PENGARUH NILAI KUAT TEKAN BETON EPS DENGAN PENGGUNAAN FIBERGLASS DAN PERAWATAN CURING DAN NON CURING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.

PENGARUH SERAT BAMBU PADA KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH CAMPURAN BETON DENGAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT HALUS

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN AGREGAT KASAR DAUR ULANG DAN SILICA FUME TERHADAP KUAT TEKAN BETON*

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN PORTLAND COMPOSITE CEMENT TERHADAP KUAT LENTUR BETON DENGAN f c = 40 MPa PADA BENDA UJI BALOK 600 X 150 X 150 mm 3

PENGARUH SUBTITUSI ABU SERABUT KELAPA (ASK) DALAM CAMPURAN BETON. Kampus USU Medan

PEMERIKSAAN KUAT TARIK BELAH & KUAT TARIK LENTUR BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR BATU APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

Jurnal Rancang Bangun 3(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. air. Untuk mengurangi berat jenis beton dapat menggunakan material ringan yaitu

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DATA. Sipil Politeknik Negeri Bandung, yang meliputi pengujian agregat, pengujian beton

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

Berat Tertahan (gram)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Beton Ringan ber-agregat Limbah botol plastik jenis PET (Poly Ethylene Terephthalate)

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB III LANDASAN TEORI

ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc 30 MPa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. beton, minimal dalam pekerjaan pondasi. Semakin meluasnya penggunaan beton

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

PENGARUH PENGGUNAAN RESIN EPOXY PADA CAMPURAN BETON POLIMER YANG MENGGUNAKAN SERBUK GERGAJI KAYU

Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana

PEMANFAATAN FOAM AGENT DAN MATERIAL LOKAL DALAM PEMBUATAN BATA RINGAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

Scanned by CamScanner

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Semakin besar nilai MHB, semakin menunjukan butir butir agregatnya. 2. Pengujian Zat Organik Agregat Halus. agregat halus dapat dilihat pada tabel 5.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH WAKTU PENUANGAN ADUKAN BETON READY MIX KE DALAM FORMWORK TERHADAP MUTU BETON NORMAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMAKAIAN SERAT HAREX SF DENGAN SERUTAN BAJA LIMBAH LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIKA STTNAS TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PENGGUNAAN DEBU GRANIT SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA BETON MUTU TINGGI

Jurnal Einstein 3 (1) (2015): Jurnal Einstein. Available online

Transkripsi:

PENGARUH NILAI KUAT TEKAN BETON EPS DENGAN PENGGUNAAN FIBERGLASS DAN PERAWATAN CURING DAN NON CURING Jemima Devina Binus University, K.H Syahdan No.9, Kemanggisan, Jakarta Barat, +628979291844, jemima0503@gmail.com Jemima Devina, Irpan Hidayat S.T, M.T ABSTRAK Beton merupakan campuran dari semen portland, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan (adiktif) yang membentuk massa padat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serat kaca pada kuat tekan beton dan kuat tarik belah serta berat jenis beton dengan mencampurkan EPS (Expanded Polystyrene) sebagai pengganti material pasir. Pengurangan material pasir pada beton mengakibatkan kekuatan beton berkurang sehingga ditambahkan material serat kaca untuk menambah kuat tekan pada beton.komposisi serat kaca yang digunakan pada penelitian ini adalah 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%. Metodologi yang digunakan adalah dengan perancangan campuran beton sesuai SNI 03-2834-2000. Metode pengujian yang dilakukan adalah dengan metode uji kuat tekan dan uji kuat tarik, dimana dengan penambahan EPS pada campuran beton dapat mengurangi berat jenis dan kuat tekan. Dari hasil penelitian penambahan serat kaca pada beton EPS maksimal hanya pada variabel 0,5% - 1% serat kaca, apabila lebih besar dari 1% maka beton mengalami penurunan kuat tekan karena material pada beton sudah tidak homogen pada saat pengadukan. Nilai berat jenis terbesar beton EPS 10% dengan serat kaca pada uji beton 28 hari adalah pada beton EPS 10% + 0,5% serat kaca dengan proses curing dan berat jenis sebesar 2127,73 MPa dan kuat tekan terbesar terdapat pada beton EPS dan dengan kuat tekan sebesar 11,277 MPa. dengan penambahan EPS 10% dapat mengurangi kuat tekan beton sebesar 3,75 %. Penambahan serat kaca didapat dengan persentase 0,5 % - 1% adalah penambahan yang paling efektif sehingga dapat meningkatkan mutu beton sebesar 0,74%. Beton dengan sistem curing mempunyai kuat tekan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan beton non curing, dikarenakan beton mengalami proses reaksi hidrasi beton yang berlangsung secara optimal. Kata Kunci : Kuat tekan beton, EPS, fiberglass PENDAHULUAN Beton mempunyai berat jenis sebesar 2200-2500 kg/m 3. Mempunyai peranan berat sendiri dalam struktur bangunan gedung bertingkat (High rise building) sangatlah dominan karena semakin berat bangunan maka semakin besar momen inersia yang ditimbulkan karena berat beban bangunan sendiri. Untuk dapat mengurangi berat jenis dari beton normal maka dilakukan beberapa penelitian bahwa salah satu cara untuk mengurangi berat jenis beton normal adalah bisa dengan mengurangi agregat halus dan menambahkannya EPS (Expanded Polystyrene) yang dikenal sebagai gabus putih atau styrofoam. EPS merupakan bahan yang baik ditinjau dari segi mekanis maupun suhu, namun bersifat agak rapuh dan lunak pada suhu dibawah 100 C. EPS memiliki berat jenis 16-27 kg/m 3 dimana saat dicampur dengan beton akan menghasilkan berat jenis beton antara 1700-2000 kg/m 3. Pencampuran antara EPS dengan beton dapat mengurangi kuat tekan beton karena permukaan butiran EPS yang licin dan sangat sulit untuk semen mengikat dengan EPS sehingga dapat menimbulkan

rongga. Rongga harus diisi dengan bahan pengisi atau filler berupa material harus seperti serat kaca (glassfiber) karena berfungsi sebagai material pozzolan atau dapat menjadi filler yang baik untuk beton. Curing merupakan salah satu bentuk perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air, atau sebagai tindakan menjaga kelembaban dan suhu beton, segera setelah proses finishing beton selesai dan waktu total setting tercapai. Pada proses penjagaan kelembaban beton bisa juga dilakukan tanpa direndam dan benda uji kondisi tidak direndam mempunyai nilai kuat tekan dan nilai modulus elastisitas yang lebih baik dari pada benda uji dengan kondisi direndam (Sarihal Mustaza, 2010, Beton Ringan Dengan Campuran Styrfoam Dan Serbuk Gergaji Dengan Semen). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh serat kaca pada kuat tekan beton dan kuat tarik belah serta berat jenis beton dengan mencampurkan EPS (Expanded Polystyrene) sebagai pengganti material pasir, dan kenaikkan kuat tekan beton yang dikarenakan ada dan tidak adanya proses curing pada benda uji. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Sdri. Alice dengan menggunakan surfaktan dan penelitian sebelumnya juga dilakukan oleh Sdr. Sarithal Mustaza, Iman Satyarno, Kardiyono Tjokrodimuljo dengan menggunakan serbuk kayu dan dari kedua penelitian tersebut tidak menambah kuat tekan beton styrofoam, penelitian yang dilakukan saat ini adalah dengan menggunakan fiberglass dan hasil yang didapat ternyata fiberglass dapat menaikkan nilai kuat tekan beton styrofoam. METODE PENELITIAN Metode penlitian yang dilakukan adalah dengan merumuskan masalah yang terdapat dalam benda penelitian, mencari referensi serta jurnal-jurnal dan melakukan tinjauan pustaka dan melakukan pengujian material pada agregat halus dan pada agregat kasar sebagai berikut Tabel 1. Hasil Pengujian Agregat Halus No. 6 Jenis Pengujian Metode Pengujian Persyaratan Hasil Pengujian 1 Berat isi lepas SNI 03-2834-2000-1,350 kg/m 3 Berat isi padat SNI 03-2834-2000-1,521 kg/m 3 2 Kadar organik SNI 03-2834- 2000 ASTM C150 Rendah (no. 1 atau no. 2 pada organic plate) / chemical stable Rendah (no. 2 pada organic plate) 3 Penyerapan SNI 03-2834-2000 < 5% 1,995% 4 Kadar air SNI 03-2834-2000 < 10% 6,96% 5 Gradasi SNI 03-2834-2000 Daerah I, II. III. IV Daerah III 7 Berat jenis kering Berat jenis (SSD) SNI 03-2834-2000 SNI 03-2834- 2000 ASTM C150 Ringan : 0,75-1,2 (750-1200 Normal : 1,2-2,8 (1200-2800 Berat : > 2,8 (> 2800 Ringan : 0,75-1,2 (750-1200 Normal : 1,2-2,8 (1200-2800 / kondisi optimum Berat : > 2,8 (> 2800 2,283 2,321

Tabel 2. Hasil Pengujian Agregat Kasar No. Jenis Pengujian Metode Pengujian Persyaratan 1 Berat isi lepas SNI 03-2834-2000 - Hasil Pengujian 6,415 kg/m 3 2 Kadar lumpur PBI 1971 < 1% 11,2% 3 Penyerapan SNI 03-2834-2000 < 5% 1,5% 4 Kadar air SNI 03-2834-2000 < 5% 6,88% 5 Gradasi SNI 03-2834-2000 Ukuran 10 mm, 20 mm, 40 mm 6 7 Berat jenis kering Berat jenis (SSD) SNI 03-2834-2000 SNI 03-2834- 2000 ASTM C150 Ringan : 0,75-1,2 (750-1200 Normal : 1,2-2,8 (1200-2800 Berat : > 2,8 (> 2800 Ringan : 0,75-1,2 (750-1200 Normal : 1,2-2,8 (1200-2800 / kondisi optimum Berat : > 2,8 (> 2800 Ukuran 10 mm 2,328 2,475 Pada serat kaca dilakukan pengujian dengan berat isi lepas dan didapatkan hasil 1,76 kg/m 3. Pada EPS juga dilakukan pengujian dengan berat isi lepas dan didapatkan hasil 25,37 kg/m 3. Selanjutnya membuat perancangan campuran beton dengan SNI 03-2834-2000 untuk kuat tekan rencana f c 25 MPa yang diuji pada umur 7 hari dan 28 hari, dengan Faktor Air Semen 0,52 dengan kadar air yang digunakan 155,067 lt/m 3, Kadar semen yang digunakan 448,71 kg/m 3, kadar pasir 670,925 kg/m 3, kadar kerikil 910,893 kg/m 3. Setelah semua didapat maka dilakukan perhitungan untuk penggunaan EPS 10% yang diambil dari berat total pasir. Perhitungan fiberglass dengan berbagai macam variabel 0%, 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%, masing-masing variabel yang akan digunakan diambil dari masingmasing total berat pasir, semen dan kerikil. Tabel 3. Campuran beton EPS 10% Agegat Agregat Parameter Semen Air EPS Kasar Halus Komposisi per m 3 910,893 670,925 448,71 155,067 kg/m 3 kg/m 3 kg/m 3 lt/m 3 123,8 gr Komposisi per 3 13,76 kg 9,153 kg 7,13 kg 3,70 lt 12,38 gr benda uji silinder Perhitungan penggunaan EPS 10% dan 0,5% fiberglass pada perancangan beton dengan 10% EPS untuk uji tekan 28 hari, mengubah komposisi penggunaan agregat halus, agregat kasar dan semen sehingga didapatkan campuran beton sebagai berikut : 1000 gr pasir = 759,451 gr 1000 gr kerikil = 711,111 gr 1000 gr semen = 617,09 gr Serat kaca yang digunakan sebesar 0,5% dari agregat halus sehingga : W fiber 1 = 0,5% berat pasir X W fiber1 = 0,5% 9,153 759,451 W fiber 1 = 34,756 gr Serat kaca yang digunakan sebesar 0,5% dari agregat kasar sehingga :

W fiber2 = 0,5% berat kerikil X W fiber2 = 0,5% 13,76 711,111 W fiber 2 = 48,924 gr Serat kaca yang digunakan sebesar 0,5% dari semen sehingga : W fiber3 = 0,5% berat semen X W fiber3 = 0,5% 7,13 617,09 W fiber 3 = 21,999 gr Jadi total seluruh serat kaca yang digunakan ialah : W fiber 1 + W fiber 2 + W fiber 3 34,756 + 48,924 + 21,999 = 105,67 gr Tabel 4. Campuran beton EPS 10% dan fiberglass 0,5% Agegat Parameter Agregat Halus Semen Air EPS Kasar Komposisi per m 3 910,893 670,925 448,71 155,067 123,8 kg/m 3 kg/m 3 kg/m 3 lt/m 3 gr Komposisi per 3 benda uji silinder 13,69 kg 9,10 kg 7,09 kg 3,70 lt 12,38 gr Serat Kaca - 105,67 gr Perawatan pada benda uji dilakukan berbeda, dengan direndam dan juga tidak direndam pada usia 7 dan 28 hari. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan pada umur 7 hari dan 28 hari dan pengujian kuat tarik belah beton yang juga dilakukan pada umur 7 dan 28 hari. HASIL DAN BAHASAN Hasil pengujian benda uji yang dilakukan pada Laboratorium Beton Jurusan Teknik Sipil Universitas Bina Nusantara. Pengujian yang dilakukan antara lain pengujian kuat tekan dan kuat tarik belah setelah beton berumur 7 hari dan 28 hari. Pengamatan yang dilakukan pada 3 sampel per variabel. Berikut adalah hasil pengujian kuat tekan dan tarik belah beton normal, beton EPS 10%, beton EPS 10% + 0,5% fiberglass, beton EPS 10% + 1% fiberglass, beton EPS 10% + 1,5% fiberglass, beton EPS 10% + 2% fiberglass, beton EPS 10% + 2,5% fiberglass. Tabel 5. Hasil kuat tekan uji beton 28 hari proses Non curing No Keterangan Rata-rata Kuat Tekan (MPa) Berat Jenis Beton (Kg/m 3 ) 1 NORMAL 26,031 2212,64 2 EPS 10% 25,088 2095,66 3 EPS 10% + fiberglass 0,5% 25,088 2095,66 4 EPS 10% + fiberglass 1,0% 25,088 2058,49 5 EPS 10% + fiberglass 1,5% 13,015 2039,62 6 EPS 10% + fiberglass 2,0% 13,581 2006,60 7 EPS 10% + fiberglass 2,5% 10,133 1911,94 Tabel 6. Hasil kuat tekan uji beton 28 hari proses Curing

No Keterangan Rata-rata Kuat Tekan (MPa) Berat Jenis Beton (Kg/m 3 ) 1 NORMAL 26,031 2212,64 2 EPS 10% 25,088 2138,30 3 EPS 10% + fiberglass 0,5% 25,276 2127,73 4 EPS 10% + fiberglass 1,0% 23,767 2111,32 5 EPS 10% + fiberglass 1,5% 16,222 2104,90 6 EPS 10% + fiberglass 2,0% 11,884 2095,66 7 EPS 10% + fiberglass 2,5% 11,695 2069,24 Dari hasil diatas didapatkan gambar grafik sebagai berikut : Gambar 1. Perbandingan Berat Jenis dengan persentase material penggaanti untuk uji tekan beton 28 hari Dari gambar 1. dapat disimpulkan dengan penambahan EPS 10% dapat mengurangi berat jenis sebesar 3,47%. EPS pada beton dapat mengurangi berat jenis yang dihasilkan oleh beton normal (Alice Siauwantara,2013). Dan pada penambahan fiberglass didapat dengan persentase 0,5 % - 1% adalah penambahan yang paling efektif sehingga dapat mengurangi berat jenis beton berkurang menjadi 0,49%. Penggunaan untuk fiberglass tidak dapat melebihi volume 2%.

Gambar 2. Perbandingan Kuat Tekan dengan persentase material penggaanti untuk uji tekan beton 28 hari Dari gambar 2. dan 4.8 dapat disimpulkan dengan penambahan EPS 10% dapat mengurangi kuat tekan beton sebesar 3,75 %.Dan pada penambahan fiberglass didapat dengan persentase 0,5 % - 1% adalah penambahan yang paling efektif sehingga dapat meningkatkan mutu beton sebesar 0,74%. Untuk proses perawatan pada beton, dari gambar didapatkan bahwa proses curing lebih baik dibandingkan dengan proses non curing pada percobaan ini. Kuat tekan beton normal yang direndam mendapatkan hasil lebih besar dibandingkan dengan kuat tekan beton normal yang tidak dilakukan perendaman. Tabel 7. Hasil kuat tarik belah beton 28 hari proses Non Curing No Keterangan Rata-rata Kuat Tarik Belah (MPa) Berat Jenis Beton (Kg/m 3 ) 1 NORMAL 7,70 2109,43 2 EPS 10% 6,96 2089,43 3 EPS 10% + fiberglass 0,5% 7,40 2086,22 4 EPS 10% + fiberglass 1,0% 6,96 2077,92 5 EPS 10% + fiberglass 1,5% 6,07 2068,30 6 EPS 10% + fiberglass 2,0% 5,92 2054,71 7 EPS 10% + fiberglass 2,5% 8,59 2038,86

Tabel 8. Hasil kuat tarik belah beton 28 hari proses Curing No Keterangan Rata-rata Kuat Tarik Belah (MPa) Berat Jenis Beton (Kg/m 3 ) 1 NORMAL 7,70 2096,79 2 EPS 10% 6,81 2086,79 3 EPS 10% + fiberglass 0,5% 7,25 2086,22 4 EPS 10% + fiberglass 1,0% 6,96 2085,84 5 EPS 10% + fiberglass 1,5% 7,11 2055,28 6 EPS 10% + fiberglass 2,0% 6,51 2032,26 7 EPS 10% + fiberglass 2,5% 6,57 1998,11 Dari hasil diatas didapatkan gambar grafik sebagai berikut : Gambar 3. Perbandingan Kuat belah dengan persentase material penggaanti untuk uji tekan beton 28 hari Pada gambar 3. dapat disimpulkan dengan penambahan EPS 10% dapat mengurangi kuat tarik belah beton sebesar 10,63% dan pada penambahan fiberglass 0,5%-1% dapat meningkatkan kuat tarik belah beton serta membuat berat jenis beton mengalami penurunan sebesar 0,15 %. Pada proses perawatan beton dengan sistem perawatan non curing lebih meningkatkan mutu kuat tarik belah beton dibandingkan dengan sistem curing. Benda uji dengan kondisi tidak direndam mempunyai nilai kuat tekan dan nilai modulus elastisitas yang lebih baik daripada benda uji dengan kondisi direndam.

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Pada penelitian dilakukan penambahan EPS yang digunakan sebagai substitusi parsial pada pasir yang terdapat pada campuran beton dapat mengurangi berat jenis dan kuat tekan pada beton normal. Dengan penambahan serat kaca (fiberglass) pada beton EPS dapat meningkatkan nilai kuat tekan sampai dengan kuat tekan rencana (f c = 25 MPa). Pada proses perawatan beton dengan sistem direndam (curing) dan tidak direndam (non curing), didapat hasil bahwa beton dengan sistem curing mempunyai kuat tekan yang jauh lebih baik dibandingkan dengan beton non curing, dikarenakan beton mengalami proses reaksi hidrasi beton yang berlangsung secara optimal dibandingkan dengan prosen non curing, tetapi kuat tarik belah pada beton curing mengalami penurunan dibandingkan dengan beton non curing karena serat kaca (fiberglass) menyerap air sehingga kekuatan serat kurang baik dan dapat menyebabkan kerusakan material polimer bila direndam terlalu lama. Penambahan serat kaca pada beton EPS maksimal hanya pada variabel 0,5% - 1% serat kaca, apabila lebih dari 1% maka beton mengalami penurunan kuat tekan karena material pada beton sudah tidak homogen pada saat pengadukan. Serat kaca (fiberglass) sebagai filler dapat mengisi rongga dan melapisi EPS dan agregat lainnya sehingga semakin mengikat antar material dan membuat kuat tekan dan kuat tarik belah semakin bertambah. Semakin besar kadar fiberglass pada beton membuat beton tidak lagi mengikat antar agregat dan menurunkan nilai slump, mengakibatkan beton mengalami penurunan kuat tekan tetapi semakin meningkatkan nilai kuat tarik belah pada beton apabila melewati kadar 1%. Nilai berat jenis dan kuat tekan terbesar beton EPS 10% dengan fiberglass pada umur uji 7 hari adalah pada beton EPS 10% dan 0,5% fiberglass pada kondisi Non curing atau tidak direndam. Dimana nilai kuat tekan sebesar 25,276 MPa dengan berat jenis 2127,73 kg/m 3. Nilai berat jenis terbesar beton EPS 10% dengan fiberglass pada uji beton 28 hari adalah pada beton EPS 10% dan 0,5% fiberglass dengan proses curing dan berat jenis sebesar 2127,73 MPa dan kuat tekan terbesar terdapat pada beton EPS dan dengan kuat tekan sebesar 11,277 MPa. Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : Perlu dilakukan penelitian dengan meningkatkan atau menvariasikan persentase EPS. Penelitian dengan meningkatkan atau menvariasikan persentase fiberglass yang lebih kecil dan bervariasi (0,5% ; 0,6% ; 0,7%). Dapat dilakukan penelitian dengan mengubah ukuran material agregat yang lebih besar atau lebih kecil dan halus untuk setiap variabel. Perlu dilakukan penelitian dengan material pengisi (filler) yang berbeda, sehingga didapatkan material pengisi yang lebih murah. Gambar 4. Campuran beton dengan EPS yang merata dan serat kaca yang merata

REFERENSI Ahmad, Loon, Omar, Malek, Noor, Thiruselvam. (2008). Mix Design of Styrofoam Concrete. ICCBT2008. (1):1-12 Alami, Widyawati. (2010). Studi Eksperimental Perkuatan Geser Balok Beton Bertulang Dengan GFRP (Glass Fiber Reinforced Polymer). Jurnal Rekayasa. 14 (2) : (1-2) Awang, Noordin. (2002). Effect of alkaline resistant glass fibre on compressive strength of lightweight foamed concrete. Our World In Concrete & Structure. 27 (1) :1-7 Billmeyer. (1984). Textbook of Polymer Science. Australia. Wiley & Sons Dharma Giri. (2008). Kuat Tarik Belah dan Lentur Beton dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon), abstrak. Giri, Sudarsana, Agustiningsih. (2008). Kuat Tarik Belah Dan Lentur Beton Dengan Penambahan Styrofoam (Styrocon). Ilmu Teknik Sipil. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. 12 (1):1-8 Mustaza, Satyarno, Tjokrodimuljo. (2011). Beton Ringan Dari Campuran Styrofoam Dan Serbuk Gergaji Dengan Semen Portland 250,300 Dan 350 kg/m 3. Ilmu Teknik Sipil. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. (1) Pekerjaan Umum. (1990). SNI 03-1970-1990, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum.(2000). SNI 03-2834-2000, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum. (2002). SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. pasal 3.12. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum.(2002). SNI 03-2834-2002, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum Pekerjaan Umum. (2004). SNI 15-2049-2004, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal. Jakarta : Dinas Pekerjaan Umum R.Tenda, S. E. Wallah,. (2013). Kuat Tekan Beton Dengan Bahan Tambah Serbuk Kaca Sebagai Substitusi Parsial Semen. Manado. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, UNSRAT. Sarihal Mustaza. (2010). Beton Ringan Dengan Campuran Styrfoam Dan Serbuk Gergaji Dengan Semen. Yogyakarta. Universitas Gajah Mada Siawantara, Alice. (2013). Pengaruh Penggunaan Expanded Polyestrene Yang Dilapisi Surfaktan Sebagai Material Substitusi Agregat Halus Pada Campuran Beton TerhadapNilai Kuat Tekan Dan Kuat Tarik Belah. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. (1) Sunarsih, Sucipto.(2007). Studi Pengaruh Faktor Bentuk Styrofoam Terhadap Kuat Tekan dan Berat Jenis Beton Ringan Struktural. Ilmu Teknik Sipil. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. (1) Tjun tji, Lauw. (2013). Curing / Perawatan Beton. Diakses dari http://lauwtjunnji.weebly.com/curing-beton.html T, Sarungallo, Ala. (2002). Kuat Tekan Beton Dengan Perlakuan Perawatan. Ilmu Teknik Sipil. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. (1) Wang, Li. (2003). Lighweight Engineered Cementitious Composites (ECC). Department of Civil and Environmental Engineering. HPFRCC4. 27 (1) : 1-12 Yusuf, Ruddy. (2010). Pengaruh Penggantian Pasir Dengan Expanded Polysterene. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil. (1) Zaher Kuhail. (2001). Polystyrene Lightweight Concrete (Polyconcrete). Gaza, Palestina. Islamic University

RIWAYAT PENULIS Jemima Devina dengan tempat tanggal lahir di Jakarta, 05 Maret 1993. Pendidikan Terakhir yang sudah diselesaikan penulis adalah pada bidang Strat 1 (S1) dan menyelesaikannya di Binus University, dalam bidang ilmu Teknik Sipil. Saat ini penulis aktif di organisasi HIMTES (Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil) Binus University yang menjabat sebagai koordinator acara. Penulis juga aktif dalam organisasi ICE (International Civil Engineer) sebagai peserta aktif.