ada yang berbicara sendiri ketika guru menjelaskan materi pembelajaran. Ada juga siswa yang merasa malas ketika diminta menulis paragraf argumentasi. Perilaku negatif lain terlihat ketika ada siswa yang melakukan presentasi, ada beberapa siswa yang bercanda dengan temannya dan kurang memperhatikan presentasi dari kelompok yang maju. Walaupun ada kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaannya, kelebihankelebihan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi juga banyak, antara lain berdasarkan catatan harian siswa dan wawancara yang telah dilakukan, sebagian besar siswa berpendapat bahwa siswa sangat senang penggunaan gambar animasi dalam pembelajaran. Selain karena gambar-gambarnya menarik, menurut beberapa siswa, gambar animasi memudahkan mereka membuat paragraf

166 142 argumentasi. Terkait pelaksanaan model think pair and share, sebagaian besar siswa melaksanakan diskusi dengan baik, tugas-tugas yang diberikan guru ketika pembelajaran pun dapat diselesaikan dengan baik melalui diskusi kelompok. Walaupun beberapa siswa terlihat malas dan gaduh, tetapi setelah diberi bimbingan dan motivasi, siswa-siswa tersebut dapat memperbaiki perilakunya dan mengikuti diskusi dengan baik. Adapun kelebihan dari model yang digunakan, melalui instrumen catatan harian siswa, beberapa siswa berpendapat bahwa model think pair and share dapat membuat siswa lebih mudah dalam mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Selain itu, model think pair and share juga bisa melatih siswa untuk lebih aktif dalam diskusi kelompok. Walaupun begitu, penggunaan model ini oleh siswa belum maksimal, hal ini dikarenakan siswa belum memahami dengan baik pelaksanaan model ini dalam pembelajaran. Berdasarkan kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan pelaksanaan pembelajaran tersebut, peneliti harus merencanakan pembelajaran yang lebih baik dari pembelajaran di siklus I. Hal ini dilakukan supaya kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan yang ada di siklus I tidak lagi muncul di siklus II. Pada pembelajaran siklus II, motivasi dan bimbingan yang lebih akan diberikan guru bagi siswa yang masih berperilaku negatif, hal ini dilakukan supaya siswa yang berperilaku negatif dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Peneliti juga akan memberikan penjelasan kembali mengenai beberapa materi yang belum dikuasai siswa seperti mengidentifikasi masalah dan mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi. Selain itu, pada pembelajaran di siklus II,

167 143 peneliti akan memberikan gambar animasi yang lebih menarik, sehingga siswa lebih tertarik melaksanakan kegiatan pembelajaran. Siswa juga akan diberikan penjelasan dan cara melaksanakan model think pair and share dengan mengajarkan siswa cara mengembangkan identifikasi masalah menjadi paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi. Untuk itu, pada pembelajaran di siklus II ini, guru akan memberikan contoh paragraf argumentasi, kemudian secara bersama-sama, guru memberikan contoh bagaimana menentukan identifikasi masalah dan mengembangkannya menjadi paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi. Setelah semua siswa dapat membuatnya, guru akan memberikan gambar animasi yang akan diubah siswa menjadi paragraf argumentasi. Diharapkan dengan pelaksanaan rencana tersebut, siswa dapat lebih paham terhadap materi pembelajaran dan dapat menulis paragraf argumentasi dengan baik. Perbaikan rencana pembelajaran ini dimaksudkan supaya hasil tes siswa dapat mencapai nilai yang ditentukan yaitu 80, serta terjadi perubahan pendidikan karakter siswa yang lebih positif Hasil Penelitian Siklus II Tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Tindakan tersebut dilakukan karena pada siklus I hasil menulis paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus masih dalam kategori cukup dengan nilai rata-rata 73,12. Hasil tersebut belum memenuhi target minimal ketuntasan yang telah ditentukan, yaitu 80 atau berkategori baik. Selain itu, masih ditemukan perilaku negatif siswa dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Dengan

168 144 demikian, tindakan siklus II dilakukan untuk memperbaiki hasil menulis paragraf argumentasi siklus I. Perbaikan pada siklus II dilaksanakan dengan rencana yang lebih matang daripada siklus I. Salah satunya yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Melalui usaha tersebut, diharapkan hasil penelitian meningkat dari kategori cukup menjadi kategori baik. Meningkatnya nilai ini disertai pula dengan adanya perubahan perilaku siswa yang lebih positif dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil selengkapnya pada siklus II diuraikan secara rinci berikut ini Proses Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II melalui beberapa tahapan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Tahap pertama, yaitu kegiatan pendahuluan, peneliti melakukan apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti pembelajaran. Selanjutnya, guru memberikan penjelasan kepada siswa tujuan dan manfaat menulis paragraf argumentasi. Pada saat guru memberikan apersepsi, menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Hal itu terlihat pada saat guru memberikan apersepsi siswa sudah duduk rapi dan mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa pun terlihat semangat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

169 145 Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti, yaitu proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pada kegiatan inti, kegiatan yang dilakukan adalah siswa dan guru bertanya jawab tentang kesulitan siswa menulis paragraf argumentasi, siswa dan guru bertanya jawab tentang menyunting paragraf argumentasi, dan siswa menyimak penguatan guru mengenai menyunting dan kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi. Setelah itu, guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada siklus I, siswa menukar hasil pekerjaan mereka pada siklus I kepada teman satu kelompoknya, siswa mengamati contoh gambar animasi dan contoh paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi, siswa berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dan menyunting hasil pekerjaan teman. Kemudian, mengembalikannya agar bisa diperbaiki berdasarkan hasil suntingan teman. Pada pertemuan kedua, guru menampilkan gambar animasi yang berbeda dari siklus I. Pada tahap think, siswa mengamati gambar animasi, siswa mencatat dan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di dalam gambar animasi tersebut. Siswa berdiskusi tentang masalah-masalah yang telah mereka temukan pada tahap pair dengan teman satu kelompoknya, tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka, guru memberi penguatan tentang isi gambar animasi, siswa mencatat identifikasi masalah secara runtut, kemudian siswa mengembangkan identifikasi masalah tersebut ke dalam paragraf argumentasi. Pada pertemuan pertama, hasil pekerjaan siswa hanya sebagai latihan saja, sedangkan pada pertemuan kedua hasil pekerjaan siswa akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang sudah ditentukan oleh peneliti. Hasil pekerjaan siswa pada

170 146 siklus II dikumpulkan sebagai hasil tes menulis paragraf argumentasi pada siklus II. Gambar 10. Proses Pembelajaran Siklus II Pada saat kegiatan inti, siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik. Siswa antusias mengikuti pembelajaran. Pada saat siswa diberi tugas mengamati gambar animasi, siswa mengamati gambar animasi tersebut dan mencatat masalah-masalah ditemukan dalam gambar animasi dengan tenang. Siswa juga sudah aktif berdiskusi dengan teman sekelompoknya dan menanyakan hal yang belum mereka pahami kepada guru. Pada saat kegiatan menulis pun mereka menulis dengan tenang. Tahap terakhir, yaitu kegiatan penutup. Guru dan siswa melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa dan guru sama-sama melakukan tahapan evaluasi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami pembelajaran pada saat itu.

171 147 Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II sudah baik. Pada siklus II, siswa sudah siap mengikuti pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan siswa duduk rapi dan tertib pada saat pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga mendengarkan penjelasan guru dengan antusias, semangat, dan sungguh-sungguh. Siswa juga sudah lebih aktif bertanya dan berani mengungkapkan pendapatnya dibandingkan pada siklus I. Mereka juga menjadi lebih bertanggung jawab dalam menulis paragraf argumentasi dan lebih disiplin. Perilaku-perilaku siswa yang negatif pada siklus I pun semakin berkurang pada siklus II. Berdasarkan hasil catatan harian guru yang termasuk ke dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu keaktifan siswa, perilaku siswa, respon siswa, dan suasana kelas. Pada saat pembelajaran, sebagian besar siswa sudah aktif menjawab dan selalu bertanya apabila mengalami kesulitan. Perilaku siswa sudah baik. Hal itu ditunjukkan dengan mereka duduk rapi selama pembelajaran berlangsung. Respon siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu sangat menyenangkan. Siswa juga semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Suasana kelas selama pembelajaran berlangsung berlangsung tertib, tenang, dan disiplin. Suasana kelas pun menjadi lebih kondusif pada saat guru memberi penjelasan dan pada saat mereka mengerjakan tugas dari guru. Proses pembelajaran pada siklus II ini terlihat lebih rapi dan serius, siswa dapat belajar

172 148 dengan sungguh-sungguh. Pada pembelajaran ini tidak terlihat siswa berjalanjalan dan keluar dari kelompok tiap-tiap. Hasil catatan harian siswa yang termasuk dalam proses pembelajaran adalah pendapat siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pendapat siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu mereka merasa antusias dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi juga membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Secara keseluruhan, siswa sangat mendukung pembelajaran yang baru saja dilakukan, karena model think pair and share melalui media gambar animasi memudahkan mereka dalam menulis paragraf argumentasi. Selain itu, dalam kesan siswa, siswa meminta agar pembelajaran yang baru saja dilakukan terus ditingkatkan dan dikembangkan. Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu mengenai pendapat siswa tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi (R-30) mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat memudahkan siswa.

173 149 Menurut siswa yang mendapat nilai sedang (R-15), pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah tepat dan baik digunakan dalam pembelajaran. Pendapat yang hampir sama juga diungkapkan siswa yang mendapat nilai rendah (R-21) yang mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi ini sangat cocok untuk pembelajaran. Berdasarkan hasil sosiometri juga dapat diketahui bahwa diskusi kelompok berlangsung dengan baik. Hal ini dikarenakan siswa sudah aktif dan mudah bekerja sama dengan anggota kelompoknya dalam diskusi. Siswa yang pasif, malas, gaduh, bercanda, dan mengganggu teman yang lain pada saat diskusi kelompok jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah berjalan baik dan sesuai dengan RPP. Sebagian besar siswa senang, semangat, antusias, dan mendukung pembelajaran yang baru saja dilakukan. Perilaku-perilaku siswa yang negatif pada siklus I pun semakin berkurang pada siklus II Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siklus II Hasil tes siklus II merupakan hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi

174 150 pada siklus II. Setelah dilaksanakan tes di akhir pembelajaran siklus II, diperoleh hasil seperti tercantum di bawah ini. Tabel 24. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siklus II No. Kategori Nilai F Jumlah Persentase Rata-rata Ketuntasan nilai (%) Sangat Baik Baik ,25% 34,38% 2712/32 = 84,75 Kategori 29/32 x 100% = 90,63% 3. Cukup ,37% Baik 4. Kurang % Jumlah % Tabel 24 di atas menunjukkan hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus II. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa pada siklus II dalam kategori baik, dengan nilai rata-rata 84,75. Nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi nilai rata-rata klasikal yang ingin dicapai, yaitu 80. Berdasarkan tabel 24, dapat diketahui bahwa siswa yang berada dalam kategori sangat baik dengan rentang nilai sebanyak 18 siswa atau 56,25%. Nilai dengan kategori baik, yaitu antara diperoleh 11 siswa atau 34,38%. Sebanyak 3 siswa atau 9,37% yang mendapat nilai antara dalam kategori cukup. Adapun kategori rendah, yaitu antara nilai 0-59 tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori ini.

175 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah berdasarkan Gambar Animasi Penilaian aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menganalisis peristiwa yang terjadi, penyebab terjadinya masalah, dan bukti. Hasil penelitian tes menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dapat dilihat pada tabel 25 berikut. Tabel 25. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kekritisan Mengidentifikasi Masalah berdasarkan Gambar Animasi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 40,63% 50% 9,37% Rata-rata 318/32/12x100 = 82,81 Kategori baik Keterangan Ketuntasan 29/32 x 100% = 90,63% % Jumlah % Data pada tabel 25 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 40,63%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%,

176 152 dan kategori cukup dicapai oleh 3 siswa atau sebesar 9,37%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 82,81 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi dicapai oleh 29 siswa atau sebesar 90,63% Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi Penilaian aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam dalam mengembangkan ide pokok secara rinci, runtut, dan orisinil. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 26 berikut. Tabel 26. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pengembangan Ide Pokok ke dalam Paragaraf Argumentasi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 43,75% 50% 6,25% Rata-rata 216/32/8x100 = 84,37 Kategori baik Keterangan Ketuntasan 30/32 x 100% = 93,75% % Jumlah %

177 153 Data pada tabel 26 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 43,75%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori cukup dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 6,25%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,37 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 93,75% Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi Penilaian aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi yang berisi pendapat, fakta, dan simpulan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi dapat dilihat pada tabel 27 berikut.

178 154 Tabel 27. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kelengkapan Isi Paragraf Argumentasi No. Skor F Jumlah Nilai Persentase (%) 46,87% 46,88% 6,25% 0% Jumlah % Rata-rata 872/32/32x100 = 85,16 Kategori sangat baik Keterangan Ketuntasan 30/32 x 100% = 93,75% Data pada tabel 27 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,87%, kategori baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,88%, kategori cukup dicapai oleh 2 siswa atau sebesar 6,25%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 85,16 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada aspek kelengkapan isi paragraf argumentasi dicapai oleh 30 siswa atau sebesar 93,75%.

179 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Keefektivan Kalimat Penilaian aspek keefektivan kalimat difokuskan pada keterampilan siswa dalam menggunakan kalimat yang efektif. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat dapat dilihat pada tabel 28 berikut. Tabel 28. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Keefektivan Kalimat Persentase (%) 46,88% 50% 3,12% 0% Jumlah % Rata-rata 220/32/8x100 = 85,94 Kategori sangat baik Keterangan Ketuntasan 31/32 x 100% = 96,87% Data pada tabel 28 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek keefektivan kalimat untuk kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,88%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori cukup dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 3,12%, dan tidak ada siswa yang berada dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 85,94 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada aspek keefektivan kalimat masalah dicapai oleh 31 siswa atau sebesar 96,87%.

180 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kohesi dan Koherensi Penilaian aspek kohesi dan koherensi difokuskan pada ketepatan, keterkaitan antarkalimat jelas, dan saling berkaitan dalam menulis paragraf argumentasi. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi dapat dilihat pada tabel 29 berikut. Tabel 29. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Kohesi dan Koherensi Persentase (%) 40,63% 56,25% Rata-rata 216/32/8x100 = 84,37 Keterangan Ketuntasan 31/32 x 100% = 96,87% ,12% Kategori baik % Jumlah % Data pada tabel 29 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kohesi dan koherensi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 40,63%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, kategori cukup dicapai oleh 1 siswa atau sebesar 3,12%, dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 84,37 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek kohesi dan koherensi dicapai oleh 31 siswa atau sebesar 96,87%.

181 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Penilaian aspek kesesuaian judul dan isi difokuskan pada keterampilan siswa dalam menentukan judul yang menarik, relevan dengan gambar animasi, dan sesuai dengan informasi yang ditulis. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi dapat dilihat pada tabel 30 berikut. Tabel 30. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Kesesuaian Judul dan Isi Persentase (%) 50% 50% Rata-rata 224/32/8x100 = 87,5 Keterangan Ketuntasan 32/32 x 100 % = 100% % 0% Kategori sangat baik Jumlah % Data pada tabel 30 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek kesesuaian judul dan isi untuk kategori sangat baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, dan tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori cukup dan kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 87,5 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada aspek kesesuaian judul dan isi dicapai oleh 32 siswa atau sebesar 100%.

182 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Pemilihan Kata Penilaian aspek pemilihan kata difokuskan pada ketepatan siswa dalam memilih kata. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata dapat dilihat pada tabel 31 berikut. Tabel 31. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Pemilihan Kata Persentase (%) 43,75% 56,25% Rata-rata 220/32/8x100 = 85,94 Keterangan Ketuntasan 32/32 x 100% = 100% % 0% Kategori sangat baik Jumlah % Data pada tabel 31 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pemilihan kata untuk kategori sangat baik dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 43,75%, kategori baik dicapai oleh 18 siswa atau sebesar 56,25%, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori cukup dan kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 85,94 atau masuk dalam kategori sangat baik. Ketuntasan siswa pada aspek pemilihan kata dicapai oleh 32 siswa atau sebesar 100%.

183 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Tampilan Tulisan Penilaian aspek tampilan tulisan difokuskan pada aspek keterbacaan, kerapian, dan kebersihan tulisan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek kerapian tulisan dapat dilihat pada tabel 32 berikut. Tabel 32. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Tampilan Tulisan Persentase (%) 46,88% 40,62% Rata-rata 214/32/8x100 = 83,59 Keterangan Ketuntasan 28/32 x 100% = 87,5% ,5% Kategori baik % Jumlah % Data pada tabel 32 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek tampilan tulisan. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek tampilan tulisan untuk kategori sangat baik dicapai oleh 15 siswa atau sebesar 46,88%, kategori baik dicapai oleh 13 siswa atau sebesar 40,62%, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori cukup dan kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 83,59 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek tampilan tulisan dicapai oleh 28 siswa atau sebesar 87,5%.

184 Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Penilaian aspek ejaan dan tanda baca difokuskan keterampilan siswa dalam menggunakan ejaan dan tanda baca yang benar. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca dapat dilihat pada tabel 33 berikut. Tabel 33. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf No. Skor F Jumlah Nilai Argumentasi Aspek Ejaan dan Tanda Baca Persentase (%) 50% 34,38% Rata-rata 214/32/8x100 = 83,59 Keterangan Ketuntasan 27/32 x 100% = 84,37% ,62% Kategori baik % Jumlah % Data pada tabel 33 di atas menunjukkan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca. Hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek ejaan dan tanda baca untuk kategori sangat baik dicapai oleh 16 siswa atau sebesar 50%, kategori baik dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 34,38%, kategori cukup dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 15,62%, dan tidak terdapat siswa yang masuk dalam kategori kurang. Dari data yang telah diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 83,59 atau masuk dalam kategori baik. Ketuntasan siswa pada aspek ejaan dan tanda baca dicapai oleh 27 siswa atau sebesar 84,37%.

185 Hasil Perilaku Siswa Siklus II Hasil perilaku siswa pada siklus II menjelaskan lima karakter siswa, yaitu aktif, kerja sama, kedisiplinan dan tanggung jawab, kritis, dan kemampuan untuk berbagi. Kelima karakter tersebut diperoleh dari data hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto sebagai bukti bahwa penelitian ini benar-benar terjadi. Hasil perilaku siswa pada siklus II dapat diuraikan sebagai berikut Keaktifan Siswa Pada siklus II deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti adalah dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Berdasarkan data deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus II di kelas, dapat diketahui bahwa siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan baik, pada siklus II dapat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan baik dan melaksanakan tes menulis paragraf argumentasi dengan serius dan sungguh-sungguh. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut. Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa yang yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan jumlahnya meningkat dibandingkan

186 162 pembelajaran siklus I. Demikian juga, saat memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. Peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Namun, masih ada beberapa siswa yang enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keaktifan dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok berlangsung sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti diskusi kelompok dibandingkan siklus I. Peningkatan keaktifan siswa ini menunjukkan rasa ingin tahu dan antusias siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, meskipun pada saat diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung, namun siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok tersebut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I. Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah keseriusan, semangat, dan antusias siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk mengikuti pembalajaran. Hal ini terlihat dari para siswa duduk dengan rapi dan

187 163 tenang di bangku tiap-tiap dan lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dibandingkan pada siklus I. Meskipun masih ada beberapa siswa yang duduk di bagian belakang yang kurang siap mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut berbicara sendiri dan mengganggu teman sebangku. Namun, siswa yang belum siap mengikuti pelajaran tersebut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I. Berdasarkan hasil catatan harian guru, keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah berjalan dengan baik dan penuh konsentrasi dibandingkan pada pembelajaran siklus I. Suasana pembelajaran di kelas berlangsung tertib, tenang, dan disiplin. Suasana kelas pun menjadi lebih kondusif pada saat guru memberi penjelasan dan pada saat mereka mengerjakan tugas dari guru. Suasana kelas menjadi agak ramai pada saat siswa melakukan diskusi. Proses pembelajaran pada siklus II ini terlihat lebih rapi dan serius, siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh. Hal ini dapat dibuktikan pula dari hasil tes menulis pada siklus II yang diperoleh siswa. Pada pembelajaran ini tidak terlihat siswa berjalan-jalan dan keluar dari kelompok tiap-tiap. Tingkah laku siswa pada saat menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi masih terdapat beberapa siswa yang lebih senang berbicara sendiri dengan teman lain ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Ada juga siswa yang sering mengganggu temannya. Tetapi kondisi siswa secara keseluruhan sudah terkendali dan sikap

188 164 mereka cukup baik ketika proses pembelajaran sedang berlangsung bila dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Berdasarkan hasil catatan harian guru, dapat disimpulkan bahwa keseriusan dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi siklus II ini baik. siswa merespon baik penjelasan guru. Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi ini sudah maksimal. Gambar 11. Aktivitas Siswa dengan Guru Melakukan Tanya Jawab Gambar 11 merupakan aktivitas guru bersama siswa melakukan tanya jawab mengenai paragraf argumentasi. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa siswa aktif menjawab pertanyaan dari guru tentang paragraf argumentasi. Mereka mengacungkan jari mereka sebelum menjawab pertanyaan. Berdasarkan hasil dokumentasi foto tersebut, dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan pada siklus I.

189 165 Gambar 12. Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekerjaan Mereka Pada gambar 12 merupakan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Setiap kelompok mewakilkan satu anggotanya untuk membacakan hasil pekerjaannya di depan teman-teman mereka. Pada gambar tersebut, dapat terlihat bahwa siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Siswa yang membacakan hasil pekerjaannya tampak lebih berani dan tidak canggung dibandingkan pada siklus I. Siswa yang lain pun mendengarkan dan memperhatikan dengan baik. Berdasarkan gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perilaku siswa pada saat membacakan hasil pekerjaan mereka pada siklus II.

190 Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap kelompok untuk mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di depan kelas, siswa tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi yang telah diberikan guru. Hal tersebut menunjukkan adanya kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Kemudian, saat guru meminta siswa mengamati gambar animasi, siswa terlihat senang. Selama diskusi kelompok berlangsung untuk mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan gambar animasi tersebut, siswa langsung berdiskusi secara aktif dan ada sebagian dari mereka yang menanyakan mengenai gambar animasi. Pada siklus II ini, kerja sama siswa dalam diskusi kelompok cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang pasif, gaduh, dan tidak suka membantu. Berdasarkan hasil sosiometri, dapat diketahui keaktifan dan kerja sama siswa dalam kelompok, yaitu (1) siswa yang paling aktif di dalam kelompok; (2) siswa yang paling pasif di dalam kelompok; dan (3) siswa yang sering membuat gaduh atau tidak bisa diajak kerja sama di dalam kelompoknya. Hasil sosiometri tiap kelompok dapat dilihat pada sosiogram berikut.

191 Kelompok 1 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 1 Siswa Paling Pasif R-2 R-2 R-3 R-5 R-3 R-5 R-15 R-26 R-15 R-26 Keterangan: R-2 : 1 R-3 : 2 R-5 : 2 R-15 : 1 R-26 : 4 Keterangan: R-2 : 3 R-3 : 2 R-5 : 2 R-15 : 3 R-26 : 0 3. Kelompok 1 Siswa Paling Gaduh Keterangan: R-2 R-2 : 3 R-3 : 0 R-5 : 3 R-3 R-5 R-15: 4 R-26: 0 R-15 R-26 Bagan 8. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 1 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 1. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-3, R-5, dan R-26. Siswa yang paling pasif dalam kerja kelompok adalah R-2 dan R-15, Oleh karena itu, guru harus

192 168 memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan tidak gaduh dalam kelompok. Untuk mengetahui lebih jelasnya lagi siswa yang aktif, pasif, dan gaduh dapat dilihat dari tabel berikut ini. Tabel 34. Pedoman Penilaian Kerja Sama Siswa dalam Kelompok No. Nilai Kategori Sangat baik Baik 3. (-5)-0 Kurang 4. (-10)-(-6) Sangat kurang Tabel 35. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 1 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7,5-7,5-12,5-4,2 (K) R ,3 (B) R ,5-7,5-2,5 (K) R ,5-7, (K) R (SB) Jumlah Rata-rata kelompok 5 5 = 1 Baik Pada tabel 35 menunjukkan bahwa R-2 mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-5 yang mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang, dan R-15 dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-3 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Berbeda dengan R-26 yang memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat

193 169 baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik. 1. Kelompok 2 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 2 Siswa Paling Pasif R-9 R-9 R-14 R-16 R-14 R-16 R-18 R-21 R-18 R-21 Keterangan: R-9 : 4 R-14 : 2 R-16 : 1 R-18 : 1 R-21 : 2 Keterangan: R-9 : 0 R-14 : 2 R-16 : 3 R-18 : 3 R-21 : 2 3. Kelompok 2 Siswa Paling Gaduh Keterangan: R-9 R-9 : 0 R-14 R-16 R-14: 0 R-16: 3 R-18: 4 R-21: 3 R-18 R-21 Bagan 9. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 2 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 2. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-9, R-14, dan R-21. Siswa yang pasif dan

194 170 gaduh dalam kerja kelompok adalah R-16 dan R-18. Oleh karena itu, guru harus memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan tidak gaduh dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 2, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 36. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 2 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R (SB) R ,3 (B) R ,5-7,5-7,5-12,5-4,2 (K) R ,5-7, (K) R ,5-7,5-2,5 (K) Jumlah Rata-rata kelompok 5 5 = 1 Baik Pada tabel 36 menunjukkan bahwa R-16 yang mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, dan R-18 dengan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, dan R-21 dengan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-14 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Berbeda dengan R-9 yang memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.

195 Kelompok 3 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 3 Siswa Paling Pasif R-12 R-12 R-13 R-17 R-13 R-17 R-20 R-31 R-20 R-31 Keterangan: R-12 : 1 R-13 : 1 R-17 : 4 R-20 : 2 R-31 : 2 Keterangan: R-12 : 3 R-13 : 3 R-17 : 0 R-20 : 2 R-31 : 2 3. Kelompok 3 Siswa Paling Gaduh R-12 Keterangan: R-13 R-17 R-12 : 3 R-13 : 4 R-17 : 0 R-20 : 0 R-31 : 3 R-20 R-31 Bagan 10. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 3 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 3. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-17, R-20, dan R-31. Siswa yang pasif dan gaduh dalam kerja kelompok adalah R-12 dan R-13. Oleh karena itu, guru harus

196 172 memberikan motivasi pada siswa yang pasif dan gaduh agar mereka aktif dan tidak gaduh dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 3, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 37. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 3 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7,5-7,5-12,5-4,2 (K) R ,5-7, (K) R (SB) R ,3 (B) R ,5-7,5-2,5 (K) Jumlah Rata-rata kelompok 5 5 = 1 Baik Pada tabel 37 menunjukkan bahwa R-12 mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang, R-13 mendapatkan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, dan R-31 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-20 mendapatkan jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk dalam kategori baik. Berbeda dengan R-17 yang memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.

197 Kelompok 4 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 4 Siswa Paling Pasif R-6 R-6 R-19 R-24 R-19 R-24 R-25 R-30 R-25 R-30 Keterangan: R-6 : 1 R-19 : 4 R-24 : 2 R-25 : 1 R-30 : 2 Keterangan: R-6 : 3 R-19 : 0 R-24 : 2 R-25 : 3 R-30 : 2 3. Kelompok 4 Siswa Paling Gaduh R-6 Keterangan: R-6 : 4 R-19 R-24 R-19 : 0 R-24 : 3 R-25 : 3 R-30 : 0 R-25 R-30 Bagan 11. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 4 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 4. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-19, R-24, dan R-30. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh dalam kerja kelompok adalah R-6 dan R-25. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang

198 174 tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-6 dan R-25 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 4, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 38. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 4 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,5-7, (K) R (SB) R ,5-7,5-2,5 (K) R ,5-7,5-7,5-12,5-4,2 (K) R ,3 (B) Jumlah Rata-rata kelompok 5 5 = 1 Baik Pada tabel 38 menunjukkan bahwa R-6 mendapatkan jumlah skor -15 dengan rata-rata individual -5 masuk dalam kategori kurang, R-24 mendapatkan jumlah skor -7,5 dengan rata-rata individual -2,5 masuk dalam kategori kurang, dan R-25 mendapatkan jumlah skor -12,5 dengan rata-rata individual -4,2 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-30 mendapatkan jumlah skor 10 dengan ratarata individual 3,3 masuk dalam kategori baik. Berbeda dengan R-19 yang memperoleh jumlah skor 30 dengan rata-rata individual 10 masuk kategori sangat baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.

199 Kelompok 5 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 5 Siswa Paling Pasif R-1 R-7 R-1 R-7 R-8 R-11 R-8 R-11 R-28 R-32 R-28 R-32 Keterangan: R-1 : 1 R-7 : 3 R-8 : 3 R-11 : 2 R-28 : 2 R-32 : 1 Keterangan: R-1 : 4 R-7 : 0 R-8 : 0 R-11 : 2 R-28 : 2 R-32 : 4 3. Kelompok 5 Siswa Paling Gaduh R-1 R-7 Keterangan: R-1 : 4 R-7 : 2 R-8 : 1 R-8 R-11 R-11 : 2 R-28 : 0 R-32 : 3 R-28 R-32 Bagan 12. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 5 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 5. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-7, R-8, R-11, dan R-28. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh

200 176 dalam kerja kelompok adalah R-1 dan R-32. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-1 dan R-32 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 5, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 39. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 5 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,7 (K) R (B) R ,7 (B) R ,3 (K) R ,3 (B) R (K) Jumlah Rata-rata kelompok 6 6 = 1 Baik Pada tabel 39 menunjukkan bahwa R-1 mendapatkan jumlah skor -14 dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-11 mendapatkan jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam kategori kurang, dan R-32 mendapatkan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-7 mendapatkan jumlah skor 12 dengan rata-rata individual 4 masuk dalam kategori baik, R-8 yang memperoleh jumlah skor 14 dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik, dan R-28 yang memperoleh jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.

201 Kelompok 6 Siswa Paling Aktif 2. Kelompok 6 Siswa Paling Pasif R-4 R-10 R-4 R-10 R-22 R-23 R-22 R-23 R-27 R-29 R-27 R-29 Keterangan: R-4 : 1 R-10 : 2 R-22 : 2 R-23 : 3 R-27 : 1 R-29 : 3 Keterangan: R-4 : 4 R-10 : 2 R-22 : 2 R-23 : 0 R-27 : 4 R-29 : 0 3. Kelompok 6 Siswa Paling Gaduh R-4 R-22 R-10 R-23 Keterangan: R-4 : 4 R-10 : 0 R-22 : 2 R-23 : 2 R-27 : 3 R-29 : 1 R-27 R-29 Bagan 13. Sosiogram Menulis Paragraf Argumentasi Kelompok 6 Berdasarkan data sosiogram di atas dapat dilihat sosialisasi setiap siswa dalam kerja kelompoknya pada kelompok 6. Sosiogram di atas menunjukkan bahwa siswa yang paling aktif adalah R-10, R-22, R-23, dan R-29. Mereka juga serius dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang pasif dan gaduh

202 178 dalam kerja kelompok adalah R-4 dan R-27. Hal ini terlihat dengan sikap mereka yang tidak mau bekerja dalam kelompoknya. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa R-4 dan R-27 perlu mendapat perhatian khusus agar mereka semangat, aktif, tidak gaduh, dan mau diajak kerja sama dalam kelompok. Berkaitan dengan data sosiogram kelompok 6, maka dapat dijelaskan pula skor keaktifan siswa tiap aspek pada tabel berikut ini. Tabel 40. Skor Keaktifan Siswa Kelompok 6 pada Siklus II Bobot skor Responden skor Individual Skor tiap aspek Jumlah Rata-rata tiap aspek A P G A P G R ,7 (K) R ,3 (B) R ,3 (K) R (B) R (K) R ,7 (B) Jumlah Rata-rata kelompok 6 6 = 1 Baik Pada tabel 40 menunjukkan bahwa R-4 mendapatkan jumlah skor -14 dengan rata-rata individual -4,7 masuk dalam kategori kurang, R-22 mendapatkan jumlah skor -4 dengan rata-rata individual -1,3 masuk dalam kategori kurang, dan R-27 mendapatkan jumlah skor -12 dengan rata-rata individual -4 masuk dalam kategori kurang. Adapun R-10 mendapatkan jumlah skor 10 dengan rata-rata individual 3,3 masuk dalam kategori baik, R-23 yang memperoleh jumlah skor 12 dengan rata-rata individual 4 masuk kategori baik, dan R-29 yang memperoleh jumlah skor 14 dengan rata-rata individual 4,7 masuk kategori baik. Dari data di atas, diperoleh rata-rata kelompok dengan nilai 1 dalam kategori baik.

203 179 Gambar 13. Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok Pada gambar 13 menunjukkan kegiatan pada saat siswa berkelompok. Pada kegiatan ini, siswa langsung membentuk kelompok sesuai dengan kelompoknya pada siklus I. Siswa berdiskusi dengan antusias dan aktif. Siswa tertib dalam menjalankan instruksi dari guru. Hal ini terlihat ketika guru menginstruksikan kepada siswa untuk berkelompok mendiskusikan masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi. Siswa langsung membentuk kelompok dan mendiskusikan identifikasi masalah berdasarkan gambar animasi yang ditampilkan guru. Salah satu siswa dari kelompok juga bertanya kepada guru mengenai gambar animasi yang akan dibuat menjadi paragraf argumentasi.

204 Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pada siklus II, kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah menunjukkan perilaku yang baik. Siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis sesuai dengan instruksi guru. Dalam hal ini dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada guru sudah baik karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah keseriusan siswa menulis paragraf argumentasi secara individu. Siswa sudah melaksanakan perintah guru dengan menulis paragraf argumentasi dengan baik. Pada siklus II ini, siswa sudah bersikap jujur, tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis paragraf argumentasi sudah baik. Deskripsi perilaku ekologis ketiga yang diamati peneliti adalah sikap siswa ketika membacakan hasil diskusi di siswa lain. Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias. Masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang

205 181 lain, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa sudah baik. Deskripsi perilaku ekologis keempat yang diamati peneliti adalah keseriusan dan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir. Dari awal pembelajaran sudah dapat dideskripsikan bahwa siswa bisa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dengan baik dibandingkan pada pertemuan siklus I. Hal tersebut dapat diketahui pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian siswa ada yang bertanya mengenai materi yang tidak mereka mengerti. Pada akhir pembelajaran, siswa masih memperhatikan penjelasan dari guru dengan baik. Hal ini ini terlihat ketika guru menanyakan kembali materi yang telah dijelaskan pada hari itu, sebagian siswa ada yang menjawab apa yang ditanyakan oleh guru. Hal ini terbukti bahwa siswa mempunyai kedisiplinan dan tanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran. Deskripsi perilaku ekologis kelima yang diamati peneliti adalah tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa memiliki tanggung jawab yang baik selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pada saat guru memberikan penjelasan, siswa menyimak dengan baik. Ketika guru menyuruh siswa untuk mengamati gambar animasi, berdiskusi, dan menulis paragraf argumentasi, siswa melaksanakan dengan baik. Begitu pula ketika guru menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaan mereka.

206 182 Gambar 14. Kegiatan Siswa Menulis Paragraf Argumentasi Pada gambar 14 menunjukkan kegiatan pada saat siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi. Pada kegiatan ini, siswa sudah serius dalam menulis paragraf argumentasi. Siswa terlihat tertib, tenang, dan teratur pada saat menulis paragraf argumentasi. Siswa juga jujur dan tidak mencontek pekerjaan teman Kekritisan Siswa Deskripsi perilaku ekologis pertama yang diamati peneliti adalah perilaku siswa saat memperhatikan penjelasan guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa sudah memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Siswa duduk rapi, tenang, penuh konsentrasi, dan santun dalam memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa juga bertanya apabila tidak paham dengan penjelasan

207 183 yang diberikan oleh guru. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan jumlahnya meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Namun, masih ada beberapa siswa yang enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri. Deskripsi perilaku ekologis kedua yang diamati peneliti adalah kekritisan siswa dalam memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran berlangsung, siswa yang yang mau memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru, jumlahnya meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Peningkatan keaktifan siswa dalam memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Hal serupa juga terjadi pada saat siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, sebagian besar siswa memperhatikan pada saat kelompok lain mempresentasikan. Siswa tidak malu memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju di depan kelas. Namun, masih ada siswa yang bercanda dengan temannya pada saat siwa mempresentasikan hasil diskusinya, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Berdasarkan hasil dokumentasi foto, dapat terlihat kekritisan siswa. Siswa menjadi siswa yang kritis pada saat guru menunjukkan gambar animasi. Siswa harus mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam gambar animasi tersebut sebagai topik untuk membuat paragraf argumentasi.

208 184 Gambar 15. Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi Gambar 15 merupakan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi. Berdasarkan hasil dokumentasi foto tersebut, dapat terlihat kekritisan siswa. Siswa sudah mengamati dan mencari informasi dalam gambar animasi sehingga bisa dikembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Pada saat guru menunjukkan gambar animasi, siswa tampak antusias dan semangat mengikuti pelajaran. Mereka mengamati gambar animasi tersebut dengan teliti untuk mendapatkan informasi yang ada di dalam gambar animasi tersebut sehingga dapat menulis paragraf argumentasi dengan benar. Berdasarkan foto tersebut, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan perilaku siswa pada siklus II. Siswa menjadi lebih kritis dan teliti dalam menganalisis gambar animasi.

209 185 \ Gambar 16. Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Teman Gambar 16 merupakan aktivitas siswa menyunting paragraf argumentasi. Aktivitas menyunting paragraf argumentasi merupakan aktivitas yang melatih siswa untuk menjadi siswa yang kritis dalam mengamati pekerjaan teman. Mereka mencari kesalahan hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa. Pada gambar tersebut terlihat bahwa siswa sudah menyunting paragraf argumentasi dengan baik. Pada gambar tersebut juga terlihat terjadi peningkatan perilaku siswa ke arah yang lebih positif. Siswa lebih teliti dalam mengamati foto gambar animasi dan hasil pekerjaan teman yang akan disunting. Selain itu, siswa juga lebih tenang pada saat menyunting.

210 Kemampuan Berbagi Berdasarkan hasil catatan harian guru, respon siswa mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi yang digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah baik. Hal ini ditunjukkan dengan semangat dan keantusiasan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Mereka mendengarkan penjelasan guru dengan sungguh-sungguh dan berpendapat bahwa pembelajaran yang baru saja dilakukan sangat efektif karena mereka tidak hanya belajar menulis, tetapi berpikir dan berdiskusi. Hal itu melatih kekritisan siswa dan keterampilan siswa dalam mengemukakan pendapat. Pada siklus II siswa lebih bisa berbagi dengan kelompok mereka dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan perilaku siswa ke arah lebih positif pada siklus II. Berdasarkan hasil catatan harian siswa yang termasuk ke dalam pendidikan karakter aspek berbagi, yaitu (1) perasaan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (2) kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, (3) tanggapan siswa mengenai model think pair and share melalui media gambar animasi, (4) kesan terhadap gaya mengajar guru, dan (5) saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pendapat siswa mengenai perasaan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share

211 187 melalui media gambar animasi, yaitu mereka merasa antusias dengan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Hal ini terlihat dari pernyataan R-30 Senang, antusias terhadap pembelajaran. Selain itu, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi juga membantu siswa lebih mudah memahami pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat dari pernyataan R-30 Senang karena pada pembelajaran hari ini sangat menyenangkan, mengasyikkan, dan menghibur. Selanjutnya, tentang kesulitan yang dialami siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu sebagian siswa tidak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat pada pernyataan R-30 Sejauh ini tidak mengalami kesulitan. Berikut ini adalah tanggapan siswa mengenai model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu mendukung karena media pembelajaran ini memudahkan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Terlihat pada pernyataan R-24 Bagus karena animasinya menarik dan mendukung. Adapun kesan siswa terhadap gaya mengajar guru, yaitu sudah baik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Terlihat dari pernyataan R-15 Masih kaku tapi sudah lumayan baik. Kesan, pesan, dan saran siswa terhadap penggunaan model think pair and share melalui media gambar animasi. Secara keseluruhan, siswa dapat menerima dengan baik pembelajaran menulis paragraf argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi yang telah dilaksanakan. Mereka merasa pembelajaran ini mudah dipahami dan pembelajaran menulis paragraf

212 188 argumentasi model think pair and share melalui media gambar animasi untuk terus ditingkatkan dan diterapkan pada pembelajaran yang lain. Hal terlihat pada pernyataan R-24 Menurut saya, sebaiknya model itu selalu diterapkan dalam setiap pembelajaran. Selain itu, siswa juga memberikan saran agar gambar animasi diperjelas, terlihat pada pernyataan R-15 Harus lebih dikembangkan lagi. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model think pair and share melalui media gambar animasi sangat mendukung pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Adanya diskusi membuat mereka lebih bisa berbagi. Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa pada siklus I, juga semakin berkurang pada siklus II. Selain itu, siswa juga semakin senang mengikuti pembelajaran yang baru saja dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara yang termasuk ke dalam pendidikan karakter aspek berbagi, yaitu (1) apakah selama ini kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; (2) bagaimana pendapat kalian dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; (3) kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi; (4) apa manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi; dan (5) apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi.

213 189 Pertanyaan pertama mengenai minat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat menarik. Hal ini terlihat pada pernyataan R-30 Saya sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Saya juga semangat dalam mengikuti pembelajaran dan saya sudah tidak malu lagi bertanya dengan ibu. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-15 Saya senang, berminat, dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan saya tidak mengantuk seperti pembelajaran pada pertemuan yang lalu. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah, mereka juga berminat. Hal ini terlihat dari pendapat R-21 Saya senang dan sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Pertanyaan kedua mengenai pendapat siswa terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi yang telah diberikan guru selama ini. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi R-30 Pendapat saya mengenai model think pair and share sangat baik apabila digunakan dalam pembelajaran tidak hanya pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sangatlah menunjang siswa dalam menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan argumentatif. Ibu mengajarnya jelas dan bagus. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-15 Menurut saya model think pair and share baik digunakan dalam suatu pembelajaran karena

214 190 peran guru tidak hanya sebagai guru saja, tetapi guru bisa bersosialisasi dengan siswa. Ibu mengajarnya bagus dan terlihat bersemangat. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-21 Pendapat saya mengenai model think pair and share adalah baik untuk pembelajaran dan media gambar animasi sangat cocok untuk media pembelajaran. Pertanyaan ketiga mengenai kesulitan yang dialami siswa selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan bahwa tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat pada pernyataan R-30 Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi tidak ada kesulitan sama sekali. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang, tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai sedang, yaitu R-15 Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja kesulitan saya adalah mengenai penulisan EYD dan saya masih bingung mau menyusun kalimat agar menjadi kalimat yang bisa bersifat argumentatif. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah, juga tidak ada kesulitan. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai rendah, yaitu R-21 Secara keseluruhan tidak ada kesulitan, hanya saja saya kurang mampu dalam menyusun kalimat yang baik. Pertanyaan keempat mengenai manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi R-30 Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi

215 191 dapat digunakan sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang, pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah tepat. Hal ini terlihat dari pendapat siswa yang mendapat nilai sedang, yaitu R-15 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa kita bisa belajar menulis paragraf menggunakan media yang sebelumnya belum pernah kita gunakan seperti media gambar animasi. Media gambar animasi ternyata lebih menarik dan lebih baik apabila digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-21 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi ternyata dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pertanyaan kelima mengenai harapan siswa mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Hasil wawancara dengan siswa yang mendapat nilai tinggi mengatakan agar lebih bisa diterapkan pada pembelajaran lain. Hal ini terlihat pada pernyataan R-30 Harapan saya, media gambar animasi dan model think pair and share bisa dikembangkan dalam pembelajaran lainnya. Menurut siswa yang mendapat nilai sedang R-15 Harapan saya, ibu jangan lupa kalau jadi guru harus bisa menggunakan media atau model yang menarik untuk siswa, seperti model think pair and share dan media gambar animasi. Menurut siswa yang mendapat nilai rendah R-21 Harapan saya terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah lebih asyik lagi kalau diselingi dengan permainan sehingga bisa serius tapi santai dan tidak terlalu tegang.

216 192 Gambar 17. Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share Pada gambar 17 merupakan aktivitas siswa melaksanakan think pair and share. Pada gambar tersebut dapat terlihat siswa melaksanakan think pair and share dengan baik. Siswa mengamati gambar animasi dengan teliti, berdiskusi, dan menulis paragraf argumentasi. Pada saat siswa berdiskusi, siswa aktif mengemukakan pendapat mereka dan menanyakan kesulitan yang mereka alami. Siswa yang bertanya dan memberikan tanggapan terhadap kelompok yang maju juga lebih banyak dibandingkan pada siklus I. Setelah siswa berdiskusi, siswa menulis paragraf argumentasi. Mereka menulis paragraf argumentasi secara individu dengan tenang dan tertib.

217 Refleksi Siklus II Berdasarkan hasil tes dan nontes yang telah dilaksanakan pada siklus II, pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah dapat diikuti dengan baik oleh siswa. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham dan jelas terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Keterampilan menulis paragraf argumentasi siswa berdasarkan hasil tes pada akhir pembelajaran siklus II menunjukkan peningkatan dari siklus I. Pada siklus II ini, nilai tes siswa tidak ada yang berada dalam kategori kurang. Nilai rata-rata kelas pada keterampilan menulis paragraf argumentasi dari seluruh aspek siklus I hanya mencapai 73,12 dan termasuk dalam kategori cukup, sedangkan pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 84,75 dan termasuk dalam kategori baik. Dari pencapaian nilai rata-rata kelas siklus I dan siklus II ini diperoleh peningkatan sebesar 11,63. Rata-rata kelas pada siklus II telah mampu mencapai batas minimal ketuntasan belajar klasikal sebesar 80. Hasil tes pada siklus II masih terdapat tiga siswa yang berada dalam kategori cukup dan belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Namun, peneliti tidak melakukan tindak lanjut pada siswa tersebut karena penelitian yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan target yang diinginkan serta mengalami peningkatan karena lebih dari 75% siswa sudah memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal. Perilaku siswa pada siklus II mengalami perubahan ke arah positif. Sebagian besar siswa sudah mampu berkonsentrasi dan memperhatikan penjelasan guru dengan baik. Siswa yang semula tidak bersemangat dan malas menjadi lebih

218 194 serius, antusias, dan sungguh-sungguh ketika mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Siswa juga tertib dan santun pada saat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Mereka lebih termotivasi dalam pembelajaran sehingga nilai tes mereka menjadi lebih baik. Pembelajaran pada siklus II merupakan tindakan perbaikan dari pembelajaran pada siklus I. Pada siklus I masih banyak dijumpai kesulitan yang dihadapi siswa. Kesulitan tersebut kemudian dicarikan jalan keluar untuk diterapkan pada pembelajaran siklus II. Pada pembelajaran siklus II, guru memberikan motivasi kepada siswa serta membuat suasana lebih santai agar dapat mengurangi ketegangan. Guru menyampaikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh siswa agar kesalahan siswa tidak diulangi lagi. Berdasarkan pendidikan karakter keaktifan siswa, dapat dijelaskan bahwa siswa lebih aktif dalam bertanya apabila mengalami kesulitan. Siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya dan menanggapi. Siswa juga terlihat lebih semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus II, masih ada siswa yang belum aktif. Akan tetapi, jumlah siswa yang belum aktif mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I. Pendidikan karakter yang kedua yaitu kerja sama siswa dalam kelompok. Dalam melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, kerja sama siswa dalam kelompok sudah baik. Mereka sudah bisa bertukar pendapat, meskipun masih ada siswa yang berbuat usil terhadap temannya. Namun, hal ini tidak membatasi mereka dalam bekerja sama. Pada saat kegiatan menyunting, siswa juga

219 195 menyunting hasil pekerjaan teman dengan teliti baik dari segi isi maupun bahasa. pada siklus II. Akan tetapi, jumlah siswa yang menganggu temannya lebih sedikit dibandingkan siklus sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan perilaku siswa pada siklus II, yaitu siswa menjadi lebih bisa menyadari mengenai arti kerja sama dalam berkelompok. Pendidikan karakter yang ketiga yaitu kedisiplinan dan tanggung jawab. Berdasarkan data nontes, dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki sikap disiplin dan tanggung jawab yang baik dalam proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hal ini terlihat ketika siswa selalu antusias dan mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Siswa duduk rapi pada saat pembelajaran berlangsung dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru. Pada saat mengerjakan tugas individu atau menulis paragraf argumentasi, sebagian besar siswa sudah bersikap jujur mengerjakan tugas secara individu. Pendidikan karakter yang keempat yaitu kekritisan. Pada siklus II, siswa menjadi lebih kritis. Siswa lebih berani bertanya kepada guru apabila mereka mengalami kesulitan, mereka akan bertanya tanpa merasa malu. Hal tersebut dapat diketahui ketika siswa mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas, siswa yang pada siklus I hanya sedikit mengomentari temannya yang presentasi, kini pada siklus II mereka berani menanggapi jawaban temannya. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis dan catatan harian guru, dapat disimpulkan bahwa kekritisan siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Adapun pendidikan karakter yang terakhir yaitu kemampuan berbagi. Berdasarkan hasil catatan harian siswa dan wawancara, sebagian besar siswa

220 196 sudah tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Adapun kesulitan yang dialami siswa, yaitu kurangnya waktu yang diberikan oleh guru untuk menulis paragraf argumentasi. Pada saat siswa diwawancara oleh peneliti, siswa juga terlihat lebih santai dan tidak canggung lagi. Begitu pula pada saat siswa melakukan diskusi kelompok, mereka terlihat lebih bisa berbagi. Berdasarkan hasil catatan harian dan wawancara dapat disimpulkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan pada siklus II mengalami penurunan dibandingkan pada siklus I. Selain itu, siswa juga lebih bisa berbagi dengan teman sekelompoknya. Berdasarkan uraian di atas, hasil tes dan nontes pada siklus II telah mencapai hasil yang maksimal. Hasil tes siswa telah mencapai KKM yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 80. Nilai rata-rata siswa pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,63 atau sebesar 16,05%. Selain itu, perilaku siswa juga mengalami peningkatan, yaitu siswa lebih aktif, mudah bekerja sama dalam kelompok, kritis, disiplin dan bertanggung jawab, serta bisa berbagi. 4.2 Pembahasan Pembahasan didasarkan pada hasil penelitian selama dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil dua siklus itu meliputi hasil tes dan nontes. Pembahasan hasil tes merujuk pada pemerolehan skor yang dicapai siswa ketika mengerjakan tugas menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Aspek-aspek yang dijadikan penilaian

221 197 dalam tes menulis paragraf argumentasi meliputi sembilan aspek, yaitu (1) kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi, (2) pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi, (3) kelengkapan isi paragraf argumentasi, (4) keefektivan kalimat, (5) kohesi dan koherensi, (6) kesesuaian judul dan isi, (7) pemilihan kata, (8) tampilan tulisan, dan (9) ejaan dan tanda baca. Pembahasan hasil nontes berpedoman pada lima bentuk instrumen penelitian, yaitu (1) deskripsi perilaku ekologis, (2) catatan harian siswa dan guru, (3) sosiometri, (4) wawancara, dan (5) dokumentasi foto. Hasil tes dan nontes pada pembahasan ini dibahas secara terpisah sebagai berikut Peningkatan Proses Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Penelitian terhadap keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi ini dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus juga melalui beberapa tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Penelitian terhadap keterampilan menulis paragraf argumentasi didasarkan pada hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia kelas X-8 yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa dalam menulis paragraf argumentasi masih belum maksimal. Selain itu, perilaku siswa juga masih menunjukkan perilaku yang negatif. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian menulis paragraf argumentasi dengan menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi.

222 198 Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setiap pertemuan diawali dengan kegiatan apersepsi. Tahap apersepsi diisi oleh peneliti dengan mengondisikan siswa untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti melakukan apersepsi melalui tanya jawab dengan siswa tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Peneliti juga menjelaskan kepada siswa tentang tujuan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dan manfaat yang akan diperoleh siswa setelah melaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Pertemuan pertama pada siklus I, pembelajaran yang dilakukan, yaitu siswa dan guru bertanya jawab tentang hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah menulis paragraf argumentasi. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh guru. Setelah itu, siswa berdiskusi tentang isi gambar animasi, kemudian menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi. Setelah siswa menulis paragraf argumentasi, siswa membacakan hasil pekerjaan mereka di depan teman-teman mereka. Setelah selesai membacakan hasil pekerjaan mereka, guru menyimpulkan pembelajaran hari itu, merefleksi, dan memberi tugas pada siswa untuk berlatih menulis paragraf argumentasi di rumah. Pertemuan kedua pada siklus I, guru mengarahkan siswa untuk menyunting paragraf argumentasi milik teman sebangku. Setelah siswa selesai menyunting, siswa mengembalikan hasil pekerjaan teman agar mereka tahu kesalahan mereka. Siswa mengamati gambar animasi yang ditampilkan oleh guru, berdiskusi, dan

223 199 mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam gambar animasi, kemudian mengembangkan identifikasi masalah tersebut ke dalam paragraf argumentasi. Proses pembelajaran pada siklus I berbeda dengan proses pembelajaran pada siklus II. Hal ini karena ada perbaikan pada proses pembelajaran siklus II. Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada siklus II pertemuan pertama diisi dengan tanya jawab tentang kesulitan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Kemudian, guru dan siswa bertanya jawab tentang menyunting paragraf argumentasi, dan siswa mendengarkan kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi. Hal ini dilakukan karena sebagian siswa masih belum paham tentang penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Setelah siswa paham tentang menyunting, siswa diberi hasil pekerjaan mereka pada siklus I untuk disunting. Tiap-tiap siswa menukar hasil pekerjaan mereka dengan teman satu kelompoknya. Setelah itu, siswa mengamati contoh paragraf argumentasi, dan hasil pekerjaan teman. Siswa juga berdiskusi tentang hasil pekerjaan teman dan menyunting paragraf argumentasi teman dari segi isi maupun bahasa, kemudian mengembalikan hasil pekerjaan yang telah disunting kepada pemiliknya agar tiaptiap siswa memperbaiki hasil pekerjaan mereka berdasarkan hasil suntingan teman. Pada siklus I, siswa sudah melakukan kegiatan menyunting, tetapi mereka tidak dibentuk dalam kelompok. Selain itu, pada siklus I materi tentang menyunting belum dijelaskan secara mendetail sehingga siswa masih bingung dengan penggunaan bahasa dan ejaan yang baik dan benar. Pertemuan kedua pada siklus II pun berbeda dari siklus I. Proses pembelajaran diisi dengan guru menampilkan gambar animasi yang berbeda pada

224 200 tiap siklus, siswa mengamati gambar animasi yang diberikan oleh guru, siswa mencatat informasi atau masalah yang mereka temukan dalam gambar animasi tersebut. Hal ini dilakukan dengan tujuan memperjelas siswa dalam mengamati gambar animasi dan memudahkan siswa dalam mengemukakan pendapat. Setelah itu, siswa berdiskusi mengenai isi dan masalah-masalah yang muncul berdasarkan gambar animasi, kemudian mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan siswa mendengarkan penguatan dari guru. Hal ini dilakukan agar informasi yang belum ditangkap oleh siswa dapat mereka ketahui. Setelah siswa berdiskusi, siswa menulis identifikasi masalah yang telah mereka diskusikan secara runtut, kemudian menulis paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalah yang telah mereka temukan. Siswa biasanya langsung menuliskan gagasan mereka tanpa menulis pokok-pokok yang ingin mereka tulis. Hal itu menyebabkan hasil tulisan mereka tidak runtut. Oleh sebab itu, guru meminta siswa untuk menulis pokok-pokok informasi yang telah mereka temukan secara runtut sebelum mereka kembangkan ke dalam paragraf argumentasi. Setelah mereka selesai menulis paragraf argumentasi, siswa disuruh mengumpulkan hasil pekerjaan mereka sebagi hasil tes siklus II yang akan dinilai berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan. Proses pembelajaran ditutup dengan kegiatan penutup. Pada setiap pertemuan, baik siklus I maupun siklus II, guru mengisi kegiatan penutup dengan menyimpulkan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru bersama siswa merefleksi pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dan memberikan motivasi kepada siswa

225 201 untuk tetap semangat belajar dan menutupnya dengan ucapan salam. Akhir pembelajaran dilanjutkan dengan siswa mengisi catatan harian dan sosiometri yang telah dibagikan oleh guru. Selain itu, guru juga melakukan wawancara Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Hasil menulis paragraf argumentasi yang telah dilakukan melalui prasiklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup memuaskan. Nilai ratarata pada prasiklus mengalami peningkatan pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II. Nilai rata-rata prasiklus, siklus I, dan siklus II secara berurutan adalah 69,03, 73,12, dan 84,75. Peningkatan nilai rata-rata siklus dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 41. Peningkatan Nilai Rata-Rata Hasil Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II No. Kategori Prasiklus Siklus I Siklus II F (%) F (%) F (%) 1. Sangat baik , ,25 2. Baik 9 28, , ,38 3. Cukup 18 56, ,37 4. Kurang 5 15,63 2 6, Jumlah Nilai rata-rata 69,03 73,12 84,75 Kategori Cukup Cukup Baik Berdasarkan data hasil penilaian tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II, dapat diketahui nilai rata-rata hasil prasiklus sebesar 69,03 dalam kategori cukup. Untuk meningkatkan hasil tersebut, dilakukan tindakan siklus I dan didapat nilai rata-rata mencapai 73,12

226 202 dalam kategori cukup. Akan tetapi, belum mencapai target rata-rata kelas sebesar 80. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang belum memahami tentang cara menulis paragraf argumentasi yang baik. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 84,75 dari siklus I sebesar 73,12. Pada umumnya paragraf argumentasi siswa pada siklus II lebih baik dibandingkan pada siklus I. Siswasiswa sudah memahami bagaimana membuat paragraf argumentasi yang baik. Peningkatan aspek penilaian menulis karangan paragraf argumentasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 41 berikut. Tabel 42. Hasil Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Siklus I dan Siklus II No. Aspek Penilaian Rata-rata Peningkatan SI SII SI-SII Peningkatan 1 Kekritisan mengidentifikasi masalah 78,13 82,81 4,68 5,9% berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok 71,5 84,37 12,87 18% ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf 77,13 85,16 8,03 10,4% argumentasi 4. Keefektivan kalimat 66,25 85,94 19,69 29,7% 5. Kohesi dan koherensi 65,44 84,37 18,93 28,9% 6. Kesesuaian judul dan isi 78,13 87,5 9,37 11,9% 7. Pemilihan kata 77,34 85,94 8,6 11,1% 8. Tampilan tulisan 74,22 83,59 9,37 12,6% 9. Ejaan dan tanda baca 69,5 83,59 14,09 20,3% Nilai Rata-rata 73,12 84,75 11,63 16,05% Berdasarkan tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media

227 203 gambar animasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,63 atau 16,05%, yaitu dari nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12 menjadi 84,75 pada siklus II. Aspek kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 78,13 meningkat menjadi 82,81 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 4,68 atau 5,9%. Peningkatan ini disebabkan pada siklus II gambar animasi dibuat lebih menarik dan gambar animasi yang ditampilkan merupakan pilihan terbanyak siswa sehingga mereka lebih tertarik dan teliti dalam mengamati gambar animasi tersebut. Aspek pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 71,5 meningkat menjadi 84,37 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 12,87 atau 18%. Peningkatan pada aspek ini terjadi karena gambar animasi yang dipilih pada siklus II merupakan pilihan siswa, yaitu tentang gizi buruk. Selain itu, siswa juga mengidentifikasi masalah yang ada dalam gambar animasi secara runtut sebelum mereka menuliskannya ke dalam paragraf argumentasi. Aspek kelengkapan isi paragraf mengalami peningkatan, siklus I nilai ratarata kelas 77,13 meningkat menjadi 85,16 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 8,03 atau 10,4%. Peningkatan aspek kelengkapan isi paragraf disebabkan oleh siswa dijelaskan kembali tentang hakikat, ciri-ciri dan langkahlangkah paragraf argumentasi sehingga siswa yang awalnya belum paham menjadi paham tentang paragraf argumentasi.

228 204 Aspek keefektivan kalimat mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 66,25 meningkat menjadi 85,94 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 19,69 atau 29,7%. Siswa lebih memahami kalimat efektif setelah guru memberikan materi menyunting, contoh kalimat efektif, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kalimat efektif. Dengan demikian, siswa lebih mudah memahami penulisan kalimat efektif. Aspek kohesi dan koherensi mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 65,44 meningkat menjadi 84,37 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 18,93 atau 28,9%. Peningkatan ini karena siswa sudah terlatih untuk menggunakan kohesi dan koherensi pada tulisan argumentasi yang telah dilaksanakan sebanyak 2 kali, yaitu siklus I dan siklus II. Aspek kesesuaian judul dan isi mengalami peningkatan, siklus I nilai ratarata kelas 78,13 meningkat menjadi 87,5 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 9,37 atau 11,9%. Pada siklus I, sebagian siswa ada yang lupa memberikan judul pada hasil pekerjaan mereka. Oleh sebab itu, pada siklus II guru mengingatkan siswa akan kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi yang salah satunya adalah kesesuaian judul dan isi. Aspek pemilihan kata mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 77,34 meningkat menjadi 85,94 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 8,6 atau 11,1%. Peningkatan hasil tes menulis paragraf argumentasi aspek pilihan kata, siswa sudah mampu menggunakan kata yang sesuai dengan situasi. Siswa sudah menggunakan kata yang baku dalam penulisan paragraf argumentasi.

229 205 Peningkatan aspek pilihan kata disebabkan oleh siswa diberi penguatan materi menyunting oleh guru. Aspek tampilan tulisan mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 74,22 meningkat menjadi 83,59 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 9,37 atau 12,6%. Peningkatan aspek tampilan tulisan disebabkan oleh siswa diingatkan oleh guru tentang kriteria penilaiam menulis paragraf argumentasi yang salah satunya adalah tampilan tulisan. Siswa menjadi lebih berhati-hati dalam menulis sehingga tulisan terlihat rapi, bersih, dan terbaca. Aspek ejaan dan tanda baca mengalami peningkatan, siklus I nilai rata-rata kelas 69,5 meningkat menjadi 83,59 pada siklus II. Peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 14,09 atau 20,3%. Peningkatan ini terjadi karena siswa diberi materi tentang menyunting sehingga siswa yang awalnya tidak paham tentang penggunaan ejaan dan tanda baca yang benar menjadi paham dan bisa menggunakannya. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi merupakan suatu keberhasilan yang memuaskan. Setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi adalah 73,12 dan berada dalam kategori cukup. Hal ini disebabkan oleh siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran dan siswa belum begitu jelas dengan menulis paragraf argumentasi. Namun, setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, nilai rata-siswa meningkat sebesar 11,63 atau 16,05% menjadi 84,75. Pada siklus II, sebagian besar sudah mampu menulis paragraf argumentasi

230 206 dengan baik dan mencapai KKM, tetapi masih ada tiga siswa yang berada di bawah KKM. Berdasarkan hasil perbandingan tes di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Hasil tes siklus II menunjukkan sebagian besar siswa sudah berada di atas KKM, tetapi masih terdapat tiga siswa yang belum mencapai KKM. Peneliti tidak melakukan remidi terhadap siswa yang berada di bawah KKM karena penelitian yang dilakukan peneliti sudah sesuai dengan target yang diinginkan serta mengalami peningkatan, karena lebih dari 75% siswa sudah memperoleh nilai di atas kriteria ketuntasan minimal Perubahan Perilaku Siswa Setelah Mengikuti Pembelajaran Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi diikuti pula perubahan perilaku siswa dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, siswa sering bercanda dengan teman mereka pada saat proses pembelajaran. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, wawancara, sosiometri, dan dokumentasi foto pada siklus I, dapat disimpulkan bahwa siswa masih belum aktif dalam mengemukakan pendapatnya dan belum kritis. Pada saat

231 207 siswa menulis paragraf argumentasi masih terdapat siswa yang bersikap curang, yaitu mencontek pekerjaan teman. Selain itu, siswa juga masih belum disiplin dan belum bisa berdiskusi dengan baik. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis siklus I, masih terdapat perilaku siswa yang negatif, yaitu siswa berbicara, bercanda, bahkan tiduran. Akan tetapi, pada siklus II perilaku siswa mengalami peningkatan. Perubahan perilaku siswa akan dijabarkan sebagai berikut Keaktifan Siswa Pada siklus I, masih terdapat siswa yang belum bersikap aktif. Mereka masih malu-malu dalam mengungkapkan pendapat mereka dan bertanya apabila mengalami kesulitan. Keaktifan siswa pada siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil deskripsi perilaku ekologis, catatan harian, sosiometri, dan dokumentasi foto, siswa lebih semangat mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Siswa juga menjadi lebih aktif pada siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang aktif pada siklus II jauh lebih banyak dibandingkan pada siklus I. Siswa lebih bisa mengungkapkan pendapat mereka kepada guru maupun kepada teman mereka. Begitu pula ketika mereka mengalami kesulitan, mereka berani bertanya kepada guru tentang kesulitan yang mereka alami. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut.

232 208 (a) (b) Gambar 18. Perbandingan Aktivitas Guru dan Siswa Melakukan Tanya Jawab pada Siklus I dan II Pada gambar 18 menunjukkan kegiatan guru melakukan tanya jawab pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Gambar 18a merupakan kegiatan guru melakukan tanya jawab pada siklus I. Pada kegiatan ini, masih terdapat beberapa siswa yang kurang memperhatikan, mereka menulis, berbicara dengan teman sebangku pada saat salah satu teman mereka menjawab pertanyaan dari guru. Selain itu, ada juga berbicara dengan teman lain. Gambar 18b merupakan kegiatan guru melakukan tanya jawab pada siklus II. Sebagian besar siswa sudah aktif mengemukakan pendapat mereka, menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru, dan bertanya apabila mengalami kesulitan. Mereka mengacungkan jari mereka ketika menjawab pertanyaan dari guru atau bertanya kepada guru. Pada saat siswa menjawab pertanyaan dari guru, siswa yang lain juga mendengarkan dan memperhatikan dengan baik.

233 209 (a) (b) Gambar 19. Perbandingan Aktivitas Siswa Membacakan Hasil Pekejaan Mereka pada Siklus I dan II Pada gambar 19 menunjukkan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka. Gambar 19a menunjukkan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka pada siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat ada siswa yang aktif membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, sebagian siswa kurang memperhatikan siswa yang membacakan hasil karyanya. Mereka sibuk berbicara dengan teman sebangkunya dan teman dibelakangnya. Gambar 19b menunjukkan aktivitas siswa membacakan hasil pekerjaan mereka pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa terdapat siswa yang aktif dalam membacakan hasil pekerjaan mereka. Siswa tersebut tampak semangat dan siswa yang lain pun memperhatikan dan menyimak dengan baik Kerja Sama Siswa dalam Kelompok Kerja sama siswa dalam diskusi kelompok pada siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, masih banyak siswa yang pasif, susah diajak kerja sama, dan gaduh pada saat diskusi kelompok. Pada siklus II ini, kerja sama siswa

234 210 dalam diskusi kelompok cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang pasif dan gaduh sehingga diskusi kelompok berjalan tertib dan teratur. Kerja sama sama dalam kelompok juga menjadi lebih baik. Peningkatan kerja sama siswa dalam kelompok dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut. (a) (b) Gambar 20. Perbandingan Aktivitas Siswa Berdiskusi Kelompok pada Siklus I dan Siklus II Pada gambar 20 menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok. Gambar 20a menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok pada siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat ada kelompok yang aktif, sungguh-sungguh, dan serius dalam berdiskusi kelompok. Akan tetapi, masih ada kelompok yang kurang serius dalam berdiskusi kelompok. Mereka sibuk bercanda dengan teman sekelompoknya. Gambar 20b menunjukkan aktivitas siswa berdiskusi kelompok pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar kelompok sudah berdiskusi dengan baik. Dari gambar tersebut juga terlihat diskusi kelompok berjalan dengan baik. Sebagian besar siswa tampak bersemangat, antusias, dan sungguh dalam melakukan diskusi kelompok.

235 Kedisiplinan dan Tanggung Jawab Siswa Kedisiplinan dan tanggung jawab siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, kedisiplinan dan tanggung jawab siswa belum baik. Hal ini dibuktikan dengan masih terdapat siswa yang tiduran dan malas menulis paragraf argumentasi. Selain itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman. Pada saat siswa membacakan hasil diskusi, masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa masih belum baik. Pada siklus II, siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis sesuai dengan instruksi guru. Dalam hal ini dapat dideskripsikan bahwa kedisiplinan siswa dan tanggung jawab mereka dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepada guru sudah baik. Karena siswa merasa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru. Pada siklus II ini, siswa juga sudah bersikap jujur, tidak ada siswa yang mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis paragraf argumentasi sudah baik. Selain itu, pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa sudah baik. Peningkatan kedisplinan dan

236 212 tanggung jawab siswa dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut. (a) (b) Gambar 21. Perbandingan Aktivitas Siswa Menulis Paragraf Argumentasi pada Siklus I dan Siklus II Pada gambar 21 menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi. Gambar 21a menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat siswa sedang menulis paragraf argumentasi dengan serius dan sungguh-sungguh. Akan tetapi, masih ada siswa yang mencontek pekerjaan teman dan tidak jujur. Gambar 21b menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa sudah menulis paragraf argumentasi dengan baik. Dari gambar tersebut juga terlihat siswa antusias, serius, dan sungguh dalam menulis paragraf argumentasi Kekritisan Siswa Kekritisan siswa pada siklus II juga mengalami peningkatan. Pada siklus I, siswa sudah cukup kritis dalam menganalisis gambar animasi dan menyunting paragraf argumentasi. Akan tetapi, pada saat guru menampilkan gambar animasi,

237 213 masih terdapat siswa yang tidak memperhatikan dan berbicara dengan teman mereka. Pada siklus II, siswa sudah mendengarkan penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh. Mereka bersikap tenang pada saat guru menampilkan gambar animasi, siswa mengamati dengan teliti gambar animasi tersebut dan menyunting paragraf argumentasi teman dengan teliti. Peningkatan kekritisan siswa dapat dilihat pada perbandingan dokumentasi foto siklus I dan siklus II berikut. (a) (b) Gambar 22. Perbandingan Aktivitas Guru Menunjukkan Gambar Animasi pada Siklus I dan Siklus II Pada gambar 22 menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi. Gambar 22a menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi pada siklus I. Dari gambar tersebut dapat terlihat masih ada siswa yang tidak mengamati gambar animasi. Siswa tersebut justru mengobrol dengan teman dibelakangnya. Gambar 22b menunjukkan aktivitas guru menunjukkan gambar animasi pada siklus II. Pada gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa sudah mengamati gambar animasi dengan baik. Dari gambar tersebut juga terlihat siswa antusias, serius, dan sungguh dalam mengamati gambar animasi.

238 214 (a) (b) Gambar 23. Perbandingan Aktivitas Siswa Menyunting Paragraf Argumentasi Teman pada Siklus I dan Siklus II Pada gambar 23 menunjukkan aktivitas siswa menyunting. Pada gambar 23a menunjukkan aktivitas siswa menyunting pada siklus I. Berdasarkan gambar 23a dapat dijelakan bahwa siswa sudah cukup kritis dalam menyunting pekerjaan teman. Akan tetapi, dari foto tersebut terlihat masih terdapat siswa yang menghadap belakang dan mengajak bicara temannya pada saat kegiatan menyunting. Selain itu, masih terdapat siswa yang malas menyunting dan bersandar pada tembok. Gambar 23b menunjukkan aktivitas siswa menyunting pada siklus II. Pada gambar tersebut dapat terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah menyunting paragraf argumentasi milik teman. Mereka mengamati dengan teliti hasil pekerjaan teman baik dari segi isi maupun bahasa Kemampuan Berbagi Salah satu bentuk pendidikan karakter dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, yaitu berbagi. Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think

239 215 pair and share melalui media gambar animasi terdapat aktivitas diskusi. Kegiatan diskusi ini bertujuan untuk melatih siswa bertukar informasi yang telah mereka temukan pada tahap think dengan teman sekelompoknya sehingga kesulitan yang dialami siswa dalam memahami isi gambar animasi dapat teratasi. Berdasarkan hasil catatan harian, wawancara, dan dokumentasi foto pada siklus I, terdapat beberapa siswa yang belum bisa berbagi dengan baik. Siswa masih merasa kesulitan dalam melakukan diskusi. Masih banyak siswa yang pasif pada saat diskusi kelompok. Setelah dilakukan perbaikan pada siklus II, siswa lebih bisa berbagi dengan teman sekelompoknya. Siswa yang awalnya bercanda dengan temannya pada saat kegiatan diskusi, pada siklus II mulai semangat mengikuti diskusi dan bisa berbagi dengan baik. Berdasarkan hasil wawancara dan catatan harian, mereka sudah bisa berbagi dengan baik selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi. (a) (b) Gambar 24. Perbandingan Aktivitas Siswa Melaksanakan Think Pair and Share pada Siklus I dan Siklus II Pada gambar 24 menunjukkan aktivitas melakukan think pair and share. Salah satu kegiatan think pair and share adalah menulis. Pada gambar 24a menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus I. Gambar

240 216 tersebut menjelaskan bahwa masih terdapat siswa yang mencontek pekerjaan teman mereka. Mereka tidak percaya dengan hasil pekerjaan mereka sendiri. Pada gambar 24b menunjukkan aktivitas siswa menulis paragraf argumentasi pada siklus II. Gambar tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah bersikap jujur dengan menulis paragraf argumentasi secara individu. Mereka nampak serius dengan tidak mengganggu teman mereka Perbandingan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi dengan Hasil Penelitian Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas sebelum diberi tindakan hanya 69,03 dan berada dalam kategori cukup. Perilaku siswa juga masih menunjukkan perilaku-perilaku negatif. Namun, setelah dilaksanakan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I dan II mengalami peningkatan. Hasil tes keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I sebesar 73,12 dan berada dalam kategri cukup. Hasil tes pada siklus I belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh peneliti. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Hasil tes menulis paragraf argumentasi pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 11,63 atau sebesar 16,05%, yaitu dari

241 217 nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12 menjadi 84,75 pada siklus II. Peningkatan hasil tes tersebut sangat memuaskan. Peningkatan hasil tes menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Pada siklus I, masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku negatif, yaitu siswa kurang bersemangat mengikuti pembelajaran, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, sibuk berbicara, dan ada yang tidur pada saat pembelajaran berlangsung. Namun, pada siklus II perilaku siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, mereka terlihat antusias, dan memperhatikan penjelasan guru, sehingga suasana kelas pun menjadi lebih kondusif. Selain itu, siswa juga lebih aktif dalam mengemukakan pendapatnya, lebih kritis, disiplin, tanggung jawab, dan lebih bisa berbagi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berkedudukan sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut, misalnya penelitian yang dilakukan oleh Ni mah (2007), Hapsari (2008), Puryanti (2009), Hindawati (2010), Mujahadah (2010), dan Sulistyani (2010). Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya akan dijabarkan sebagai berikut. Penelitian yang dilakukan oleh Ni mah (2007) dalam skripsinya yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang menunjukkan bahwa hasil uji perbedaan dua rata-rata pretes (t berada pada daerah penerimaan Ho)

242 218 disimpulkan tidak ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji perbedaan rata-rata postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh bahwa kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Estimasi rata-rata pada kelompok kontrol yaitu 61,62-66,71 dengan ratarata hasil belajar siswa 64,17 sedangkan estimasi rata-rata kelompok eksperimen 68,68-73,03 dengan rata-rata hasil belajar 70,85, berarti kelompok kontrol hasil belajarnya lebih rendah dibandingkan dengan kelompok eksperimen, maka ada pengaruh antara efektivitas model pembelajaran think pair share dalam mata pelajaran sejarah pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2008) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun Ajaran 2007/2008 diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dengan menggunakan media gambar karikatur politik sebesar 3,51%. Skor ratarata kelas pada tahap prasiklus sebesar 6,97 dan mengalami peningkatan sebesar 3% menjadi 9,17. Kemudian pada siklus II skor rata-rata kelas meningkat menjadi 10,35. Setelah digunakan pembelajaran menggunakan media gambar karikatur politik terjadi perubahan tingkah laku. Siswa yang sebelumnya merasa kurang siap dan aktif dalam pembelajaran menjadi siap dan lebih aktif mengikuti pembelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Puryanti (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan

243 219 Menulis Karangan Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa keterampilan menulis karangan argumentasi berdasarkan metode problem solving terbukti mengalami peningkatan. Hasil tes rata-rata pada siklus I adalah 69,64 atau termasuk kategori baik, sedangkan nilai rata-rata pada siklus II sebesar 85,12 atau termasuk kategori sangat baik. hal ini membuktikan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebanyak 15,12 atau sebesar 21,95%. Perubahan tingkah laku siswa dapat dilihat secara jelas pada saat pembelajaran. Berdasarkan hasil data nontes siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus II perilaku negatif siswa semakin berkurang dan perilaku positif siswa semakin bertambah. Penelitian yang dilakukan oleh Hindawati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui Media Teks Berita dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes menunjukkan bahwa analisis data penelitian keterampilan menulis karangan argumentasi siswa dari siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas dalam menulis karangan argumentasi siklus I sebesar 68,18. Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 16,54% atau dengan nilai 79,46. Peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Perubahan perilaku tersebut, yaitu dari perilaku negatif menjadi perilaku positif. Penelitian yang dilakukan oleh Mujahadah (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Menulis Argumentasi

244 220 melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka (OE: Open Ended) Siswa Kelas XI SMK N 2 Kendal menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis karangan argumentasi dari prasiklus, siklus I, dan siklus II. Hal ini tampak dari peningkatan rata-rata hasil tes keterampilan siswa. Hasil tes menulis karangan argumentasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil prasiklus I 55,68 meningkat pada siklus I dengan nilai rata-rata 63,35. Nilai rata-rata hasil siklus I 63,35 meningkat pada siklus II dengan nilai rata-rata 76,74 yaitu meningkat sebesar 13,39 atau sebesar 19,11%. Perilaku siswa kelas XI jurusan Mekanik Otomotif 3 SMK N 2 Kendal setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media komik dalam konteks pekerjaan melalui model open ended mengalami perubahan ke arah positif. Penelitian yang dilakukan oleh Sulistyani (2010) dalam penelitiannya yang berjudul Peningkatan Keterampilan menulis Artikel dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair and Share melalui Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah Kecamatan Kesesi Kabupaten Pekalongan Tahun Ajaran 2009/2010 diketahui bahwa keterampilan menulis artikel siswa pada tahap prasiklus, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 56,69 dalam kategori cukup. Setelah dilakukan tindakan menggunakan metode pembelajaran kooperatif think pair and share melalui media majalah dinding pada siklus I, nilai rata-rata yang dicapai sebesar 64,5 dengan kategori cukup. Pada siklus II nilai rata-rata yang dicapai rata-rata sebesar 75,61 dalam kategori baik. Hal ini berarti mengalami peningkatan sebesar 11,11 atau 17,22% dari siklus I ke siklus II dan 7,75% dari prasiklus ke siklus I. Selain itu, perilaku-perilaku negatif siswa selama mengikuti

245 221 pembelajaran pada tahap prasiklus dan siklus I mengalami perubahan ke arah positif pada siklus II. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi diposisikan sebagai pelengkap dari penelitianpeneltian sebelumnya. Peningkatan keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi belum pernah dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai pelengkap dari penelitian-penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan peneliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan model think pair and share untuk meningkatkan keterampilan menulis paragraf argumentasi. Selain itu, peneliti juga menggunakan media gambar animasi untuk memudahkan siswa dalam menulis paragraf argumentasi. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi dengan Model Think Pair and Share melalui Media Gambar Animasi pada Siswa Kelas X-8 SMA N 1 Bae Kudus mengkaji keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 73,12 dengan kategori cukup. Nilai rata-rata pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu 80 sehingga dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 16,05% menjadi 84,75 dalam kategori baik.

246 222 Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi juga terlihat adanya perubahan perilaku siswa dari arah yang negatif menuju ke arah yang lebih positif. Siswa secara bertahap mulai bisa menyesuaikan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi yang dilakukan oleh peneliti. Perubahan perilaku siswa dapat dilihat dari keaktifan, kerja sama, kekritisan, kedisiplinan dan tanggung jawab, serta kemampuan berbagi. Setelah dilakukan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi, siswa menjadi lebih aktif, mudah diajak kerja sama, kritis, disiplin dan tanggung jawab, serta lebih bisa berbagi.

247 BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan dari hasil penelitian tentang keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus adalah sebagai berikut. 1) Proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi pada siklus I dan siklus II secara keseluruhan memiliki alur yang hampir sama. Akan tetapi, peneliti melakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus II. Pada siklus I, siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah ditentukan oleh guru, sedangkan pada siklus II, siswa menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang diperoleh berdasarkan suara terbanyak pilihan siswa. Pada siklus I, siswa mendapat materi menyunting secara sekilas, sedangkan pada siklus II siswa mendapat penguatan materi menyunting, kemudian praktik menyunting hasil pekerjaan teman. Berdasarkan hasil catatan harian siswa, siswa kesulitan melakukan diskusi dan menulis paragraf argumentasi. Oleh karena itu, guru memberikan arahan pada siswa untuk mencatat informasi yang telah mereka temukan sehingga pada saat diskusi mereka lebih mudah melakukan diskusi. Selain itu, pada siklus II guru juga memberikan arahan pada siswa untuk mencatat identifikasi masalah yang ada dalam gambar animasi, kemudian mengembangkannya ke dalam paragraf argumentasi. Adanya perbaikan pada siklus II menjadikan 223

248 224 pembelajaran menulis paragraf argumentasi mengalami peningkatan dan proses pembelajaran berjalan lancar. 2) Keterampilan paragraf argumentasi siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. Nilai rata-rata klasikal pada prasiklus sebesar 69,03 yang termasuk kategori cukup. Kemudian nilai rata-rata siklus I sebesar 73,12 yang masuk dalam kategori cukup. Terjadi peningkatan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi sebesar 4,09 atau 5,92%. Walaupun sudah mengalami peningkatan dari prasiklus ke siklus I, namun hasil tersebut belum memenuhi target nilai rata-rata kelas yang sudah ditentukan, yaitu 80. Sementara itu, nilai rata-rata klasikal pada siklus II sebesar 84,75 yang masuk dalam kategori baik. Hasil tersebut sudah memenuhi target nilai rata-rata kelas yang ditentukan. Dengan demikian, terjadi peningkatan hasil keterampilan menulis paragraf argumentasi sebesar 15,72 atau 22,77% dari prasiklus ke siklus II dan 11,63 atau sebesar 16,05% dari siklus I ke siklus II. 3) Perilaku siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Bae Kudus setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi mengalami perubahan ke arah positif. Perubahan tingkah laku siswa ini dapat dibuktikan dengan data nontes. Data nontes tersebut antara lain berupa deskripsi perilaku ekologis, catatan harian siswa, catatan harian guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Berdasarkan hasil data nontes pada siklus I, masih tampak perilaku negatif siswa saat

249 225 pembelajaran berlangsung. Mereka masih belum aktif, bekerja sama dalam kelompok, kritis, disiplin, tanggung jawab, dan berbagi dengan baik. Pada siklus II, siswa mengalami perubahan ke arah yang lebih positif. Siswa menjadi lebih aktif, mudah bekerja sama dalam kelompok, kritis, disiplin, tanggung jawab, dan berbagi dengan temannya. 5.2 Saran Atas dasar simpulan dari penelitian di atas, maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut. 1) Ditemukan kelemahan pada pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi dalam pembentukan kelompok dan media gambar animasi yang digunakan. Oleh karena itu, jika guru bahasa Indonesia menggunakan model tersebut hendaknya memandu siswa dalam pembentukan kelompok, diskusi kelompok, dan memilih gambar animasi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. 2) Ada siswa yang tidak suka dengan anggota kelompoknya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan rasa sosial siswa. 3) Tidak semua gambar animasi cocok sebagai media pembelajaran. Oleh karena itu, dalam memilih gambar animasi harus teliti dan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa.

250 226 4) Bahasa media gambar animasi tidak sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Jadi, perlu persiapan untuk memilih media gambar animasi yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. 5) Bagi para peneliti di bidang pendidikan maupun nonpendidikan dapat menerapkan model think pair and share melalui media gambar animasi sebagai alternatif model dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi, karena dengan model tersebut guru dapat melihat kinerja siswa dalam kelompok sehingga siswa akan lebih merasa senang dalam proses pembelajaran.

251 DAFTAR PUSTAKA Aguk Irawan, MN Cara Asyik menjadi Penulis Beken. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Alfiansyah, Muhammad Paragraf Argumentatif. (Diunduh pada tanggal 14 April 2010). Arends, Richard L Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar). Jakarta: Pustaka Pelajar. Ariasdi Panduan Pengembangan Multimedia Pembelajaran. ariasdimultimedia.wordpress.com/.../panduan-pengembangan-multimediapembelajaran/. (Diunduh pada Tanggal 14 April 2010). Carss, Diane Wendy The Effects of Using Think-Pair-Share During Guided Reading Lessons. (Diunduh pada Tanggal 14 Juni 2010). Dzaki, Muhammad Faiq Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share (TPS). penelitiantindakankelas.blogspot.com/.../modelpembelajaran-kooperatif-tipe_9935.html. (Diunduh pada tanggal 20 Maret 2010). Gie, The Liang Terampil Mengarang. Yogyakarta: ANDI. Hapsari, Dian Kurnia Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar Karikatur Politik pada Siswa Kelas XI Jurusan Akuntansi SMK Veteran Semarang Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. Unnes, Semarang. Hernawati Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair and Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII E SMPN 14 Tegal dalam Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel. digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/hash118d/...dir/doc.pdf. (Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010). Hindawati, Risma Astria Bundy Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui media Teks Berita dengan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Pada Siswa Kelas X-4 SMA Negeri 3 Brebes. Skripsi. Unnes, Semarang. 227

252 228 Kelompok Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Keterampilan Membaca dan Keterampilan Menulis. Malang: YA3 Malang. Keraf, Gorys Eksposisi Komposisi Lanjutan II. Jakarta: Grasindo Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan III. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Komaidi, Didik Aku Bisa Menulis. Yogyakarta: Sabda. Muhfida Model-model Pembelajaran. (Diunduh pada tanggal 20 Maret 2010). Mujahadah, Fanni Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi melalui Media Komik dalam Konteks Pekerjaan dengan Model Problem Terbuka (OE: Open Ended) Siswa Kelas XI SMK N 2 Kendal. Skripsi. Unnes, Semarang. Neeta, Nande C.K Socioculture and Students Argument Writing in English: A Case Study from the Vhembe District, Limpopo Province, South Africa. (Diunduh pada Tanggal 14 Juni 2010). Ni mah, Evi Masluhatun Efektivitas Model Pembelajaran Think Pair Share dalam Mata Pelajaran Sejarah pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Semarang. digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/ha/doc.pdf. (Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010). Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UM Press. Nystrand, Martin dan Nelson Graff Report in Argument's Clothing: An Ecological Perspective on Writing Instruction. (Diunduh pada Tanggal 14 Juni 2010). Puryanti Penerapan Metode Problem Solving untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Argumentasi pada Siswa Kelas X-2 SMA Islam Sudirman Tembarak Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi. Unnes, Semarang. Putra, R. Masri Sareb How to Write Your Own Text Book. Bandung: Kolbu.

253 229 Romli, ASM Faidah Menulis. (Diunduh pada tanggal 15 Maret 2010). Sofian Melihat Manfaat Gambar Animasi. bikin.web.id/tag/gambaranimasi/ - (Diunduh pada Tanggal 20 Maret 2010). Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo Sujanto, MS Keterampilan Berbahasa Membaca-Menulis-Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: P2LPTK. Sulistyani, Arum Tyas Peningkatan Keterampilan Menulis Artikel dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Think Pair and Share Melalui Media Majalah Dinding pada Siswa Kelas IX SMP Muhammadiyah, Kec Kesesi, Kab. Pekalongan Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Unnes, Semarang. Suparno dan Mohamad Yunus Modul Keterampilan Menulis. Universitas Terbuka. Suriamiharja, Agus, H. Akhlah Husen, dan Nunuy Nurjanah. 1996/1997. Petunjuk Praktik Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Djago Menulis Paragraf dan Pengembangannya. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur Menulis: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Trianto Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Wagiran dan Mukh. Doyin Curah Gagasan: Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Rumah Indonesia. Wagiran, Isti Hidayah, dan Yusro Edy Nugroho Pengembangan Media Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Seminar Pengembangan Media Pembelajaran, Semarang, 22 Maret. Wiyanto, Asul Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Yudhiantoro, Dhani Panduan Lengkap Macromedia Flash MX. Yogyakarta: ANDI.

254 LAMPIRAN-LAMPIRAN

255 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bae Kudus : Bahasa Indonesia : X/II : mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato : menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi : 4 x 45 menit (2 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi B. Materi Pokok 1) Pengertian paragraf argumentasi 2) Ciri-ciri paragraf argumentasi 3) Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi 4) Penggunaan bahasa dan EYD 5) Cara menyunting dan menemukan kesalahan penggunaan bahasa, ejaan, dan tanda baca C. Model Pembelajaran Model: Think Pair and Share 229

256 230 D. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I (2x45 ) No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 1. Kegiatan Awal 5 menit a. Guru mengondisikan siswa agar siap Ceramah Santun mengikuti pelajaran Tertib b. Guru menginformasikan materi yang akan Tanya dipelajari pada hari ini jawab c. Guru bertanya tentang pengalaman siswa Tanya Kritis dalam menulis paragraf argumentasi jawab Antusias d. Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran Ceramah Santun menulis paragraf argumentasi 2. Kegiatan Inti 75 Eksplorasi menit a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang Tanya Kritis hakikat, ciri-ciri, dan langkah-langkah jawab Antusias menulis paragraf argumentasi Semangat b. Guru menginformasikan kepada siswa tentang Ceramah Tertib kriteria penilaian menulis paragraf argumentasi Elaborasi a. Siswa menyimak penjelasan dari guru Ceramah Tertib mengenai proses pembelajaran yang akan Santun dilakukan b. Siswa mengamati gambar animasi yang Inkuiri Kritis

257 231 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter ditampilkan oleh guru melalui LCD dan Antusias mencatat masalah-masalah yang ditemukan dari gambar animasi tersebut (think) c. Siswa 4 orang d. Siswa secara berkelompok berdiskusi Diskusi Aktif dengan teman sekelompoknya untuk Kerja mengidentifikasi dan menuliskan tentang sama temuan masalah-masalah yang terdapat dalam gambar animasi (pair) e. Perwakilan tiap kelompok Demons- Percaya mempresentasikan hasil temuan masalah- trasi diri masalah yang telah didiskusikan di depan kelas (share) f. Siswa secara individu diminta untuk Inkuiri Kritis menulis paragraf argumentasi sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dibahas dalam diskusi kelompok Konfirmasi a. Siswa membacakan hasil pekerjaan Unjuk Tertib mereka kerja Percaya b. Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya diri untuk dinilai guru

258 232 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 3. Kegiatan Akhir 10 a. Guru mengajukan pertanyaan kepada Tanya menit Aktif semua siswa mengenai hal-hal yang jawab Kritis berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan b. Guru bersama dengan siswa Ceramah Aktif menyimpulkan pelajaran Kritis c. Guru menugasi siswa untuk membuat Ceramah Tanggung paragraf argumentasi di rumah jawab Pertemuan II (2x45 ) No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 1. Kegiatan awal 5 menit a. Guru mengondisikan siswa agar Ceramah Santun siap mengikuti pelajaran Tertib b. Guru bertanya jawab dengan siswa Tanya Kritis mengenai pembelajaran jawab Antusias sebelumnya dan kesulitan yang dialami siswa c. Guru memberikan motivasi kepada Ceramah Semangat siswa Tertib d. Guru memberikan penjelasan Ceramah kepada siswa tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi

259 233 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 2. Kegiatan Inti 75 Eksplorasi menit a. Siswa dan guru bertanya jawab Tanya Antusias tentang tugas yang diberikan dan jawab Aktif mengulas pada pertemuan Inkuiri sebelumnya b. Siswa dan guru bertanya jawab Tanya Kritis tentang cara menyunting paragraf jawab argumentasi c. Siswa menukar hasil pekerjaan Ceramah Antusias mereka dengan teman sebangku untuk disunting d. Siswa mengembalikan hasil suntingan kepada pemiliknya e. Guru mengingatkan kepada siswa Ceramah Semangat tentang kriteria penilaian menulis Tertib paragraf argumentasi Santun Elaborasi a. Siswa menyimak penjelasan dari Inkuiri Kritis guru mengenai proses pembelajaran yang akan dilakukan b. Siswa mengamati gambar animasi dan mencatat masalahmasalah yang ditemukan dari gambar animasi tersebut (think)

260 234 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter c. Siswa 4 orang d. Siswa secara berkelompok Diskusi Aktif berdiskusi dengan teman Kerja sama sekelompoknya untuk mengidentifikasi dan menuliskan tentang temuan masalah-masalah yang terdapat dalam gambar animasi (pair) e. Perwakilan tiap kelompok Percaya diri mempresentasikan hasil temuan Demons- masalah-masalah yang telah trasi didiskusikan di depan kelas (share) Kritis f. Siswa secara individu diminta untuk menulis paragraf Inkuiri argumentasi sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dibahas dalam diskusi kelompok Konfirmasi a. Siswa membacakan hasil Tertib pekerjaan mereka Percaya diri b. Siswa mengumpulkan hasil Unjuk kerja pekerjaannya untuk dinilai guru

261 235 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 3. Kegiatan Akhir 10 a. Guru mengajukan pertanyaan Tanya menit Aktif kepada semua siswa mengenai jawab Kritis hal-hal yang berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan b. Guru bersama dengan siswa Ceramah Aktif menyimpulkan pelajaran Kritis E. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber : - BSE Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMA/MA, pengarang Adi Abdul Somad, dkk. - LKS Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester II Media : - Contoh paragraf argumentasi - Gambar animasi - Powerpoint materi paragraf argumentasi F. Penilaian No. Indikator Teknik Penulisan Bentuk Penilaian Instrumen 1. Siswa mampu Tulis Uraian Dari gambar animasi menentukan topik dan mengidentifikasi masalah-masalah yang tersebut, tentukan topik dan identifikasi masalah agar bisa dijadikan ada dalam gambar paragraf argumentasi! animasi

262 236 No. Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penulisan Penilaian 2. siswa mampu menulis Tulis Rubrik Buatlah paragraf paragraf argumentasi argumentasi berdasarkan berdasarkan gambar gambar animasi yang animasi ditampilkan! 3. siswa mampu Tulis Rubrik Suntinglah paragraf menyunting paragraf argumentasi milik argumentasi yang temanmu! ditulis teman Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor Maksimal 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi Keefektivan kalimat Kohesi dan koherensi Kesesuaian judul dan isi Pemilihan kata Tampilan tulisan Ejaan dan tanda baca Jumlah 100

263 237 Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi Kriteria Skor Kategori e. Dapat menganalisis masalah 4 Sangat mulai dari peristiwa yang baik terjadi, penyebab terjadinya permasalahan, dan bukti yang konkret f. Tidak memenuhi salah satu 3 Baik karakteristik g. Tidak memenuhi 2 karakteristik 2 Cukup h. Tidak memenuhi karakteristik sama sekali 1 Kurang e. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide 4 Sangat dikembangkan secara rinci, baik runtut, dan orisinil f. Memenuhi 2 syarat 3 Baik g. Memenuhi 1 syarat 2 Cukup h. Tidak memenuhi persyaratan 1 Kurang pengembangan ide pokok yang baik dan benar e. Terdapat pendapat, fakta-fakta 4 Sangat yang logis sebagai bukti, dan baik simpulan yang tepat f. Salah satu karakteristik paragraf argumentasi tidak ada 3 Baik

264 238 No. Aspek Penilaian Kriteria Skor Kategori g. Dua karakteristik paragraf 2 Cukup argumentasi tidak ada h. Tidak memenuhi karakteristik paragraf argumentasi 1 Kurang 4. Keefektivan e. Memenuhi 3 syarat, yaitu 4 Sangat baik kalimat kesatuan gagasan, kehematan, dan kevariasian f. Tidak memenuhi salah satu karakteristik g. Tidak memenuhi 2 karakteristik h. Tidak memenuhi karakteristik kalimat efektif Baik Cukup Kurang 5. Kohesi dan e. Keterkaitan antar kalimat jelas 4 Sangat baik koherensi dan saling berkaitan f. Ditemukan 1 kalimat yang tidak berkaitan g. Ditemukan 2 kalimat yang tidak berkaitan h. Ditemukan 3 atau lebih kalimat yang tidak berkaitan Baik Cukup Kurang 6. Kesesuaian judul e. Memenuhi 3 syarat, yaitu judul 4 Sangat baik dan isi menarik, relevan gambar animasi, dan sesuai dengan informasi yang ditulis f. Memenuhi 2 syarat 3 Baik

265 239 No. Aspek Penilaian 7. Pemilihan kata 8. Tampilan tulisan 9. Ejaan dan tanda baca Kriteria Skor Kategori g. Hanya memenuhi 1 syarat 2 Cukup h. Tidak memenuhi persyaratan 1 Kurang penentuan judul yang baik e. Pilihan kata sangat sesuai dengan 4 Sangat topik yang dibahas baik f. Pilihan kata sesuai dengan topik yang 3 Baik dibahas g. Pilihan kata cukup sesuai dengan topik 2 Cukup yang dibahas h. Pilihan kata kurang sesuai dengan 1 Kurang topik yang dibahas e. Tulisan jelas, terbaca, dan tidak ada 4 Sangat coretan baik f. Tulisan terbaca dan ada sedikit coretan 3 Baik g. Tulisan kurang terbaca dan banyak coretan 2 Cukup h. Tulisan sulit dibaca dan banyak coretan 1 Kurang e. Kesalahan penggunaan ejaan dan 4 Sangat tanda baca 0-5 baik f. Kesalahan penggunaan ejaan dan 3 Baik tanda baca 6-10 g. Kesalahan penggunaan ejaan dan 2 Cukup tanda baca h. Kesalahan penggunaan ejaan dan 1 Kurang tanda baca di atas 16

266 240 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi No. Nilai Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Perhitungan Nilai Akhir : Perolehan skor Nilai Akhir = Skor maksimum skor ideal (100) Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Kudus, 27 April 2011 Peneliti Dian Novita Elly, S. Pd. Ikha Novita NIP NIM Mengetahui, Kepala SMA N 1 Bae Kudus Drs. H. Su ad, M. Pd. NIP

267 241 Lampiran Materi - Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk memperdebatkan, mempengaruhi, meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang lain, atau membuktikan suatu kebenaran dari suatu masalah, agar orang lain atau pembaca percaya dan berusaha untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan masalah tersebut. - Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha untuk memperkuat gagasan, mengubah pandangan dan sikap, mempengaruhi dan meyakinkan pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis, maupun logis. - Langkah-Langkah Menulis Paragraf Argumentasi (1) Menentukan topik paragraf argumentasi (2) Mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan (3) Menyusun kerangka paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalahmasalah yang telah ditemukan (4) Mengembangkan kerangka paragraf argumentasi (5) Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu). - Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi Induksi Analogi Generalisasi Deduksi Sebab-akibat Akibat-sebab - Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum. - Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil simpulan. - Pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. - Dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi akibat sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.

268 242 - Model think pair and share terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) think, menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran; (2) pair, berpasangan dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan, guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa; dan (3) share, berpasang-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat simpulan.

269 243 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Bae Kudus : Bahasa Indonesia : X/II : mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato : menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi : 4 x 45 menit (2 pertemuan) A. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk paragraf argumentasi B. Materi Pokok 1) Pengertian paragraf argumentasi 2) Ciri-ciri paragraf argumentasi 3) Langkah-langkah menulis paragraf argumentasi 4) Penggunaan bahasa dan EYD 5) Cara menyunting dan menemukan kesalahan penggunaan bahasa, ejaan, dan tanda baca C. Model Pembelajaran Model: Think Pair and Share

270 244 D. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I (2x45 ) No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 1. Kegiatan Awal 5 menit e. Guru mengondisikan siswa agar siap Ceramah Santun mengikuti pelajaran Tertib f. Guru menginformasikan materi yang Tanya Antusias akan dipelajari pada hari ini jawab g. Guru memberikan penjelasan kepada Ceramah Santun siswa tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi 2. Kegiatan Inti 75 Eksplorasi menit a. Siswa dipersilakan bertanya tentang Tanya Kritis materi pelajaran yang belum jawab Antusias dipahami Semangat b. Siswa dan guru bertanya jawab Tanya Kritis tentang kesulitan menyunting jawab Aktif paragraf argumentasi c. Siswa menyimak penguatan guru Ceramah Tertib mengenai kriteria penilaian menulis Santun paragraf argumentasi Elaborasi g. Siswa menyimak penjelasan dari guru Ceramah Tertib mengenai proses pembelajaran yang Santun akan dilakukan Kritis b. Guru membagikan hasil pekerjaan Tertib mereka pada siklus I

271 245 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter c. Siswa berkelompok seperti pada Tertib siklus I d. Siswa menukar pekerjaan mereka dengan satu kelompoknya e. Siswa mengamati contoh paragraf Pemodelan Kritis argumentasi yang ditampilkan Inkuiri Antusias guru f. Siswa berdiskusi tentang hasil Diskusi Aktif pekerjaan teman dalam satu Inkuiri Kerja kelompok sama g. Siswa menyunting hasil pekerjaan Inkuiri Kritis teman dalam satu kelompok dari segi isi maupun bahasa h. Siswa mengembalikan hasil Inkuiri Kritis suntingan kepada pemiliknya i. Siswa memperbaiki pekerjaan mereka dengan memperhatikan hasil suntingan teman Konfirmasi a. Siswa membacakan hasil pekerjaan Percaya mereka diri 3. Kegiatan Akhir 10 d. Guru mengajukan pertanyaan kepada Tanya menit Aktif semua siswa mengenai hal-hal yang jawab Kritis berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan e. Guru bersama dengan siswa Ceramah Aktif menyimpulkan pelajaran Kritis

272 246 Pertemuan II (2x45 ) No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter 1. Kegiatan Awal 5 menit a. Guru mengondisikan siswa agar siap Ceramah Santun mengikuti pelajaran Tertib b. Guru menginformasikan materi yang Tanya Antusias akan dipelajari pada hari ini jawab c. Guru memberikan penjelasan kepada Ceramah Santun siswa tentang tujuan dan manfaat dari pembelajaran menulis paragraf argumentasi 2. Kegiatan Inti 75 Eksplorasi menit a. Siswa dan guru bertanya jawab Tanya Aktif tentang materi sebelumnya jawab Antusias b. Siswa diingatkan kembali tentang Inkuiri Kritis kriteria penilaian Elaborasi a. Siswa mengamati gambar animasi Inkuiri Kritis yang berbeda dari pertemuan Antusias sebelumnya yang dipilih berdasarkan pilihan terbanyak siswa (think) b. Siswa mencatat masalah-masalah Inkuiri Kritis yang ditemukan dari gambar animasi tersebut c. Siswa 4 orang d. Siswa secara berkelompok Diskusi Aktif berdiskusi dengan teman

273 247 No. Kegiatan Metode/ teknik Alokasi Waktu Karakter sekelompoknya untuk Kerja mengidentifikasi dan menuliskan sama tentang temuan masalah-masalah yang terdapat dalam gambar animasi (pair) e. Siswa menyimak penguatan guru Ceramah Kritis tentang isi gambar animasi Inkuiri f. Siswa menulis identifikasi Inkuiri Kritis masalah yang telah mereka diskusikan secara runtut g. Perwakilan tiap kelompok Diskusi Aktif mempresentasikan hasil temuan Demonstrasi Percaya masalah-masalah yang telah diri didiskusikan di depan kelas (share) h. Siswa secara individu menulis Inkuiri Kritis paragraf argumentasi Konfirmasi a. Siswa membacakan hasil pekerjaan Unjuk kerja Percaya mereka diri 3. Kegiatan Akhir 10 a. Guru mengajukan pertanyaan Tanya menit Aktif kepada semua siswa mengenai hal- jawab Kritis hal yang berkaitan dengan pelajaran yang telah dilakukan b. Guru bersama dengan siswa Ceramah Aktif menyimpulkan pelajaran Kritis

274 248 E. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber : - BSE Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia kelas X SMA/MA, pengarang Adi Abdul Somad, dkk. - LKS Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas X Semester II Media : - Contoh paragraf argumentasi - Gambar animasi - Powerpoint materi paragraf argumentasi F. Penilaian No. Indikator Teknik Penulisan Bentuk Penilaian Instrumen 1. Siswa mampu Tulis Uraian Dari gambar animasi menentukan topik dan mengidentifikasi masalah-masalah tersebut, tentukan topik dan identifikasi masalah agar bisa dijadikan yang ada dalam paragraf argumentasi! gambar animasi 2. siswa mampu menulis paragraf argumentasi Tulis Rubrik Buatlah paragraf argumentasi berdasarkan berdasarkan gambar gambar animasi yang animasi ditampilkan! 3. siswa mampu Tulis Rubrik Suntinglah paragraf menyunting paragraf argumentasi milik argumentasi yang temanmu! ditulis teman

275 249 Skor Penilaian Keterampilan Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian Skor Bobot Skor Maksimal 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi Keefektivan kalimat Kohesi dan koherensi Kesesuaian judul dan isi Pemilihan kata Tampilan tulisan Ejaan dan tanda baca Jumlah 100 Kriteria Penilaian Menulis Paragraf Argumentasi No. Aspek Penilaian 1. Kekritisan mengidentifikasi masalah berdasarkan gambar animasi Kriteria Skor Kategori i. Dapat menganalisis masalah 4 Sangat mulai dari peristiwa yang baik terjadi, penyebab terjadinya permasalahan, dan bukti yang konkret j. Tidak memenuhi salah satu 3 Baik karakteristik k. Tidak memenuhi 2 karakteristik 2 Cukup l. Tidak memenuhi karakteristik sama sekali 1 Kurang

276 250 No. Aspek Penilaian 2. Pengembangan ide pokok ke dalam paragaraf argumentasi 3. Kelengkapan isi paragraf argumentasi Kriteria Skor Kategori i. Memenuhi 3 syarat, yaitu ide 4 Sangat dikembangkan secara rinci, baik runtut, dan orisinil j. Memenuhi 2 syarat 3 Baik k. Memenuhi 1 syarat 2 Cukup l. Tidak memenuhi persyaratan 1 Kurang pengembangan ide pokok yang baik dan benar i. Terdapat pendapat, fakta-fakta 4 Sangat yang logis sebagai bukti, dan baik simpulan yang tepat j. Salah satu karakteristik paragraf argumentasi tidak ada 3 Baik k. Dua karakteristik paragraf argumentasi tidak ada l. Tidak memenuhi karakteristik 2 Cukup paragraf argumentasi 1 Kurang No. Aspek Penilaian 4. Keefektivan kalimat 5. Kohesi dan koherensi Kriteria Skor Kategori i. Memenuhi 3 syarat, yaitu kesatuan 4 Sangat gagasan, kehematan, dan kevariasian baik j. Tidak memenuhi salah satu karakteristik 3 Baik k. Tidak memenuhi 2 karakteristik l. Tidak memenuhi karakteristik kalimat 2 Cukup efektif 1 Kurang i. Keterkaitan antar kalimat jelas dan 4 Sangat saling berkaitan baik j. Ditemukan 1 kalimat yang tidak 3 Baik

277 251 berkaitan k. Ditemukan 2 kalimat yang tidak 2 Cukup berkaitan l. Ditemukan 3 atau lebih kalimat yang 1 Kurang tidak berkaitan 6. Kesesuaian i. Memenuhi 3 syarat, yaitu judul 4 Sangat judul dan isi menarik, relevan dengan gambar baik animasi, dan sesuai dengan informasi yang ditulis j. Memenuhi 2 syarat 3 Baik k. Hanya memenuhi 1 syarat 2 Cukup l. Tidak memenuhi persyaratan 1 Kurang penentuan judul yang baik No. Aspek Penilaian 7. Pemilihan kata 8. Tampilan tulisan 9. Ejaan dan tanda baca Kriteria Skor Kategori i. Pilihan kata sangat sesuai dengan 4 Sangat topik yang dibahas baik j. Pilihan kata sesuai dengan topik yang 3 Baik dibahas k. Pilihan kata cukup sesuai dengan topik 2 Cukup yang dibahas l. Pilihan kata kurang sesuai dengan 1 Kurang topik yang dibahas i. Tulisan jelas, terbaca, dan tidak ada 4 Sangat coretan baik j. Tulisan terbaca dan ada sedikit coretan 3 Baik k. Tulisan kurang terbaca dan banyak coretan 2 Cukup l. Tulisan sulit dibaca dan banyak coretan 1 Kurang i. Kesalahan penggunaan ejaan dan 4 Sangat tanda baca 0-5 baik

278 252 j. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca 6-10 k. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca l. Kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca di atas Baik Cukup Kurang Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis Argumentasi No. Nilai Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Perhitungan Nilai Akhir : Perolehan skor Nilai Akhir = Skor maksimum skor ideal (100) Mengetahui, Guru Mata Pelajaran Kudus, 4 Mei 2011 Peneliti Dian Novita Elly, S. Pd. Ikha Novita NIP NIM Mengetahui, Kepala SMA N 1 Bae Kudus Drs. H. Su ad, M. Pd. NIP

279 253 Lampiran Materi - Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi uraian atau gagasan untuk memperdebatkan, mempengaruhi, meyakinkan, mengubah sikap dan pendapat orang lain, atau membuktikan suatu kebenaran dari suatu masalah, agar orang lain atau pembaca percaya dan berusaha untuk membuktikan gagasan dari suatu pemecahan masalah tersebut. - Ciri-ciri paragraf argumentasi adalah paragraf argumentasi yang disajikan berusaha untuk memperkuat gagasan, mengubah pandangan dan sikap, mempengaruhi dan meyakinkan pembaca dengan selalu mengungkapkan fakta sebagai alat bukti untuk memperkuat kekuatan argumen/pendapat penulis secara teoretis, empiris, praktis, maupun logis. - Langkah-Langkah Menulis Paragraf Argumentasi (1) Menentukan topik paragraf argumentasi (2) Mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan topik yang telah ditentukan (3) Menyusun kerangka paragraf argumentasi berdasarkan identifikasi masalahmasalah yang telah ditemukan (4) Mengembangkan kerangka paragraf argumentasi (5) Anda dapat menggunakan kata penghubung antarkalimat (oleh karena itu, dengan demikian, oleh sebab itu). - Pola Pengembangan Paragraf Argumentasi Induksi Analogi Generalisasi Deduksi Sebab-akibat Akibat-sebab - Penalaran induksi adalah bentuk penalaran yang bertolak dari pernyataan khusus kemudian menarik kesimpulan secara lebih umum. - Penalaran deduksi adalah penalaran yang bertolak dari pernyataan umum yang dipakai untuk mengamati pernyataan khusus sebagai dasar mengambil simpulan. - Pola penalaran sebab-akibat, yakni menyampaikan terlebih dahulu sebab-sebabnya dan diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut. - Dalam penggunaannya, penalaran sebab akibat dapat disajikan menjadi akibat sebab. Artinya, menyampaikan terlebih dahulu akibatnya, kemudian dicari sebab-sebabnya.

280 254 - Model think pair and share terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (1) think, menyampaikan inti materi, mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran; (2) pair, berpasangan dan berdiskusi mengenai apa yang telah dipikirkan, guru memimpin pleno dan tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya, guru mengarahkan pembicaraan pada materi/permasalahan yang belum diungkap siswa; dan (3) share, berpasang-pasangan untuk berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka bicarakan dan membuat simpulan.

281 255 Lampiran 3. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus I Pelayanan Kesehatan menjadi Masalah Pelayanan kesehatan masih menjadi masalah yang sangat pelik di Indonesia. Hal ini dikarenakan pelayanan kesehatan yang diadakan pemerintah masih belum bisa menjangkau semua lapisan masyarakat dan semua daerah, khususnya masyarakat golongan ekonomi rendah dan daerah terpencil. Pelayanan kesehatan di Indonesia masih tebang pilih dalam melayani masyarakat. Kenyataan membuktikan bahwa pelayanan kesehatan belum bisa menyejahterakan masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat terlihat pada pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit yang masih menganaktirikan masyarakat golongan ekonomi rendah sehingga membuat masyarakat yang tidak mempunyai biaya semakin tertindas oleh kesenjangan pelayanan yang masih belum memihak pada masyarakat golongan ekonomi rendah. Program bantuan dari pemerintah, seperti pengobatan gratis untuk masyarakat miskin juga belum bisa mengatasi permasalahan sampai saat ini karena dalam pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan yang diinginkan pemerintah. Hal ini menambah daftar panjang masalah dalam pelayanan kesehatan bagi masyarakat ekonomi rendah. Selain itu, di daerah terpencil khususnya, pelayanan kesehatan masih sangat minim karena belum ada akses kesehatan yang memadai. Kendala transportasi dan petugas kesehatan yang masih sangat kurang membuat masyarakat di daerah terpencil kurang merasakan pelayanan kesehatan secara maksimal. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah pelayanan kesehatan di Indonesia, harus ada penanganan secara serius dari pemerintah Indonesia agar sistem pelayanan kesehatan menyediakan program-program alternatif untuk mengatasi masalah pelayanan kesehatan sehingga pelayanan kesehatan bisa merata ke semua masyarakat dan semua daerah.

282 256 Lampiran 4. Contoh Paragraf Argumentasi Siklus II Earphone Timbulkan Masalah Earphone saat ini merupakan alat yang identik dengan kekacauan. Hampir setiap hari earphone selalu menjadi alat yang tren digunakan oleh orang-orang saat ini. Banyak orang yang dirugikan oleh earphone. Kerugian yang tak kalah penting adalah kesehatan alat pendengaran yang seharusnya bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama menjadi berkurang dan sia-sia gara-gara earphone. Earphone yang dibuat dengan maksud memudahkan orang pun sarat akan masalah. Penggunaan earphone selama berjam-jam membuat alat pendengaran lama-kelamaan menjadi rusak. Kecanggihan teknologi ternyata tidak selamanya menguntungkan manusia. Manusia yang menginginkan kemudahan dengan menggunakan earphone ternyata tidak memberikan solusi yang tepat. Penggunaan earphone terus-menerus dengan volume keras menjadikan pendengaran terganggu. Selain itu, earphone bisa menurunkan fungsi pendengaran dan menimbulkan kerusakan pada alat pendengaran. Berdasarkan data dari sebuah penelitian di Amerika Serikat, 5,2 juta anak berusia 6-19 tahun terganggu pendengarannya karena sering mendengarkan musik keras dan memakai earphone selama berjam-jam dengan volume keras. Orang-orang, khususnya anak-anak dan remaja sering memanfaatkan earphone untuk memudahkan dalam mendengarkan, khususnya mendengarkan musik dan telepon saat berkendara. Padahal, penggunaan earphone terus-menerus sangat merugikan. Oleh karena itu, untuk mengurangi kerugian yang ditimbulkan alat tersebut, harus ada petunjuk pemakaian yang benar untuk mengatasi kerugian yang ditimbulkan sehingga gangguan pendengaran juga dapat terkurangi.

283 257 Lampiran 5. Daftar Nilai Siklus I DAFTAR NILAI SIKLUS I No Nama Aspek yang dinilai Jumlah R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Jumlah: 2340 Rata-rata: 73,12

284 258 Lampiran 6. Daftar Nilai Siklus II DAFTAR NILAI SIKLUS II No Nama Aspek yang dinilai Jumlah R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R Jumlah: 2712 Nilai Rata-rata: 84,75

285 259 Lampiran 7. Pedoman Deskripsi Perilaku Ekologis PEDOMAN DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS Nama : Kelas : Hari, tanggal : No. Aspek yang diamati Keterangan A. 1. Siswa siap mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, penuh konsentrasi, dan santun 3. Siswa kritis dan memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung 4. Siswa aktif bertanya dan merespon dengan antusias saat pembelajaran berlangsung 5. Siswa saling bekerja sama dan aktif mengikuti jalannya diskusi kelompok 6. Siswa serius, penuh semangat, dan antusias melakukan pembelajaran menggunakan model think pair and share 7. Siswa serius menulis paragraf argumentasi secara individu 8. Siswa merasa percaya diri ketika membacakan hasil diskusi di depan siswa lain 9. Siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir dengan tertib 10. Siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif Positif/negatif

286 260 Mata Pelajaran : Hari, tanggal : Kelas : Nama Sekolah : HASIL DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS No R Aspek yang diamati Keterangan R1 1. Siswa siap mengikuti 2. R2 3. R3 4. R4 5. R5 6. R6 7. R7 8. R8 9. R9 10. R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R R32 pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, penuh konsentrasi, dan santun 3. Siswa kritis dan memberikan tanggapan yang logis terhadap penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung 4. Siswa aktif bertanya dan merespon dengan antusias saat pembelajaran berlangsung 5. Siswa saling bekerja sama dan aktif mengikuti jalannya diskusi kelompok 6. Siswa serius, penuh semangat, dan antusias melakukan pembelajaran menggunakan model think pair and share 7. Siswa serius menulis paragraf argumentasi secara individu 8. Siswa merasa percaya diri ketika membacakan hasil diskusi di depan siswa lain 9. Siswa sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran dari awal sampai akhir dengan tertib 10. Siswa bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru

287 261 Lampiran 8. Pedoman Catatan Harian Siswa PEDOMAN CATATAN HARIAN SISWA Nama Responden : Kelas : Hari/Tanggal : 1. Bagaimana perasaan kalian selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi pada hari ini? Jawab: Apa kesulitan yang kalian alami dalam menulis paragraf argumentasi? Jawab: Bagaimana tanggapan kalian mengenai pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: Bagaimana kesan terhadap gaya mengajar yang dilakukan oleh guru? Jawab: Saran apa yang bisa kalian berikan terhadap pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab:

288 262 Lampiran 9. Pedoman Catatan Harian Guru PEDOMAN CATATAN HARIAN GURU Kelas : Hari, Tanggal : 1. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi yang berlangsung? Jawab: Bagaimana suasana selama proses pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab:......

289 263 Lampiran 10. Pedoman Sosiometri PEDOMAN SOSIOMETRI Nama : Hari, tanggal : Nama kelompok : Anggota Kelompok : ) Sebutkan nama dua teman kamu yang paling aktif mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelompok! ) Sebutkan nama dua teman kamu yang paling pasif mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi kelompok! ) Sebutkan nama dua teman kamu yang berperilaku negatif (gaduh, mengganggu teman, tidak memperhatikan penjelasan guru, dan tidak bisa diajak kerja sama)!

290 264 Lampiran 11. Pedoman Wawancara PEDOMAN WAWANCARA Nama Responden : Kelas : Hari/Tanggal : 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? 5. Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi?

291 265 Lampiran 12. Pedoman Dokumentasi Foto PEDOMAN DOKUMENTASI FOTO Aspek-aspek yang didokumentasikan pada siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. 1. Proses pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi 2. Aktivitas siswa pada saat melakukan tanya jawab bersama dengan guru 3. Aktivitas siswa pada saat membacakan hasil pekerjaan mereka 4. Aktivitas siswa pada saat berdiskusi dengan kelompoknya 5. Aktivitas siswa pada saat menulis paragraf argumentasi 6. Aktivitas siswa pada saat mengamati gambar animasi 7. Aktivitas siswa pada saat menyunting paragraf milik teman 8. Aktivitas siswa pada saat melakukan think pair and share

292 266 Lampiran 13. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus I DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS SISWA Deskripsi perilaku ekologis dilakukan untuk mengetahui tingkah laku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran membaca untuk menulis paragraf argumentasi. Dalam pelaksanaannya, pengambilan data dibantu dua orang observer. Melalui deskripsi perilaku ekologis, dapat dideskripsikan beberapa perilaku siswa. Objek sasaran yang diamati terangkum dalam sepuluh pernyataan meliputi perilaku siswa baik positif maupun negatif yang muncul pada saat pembelajaran berlangsung. Pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi menggunakan model think pair and share dengan media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Sebagian siswa terlihat duduk dengan tenang dibangkunya masing-masing dan mereka tampak terkejut ketika guru bahasa Indonesia datang bersama dengan peneliti dan observer. Namun, masih ada siswa yang baru datang dan masih mondar-mandir ketika peneliti dan guru sudah di kelas. Setelah itu, siswa mulai tersenyum dengan kedatangan peneliti dan terlihat antusias untuk mengikuti pembelajaran. Siswa mulai mengeluarkan LKS bahasa Indonesia serta buku catatan. Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa aktif dan tanggap dalam mengawali pembelajaran. Pada saat guru memberikan penjelasan materi, hanya sedikit siswa yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan. Siswa berani bertanya apabila guru berkeliling. Demikian juga saat memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sedikitnya keaktifan siswa dalam bertanya disebabkan karena mereka masih merasa malu dan takut salah. Aspek ini masih dalam kategori kurang, karena hanya beberapa siswa saja yang aktif bertanya ketika mengalami kesulitan. Sebelum menyampaikan materi, guru bertanya tentang pengalaman siswa dalam menulis paragraf argumentasi, dan sedikit siswa mengangkat tangannya untuk menjawab pertanyaan guru. Kemudian, guru memulai memberikan materi kepada siswa, siswa mendengarkan penjelasan guru dengan penuh konsentrasi, meskipun ada sebagian yang masih asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Selain itu, masih ada siswa yang berbicara

293 267 dengan teman sebangkunya, sibuk menulis, tiduran, dan menyangga kepalanya pada saat guru memberikan penjelasan. Guru diam sejenak untuk menghentikan siswa yang asyik berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Siswa menyadari kesalahannya dan pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Sebagai observasi awal, hal ini sudah menunjukkan kategori baik. Kesiapan dan perhatian siswa sudah menunjukkan ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran yang disampaikan. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok dan siswa langsung menyesuaikan ke kelompoknya masing-masing. Setelah siswa berkelompok, guru menampilkan media gambar animasi kepada tiap-tiap kelompok siswa tampak senang dan tertarik dengan media gambar animasi yang telah diberikan guru. Tiba-tiba, salah satu kelompok bertanya pada guru mengenai gambar animasi yang telah ditampilkan. Guru pun memberikan penjelasan mengenai gambar animasi tersebut. Guru meminta siswa untuk menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang diperoleh. Pada saat diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang tiduran dan bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung. Setelah selesai diskusi, siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan. Meskipun demikian, masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain. Selain itu, ada juga siswa yang menggoda teman yang sedang maju di depan kelas. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa masih belum baik. Kemudian siswa menulis paragraf argumentasi. Pada saat guru meminta siswa untuk menulis paragraf argumentasi, sebagian besar siswa serius dalam mengerjakan tugasnya. Namun, ada beberapa siswa yang kurang semangat dan gaduh pada saat kegiatan pemmbelajaran menulis paragraf argumentasi. Selain itu, masih terdapat siswa yang tidak jujur dengan mencontek pekerjaan teman. Hal ini menunjukkan bahwa kedisplinan dan tanggung jawab siswa dalam menulis

294 268 paragraf argumentasi masih belum baik. Kemudian perwakilan siswa maju untuk mempresentasikan hasil paragraf argumentasi yang telah dibuatnya. ketika guru menyuruh untuk membacakan hasil pekerjaan mereka, mereka maju ke depan untuk membacakan hasil pekerjaan mereka. Akan tetapi, masih ada siswa yang berbicara dengan teman sebangkunya, tiduran, dan menyangga kepalanya. Sebagian paragraf argumentasi yang dibuat siswa sudah cukup baik. Setelah siswa bisa menulis paragraf argumentasi, guru meminta mereka untuk menukarkan hasil pekerjaannya dengan kelompok lain dan meminta masing-masing kelompok untuk menyunting paragraf argumentasi yang dibuat temannya. Dari segi kesiapan siswa mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sudah menunjukkan perilaku yang cukup baik. Siswa disiplin dan bertanggung jawab selama proses pembelajaran berlangsung. Pada saat guru meminta siswa untuk mengamati gambar animasi dan menulis paragraf argumentasi berdasarkan gambar animasi yang telah diamati secara individu, siswa langsung menulis dan ada sebagian siswa yang masih bingung dan bertanya kepada guru. Namun, hal ini tidak dipengaruhi karena mereka tidak bisa menulis paragraf argumentasi, mereka merasa gambar animasi merupakan media yang asing, karena belum pernah digunakan sebagai media pembelajaran oleh guru bahasa Indonesia.

295 269 Lampiran 14. Hasil Wawancara Siklus I Hasil Wawancara Siswa A. Siswa dengan nilai tinggi 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-20 Saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, apalagi pembelajaran menulis paragraf argumentasi kali ini menggunakan media gambar animasi. Saya sangat senang, karena media ini belum pernah digunakan sebelumnya. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-20 Pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi sangat bagus dan menarik, karena belum pernah dilakukan sebelumnya oleh guru, dan media gambar animasi memudahkan saya dalam membuat paragraf argumentasi. 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-20 Tidak ada kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, karena saya sudah paham dan mengerti tentang menulis paragraf argumentasi. 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-20 Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan

296 270 sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi dan saya lebih bisa lagi mengenal model think pair and share yang dilakukan ibu. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-20 Harapan saya, media gambar animasi dibuat lebih menarik lagi, dan dipilih berdasarkan pilihan terbanyak siswa. Saya juga ingin lebih bisa menghasilkan tulisan argumentasi yang baik setelah mengikuti pembelajaran dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. B. Siswa dengan nilai sedang 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Saya senang dan berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi, karena saya suka dengan media yang digunakan guru. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Pembelajaran kali ini sangat menyenangkan dan menarik, karena berbeda dengan yang dilakukan oleh guru. Guru sudah tepat dalam memilih model dan media. Model dan media yang digunakan juga membuat saya senang dan lebih mudah mengerti tentang materi menulis paragraf argumentasi. 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja saya masih sedikit bingung dalam memilih identifikasi masalah yang sesuai.

297 271 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa saya bisa tahu bahwa dalam pembelajaran itu ada suatu model atau media yang digunakan guru. Karena selama ini saya merasa guru hanya menerangkan materi, menyuruh siswa mengerjakan tugas, dan dikumpulkan lalu dinilai. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Sudah baik, Bu. Sebelum ibu menyuruh siswa menulis paragraf argumentasi hendaknya dijelaskan dulu gambar yang ada dalam media, selebihnya sudah baik bu. Semoga bisa diterapkan di pembelajaran yang lain. C. Siswa dengan nilai rendah 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-2 Iya saya berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-2 Bagus dan menarik. Karena belum pernah menggunakan media gambar animasi. 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-2

298 272 Saya masih kesulitan dalam mengembangkan paragraf argumentasi. 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-2 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-2 Harapan saya semoga saya bisa menulis paragraf argumentasi dengan baik. Gambar animasi juga dibuat lebih baik lagi, sehingga membuat kami lebih mudah memahami materi menulis paragraf argumentasi.

299 273 Lampiran 16. Hasil Deskripsi Perilaku Ekologis Siklus II DESKRIPSI PERILAKU EKOLOGIS SISWA Pada siklus II deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan peneliti adalah dengan mendeskripsikan beberapa perilaku siswa selama pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Hasil deskripsi perilaku ekologis siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut. Berdasarkan data deskripsi perilaku ekologis yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus II di kelas, pembelajaran menulis paragraf argumentasi sudah baik. Hal ini diketahui dari siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran menulis argumentasi dengan baik dan melaksanakan tes menulis paragraf argumentasi dengan serius dan sungguh-sungguh. Pada saat pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi akan dimulai, sebagian siswa telah siap untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat dari para siswa duduk dengan rapi dan tenang di bangku masingmasing dan lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran keterampilan menulis paragraf argumentasi dibandingkan pada siklus I. Meskipun masih ada beberapa siswa yang duduk di bagian belakang yang kurang siap mengikuti pembelajaran. Siswa tersebut berbicara sendiri dan mengganggu teman sebangku. Namun, siswa yang belum siap mengikuti pelajaran tersebut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I. Keaktifan siswa dalam bertanya, menjawab, dan merespon dengan antusias pada saat pembelajaran berlangsung sudah baik. Siswa yang mau bertanya apabila menemukan kesulitan dalam materi yang disampaikan jumlahnya meningkat dibandingkan pembelajaran siklus I. Demikian juga, saat memberikan tanggapan atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru. Peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya dan memberikan tanggapan menunjukkan ketertarikan dan rasa ingin tahu siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan. Namun, masih ada beberapa siswa yang enggan bertanya apabila menemukan kesulitan. Hal ini dikarenakan siswa masih merasa malu, takut salah, dan kurang percaya diri. Deskripsi perilaku ekologis yang juga diamati peneliti adalah keaktifan dan kerja sama siswa dalam diskusi kelompok. Pada saat diskusi kelompok

300 274 berlangsung sebagian besar siswa sudah aktif mengikuti diskusi kelompok dibandingkan siklus I. Peningkatan keaktifan siswa ini menunjukkan rasa ingin tahu dan antusias siswa dalam mengikuti diskusi kelompok, meskipun pada saat diskusi kelompok berlangsung, masih ada siswa yang pasif, susah diajak bekerja sama, dan tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari masih ada siswa yang bercanda dengan teman yang lain pada saat diskusi kelompok berlangsung. Selain itu, masih ada beberapa siswa yang kurang serius dengan mengganggu teman yang lain saat kegiatan diskusi berlangsung, namun siswa yang tidak aktif dalam diskusi kelompok tersebut jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pembelajaran siklus I. Pada saat guru menginstruksikan kepada tiap-tiap kelompok untuk mengamati gambar animasi yang ditampilkan melalui LCD di depan kelas, siswa tampak senang, antusias, dan tertarik dengan gambar animasi yang telah diberikan guru. Hal tersebut menunjukkan adanya kesiapan mereka dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Kemudian, saat guru meminta siswa mengamati gambar animasi, siswa terlihat senang. Selama diskusi kelompok berlangsung untuk mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan gambar animasi tersebut, siswa langsung berdiskusi secara aktif dan ada sebagian dari mereka yang menanyakan mengenai gambar animasi. Pada siklus II ini, kerja sama siswa dalam diskusi kelompok cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan sedikitnya siswa yang pasif, gaduh, dan tidak suka membantu. Selanjutnya, pada saat siswa membacakan hasil diskusi, siswa yang yang lain mendengarkan dan memperhatikan dengan antusias. Masih terdapat siswa yang sibuk mengobrol dan bercanda dengan teman yang lain, tetapi jumlahnya lebih sedikit dibandingkan pada siklus I. Hal ini menunjukkan kedisplinan dan tanggung jawab siswa sudah baik.

301 275 Lampiran 17. Hasil Wawancara Siklus II Hasil Wawancara Siswa A. Siswa dengan nilai tinggi 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-30 Saya sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Saya juga semangat dalam mengikuti pembelajaran. Dan saya sudah tidak malu lagi bertanya dengan ibu. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-30 Pendapat saya mengenai model think pair and share sangat baik apabila digunakan dalam pembelajaran tidak hanya pembelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan media gambar animasi dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi sangatlah menunjang siswa dalam menuangkan gagasan ke dalam bentuk tulisan argumentatif. Ibu mengajarnya jelas dan bagus. 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-30 Selama proses pembelajaran menulis paragraf argumentasi tidak ada kesulitan sama sekali. 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-30

302 276 Manfaat yang saya peroleh selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah bahwa media gambar animasi dapat digunakan sebagai media untuk menulis paragraf argumentasi. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-30 Harapan saya, media gambar animasi dan model think pair and share bisa dikembangkan dalam pembelajaran lainnya. B. Siswa dengan nilai sedang 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Saya senang, berminat, dan tertarik mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dan saya tidak mengantuk seperti pembelajaran pada pertemuan yang lalu. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Menurut saya model think pair and share baik digunakan dalam suatu pembelajaran. Karena peran guru tidak hanya sebagai guru saja, tetapi guru bisa bersosialisasi dengan siswa. Ibu mengajarnya bagus dan terlihat bersemangat. 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Secara keseluruhan saya tidak merasa kesulitan, hanya saja kesulitan saya adalah mengenai penulisan EYD dan saya masih bingung mau menyusun kalimat agar menjadi kalimat yang bisa bersifat argumentatif.

303 277 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa kita bisa belajar menulis paragraf menggunakan media yang sebelumnya belum pernah kita gunakan seperti media gambar animasi. Media gambar animasi ternyata lebih menarik dan lebih baik apabila digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-12 Harapan saya, ibu jangan lupa kalau jadi guru harus bisa menggunakan media atau model yang menarik untuk siswa, seperti model think pair and share dan media gambar animasi. C. Siswa dengan nilai rendah 1) Apakah kalian berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-21 Saya senang dan sangat berminat dengan pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi. 2) Bagaimana pendapat kalian tentang pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-21 Pendapat saya mengenai model think pair and share adalah baik untuk pembelajaran dan media gambar animasi sangat cocok untuk media pembelajaran.

304 278 3) Kesulitan apakah yang kalian hadapi selama mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-21 Secara keseluruhan tidak ada kesulitan, hanya saja saya kurang mampu dalam menyusun kalimat yang baik. 4) Apakah manfaat yang kalian peroleh setelah mengikuti pembelajaran menulis paragraf argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-21 Manfaat yang saya peroleh adalah bahwa media gambar animasi ternyata dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran menulis paragraf argumentasi. 5) Apa harapan kalian mengenai pembelajaran menulis argumentasi dengan model think pair and share melalui media gambar animasi? Jawab: R-21 Harapan saya terhadap pembelajaran menulis paragraf argumentasi adalah lebih asyik lagi kalau diselingi dengan permainan, sehingga bisa serius tapi santai dan tidak terlalu tegang.

305 Lampiran 18. Media Gambar Animasi Siklus I 279

306 Lampiran 19. Media Gambar Animasi Siklus II 280

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MEDIA GAMBAR KARIKATUR TEKNIK PANCINGAN KATA KUNCI PADA SISWA KELAS X.1 MA AL HADI MRANGGEN DEMAK SKRIPSI diajukan dalam rangka menyelesaikan studi

Lebih terperinci

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR-BERBICARA-MENULIS (BBM) MELALUI MEDIA FOTO JURNALISTIK PADA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 WELAHAN JEPARA Skripsi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ICT PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI 2 TEMANGGUNG Skripsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA UNTUK MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM TEKS YANG DIBACA DENGAN MENGGUNAKAN METODE THINK, PAIR, AND SHARE MELALUI METODE MEMBACA KALIMAT PADA PESERTA DIDIK KELAS VIID SMP N

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD.

ABSTRAK. Kata kunci: membaca intensif, menyimpulkan isi cerita anak,metode kalimat, model STAD. ABSTRAK Azizah, Nur.2010. Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif dalam Menyimpulkan Isi Cerita Anak dengan Metode Kalimat dan Model Student Teams Achievement Devisions (STAD). Jurusan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Urip Priyatun

Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. oleh Urip Priyatun PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PENGUMUMAN DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE MELALUI PEMANFAATAN MEDIA MASSA CETAK PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 1 BODEH KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2010/2011 Skripsi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PERSUASIF MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM TEACHING TEKNIK TANDUR MEDIA BROSUR PADA SISWA KELAS X3 SMA NEGERI 1 BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI untuk mendapatkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DENGAN MEDIA BERITA DALAM SURAT KABAR PADA SISWA KELAS X-4 TKJ SMK NU UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM

SKRIPSI. Oleh Leny Ocktalia NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X6 MAN BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Leny Ocktalia NIM 100210402065

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM

SKRIPSI. Oleh Veny Rosita Febriratna NIM PENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TEMA SIKAP DEMOKRATIS MELALUI PENERAPAN METODE SIMULASI DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN SUMBERSARI 01 JEMBER

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS V SDN ARJASA 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Ahmad Utman Subandi NIM 090210204229

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI

KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP DI KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Aris Bayu Seno NIM

SKRIPSI. Oleh : Aris Bayu Seno NIM IMPLEMENTASI MODEL SEQIP DENGAN MENGGUNAKAN PENILAIAN KINERJA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN PROSES PEMBENTUKAN TANAH KELAS V SDN 4 ASEMBAGUS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM

SKRIPSI. Oleh : FERIKA SARI NIM PENERAPAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 TAPANREJO BANYUWANGI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Oleh : FERIKA SARI NIM 100210204028

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN BONANG MELALUI LATIHAN TERBIMBING DENGAN PERMAINAN KATA ANAGRAM SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh:

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN MODEL THINK-TALK-WRITE (TTW) BERBANTUAN TEKS WAWANCARA TOKOH BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 4 KUDUS SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATERI PROGRAM LINEAR SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK

SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK SKRIPSI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (STAD) BERBANTUAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MEMBERI BANTUAN UNTUK PELANGGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI SMK PELITA BUANA SEWON Diajukan

Lebih terperinci

xiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54

xiv Model Examples Non Examples Langkah-Langkah Penggunaan Media Kartu Foto... 54 DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv SARI... vi ABSTRACT... viii PRAKATA...x DAFTAR ISI... xiii DAFTAR TABEL... xviii DAFTAR GAMBAR...xx DAFTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA VIDEO (AUDIO VISUAL) PADA SISWA KELAS V SDN RAMBIPUJI 02 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA SISWA KELAS VIIG SMP NEGERI 12 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR AND SHARE MELALUI MEDIA MAJALAH DINDING PADA SISWA KELAS IX SMP MUHAMMADIYAH, KEC.KESESI, KAB. PEKALONGAN TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE LISTENING IN ACTION DAN TEKNIK RANGSANG TEKS RUMPANG MELALUI MEDIA AUDIO PADA SISWA KELAS VIII B SMP N 2 BOJA SKRIPSI untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169

SKRIPSI. Oleh: Sinta Ambar Husada NIM. 100210204169 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-A SDN PATRANG 01 JEMBER PADA MATA PELAJARAN IPA POKOK BAHASAN GAYA MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE (TPS) SKRIPSI

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI. MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA ILMIAH DENGAN METODE SAVI PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 GENTENG 2013/2014 SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program Strata 1 (S1)

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA KOMIK BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA KOMIK BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE DENGAN MEDIA KOMIK BERMUATAN CINTA LINGKUNGAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII G SMP NEGERI 1 KANDEMAN SEMESTER GENAP TAHUN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari

SKRIPSI. Oleh Yuzlah Wahyu Witri Lestari MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENTUKAN IDE POKOK PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SUMBERJATI 01 SILO MELALUI PENGGUNAAN KARTU PARAGRAF DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INTENSIF SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM

SKRIPSI. Oleh. Qaadli Al A la NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI PENERAPAN PAIKEM DENGAN MEDIA GAMBAR KOMIK PADA SISWA KELAS IV SDN WIROLEGI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh Qaadli Al A la NIM

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENELAAH DAN MEREVISI TEKS CERPEN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBANTUAN MEDIA POTEL PADA SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 1 AMPELGADING

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM

SKRIPSI. Oleh: M FUADI FARHAN NIM PENERAPAN TEORI GAGNE DENGAN PENDEKATAN SAVI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT PADA KELAS VII SMP NEGERI 3 BALUNG JEMBER TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: M FUADI FARHAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI TEHNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS DI KELAS

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI MELALUI MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DENGAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS VIII C SMP N 1 DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN 21/211 SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Elvina Fatmawati NIM

SKRIPSI. Oleh : Elvina Fatmawati NIM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN SEMANGAT KEPAHLAWANAN DAN CINTA TANAH AIR SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SDN SUKOREJO 02 KECAMATAN BANGSALSARI KABUPATEN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII A SMP N I KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM

SKRIPSI. Oleh: Manan Andrianto NIM PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DUA DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN PKN POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SDN KEBONSARI 04 JEMBER SKRIPSI

Lebih terperinci

Eka Hadi Setiyawan NIM

Eka Hadi Setiyawan NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD MENGGUNAKAN MEDIA TULANG NAPIER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN SISWA KELAS III SDN JEMBER LOR 02 TAHUN AJARAN 2011 / 2012 SKRIPSI Oleh : Eka Hadi

Lebih terperinci

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh:

SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS X-2 SMA TARUNA NUSANTARA MAGELANG SKRIPSI disusun untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

PROGAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SIMULASI DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI (Studi Kasus Pada Siswa Kelas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Luh Titisuri NIM

SKRIPSI. Oleh : Luh Titisuri NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH MENURUT POLYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN VOLUME KUBUS DAN BALOK SISWA KELAS V SDN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yunita Imansari NIM

SKRIPSI. Oleh : Yunita Imansari NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI THREE STAGE FISHBOWL DECISION POKOK BAHASAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DI SDN KANIGARAN 04 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM

SKRIPSI. Oleh Samiyati NIM PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PENGGOLONGAN MAKHLUK HIDUP MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA PUZZLE PADA SISWA KELAS III SDN KALIWINING 07 RAMBIPUJI JEMBER TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS X SMK N 4 SUKOHARJO JURUSAN TBB C TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh : NUGRAHENI

Lebih terperinci

SKRIPSI untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PERISTIWA ALAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP N 1 BLORA SKRIPSI untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Rosyida Oktarina NIM :

SKRIPSI. Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh. : Rosyida Oktarina NIM : PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 UNGARAN SKRIPSI Disusun untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana PENINGKATAN SIKAP POSITIF DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DELIK 02 KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: AJENG CAHYA NURANI K1211004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh NOVAL ABDILLAH NIM

SKRIPSI. Oleh NOVAL ABDILLAH NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN LANGKAH DIGEST DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA SUB POKOK BAHASAN ARITMETIKA SOSIAL UNTUK MENURUNKAN KESALAHAN SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PERSAMAAN KUADRAT SISWA KELAS X.3 SMA PGRI 1 PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 S K R I P S I

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PROPOSAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. UPAYA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI 2 CANDINATA PROPOSAL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM

SKRIPSI. Oleh: Pipit Ermawati NIM PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMP INKLUSI TAMAN PENDIDIKAN DAN ASUHAN (TPA) JEMBER DALAM MEMBACAKAN DAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF BERBANTUAN MEDIA AUDIO SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN GUIDED INQUIRY SISWA KELAS VIIB SMP NEGERI 2 PURWOSARI SKRIPSI Oleh: Yuliana Retnaningsih 09144100067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI KELAS X IS SMA NEGERI 5 TEGAL TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Safitri

Lebih terperinci

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: : Bagus Hanni Pradana. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Oleh: : Bagus Hanni Pradana. : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI DENGAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) MELALUI MEDIA FOTO BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS X-3 SMA KESATRIAN 2 SEMARANG SKRIPSI untuk memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA...

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... PENGESAHAN KELULUSAN... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... MOTTO DAN PERSEMBAHAN... SARI... ABSTRACT... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN GUIDED WRITING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN GUIDED WRITING PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN GUIDED WRITING PADA SISWA KELAS IV SDN PENANGGAL 02 KABUPATEN LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Hesti Aulia NIM 080210204018 PROGRAM

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh. Ali Usman NIM

SKRIPSI. Oleh. Ali Usman NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DENGAN MEDIA ANIMASI FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KARAKTER SISWA (Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 3 Balung, Jember Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH

SKRIPSI. Oleh ELOK FAIQOH PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS: MELENGKAPI CERITA RUMPANG DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV SDN MLOKOREJO 03 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI diajukan guna

Lebih terperinci

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO

MOCHAMAD HIDAYAT WIDODO IMPLEMENTASI TEKNIK PEMBELAJARAN TARI BAMBU UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS 1 SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv. KATA PENGANTAR... viii. SARI...

DAFTAR ISI. PENGESAHAN KELULUSAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii. MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv. KATA PENGANTAR... viii. SARI... DAFTAR ISI PENGESAHAN KELULUSAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iiv KATA PENGANTAR... viii SARI... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... iix DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR BAGAN...

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK, TALK, WRITE (TTW) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS V SDN SUMBERSARI 03 JEMBER SKRIPSI Oleh : SILVIA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : AGUS WIRAHADI KUSUMA NIM

SKRIPSI. Oleh : AGUS WIRAHADI KUSUMA NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SOSIAL DAN BUDAYA BERDASARKAN KENAMPAKAN ALAM KELAS IV SDN KEMUNING LOR 04

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA NYATA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN KIDUL 2 BONDOWOSO SKRIPSI Oleh Siska Desi Wijayanti NIM 070210204336 PROGRAM S1 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI

PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI PENERAPAN MEDIA CERITA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VIIB SMPN 2 RAMBIPUJI SKRIPSI Oleh Inne Illian Retna NIM 070210402082 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN POLA KOLABORATIF THINK PAIR AND SHARE

PENINGKATAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN POLA KOLABORATIF THINK PAIR AND SHARE PENINGKATAN MEMBANDINGKAN TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MENGGUNAKAN POLA KOLABORATIF THINK PAIR AND SHARE DENGAN TEKNIK BRAINSTORMING PADA PESERTA DIDIK KELAS X OTOMASI SMK N 2 KENDAL SKRIPSI Disusun untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERBUNYI PADA SISWA KELAS IV SDN KADEMANGAN II KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Oleh Nita Yolanda

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI

PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI PENERAPAN METODE ACROSTIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONVERSI TEKS ANEKDOT KE DALAM TEKS PUISI SISWA KELAS X IPS 2 SMA NEGERI 2 JEMBER SKRIPSI Oleh Siti Lailatus Saadah NIM 100210402110 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPERIENTAL LEARNING BERBASIS PENGEMBANGAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 BALUNG SKRIPSI Oleh : Rully Agustina NIM. 070210192039 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh. Yuliana Sandra Dewi NIM

Oleh. Yuliana Sandra Dewi NIM MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS (THINK PAIR SHARE) DISERTAI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X-E MAN 1 JEMBER TAHUN AJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES MELALUI MEDIA GAMBAR ANIMASI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUMESU 1 KABUPATEN BATANG SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM

SKRIPSI. Oleh FADHILAH SARTIKA NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN POKOK BAHASAN HARGA DIRI MENGGUNAKAN MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR SISWA KELAS III SDN 7 KEDUNGGEBANG KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED

PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN SISTEM PERSAMAAN LINIER DUA VARIABEL (SPLDV) KELAS VIIIB SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 BALUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MARLIA. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis berdasarkan

ABSTRAK. Oleh MARLIA. Permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis berdasarkan ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN BERDASARKAN PENGALAMAN MELALUI PEMODELAN PADA SISWA KELAS VB SEMESTER GANJIL SDN 2 NATAR TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Oleh MARLIA Permasalahan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SDN GAYAM 05 BONDOWOSO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh Susiyati

Lebih terperinci

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi

Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi Perbedaan Hasil Belajar Antara Siswa Mencatat Melalui Teknik Tradisional Dengan Teknik Mind Mapping Dalam Pembelajaran Ekonomi (Studi Kasus Pada Kelas X SMA Negeri Grujugan Bondowoso) Skripsi Diajukan

Lebih terperinci

TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN METODE INKUIRI UNTUK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN METODE INKUIRI UNTUK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SUB POKOK BAHASAN TABUNG DAN KERUCUT SISWA KELAS IXA SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X-A SMA MUHAMMADIYAH 2 YOGYAKARTA MELALUI MODEL BELAJAR AKTIF TIPE QUIZ TEAM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM

Oleh Ratna Juwita Fibriyanti NIM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS VII C SMP NEGERI 12 JEMBER SKRIPSI Diajukan guna melengkapi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu

ABSTRAK. Oleh MUHAMMAD HALI. Rendahnya kemampuan menulis karangan narasi siswa SD Negeri 2 Batu Putu ABSTRAK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN 2 BATU PUTU BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Oleh MUHAMMAD HALI Rendahnya kemampuan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS KELAS X KU 1 SMK NEGERI 1 BANYUMAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ACAK KATA SCRAMBLE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

DENGAN MEDIA GAMBAR DI SDN TAMANAN 03 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KEGIATAN EKONOMI DALAM MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN METODE CIRC DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN GAGASAN UTAMA DALAM WACANA PADA SISWA KELAS VII A SMP NU SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/ 2011 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN PANCAKARYA 01 AJUNG JEMBER TAHUN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN BELAJAR IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN BELAJAR IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN BELAJAR IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI PRESENTASI TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN TANAH WULAN 01 MAESAN SKRIPSI oleh Manggi Asih

Lebih terperinci

RETNO INDAR WATI A

RETNO INDAR WATI A PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGUASAAN EYD DALAM MENULIS LAPORAN PERJALANAN MELALUI PENDEKATAN VAK (VISUAL, AUDITORY, DAN KINESTETIC) SISWA KELAS VIII C SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI

Lebih terperinci

DEDY CANDRA PRANATA NIM.

DEDY CANDRA PRANATA NIM. PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN KONDUKTOR DAN ISOLATOR PANAS MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBEARUM 02 KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBER SKRIPSI OLEH : DEDY

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM

SKRIPSI. Oleh: Wahyu Eko Permadi NIM PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA RELISTIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN JARAK, WAKTU DAN KECEPATAN SISWA KELAS VB SDN TEGALGEDE 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IMPLEMENTASI STRATEGI KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA XI AK 2 SMK BATIK PERBAIK PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI

PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI PENERAPAN METODE PRACTICE REHEARSAL PAIRS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII A SMPN 1 RAMBIPUJI JEMBER DALAM MEMBAWAKAN ACARA SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI

SKRIPSI. Oleh FITRI WAHYUNI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI PEMBELAJARAN SEGIEMPAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP N 2 BERBAH SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER IMPLEMENTASI PEMBERIAN PENGUATAN DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB POKOK BAHASAN OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI

SKRIPSI. Oleh: DEVI HAYUNINGATI PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS KELAS IV MELALUI PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI SDN PADOMASAN 01 JEMBER SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH

SKRIPSI HILMAN ADHI FADHLULLAH PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SDN SEKARPUTIH 01 BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA PADA SUB-POKOK BAHASAN PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI KELAS VII C SMP NEGERI 2 ARJASA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA MATA PELAJARAN PKN TEMA CINTA TANAH AIR DI SDN KALIWATES 01 JEMBER

Lebih terperinci