BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kapitalis mendominasi iklim perekonomian di berbagai belahan dunia, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi saat ini, persaingan bisnis semakin meningkat, banyak peluang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. meneliti mekanisme corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional,

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) menjadi menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan (Good Corporate Governance) merupakan konsep

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

BAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang mempengaruhi perekonomian menjadi tidak stabil. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis dan ekonomi sudah berkembang

BAB V PENUTUP. 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan tingkat kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. penelitian tentang pengaruh dari struktur good corporate governance seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan diawasi, misalnya melalui penetapan tujuan perusahaan dan monitoring terhadap

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian di Indonesia semakin berkembang dan menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan pemerintah yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ini terjadi karena adanya kegagalan GCG yang diterapkan oleh perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam operasional usaha menyebabkan kebutuhan akan sistem pengendalian yang

BAB I PENDAHULUAN. stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha, maka Korporat menjalankan aktifitas usaha baik secara internal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. digariskan. Audit internal modern menyediakan jasa- jasa yang mencakup

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan hasil dari sebuah kegiatan manajemen di

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, wacana tentang Corporate Social Responsibility dan Good

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. baik jika laba tersebut menjadi indikator yang baik untuk laba masa mendatang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20, menjadikan sistem ekonomi kapitalis sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang paling dominan di seluruh dunia. Sistem ekonomi kapitalis ini makin kuat mengakar berkat arus globalisasi dan perdagangan bebas yang dipaksakan oleh negara-negara maju penganut sistem ekonomi kapitalis. Ciri utama sistem ekonomi kapitalis adalah kegiatan bisnis dan kepemilikan perusahaan dikuasai oleh individu-individu/ sektor swasta. Dalam perjalanannya, beberapa perusahaan akan muncul sebagai perusahaanperusahaan swasta raksasa yang bahkan aktifitas dan kekuasaannya telah melebihi batas-batas suatu negara. Para pemilik dan pengelola kelompok perusahaan-perusahaan ini bahkan mampu mempengaruhi dan mengarahkan berbagai kebijakan yang diambil oleh para pemimpin politik suatu negara untuk kepentingan kelompok perusahaan mereka dengan kekuatan uangnya. Menurut Bakan (2002), perusahaan (korporasi) saat ini telah berkembang dari sesuatu yang relatif tidak jelas menjadi institusi ekonomi dunia yang amat dominan. Kekuatan dan pengaruh perusahaan ini sedemikian besarnya sehingga telah menjelma menjadi monster raksasa yang mendikte hampir seluruh hidup kita, mulai dari apa yang kita makan, apa yang kita lihat, apa yang kita pakai, apa yang kita hasilkan dan apa yang kita kerjakan. Oleh karena hal tersebut, sering kali terjadi pemerintahan suatu negara yang

seharusnya menjadi kekuatan terakhir sebagai pengawas, penegak hukum, dan pengendali perusahaan-perusahaan tidak berdaya menghadapi penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang berpengaruh tersebut. Salah satu contoh akibat dari praktik bisnis yang tidak etis adalah adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti Thailand, Korea Selatan, Hongkong, Filipina, dan Malaysia serta mega-skandal yang menimpa perusahaan-perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Tidak sulit untuk mencari penyebab utama krisis dan mega-skandal tersebut. Semua itu terjadi karena perilaku tidak etis bahkan cenderung kriminal yang dilakukan oleh para pelaku bisnis yang memang dimungkinkan karena kekuatan mereka yang sangat besar dan tidak berdayanya aparat pemerintah dalam menegakkan hukum dan pengawasan atas perilaku pelaku bisnis ini. Sistem perbankan di Indonesia yang pada akhirnya menimbulkan krisis ekonomi, politik dan sosial yang sangat kompleks. Beberapa perusahaan besar di Indonesia ada yang bermasalah dan bahkan tidak mampu lagi meneruskan kegiatan usahannya akibat menjalankan praktik tata kelola perusahaan yang buruk (bad corporate governance). Timbulnya krisis ekonomi di Indonesia ini disebabkan oleh tata kelola perusahaan yang buruk (bad corporate governance) dan tata kelola pemerintahan yang buruk pula (bad government governance) sehingga memberi peluang besar timbulnya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Hal ini dapat ditunjukkan pada beberapa fakta berupa spekulasi mata uang selalu mementingkan diri sendiri tanpa peduli

kepentingan masyarakat ataupun negara, mudahnya para konglomerat memperoleh dana pinjaman dari perbankan. Corporate Governance merupakan upaya memotivasi manajemen untuk meningkatkan keberhasilan (effectiveness) dan sekaligus juga mengendalikan perilaku manajemen agar tetap mengindahkan kepentingan stakeholders, dalam kerangka yang sudah disepakati bersama. Jika ditelaah lebih dalam Corporate Governance mengarahkan perhatian pada peningkatan kinerja korporasi (corporate performance). Jalan yang ditempuh adalah melakukan supervisi dan monitoring terhadap kinerja manajemen. Sambil menyelam minum air, Corporate Governance sekaligus memastikan akuntabilitas manajemen kepada pemegang saham dan stakeholders lain. Secara umum Corporate Governance meliputi empat hal pokok yaitu fairness, transparency, accountability dan responsibility. Melalui Corporate Governance antara perusahaan dan stakeholders (termasuk pelanggan) dapat ditumbuhkan kondisi saling percaya. Adanya trust ini secara langsung maupun tidak langsung akan memungkinkan perusahaan meningkatkan keuntungan. Trust dapat menggiring pelanggan untuk menjadi loyal. Keberadaan trust juga mencegah karyawan dan pemasok bertindak oportunis dan menjadi katalisator, perusahaan akan mampu menciptakan keunggulan bersaing. Pada hakekatnya Corporate Governance merupakan proses dan struktur dari berbagai kegiatan untuk memastikan bahwa kinerja perusahaan sesuai dengan yang diinginkan stakeholders. Fokusnya terletak pada masalah akuntabilitas, tanpa mengabaikan berbagai aspek yang dapat mendorong

keberhasilan korporat. Implementasi Corporate Governance akan menjaga reputasi perusahaan secara "luar-dalam", sehingga tidak sulit untuk membangun upaya komunikasi korporat untuk mendongkrak citra perusahaan. Dalam penelitian Purwani (2010), berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan dan parsial diketahui bahwa secara simultan, penerapan good corporate governance berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dalam penelitian ini diukur dengan nilai EVA Momentum. Namun secara parsial, hal ini berlaku sebaliknya, dimana penerapan good corporate governance tidak berpengaruh positif signifikan terhadap nilai EVA Momentum. Pengolahan data dalam analisis ini masih dilakukan dengan menggunakan software SPSS 15.0. Koefisien variabel penerapan good corporate governance (GCG) adalah sebesar -0.009. Nilai koefisien yang menunjukkan angka negatif, mengandung arti bahwa peningkatan nilai variabel GCG akan menurunkan nilai variabel EVA Momentum, dengan kata lain pengaruh GCG terhadap Eva Momentum bersifat negatif. Hal ini berkebalikan dengan teori, yang menyatakan bahwa penerapan GCG akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terjadi suatu anomali dalam penelitian ini. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung dari penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan atau nilai EVA Momentum. Adapun pengaruh positif signifikan dari growth opportunity terhadap penerapan good corporate governance sebagaimana dijabarkan dalam hasil uji hipotesis secara parsial, menunjukkan

bahwa penerapan good corporate governance akan memberi pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang dalam hal ini diukur dengan nilai EVA Momentum apabila didukung oleh kesempatan bertumbuh atau growth opportunity. Faktor Corporate Governance sendiri dapat berupa frekuensi rapat, ukuran komite dan ukuran dewan komisaris. Beberapa penelitian menunjukkan adanya pengaruh Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan tetapi beberapa penelitian menunjukkan tidak terdapatnya pengaruh. Penelitian ini ingin menguji kembali hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan mengambil obyek penelitian pada perusahaan pulp & kertas yang terdaftar di BEI untuk memprediksi potensi kinerja perusahaan. Tingkat kinerja perusahaan bisa juga digunakan sebagai alat ukur yang pertama untuk menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan untuk lebih menyakinkan kondisi kinerja perusahaan, dasar menggunakan rasio Return On Equity (ROE). Cara menghitung ROE memang sangat mudah, dimana dengan memahami ROE secara mendalam akan ditemukan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability), efisiensi perusahaan dalam mengelola aset (assets management) dan hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial leverage). Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa faktor Corporate Governance yang berpengaruh terhadap Return on Equity atau kinerja perusahaan. Peneliti

melihat masih banyak hasil yang beragam dalam meneliti pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan. Pada penelitian ini peneliti mengambil sampel perusahaan Pulp dan Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Periode 2009-2012. Dengan demikian, maka peneliti membuat penelitian dengan judul Pengaruh Corporate Governance Terhadap kinerja perusahaan pada Perusahaan Pulp & Kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan dari penelitian-penelitian yang terdahulu dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat, ukuran audit komite memberikan hasil yang bervariasi atau adanya research gap sehingga menimbulkan pertanyaan untuk diteliti lebih lanjut, maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu: Apakah ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat, dan ukuran komite audit berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perusahaan pulp & kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dalam melakukan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat, ukuran komite audit secara parsial maupun simultan terhadap kinerja perusahaan pulp & kertas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Manfaat bagi penulis adalah bisa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang pengaruh ukuran dewan komisaris, frekuensi rapat, ukuran komite audit terhadap kinerja perusahaan pulp & kertas. 2. Manfaat bagi investor dan juga bagi para calon investor yang ingin melakukan investasi adalah untuk sebagai bahan pertimbangan agar dapat menentukan keputusan yang akan diambil dalam berinvestasi. 3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan acuan atau sebagai bahan dasar di dalam melakukan penelitian lebih lanjut agar bisa mendapatkan jawaban yang lebih baik lagi.