BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Senyawa kimia sangat banyak digunakan untuk mengendalikan hama. Di

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, yang mengakibatkan kelainan signifikan dan gangguan pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dasar yang sama dengan telepon tetap kabel, namun dapat

I. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara disebut juga dengan carsinoma mammae merupakan

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi akan terus meningkat di masa yang akan datang terutama di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Merokok telah menjadi kebiasaan masyarakat dunia sejak ratusan tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan nyamuk. Dampak dari kondisi tersebut adalah tingginya prevalensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat ini umur harapan hidup di Indonesia sekitar 72 tahun dengan rerata perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) (2011) telah mengeluarkan suatu. program yang disebut MPOWER, program tersebut meliputi pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai media massa (Rochmayani, 2008). Menurut World Health

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

BAB 1 PENDAHULUAN. 10 juta jiwa, dan 70% berasal dari negara berkembang, salah satunya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah salah. satu penyakit yang menjadi masalah di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekitar 285 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 39 juta orang

BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sehat. Hiperkolesterolemia dapat terjadi akibat konsumsi makanan tinggi lemak

Majalah Kedokteran Andalas, Vol.33. No.2. Juli Desember

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Perbedaan Rerata Berat Badan Tikus Putih (Rattus novergicus) Pre

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan preterm sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius

BAB I PENDAHULUAN. jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, dan kanker kolorektal) (Ancuceanu and Victoria, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah perokok di dunia mengalami peningkatan termasuk di

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai untuk membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah digunakan per tahun dan jenis pestisida yang paling banyak di dunia adalah insektisida (Kementrian Pertanian, 2011; De et al., 2014). Pengguna insektisida dalam pengendalian nyamuk/serangga rumah tangga di Jakarta terdapat sebanyak 80%. Sekitar 36,6% menggunakan insektisida semprot/aerosol, 14,8 % insektisida koil/bakar, 15,6% insektisida oles, 12% insektisida elektrik, 12,3% insektisida kombinasi antara bakar, semprot dan oles (Raini, 2009b). Salah satu bentuk produk insektisida adalah obat anti nyamuk. Industri obat anti nyamuk di Indonesia berkembang pesat karena Indonesia beriklim tropis sehingga perkembangbiakan nyamuk menjadi tidak terkendali (Fradin dan John, 2002). Nyamuk merupakan vektor dari berbagai penyakit berbahaya, salah satunya adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada tahun 2014 tercatat penderita DBD 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia (Kementrian Kesehatan RI, 2015). Kejadian DBD dan penyakit dengan vektor nyamuk lainnya yang semakin tinggi tersebut meningkatkan kewaspadaan masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan pengendalian vektor, salah satunya dengan menggunakan obat anti nyamuk (Sunaryo et a.l, 2015). Obat anti nyamuk terdapat dalam bentuk aerosol/semprot, bakar, oles, elektrik, dan lain sebagainya (Sih dan Alfiah, 2013). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Obat anti nyamuk jenis aerosol dinilai sangat cepat dan praktis dalam membasmi atau membunuh serangga dibandingkan dengan jenis lain sehingga banyak digunakan masyarakat (Nazimek, 2011; Pemba dan Kadangwe, 2012). Namun obat anti nyamuk aerosol mempunyai ukuran bahan kimia yang paling besar dibandingkan obat anti nyamuk jenis lainnya yaitu berkisar 0,1-500 mikron sehingga dapat memberi pengaruh lebih buruk terhadap kesehatan tubuh (Wudianto, 2007). Selain itu obat anti nyamuk aerosol mengandung bahan kimia aktif yang tidak hanya berfungsi membunuh nyamuk akan tetapi juga terbukti bersifat racun terhadap tubuh manusia (AMCA, 2014). Berdasarkan data Enviromental Protection Agency (EPA) pada tahun 2016 bahan kimia aktif yang paling banyak digunakan untuk obat anti nyamuk aerosol adalah golongan piretroid. Piretroid merupakan salah satu senyawa kimia sintetis dengan struktur kimia seperti piretrin yang ada pada bunga krisan (Chrysanthemum cinerariaefolium). Dalam dekade terakhir terjadi peningkatan penggunaan piretrin dan piretroid menggantikan posisi organofosfat (Djojosumarto, 2008; EPA, 2016). Piretroid adalah salah satu jenis insektisida sintetis pada obat anti nyamuk yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan (Saillenfait et al., 2015). Piretroid yang masuk ke dalam tubuh dapat menginduksi terjadinya stres oksidatif (Rehman et al., 2014). Stres oksidatif adalah keadaan dimana produksi radikal bebas melebihi sistem pertahanan tubuh (antioksidan) (Aragawal et al., 2005). Stres oksidatif dapat menyebabkan kerusakan membran sel, protein dan DNA yang berakibat sel atau jaringan tersebut kehilangan fungsi dan akhirnya mati (Hardianty, 2011). Hal ini digambarkan pada penelitian Somade et al pada Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2

tahun 2015 bahwa paparan obat anti nyamuk aerosol dengan bahan aktif piretroid dosis 6 ml/m 3, 12 ml/m 3 dan 18 ml/m 3 menunjukkan perubahan kadar Malondialdehyde (MDA), Glutathione (GSH), Catalase (CAT), Superoxide dismutase (SOD), Glutathione peroxidase (GPx) dan Glutathion S-transferase (GST). Piretroid dalam obat anti nyamuk aerosol dapat meningkatkan produksi radikal bebas dengan cara menimbulkan keadaan hipoksia dalam tubuh sehingga mengganggu reaksi oksidasi yaitu terjadi pemindahan elektron yang tidak sempurna maka akan terbentuk elektron tidak berpasangan disebut radikal bebas. Selain itu piretroid juga mempengaruhi hati sehingga tidak mampu melakukan detoksifikasi secara sempurna. Hal ini menyebabkan munculnya metabolit sekunder yang dapat bertindak sebagai radikal bebas (Suwandi, 2012; Iswara, 2009). Radikal bebas penting yang menyebabkan stres oksidatif adalah Reactive Oxygen Species (ROS). Reactive Oxygen Species antara lain anion superoksida, hidrogen peroksida dan radikal hidroksil dapat menyebabkan peroksidasi lipid membran hingga fungsi sel terganggu secara total sehingga akan muncul berbagai macam penyakit seperti kanker, inflamasi, aterosklerosis dan penuaan (Milahayati, 2011; Suwandi, 2012). Pertahanan utama dari proses tersebut adalah antioksidan endogen seperti katalase, glutation peroksidase dan Superoxide Dismutase (SOD) (Petersen et al., 2004). Antioksidan lini pertama yang mempunyai pertahanan paling kuat dalam melindungi sel dan jaringan melawan stres oksidatif ini adalah SOD (Kim et al., 2007). Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 3

Superoxide dismutase (SOD) merupakan salah satu antioksidan endogen yang berfungsi mengkatalis reaksi dismutasi radikal bebas superoksida menjadi hidrogen peroksida dan molekul oksigen (Halliwell, 2006). Superoxide dismutase diklasifikasikan menjadi 3 yaitu Copper-zinc Superoxide Dismutase (CuZn-SOD) yang ditemukan dalam sitoplasma dan nukleus, Manganase Superoxide Dismutase (Mn-SOD) yang ditemukan dalam mitokondria dan Extracellular Superoxide Dismutase (EC-SOD) yang ditemukan di jaringan matriks ekstraseluler dan cairan ekstraseluler seperti serum, cairan serebrospinal dan cairan sinovial. Oleh karena itu, EC-SOD dapat lebih mudah dideteksi dalam darah (Ookawara et al., 1998; Marklund, 2002). Piretroid dapat menurunkan EC-SOD dengan cara meningkatkan penggunaan EC-SOD pada kondisi stres oksidatif. Jika EC-SOD menurun maka stres oksidatif akan terus terjadi menyebabkan kerusakan sel dan memicu terjadinya berbagai penyakit (Sies, 2015; Ladiges et al., 2010). Oleh karena itu perlu adanya antioksidan untuk mencegah kerusakan organ yang dapat berakibat fatal tersebut (Widowati, 2008). Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas dengan meningkatnya penggunaan obat anti nyamuk aerosol dan dampak bagi kesehatan yang membahayakan serta belum ada penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD, maka penulis merasakan pentingnya dilakukan penelitian mengenai pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 4

1.2 Rumusan Masalah Bagaimana pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar? 1.3 Tujuan 1.3.1Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar yang tidak diberi paparan obat anti nyamuk aerosol (kelompok kontrol). 2. Mengetahui ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar yang diberi paparan obat anti nyamuk aerosol dosis 6 ml/m 3. 3. Mengetahui ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar yang diberi paparan obat anti nyamuk aerosol dosis 12ml/m 3. 4. Mengetahui ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar yang diberi paparan obat anti nyamuk aerosol dosis 18 ml/m 3. 5. Membandingkan ekspresi gen EC-SOD darah tikus Wistar kelompok kontrol, kelompok yang diberi paparan obat anti nyamuk aerosol dosis 6ml/m 3, dosis 12 ml/m 3 dan dosis 18 ml/m 3. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 5

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat dan menambah perbendaharaan bahan bacaan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Unand untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Bagi Perkembangan IPTEKS 1. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan mengenai pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD. 2. Dapat dijadikan sebagai data dasar bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap ekspresi gen EC-SOD. 1.4.3 Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai dampak paparan obat anti nyamuk aerosol terhadap kesehatan serta penggunaan obat anti nyamuk aerosol yang aman. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 6