PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENGGUNAAN DANA-DANA INVESTASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1962 TENTANG PERDAGANGAN BARANG-BARANG DALAM PENGAWASAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1973 TENTANG JAMINAN SIMPANAN UANG PADA BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG (PERPU) NOMOR 23 TAHUN 1960 (23/1960) Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 1962 TENTANG PENGENDALIAN HARGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLI5K INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 196 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 1964 TENTANG PENGELUARAN PINJAMAN OBLIGASI PEMBANGUNAN TAHUNAN 1964 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1962 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK BANK PEMBANGUNAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1955 TENTANG PENGAWASAN TERHADAP URUSAN KREDIT. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN PENUMPANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN PENUMPANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN HARGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN JASA RAHARJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1992 TENTANG DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1964 TENTANG PEMBERIAN PEMBEBASAN PAJAK PERSEROAN/PAJAK PENDAPATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA NUSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 213 TAHUN 1961 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PIMPINAN UMUM ASURANSI JIWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1960 TENTANG KEGIATAN-KEGIATAN POLITIK SELAMA DALAM KEADAAN BAHAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN DAGANG NEGARA

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 20 TAHUN 1968 (20/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/73; TLN NO Tentang: BANK TABUNGAN NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PEMBANGUNAN PERUMAHAN" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1968 TENTANG BANK TABUNGAN NEGARA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "KOJA" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 1960 TENTANG KREDIT DAN LIKWIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 48 TAHUN 1960 TENTANG PENGAWASAN PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 1964 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA BIRO KLASIFIKASI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU PENGUASA PERANG TERTINGGI,

PERATURAN PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1965 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA REASURANSI UMUM INDONESIA (GAYA BARU)

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

Mengingat: Pasal 97, pasal 89 dan pasal 111 ayat 2 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia. Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1963 TENTANG PENDIRIAN BADAN PIMPINAN UMUM PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA ANEKA TANAMAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1962 TENTANG BANK PEMBANGUNAN SWASTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. mengadakan kerja-sama dan kesatuan tindakan dalam mengurus perusahaanperusahaan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1968 TENTANG BANK BUMI DAYA DENGAN RACHMAT TUHAN JANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA (UUDRT) NOMOR 13 TAHUN 1951 (13/1951) TENTANG BURSA. Presiden Republik Indonesia,

PEMBENTUKAN BADAN PIMPINAN UMUM TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1963 Tanggal 17 April 1963

PENETAPAN UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PENIMBUNAN BARANG-BARANG (UNDANG-UNDANG DARURAT NOMOR 17 TAHUN 1951) SEBAGAI UNDANG-UNDANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 216 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA INDUSTRI PERKAPALAN DAN PERUSAHAAN ANGKUTAN

Tentang: AKTIVITAS PERUSAHAAN DAGANG NEGARA DALAM RANGKA PELAKSANAAN DEKLARASI EKONOMI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PELABUHAN DAERAH VI" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Daerah Tingkat II Yogyakarta)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) Nomor: 17 TAHUN 1968 (17/1968) Tanggal: 18 DESEMBER 1968 (JAKARTA) Sumber: LN 1968/70; TLN NO. 2870

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 1968 TENTANG BANK DAGANG NEGARA DENGAN RACHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 44 TAHUN 1960 TENTANG PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI JIWASRAYA Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1965 Tanggal 24 Desember 1965 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1959 TENTANG SUMPAH KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA BADAN PENGAWAS KEGIATAN APARATUR NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1962 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA ASURANSI KERUGIAN EKA KARYA

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 20 TAHUN 1997 (20/1997) Tanggal: 23 MEI 1997 (JAKARTA)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN [LN 1992/31, TLN 3472]

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR... TAHUN 2013 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG TABUNGAN PERUMAHAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1965 TENTANG ANGGARAN MONETER TAHUN-ANGGARAN 1966 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 33 TAHUN 1964 (33/1964) Tanggal: 31 DESEMBER 1964 (JAKARTA)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA PERCETAKAN DWI GRAFIKA Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1962 Tanggal 12 Oktober 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1966 TENTANG STANDARISASI PESAWAT UDARA DAN MATRIIL PENERBANGAN LAINNYA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (PERPU) NOMOR 26 TAHUN 1959 (26/1959) TENTANG PINJAMAN KONSOLIDASI TAHUN 1959

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1963 TENTANG TABUNGAN DAN ASURANSI PEGAWAI NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1965 TENTANG ANGGARAN MONETER TAHUN ANGGARAN 1966 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1959 TENTANG PENGELUARAN KERTAS PERBENDAHARAAN UNTUK TAHUN 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA PENJAMINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1964 TENTANG LARANGAN PENARIKAN CEK KOSONG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1959 TENTANG PENGELUARAN PINJAMAN OBLIGASI BERHADIAN TAHUN 1959 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1980 TENTANG TINDAK PIDANA SUAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG USAHA PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 4/POJK.04/2014 TENTANG TATA CARA PENAGIHAN SANKSI ADMINISTRATIF BERUPA DENDA DI SEKTOR JASA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 TENTANG PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

PENETAPAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1964 TENTANG PERATURAN PENGAMPUNAN PAJAK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PERATURAN PENGUASA PERANG TERTINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1961 TENTANG PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TERHADAP PERCETAKAN SWASTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "PERTAMBANGAN MINYAK INDONESIA" (PERTAMIN)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1968 TENTANG BANK ASING PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENGGUNAAN DANA-DANA INVESTASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dianggap perlu untuk segera mengambil tindakan- tindakan guna mencegah digunakannya dana-dananya investasi yang tersedia pada perusahaan-perusahaan umumnya dan badan-badan penanaman modal institusionil khususnya untuk tujuantujuan yang tidak diingini; b. bahwa pada saat Negara menghadapi beban-beban pembiayaan dibidang pembangunan perlu diusahakan agar dana-dana investasi termaksud pada sub a diatas diikutsertakan sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi usaha-usaha pembangunan Negara. Mengingat: 1. Instruksi Presiden Republik Indonesia No. Instr. 2/ko. T.O.E tahun 1962 tentang memperkuat front ekonomi 1962; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 94 tahun 1962 tentang susunan baru dan regrouping Kabinet I Kerja; 3. Ordonansi Kertas Perbendaharaan 1928 jo. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1960; 4. Pasal 22 ayat (1) Undang-undang dasar. MEMUTUSKAN: Menetapkan: "PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENGGUNAAN DANA-DANA INVESTASI" Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini yang dimaksudkan dengan: a. dana investasi, ialah: dana-dana yang menurut ketetapan Menteri yang bersangkutan tersedia untuk diperbungakan karena tidak/belum segera diperlukan untuk memenuhi maksud pemupukannya, termasuk dana-dana cadangan pada perusahaanperusahaan/badan-badan pada umumnya; b. perusahaan/badan, ialah perusahaan/badan yang dalam menjalankan fungsi utamanya harus secara teratur memperbungakan dana-dana investasinya dalam obyek-obyek pembungaan berjangka atau perusahaan/badan yang memupuk dana-dana cadangan untuk keperluan perluasan atau untuk menutup kerangka yang mungkin diderita atau perusahaan/ badan lain semacam itu yang ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan.

c. Menteri yang bersangkutan, ialah: Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan sepanjang mengenai pengaturan dana investasi yang ada pada perusahaanperusahaan asuransi dan Menteri Urusan Bank Sentral sepanjang mengenai pengaturan dana investasi yang ada pada perusahaan-perusahaan/badan-badan lain. Pasal 2 (1) Menteri Yang bersangkutan berwenang untuk mengambil segala tindakan dan mengeluarkan peraturan-peraturan yang diperlukan mengenai pengawasan atas penggunaan dana-dana investasi. (2) Dengan peraturan yang ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan semua perusahaan/badan yang berusaha/bekerja di Indonesia dapat diwajibkan untuk mempergunakan seluruh atau sebagian dari dana investasinya: a. sebagai deposito pada Bank Indonesia; b. dalam kertas perbendaharaan Negara; c. dalam obyek-obyek pembungaan lain yang ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan. (3) Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan serta Menteri Urusan Bank Sentral bersama-sama menetapkan peraturan tentang pengeluaran dan penggunaan kertas perbendaharaan Negara, jika perlu dengan menyimpang dari ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang telah ada. Pasal 3 (1) Pengurus semua perusahaan/badan yang berusaha/bekerja di Indonesia wajib memberikan segala keterangan dan angka-angka yang diperlukan oleh Menteri yang bersangkutan untuk kepentingan pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. (2) Untuk kepentingan penyelidikan akan kebenaran keterangan-keterangan dan angkaangka yang diberikannya, pengurus semua perusahaan/badan yang berusaha/bekerja di Indonesia, atas permintaan Menteri yang bersangkutan atau pejabat yang ditunjuknya wajib memperlihatkan buku-buku dan segala surat-surat lainnya untuk diperiksa. Pasal 4 Barangsiapa menguasai dana investasi yang pemiliknya ada di luar Indonesia wajib mengusahakan kuasa yang diperlukan untuk dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. Pasal 5 Setiap perjanjian yang diadakan oleh perusahaan/badan termaksud yang bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini adalah batal karena hukum. Pasal 6 Sementara menunggu keluarnya peraturan-peraturan pelaksanaan lebih lanjut Menteri yang bersangkutan dapat menetapkan bahwa pada saat mulai berlakunya Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-undang ini perusahaan/badan tertentu dilarang mempergunakan dana investasinya tanpa mendapat izin lebih dahulu dari Menteri yang bersangkutan. Pasal 7 (1) Dengan tidak mengurangi ketentuan yang termaktub dalam pasal 10, atas pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang tersebut pada pasal 2 ayat (2) Menteri yang bersangkutan dapat mewajibkan perusahaan/badan yang bersangkutan untuk menyetorkan jumlah yang sama besarnya dengan jumlah dana investasi yang seharusnya diperbungakan menurut ketentuan-ketentuan yang ditetapkan dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini kedalam rekening yang dibuku pada Bank Indonesia. (2) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada ayat (1) di atas dapat dilakukan dengan penagihan dengan surat paksa yang memberi hak pelaksanaan langsung terhadap barang-barang bergerak dan barang-barang tidak bergerak milik perusahaan/badan yang bersangkutan tanpa putusan hakim. Pasal 8 (1) Surat paksa termaksud pada pasal 7 ayat (2) berkepala kata-kata "Atas nama keadilan" serta memuat nama perusahaan/badan yang bersangkutan, alasan-alasan yang menjadi dasar penagihan dan perintah untuk membayar. (2) Surat paksa tersebut pada ayat (1) mempunyai kekuatan yang sama seperti grosse dari keputusan dalam perkara perdata yang tidak dapat diminta banding lagi pada hakim atasan. (3) Surat paksa tersebut pada ayat (1) dikeluarkan oleh Menteri yang bersangkutan. Pasal 9 Surat paksa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk penagihan pajak Negara sebagaimana diatur dalam pasal 6 sampai dengan pasal 23 dari Undang-undang No. 19 tahun 1959 (Lembaran Negara tahun 1959 No. 63). Pasal 10 (1) Pengurus perusahaan/badan yang tidak memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam atau berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dapat dijatuhi hukuman penjara selama-lamanya 2 tahun dan/atau hukuman denda setinggitingginya satu juta rupiah. (2) Hal-hal yang dapat dijatuhi hukuman menurut ayat (1) pasal ini dianggap sebagai kejahatan. Pasal 11 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini ditetapkan oleh Menteri yang bersangkutan. Pasal 12

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 3 Agustus 1962. Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan Di Jakarta, Pada Tanggal 3 Agustus 1962 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Ttd. SUKARNO Diundangkan Di Jakarta, Pada Tanggal 3 Agustus 1962 SEKRETARIS NEGARA, Ttd. MOHD. ICHSAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1962 NOMOR 7 PENJELASAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1962 TENTANG PENGGUNAAN DAN PENGAWASAN ATAS PENGGUNAAN DANA-DANA INVESTASI UMUM Sebagaimana diinstruksikan oleh Presiden/Panglima Besar Komando Tertinggi Operasi Ekonomi dalam instruksinya No. Instr. 2/Ko. T.O.E. tahun 1962 tentang memperkuat Front Ekonomi 1962 maka untuk kepentingan usaha-usaha pembangunan Negara perlulah sebanyak mungkin daya beli yang ada pada masyarakat disalurkan kepada tujuan-tujuan yang produktip. Dan pada saat Negara menghadapi beban-beban pembiayaan untuk keperluan pembangunan, maka penyaluran daya beli yang demikian itu perlu pula disesuaikan dengan kepentingankepentingan umum yang lebih mendesak.

Adalah tidak dapat dimungkiri bahwa pada perusahaan-perusahaan pada umumnya dan badanbadan yang lazim disebut penanaman-penanaman modal institusional seperti dana-dana Pensiun, dana-dana Sosial, Perusahaan-perusahaan Pertanggungan, Bank-bank Tabungan dan lain sebagainya terdapat akumulasi-akumulasi keuangan yang dipupuk dengan tujuan-tujuan tertentu. Dan sementara dana-dana ini belum segera diperlukan untuk memenuhi tujuan pemupukannya, maka dana-dana tersebut seharusnya diperbungakan dengan pelbagai cara yang dianggap paling tepat bagi perusahaan atau badan yang bersangkutan. Dalam pada itu kenyataan menunjukkan pula bahwa dalam usaha mengejar keuntungan yang sebesar-besarnya tidak jarang dana-dana ini perbungakan dengan cara yang tidak sesuai dengan maksud pemupukannya, misalnya dipergunakan untuk perkreditan. Hal ini tidak saja mengganggu pelaksanaan kebijaksanaan Pemerintah dalam usahanya mengembangkan perkriditan yang sehat sebagaimana digariskan dalam Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1955 melainkan dapat membahayakan pula kepentingan-kepentingan yang seharusnya dilindungi oleh pemupukan dana-dana itu misalnya berhubung dengan kesulitan-kesulitan dengan pihak debitur, suatu perusahaan pertanggungan pada suatu ketika tidak dapat memenuhi kewajibannya terhadap pihak tertanggung karena dana yang dipupuk untuk keperluan itu tidak tersedia pada waktu diperlukan atau perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya karena dana cadangannya tidak tersedia pada waktu diperlukan. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini dimaksudkan untuk memberikan wewenang secukupnya kepada Menteri-menteri seperti dimaksud guna mengatur penggunaan dan pengawasan atas penggunaan dari dana-dana semacam itu sedemikian rupa, hingga disatu pihak dana-dana itu dapat disalurkan kepada tujuan-tujuan yang produktif sesuai dengan keperluan pembangunan Negara, tetapi dilain pihak keamanan kepentingan-kepentingan yang harus dilindungi dengan pemupukan dana-dana itu dapat tetap dijamin dengan sebaik-baiknya. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Sub a: Yang dimaksud dana-dana yang tersedia untuk diperbungakan karena tidak/belum segera diperlukan untuk memenuhi maksud pemupukannya, ialah semua bentuk akumulasi keuangan oleh perusahaan/badan untuk maksud-maksud tertentu yang belum segera dipakai dalam perusahaan/badan tersebut, termasuk misalnya jumlah-jumlah premi pertanggungan yang tidak atau belum dapat ditransfer keluar negeri, cadangancadangan premi dan cadangan tuntutan penggantian kerugian pada perusahaanperusahaan pertanggungan, cadangan-cadangan pada perusahaan-perusahaan yang menurut anggaran dasarnya harus diadakan untuk keperluan perluasan atau penggantian fasilitas-fasilitas, untuk pembangunan, untuk pembelian/pembayaran kembali obligasiobligasi dan saham, cadangan untuk pensiun pegawai dan cadangan-cadangan lainnya semacam itu. Sub b: Dengan perusahaan/badan yang disebut dalam sub b itu dimaksudkan perusahaan/badan yang lazim dikenal dengan sebutan badan-badan penanaman modal institusional seperti perusahaan-perusahaan pertanggungan, dana-dana pensiun danadana sosial, bank-bank tabungan dan lain sebagainya dan perusahaan-perusahaan lain

pada umumnya yang menurut ketentuan-ketentuan dalam anggaran dasarnya harus mengenal cadang-cadangan. Sub c: Oleh karena sesuatu kebijaksanaan yang ditempuh dalam hal pembungaan dana-dana investasi ini dapat berpengaruh kepada keadaan moneter Negara pada umumnya, maka wewenang untuk mengatur materi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini pada dasarnya diberi pada Menteri Urusan Bank Sentral sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas kebijaksanaan moneter Pemerintah kecuali yang bertalian dengan perusahaan-perusahaan pertanggungan oleh karena perusahaan-perusahaan ini pada waktu ini ada dibawah kekuasaan Materi Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan. Pasal 2 Ayat (1): Menteri yang bersangkutan berwenang menentukan komposisi penanaman dana-dana investasi yang tersedia dari perusahaan/badan sedemikian rupa sehingga disatu fihak dapat dicapai penyaluran dana-dana kearah yang diinginkan oleh Pemerintah dalam rangka pembangunan ekonomi pada umumnya dan khususnya Pembangunan Nasional Semesta Berencana dan dilain fihak tetap menjamin perkembangan usaha-usaha Perusahaan/badan yang bersangkutan yang sehat dengan memperhatikan norma-norma dan syarat-syarat ekonomi perusahaan yang sehat. Sebagai persiapan untuk mencapai maksud ini Menteri yang bersangkutan diberi wewenang untuk mendaftarkan perusahaan/badan yang akan dikenakan peraturan ini dan lain-lain tindakan yang diperlukan. Ayat (2): Berbagai obyek penanaman tersebut dalam ayat (2) dan ketentuan mengenai kertas perbendaharaan Negara tersebut dalam ayat (3) memungkinkan diberikan syarat-syarat (jangka waktu, balas jasa dan penguangan kembali) yang menjamin kontinuited dan likwiditet perusahaan/badan yang bersangkutan dan pemupukan simpanan dan akumulasi modal yang seimbang dan seirama dengan Pembangunan Negara. Tidak diperlukan penjelasan. Pasal 3 Pasal 4 Ketentuan ini dimaksudkan agar dana-dana investasi milik perusahaan/badan yang kantor pusatnya ada diluar Indonesia, tidak dapat menghindarkan diri dari kewajiban-kewajiban yang ditetapkan dalam peraturan ini. Mereka yang mengurus dan menguasai dana-dana itu atas nama pemiliknya harus berusaha mendapat kuasa secukupnya untuk dapat memenuhi kewajiban-kewajiban itu. Pasal 5

Ketentuan ini dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai perusahaan/badan yang terkena oleh peraturan ini mengadakan, perjanjian-perjanjian yang dimaksudkan untuk menyelundupi peraturan ini. Pasal 6 Jika dipandang perlu penggunaan dana-dana investasi oleh perusahaan/badan tertentu yang terkena peraturan ini dapat segera ditertibkan menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini. Pasal 7 Ayat (1): Agar Undang-undang ini dapat mencapai maksudnya sepenuhnya, maka disamping ancaman hukumannya terhadap pengurus perusahaan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 10, kepada Menteri yang bersangkutan perlu diberi wewenang untuk dalam hal pengurus perusahaan/badan yang bersangkutan tidak membantu pelaksanaan peraturan dapat menguasai jumlah-jumlah yang bersangkutan untuk dipergunakan menurut ketentuan-ketentuan dalam peraturan ini. Ayat (2): Untuk mempercepat pelaksanaan, maka penagihan jumlah-jumlah yang bersangkutan perlu dilaksanakan dengan surat kuasa yang memberikan hak pelaksanaan dengan surat kuasa yang memberi hak pelaksanaan langsung terhadap barang-barang milik perusahaan yang bersangkutan tanpa putusan hakim. Dengan demikian, jalan yang panjang melalui Pengadilan Negeri dapat dihindarkan. Hal ini tidak berarti bahwa hak-hak dari yang bersangkutan akan dirugikan atau diabaikan. Menurut prosedur yang ditetapkan dalam pasal 6 hingga pasal 23 Undang-undang No. 19/1959, hak-hak dari yang bersangkutan cukup terjamin. Tidak memerlukan penjelasan. Pasal 8 Pasal 9 Sebagai prosedure pelaksanaan penagihan dipilih prosedure sebagaimana ditetapkan dalam pasal 6 sampai dengan pasal 23 Undang-undang No. 19 tahun 1959. Hal ini dilakukan, karena pada suatu pihak prosedur tersebut memungkinkan pelaksanaan dengan cepat sedangkan dilain pihak cukup menjamin hak-hak dari yang bersangkutan. Dengan sendirinya ketentuan-ketentuan termaksud disesuaikan dengan bunyi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang ini. Tidak memerlukan penjelasan. Tidak memerlukan penjelasan. Pasal 10 Pasal 11

Tidak memerlukan penjelasan. Pasal 12 Diketahui: SEKRETARIS NEGARA, Ttd. MOHD. ICHSAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2468