Arahan Adaptasi Kawasan Rawan Tanah Longsor Dalam Mengurangi Tingkat Kerentanan Masyarakat Di KSN. Gunung Merapi Kabupaten Sleman

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) C-134

ARAHAN ADAPTASI KAWASAN RAWAN ABRASI BERDASARKAN KERENTANAN MASYARAKAT DI PESISIR KABUPATEN TUBAN

Alhuda Rohmatulloh

Pemintakatan Risiko Bencana Banjir Bandang di Kawasan Sepanjang Kali Sampean, Kabupaten Bondowoso

TENTANG KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI MERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bencana alam menimbulkan resiko atau bahaya terhadap kehidupan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. berpotensi rawan terhadap bencana longsoranlahan. Bencana longsorlahan akan

Manajemen Pemulihan Infrastruktur Fisik Pasca Bencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

Pra Bencana Saat Bencana Pasca Bencana

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KERENTANAN (VULNERABILITY)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

KEADAAN UMUM WILAYAH. Sleman merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Daerah Istimewa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Seminar Lokakarya Nasional Geografi di IKIP Semarang Tahun

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

PERUMUSAN ZONASI RISIKO BENCANA BANJIR ROB DI WILAYAH PESISIR KABUPATEN DEMAK TUGAS AKHIR ARIFIN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I LATAR BELAKANG. negara yang paling rawan bencana alam di dunia (United Nations International Stategy

ANALISIS KESESUAIAN UNTUK LAHAN PERMUKIMAN KOTA MALANG

ANALISIS KERENTANAN BENCANA LONGSOR DI LERENG GUNUNG WILIS KABUPATEN NGANJUK

I. PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau lebih populer dengan sebutan

Imam A. Sadisun Pusat Mitigasi Bencana - Institut Teknologi Bandung (PMB ITB) KK Geologi Terapan - Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian - ITB

penduduk yang paling rendah adalah Kabupaten Gunung Kidul, yaitu sebanyak 454 jiwa per kilo meter persegi.

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB III TINJAUAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH

PREVIEW II ARAHAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI DAERAH RESAPAN AIR MENJADI LAHAN TERBANGUN DI KECAMATAN LEMBANG, BANDUNG

I. KARAKTERISTIK WILAYAH

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

PREDIKSI PERKEMBANGAN LAHAN PERTANIAN BERDASARKAN KECENDERUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menentukan nilai ekonomis aset dan potensi harta kekayaan. Di Indonesia,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINGKAT PENGETAHUAN PARAMETER MOBILISASI SUMBERDAYA TERHADAP BENCANA BANJIR, TANAH LONGSOR DAN GEMPA BUMI DI KECAMATAN WONOGIRI

Oleh : Nanda Gayuk Candy DosenPembimbing : Bapak Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. Phd.

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI

KAJIAN PEMANFAATAN LAHAN PADA DAERAH RAWAN LONGSOR DI KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

Analisis Spasial Untuk Menentukan Zona Risiko Bencana Banjir Bandang (Studi Kasus Kabupaten Pangkep)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mitigasi Bencana Banjir Rob di Jakarta Utara

BAB 4 ANALISIS RISIKO BENCANA TSUNAMI DI KOTA PADANG

(RTRW) PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dikenal sebagai kota pendidikan dan kota pariwisata dengan jumlah penduduk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

ARAHAN PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT PETANI JERUK SIAM BERDASARKAN PERSPEKTIF PETANI DI KEC. BANGOREJO KAB. BANYUWANGI

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAPPEDA Kabupaten Probolinggo 1.1 LATAR BELAKANG

PEMINTAKATAN TINGKAT RISIKO BENCANA TSUNAMI DI PESISIR KECAMATAN NGADIROJO, KABUPATEN PACITAN

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. Danau Toba merupakan hulu dari Sungai Asahan dimana sungai tersebut

BAB 1 : PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Artinya, bagaimana partisipasi/keterlibatan masyarakat dalam penanggulangan bencana

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB II SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAN INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL UNTUK IDENTIFIKASI DAERAH RAWAN BANJIR

KELAYAKAN SISTEM EVAKUASI KAWASAN RAWAN BENCANA LETUSAN GUNUNG MERAPI DI KABUPATEN SLEMAN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL DAERAH KABUPATEN SLEMAN & BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Sub DAS Kayangan. Sub DAS (Daerah Aliran Sungai) Kayangan

KAJIAN KAPASITAS MASYARAKAT DALAM UPAYA PENGURANGAN RISIKO BENCANA BERBASIS KOMUNITAS DI KECAMATAN KOTAGEDE KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

KAJIAN MITIGASI BENCANA KEBAKARAN DI PERMUKIMAN PADAT (STUDI KASUS: KELURAHAN TAMAN SARI, KOTA BANDUNG)

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. Kabupaten Sleman merupakan kabupaten yang memiliki luas areal sebesar

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DATA DAN INFORMASI PEMBANGUNAN. Buku Profil BPBD Kabupaten Sleman Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

LAPORAN EVALUASI AWAL BENCANA TANAH LONGSOR DESA BANARAN, KECAMATAN PULUNG, KABUPATEN PONOROGO

Transkripsi:

Arahan Adaptasi Kawasan Rawan Tanah Longsor Dalam Mengurangi Tingkat Kerentanan Masyarakat Di KSN Oleh : Novia Destriani 3609 100 006 Dosen Pembimbing : Adjie Pamungkas, ST. M. Dev. Plg. PhD Gunung Merapi Kabupaten Sleman Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

1 Kondisi Wilayah Penelitian Lokasi Penelitian Terdiri dari 7 Kecamatan Kecamatan Turi Kecamatan Pakem Kecamatan Cangkringan Kecamatan Ngemplak Kecamatan Kalasan Kecamatan Berbah Kecamatan Prambanan

1 Kondisi Wilayah Penelitian Potensi wilayah penelitian Dampak yang terjadi

1 Kondisi Wilayah Penelitian Kondisi Kawasan Rawan Longsor tahun 2011-2012 Jalan yang Terkena Material Longsor Rumah Yang berada dibawah Tebing Rawan Longsor Tebing Sungai yang Terkena Longsor Jembatan Yang Terkena Longsor Pembersihan Material Longsor Lereng Gunung yang Rawan Longsor

1 Kondisi Wilayah Penelitian Kondisi Kawasan Rawan Longsor tahun 2011-2012 34 unit rumah tertimbun Korban jiwa 4 0rang Luasan kawasan yang terkena Kecamatan Prambanan dan Berbah (3.303 ha), Kecamatan Turi (23 ha), Kecamatan Pakem (9 ha) 40 unit rumah tertimbun Korban jiwa 3 0rang 1 km/unit jalan lingkungan, 2 km/unit jalan desa di Kecamatan Pakem, 1 unit jembatan desa di Kecamatan Cangkringan Irigasi di sungai Opak desa Bokoharjo seluas 273,37 ha, 1 unit pipa transmisi di Kecamatan Kalasan-Prambanan Kerusakan sektor pertanian di Kecamatan Pakem seluas 21 ha dan di Kecamatan Cangkringan 35 ha 1 unit trekking dan kawasan outbond tertimbun di desa wisata Kecamatan Pakem, kawasan lingkungan wisata Candi Ratu Boko di Kecamatan Prambanan, dan Camping Ground seluas 3 ha di desa Glagaharjo

2 Tinjauan Pustaka Hazards Disaster Vulnerability Tanah Longsor Kerentanan Lingkungan Kerentanan Fisik Kerentanan Sosial Kerentanan Ekonomi Adaptation Rehabilitation Disaster Risk Management Mitigation Response Preparedness

3 Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian & Sasaran RUMUSAN MASALAH Kabupaten Sleman memiliki potensi bencana tanah longsor yang dapat mengakibatkan kerugian, korban jiwa dan kerusakan lahan, kondisi ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan wilayah Kabupaten Sleman yang ditetapkan sebagai KSN Gunung Merapi. Oleh karena perlunya pola adaptasi yang efektif untuk mengurangi tingkat kerentanan masyarakat dikawasan rawan tanah longsor. Pertanyaan Penelitian: Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan tingkat kerentanan masyarakat terhadap tanah longsor dan bagaimana pola adaptasinya dalam mengurangi tingkat kerentanan masyarakat terhadap tanah longsor dalam KSN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman? Tujuan Penelitian S A S A R A N Menentukan pola adaptasi kawasan rawan tanah longsor berdasarkan tingkat kerentanan masyarakat di zona sangat rentan dalam KSN Gunung Merapi di Kabupaten Sleman Menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kerentanan masyarakat terhadap tanah longsor Menentukan zona tingkat kerentanan masyarakat terhadap tanah longsor Merumuskan arahan pola adaptasi kawasan rawan longsor berdasarkan tingkat kerentanan masyarakatnya di zona sangat rentan

4 Analisa Pembahasan Sasaran 1 Analisa Deskriptif Purposive Sampling Kerentanan Lingkungan, Fisik, Sosial, Ekononomi Analisa Stakeholder Analisa AHP Faktor yg Mempengaruhi Kerentanan Sasaran 2 Analisa Stakeholder Analisa Deskriptif Mitigation, Response, Preparedness, Rehabilitation Sasaran 3 Zona Tingkat Kerentanan GIS Analisa Overlay Weighted Sum Analisa Triangulasi Adaptasi Masyarakat di Zona sangat rentan

5 Gambaran Umum Penggunaan Lahan Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah Jumlah Penduduk Laju Luas Wilayah Luas Pertumbuhan Penduduk yang Bekerja Menurut Wilayah Usia Keadaan Penelitian Penduduk Tua-Balita di Sektor Rentan Jumlah Penduduk Miskin Kelerengan

6 SASARAN 1 Indikator Kerentanan Variabel Kerentanan Faktor yang Mempengaruhi Kerentanan Sasaran 1 Kerentanan Lingkungan Kerentanan Lingkungan, Vegetasi Fisik, Sosial, Ekononomi Jenis tumbuhan yang menutupi lereng Analisa deskriptif yang menentukan Kualitas faktorfaktor yang mempengaruhi kerentanan Kepadatan Bangunan Air Kerentanan Fisik Jaringan Listrik Kerentanan Sosial Kerentanan Ekonomi Jalan Kepadatan Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk Jumlah Penduduk Usia Tua-Balita Persentase rumah tangga yang bekerja disektor rentan Persentase rumah tangga miskin Supply Kebutuhan air berdasarkan jarak titik longsor yang dekat dengan sungai Tingginya kepadatan bangunan Tingkat distribusi pelayanan jaringan listrik Panjang Jalan yang rusak/tertimbun Tingkat kepadatan penduduk Tingginya persentase laju pertumbuhan penduduk Tingginya jumlah penduduk usia tua-balita Tingginya Persentase rumah tangga yang bekerja disektor rentan (petani) Tingginya Persentase rumah tangga miskin

Kerentanan yang berpengaruh 7 SASARAN 1 Faktor-faktor Purposive yang mempengaruhi Sampling kerentanan Analisa Stakeholder Sasaran 1 Kerentanan Lingkungan, Fisik, Jenis Sosial, tumbuhan Ekononomi yang menutupi lereng Analisa (0,565) AHP Kerentanan Lingkungan (0,468) Analisa deskriptif yang menentukan faktorfaktor yang mempengaruhi kerentanan mempengaruhi kerentanan Tingginya Persentase rumah tangga miskin (0,515) Faktor-faktor yang Kerentanan Fisik (0,300) Tingginya Persentase rumah tangga yang bekerja pada sektor rentan (petani)(0,485) Kerentanan Sosial (0,142) Kerentanan Ekonomi (0,090) + + Supply Kebutuhan air berdasarkan Jarak titik longsor yang dekat dengan sungai (0,435) Tingginya kepadatan bangunan (0,416) Tingginya jumlah penduduk usia tua-balita (0,406) Tingkat kepadatan penduduk (0,317) Panjang Jalan yang rusak/tertimbun (0,307) Tingkat distribusi pelayanan jaringan listrik (0,277) Tingginya persentase laju pertumbuhan penduduk (0,277)

8 SASARAN 2 Purposive Sampling + Analisa Stakeholder Sasaran 1 Kerentanan Lingkungan, Fisik, Sosial, Ekononomi Analisa deskriptif yang menentukan faktorfaktor yang mempengaruhi kerentanan Zona sangat rentan berada di Kecamatan Cangkringan dengan klasifikasi sebagai lokasi perkebunan Analisa AHP Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Zona rentan berada di Kecamatan Pakem, Turi, Ngemplak, Kalasan dan Berbah dengan klasifikasi sebagai lokasi sawah Zona Tingkat Kerentanan Zona kurang rentan berada di Kecamatan Analisa GIS Prambanan dengan klasifikasi sebagai lokasi tanah ladang Sasaran 2 Analisa Overlay Weighted Sum

9 SASARAN 2 Zona rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem, dan Turi dengan klasifikasi 100m-200m dari lokasi sungai Zona kurang rentan berada di Kecamatan Ngemplak, Kalasan, Prambanan dan Berbah dengan klasifikasi 500m-1000m dari lokasi sungai

1 0 SASARAN 2 FORMULASI KERENTANAN LINGKUNGAN {0,565 * (jenis tumbuhan yg menutupi lereng_raster) + 0,435 * (jarak titik longsor dengan sungai_raster)

1 0 SASARAN 2 Zona sangat rentan berada di Kecamatan Cangkringan dengan luas 4.799 ha Zona kurang rentan berada di Kecamatan Prambanan dengan luas 4.135 ha

1 1 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem dan Turi dengan klasifikasi 0-5 bangunan/ha Zona kurang rentan berada di Kecamatan Ngemplak dan Berbah dengan klasifikasi 5-10 bangunan/ha Zona sangat rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan >25 bangunan/ha Zona rentan berada di Kecamatan Prambanan dengan klasifikasi 10-15 bangunan/ha

1 2 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem, Turi, Ngemplak, Kalasan, Berbah dan Prambanan dengan klasifikasi <30%

1 3 SASARAN 2 Zona kurang rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Pakem, Ngemplak dan Berbah dengan klasifikasi 10-20% Zona agak rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan klasifikasi 20-50% Zona tidak rentan berada di Kecamatan Prambanan dan Turi dengan klasifikasi 20-50%

1 4 SASARAN 2 FORMULASI KERENTANAN FISIK {0,417 * (Tingkat kepadatan bangunan_raster) + 0,307 * (panjang jalan yang rusak_raster) + 0,277 * (Tingkat distribusi pelayanan jaringan listrik_raster)

1 4 SASARAN 2 Zona kerentanan fisik tidak rentan berada di Kecamatan Turi dengan luas 4.309 ha, Cangkringan dan Pakem dengan luas 9.183 ha Zona sangat rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan luas 3.584 ha FORMULASI KERENTANAN FISIK {0,417 * (Tingkat kepadatan bangunan_raster) + 0,307 * (panjang jalan yang rusak_raster) + 0,277 * (Tingkat distribusi pelayanan jaringan listrik_raster)

1 5 SASARAN 2 Zona agak rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Pakem dengan klasifikasi 500-1000 jiwa/km Zona rentan berada di Kecamatan Ngemplak, Kalasan, Prambanan dan Berbah dengan klasifikasi 1000-5000 jiwa/km

1 6 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Cangkringan. Prambanan dan Turi dengan klasifikasi 0-0,25 Zona sangat rentan berada di Kecamatan Ngemplak, Kalasan, Pakem dan Berbah dengan klasifikasi >1

1 7 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Pakem dengan klasifikasi 9-11% Zona rentan berada di Kecamatan Ngemplak dengan klasifikasi 18-20% Zona sangat rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan klasifikasi 21-23% Zona agak rentan berada di Kecamatan Berbah dengan klasifikasi 15-17% Zona kurang rentan berada di Kecamatan Prambanan dengan klasifikasi 12-14%

1 8 SASARAN 2 FORMULASI KERENTANAN SOSIAL {0,317 * (Tingkat kepadatan penduduk_raster) + 0,277 * (Persentase laju pertumbuhan penduduk_raster) + 0,407 * (Tinggi jumlah penduduk usia tua-balita_raster)

1 8 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Prambanan dengan luas 13.492 ha Zona sangat rentan berada di Kecamatan Kalasan dan Ngemplak dengan luas 3.584 ha FORMULASI KERENTANAN SOSIAL {0,317 * (Tingkat kepadatan penduduk_raster) + 0,277 * (Persentase laju pertumbuhan penduduk_raster) + 0,407 * (Tinggi jumlah penduduk usia tua-balita_raster)

1 9 SASARAN 2 Zona sangat rentan berada di Kecamatan Cangkringan, Turi dan Pakem dengan klasifikasi 22-24% Zona agak rentan berada di Kecamatan Prambanan dan Ngemplak dengan klasifikasi 16-18% Zona kurang rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan klasifikasi 13-15% Zona tidak rentan berada di Kecamatan Berbah dengan klasifikasi 9-12%

2 0 SASARAN 2 Zona sangat rentan berada di Kecamatan Cangkringan dengan klasifikasi 20,89-25,32 jiwa Zona tidak rentan berada di Kecamatan Turi, Pakem, Ngemplak, Kalasan, Berbah dan Prambanan dengan klasifikasi 3,13-7,57 jiwa

2 1 SASARAN 2 FORMULASI KERENTANAN EKONOMI {0,515 * (Tingginya persentase rumah tangga sektor rentan_raster) + 0,485 * (Tingginya persentase rumah tangga miskin_raster)

2 1 SASARAN 2 Zona sangat rentan berada di Kecamatan Cangkringan, dengan luas 4.799 ha, Turi dan Pakem dengan luas FORMULASI 8.693 KERENTANAN ha EKONOMI {0,515 * (Tingginya persentase rumah tangga sektor rentan_raster) + 0,485 * (Tingginya persentase rumah Zona tidak tangga rentan miskin_raster) berada di Kecamatan Kalasan dengan luas 3.584 ha dan Berbah 2.299 ha

FORMULASI KERENTANAN TOTAL {0,49 * (Lingkungan_raster) + 0,29 * (Fisik_raster) + 0,14 * (Sosial_raster) + 0,07 * (Ekonomi_raster) } 2 2 SASARAN 2 Zona tidak rentan berada di Kecamatan Turi dengan luas 4.309 ha Zona sangat rentan berada di Kecamatan Kalasan dengan luas 3.584 ha

2 3 SASARAN 3 Zona Sangat rentan Kecamatan Kalasan

2 3 SASARAN 3 Faktor-Faktor kerentanan yang dominan di Zona Kerentanan Tinggi

2 3 SASARAN 3 Pola Adaptasi dari Faktor-Faktor kerentanan yang dominan di Zona Kerentanan Tinggi Pola adaptasi dari teori Hasil penelitian/kondisi eksisting Pola adaptasi dari matrik hubungan kerentanan dan DRM Pola adaptasi dari responden (pemerintah, swasta, dan masyarakat) Pola adaptasi dari kebijakan pemerintah Arahan adaptasi dari masingmasing faktor kerentanan di zona kerentanan tinggi Kecamatan Kalasan

Arahan Pola Adaptasi dari Faktor- Faktor kerentanan yang dominan di Zona Kerentanan Tinggi 2 4 SASARAN 3 Supply Kebutuhan air berdasarkan jarak titik longsor dengan sungai Tingkat kepadatan bangunan Persentase laju pertumbuhan penduduk Tingginya jumlah usia tuabalita Jenis tumbuhan yang menutupi lereng Pembuatan saluran drainase disekitar lereng Menerapkan early warning system dengan pemasangan extensometer dan tilmeter untuk mendeteksi deformasi gerakan tanah Mengurangi aktifitas kawasan budidaya dengan memperketat proses IMB Mengurangi faktor kekerabatan yang turun temurun dalam hal bermukim dilokasi longsor Mendistribusikan penduduk kedaerah yang tidak rentan tanah longsor Meningkatkan keguyuban warga dalam hal mengkomunikasikan bahaya tentang tanah longsor Melakukan pelatihan dan penyuluhan yang intensif Melakukan pemulihan psikologis dan meningkatkan pelayanan kesehatan Membuat trap-trap terasering untuk memperkuat perakaran Mengembangkan vegetasi dengan perakaran yang kuat dan tajuk yang rimbun

2 5 Kesimpulan Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Paling mempengaruhi Jenis tumbuhan yang menutupi lereng (0,565) Tingkat disribusi pelayanan jaringan listrik (0,277 Tingginya persentase laju pertumbuhan penduduk (0,277) Tidak mempengaruhi Zona Kerentanan (lingkungan,fisik,sosial,ekonomi) Zona sangat rentan terdapat di Kecamatan Kalasan Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan yang dominan dilokasi zona sangat rentan Kedekatan jarak titik longsor dengan sungai Tingkat kepadatan bangunan Persentase laju pertumbuhan penduduk Tingginya jumlah usia tua-balita Jenis tumbuhan yang menutupi lereng

2 5 Kesimpulan Arahan Pola Adaptasi Mitigasi Kesiapsiagaan Respon Pembuatan saluran drainase disekitar lereng Mengurangi aktifitas kawasan budidaya dengan memperketat proses IMB dan membangun struktur bangunan (retaining wall) Melakukan antisipasi pada awal musim hujan dan akhir musim dingin Membunyikan kentongan ketika terjadi tanah longsor Berkoordinasi dengan BLH untuk memprediksi tingkat pencemaran sekitar sungai Tidak mempengaruhi Terapkan early warning system berupa pemasangan extensometer Pemulihan dan tilmeter

2 6 SARAN Sebagai informasi awal dan masukan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kabupaten Sleman Penyesuaian tata ruang dengan aspek kebencanaan agar memposisikan masyarakat pada aktivitas kegiatan yang berbeda Pola adaptasi yang lebih efisien untuk mengkaji dan menanggulangi tingkat kerentanan di Kecamatan Kalasan Pola adaptasi ini digunakan untuk menggurangi tingkat kerentanan di zona yang lain

Terima Kasih