BAB III JABAR CRAFT CENTER

dokumen-dokumen yang mirip
Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Untuk

1. COOPERATIVE FAIR KE-1

SATU DATA PEMBANGUNAN JAWA BARAT PUSAT DATA DAN ANALISA PEMBANGUNAN (PUSDALISBANG) DAFTAR ISI DAFTAR ISI

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. daerah, karenanya pembangunan lebih diarahkan ke daerah-daerah, sehingga

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

BAB 1 PENDAHULUAN. Average Length of Stay (Day) Per Visit. Growth (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

KATA PENGANTAR Drs. Helmizar Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tersebut diharapkan dapat memberikan trickle down effect yang

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

BAB I PENDAHULUAN. Nilai PDRB (dalam Triliun) Sumber :Data nilai PDRB Pusdalisbang (2012)

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan pemerintah daerah, baik ditingkat propinsi maupun tingkat

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah dan desentralisasi yang efektif berlaku sejak tahun 2001

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

1 Mapping Sarana Kesehatan; 2 Self Asessment terhadap standard sarana; 3 Sosialisasi : - Kepada Organisasi Profesi, Perguruan tinggi, Asosiasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, peran akuntansi semakin dibutuhkan, tidak saja untuk kebutuhan

Perkembangan Jumlah Pegawai Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Barat Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun Dinas Kehutanan Propinsi

Draft 18/02/2014 GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

EVALUASI KETERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI PANGAN RONI KASTAMAN DISAMPAIKAN PADA ACARA DISEMINASI LITBANG BAPEDA KOTA BANDUNG 29 NOPEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan UU No.

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DALAM RANGKA SINERGITAS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejak otonomi daerah dilaksanakan pada tanggal 1 Januari 2001

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak jatuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 terjadi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Nomor : W10-A/2565/OT.01.2/XII/2012 Bandung, 4 Desember 2012 Lampiran : 1 (satu) bundel Perihal : Laporan Tahunan 2012

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dilandasi oleh Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan Undang-

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

Tabel 4.1. Perkembangan Luas Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan Per Kabupaten di Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 s/d 2005

BERITA RESMI STATISTIK

PERTEMUAN ADINKES PROVINSI JAWA BARAT. Bandung, 10 Desember 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

PAGU ANGGARAN (Rp) 1 Pengadaan Pakaian Korpri 134,950, Juli. 1 Jasa Kebersihan 164,700,000 Pebruari. 2 Jasa Keamanan 135,000,000 Pebruari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam melaksanakan penelitian pada UPPD Provinsi Wilayah XXII

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. dalam perekonomian Indonesia. Masalah kemiskinan, pengangguran, pendapatan

BERITA RESMI STATISTIK

By : DR. Ir. H. DADANG MOHAMMAD, MSCE PLT. KEPALA BPPT JABAR

Sistem Informasi Pembangunan Daerah (SIPD) dan Satu Data Pembangunan Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi besar untuk

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggung jawaban pelaksanaan

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat (Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia)

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial, kemasyarakatan serta

No Kawasan Andalan Sektor Unggulan

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. D

Ringkasan Laporan Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penerapan UU di Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

NO SERI. D PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT. NO SERI. D 6 Nopember 2008

BAB I PENDAHULUAN. terus dilakukan, antara lain, melalui pengajaran secara formal di sekolahsekolah.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

PENCAPAIAN KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP) PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2013

BAB I PENDAHULUAN. UU RI No.20 pasal 51 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah suatu pemberian hak dan kewajiban kepada daerah

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

Perkembangan Luas Kawasan Hutan di Jawa Barat Berdasarkan Fungsinya Tahun 2003 s/d Tahun 2003 (Ha)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pendapatan nasional di era globalisasi seperti saat ini

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB III JABAR CRAFT CENTER Gedung Jabar Craft Center (JCC) di bangun sebagai salah satu upaya pembinaan Dekranasda Provinsi Jawa Barat dalam rangka menunjang terlaksananya peningkatan promosi dan pemasaran produk kerajinan yang dihasilkan oleh para perajin di Kabupaten/Kota se Jawa Barat. Berdirinya Gedung Jabar Craft Center ini selain menjadi show window produk kerajinan Jawa Barat di Ibu Kota Provinsi juga akan menambah semaraknya Kota Bandung sebagai daerah tujuan wisata. Gedung Jabar Craft Center telah dioperasionalkan sejak tanggal 30 Agustus 2006, Gedung ini merupakan asset Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang dipinjamkan ke Dekranasda Jawa Barat, sebelumnya menjadi Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat dengan luas lahan secara keseluruhan sebesar 1.134 M2 terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan fasilitas sebagai berikut. 1. Lantai Dasar a. Counter Informasi Umum informasi mengenai Gedung JCC informasi data produk kerajinan Jawa Barat informasi mengenai Dekranasda Kabupaten/Kota b. Display Produk Unggulan Jawa Barat Terdapat 25 lemari display berbagai produk kerajinan unggulan dari 25 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. c. Mushola d. Area parkir e. Fasilitas Toilet 2. Lantai Satu a. Area Exhibisi reguler 1

b. Display Produk Perhiasan hasil karya para perajin/seniman Jawa Barat c. Display Produk Kerajinan terpilih dari kabupaten /Kota di Jawa Barat d. Perpustakaan yang dilengkapi dengan berbagai literatur tentang produk kerajinan, buku, booklet. Liflet dll e. Ruang Pusat Promosi dan Pelatihan Ekspor Daerah (P3ED), f. Area Klinik Konsultasi Desain g. Ruang HAKI h. Gudang i. Fasilitas Toilet 3. Lantai Dua a. Sekretariat Dekranasda Provinsi Jawa Barat b. Ruang Kerja Pengurus Dekranasda Provinsi Jawa Barat c. Gedung Serba Guna/ Ruang Pertemuan Kapasitas 100 orang Dilengkapi sarana sound sistem, infokus dan AC d. Ruang Rapat Kecil kapasitas 25 orang e. Pantri 4. Personil Petugas Gedung Jabar Craft Center Pelaksanaan operasional Gedung Jabar Craft Center dilakukan oleh petugas yang terdiri dari unsur SKPD (Biro Sarana Perekonomian, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perindustrian dan Perdagangan) serta dari tenaga lepas, secara keseluruhan berjumlah 12 orang dengan perincian : Penanggung Jawab Koordinator Pelaksana : 1 orang : 1 orang : 3 orang 2

Cleaning Service Keamanan : 3 orang : 4 orang (Secara bergantian) 5. Profil Pengunjung Gedung Jabar Craft Center setiap harinya dibuka untuk umum mulai pukul 09.00 s.d 16.00 WIB, keculai hari libur nasional dan berdasarkan data kunjungan antara 100-300 orang tiap bulan berkunjung ke Gedung ini. Diantara tamu yang telah berkunjung ke Jabar Craft Center adalah Ibu Wakil Presiden RI beserta jajaran pengurus Dekranas Pusat, para isteri anggota DPR RI, Menteri Perindustrian beserta pejabat Departemen Perindustrian, Ibu Menteri Perdagangan beserta pejabat Departemen Perdagangan, Konsulat Jenderal RI di Dubai, rombongan wisatawan Jepang, Malaysia, jajaran Pengurus Dekranasda DKI Jakarta, Jawa Tengah, Sulawesi, Nangroe Aceh Darussalam, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Riau, rombongan dari Semen Padang, Kalangan pendidikan dari mulai Perguruan Tinggi s.d Taman Kanak-Kanak di Kota Bandung, pengunjung umum baik wisatawan dalam dan luar negeri maupun masyarakat. Karakteristik pengunjung ke Jabar Craft Center umumnya membutuhkan produk kerajinan/cinderamata untuk souvenir/oleh-oleh, juga yang memerlukan informasi dan data produk kerajinan Jawa Barat. 3

3.1. Profil Perusahaan Nama Perusahaan : JABAR CRAFT CENTER Alamat : Jl.Ir. H. Djuanda No.19 Bandung Telepon : (022) 4203914 A. BENTUK DAN ANGKA 1. Tulisan DEWAN KERAJINAN NASIONAL INDONESIA yang membentuk SATU buah LINGKARAN. Melambangkan tekad bulat, menuju satu tujuan, yaitu membina dan mengembangkan kerajinan demi pembangunan bangsa. 2. Bentuk tangan DUA buah melambangkan angka genap yang berarti lengkap dan tuntas dalam menangani pekerjaan. Bentuk tangannya melambangkan kerajinan tangan. 3. Hasil karya yang berbentuk segi lima melambangkan bahwa Dewan Kerajinan Nasional dalam pelaksanaan tugasnya, yaitu: "Panca Karsa" dan "Panca Karya", selalu berpedoman kepada dasar falsafah negara "Pancasila" dan UUD 1945. B. WARNA Warna yang terpakai dalam lambang adalah: 1. Merah Melambangkan tekad dan semangat yang membaja, sifat yang dinamis dan berani. 4

2. Putih Melambangkan kejujuran, kemurnian dalam melaksanakan tugas suci 3. Hitam Melambangkan abadi dan langgeng, dalam pembinaan sebagai program yang berkesinambungan. 3.2. Sejarah Perusahaan Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Nomor 09/DEKRAN/SK/V/90 tanggal 22 Mei 1990 tentang Penetapan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah Tingkat I Jawa Barat Dekranasda Provinsi Jawa Barat dibentuk, dalam perkembangannya mengalami perubahan dan saat ini telah ditetapkan kembali melalui Surat Keputusan Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Nomor 09/DEKRAN/SK/X/2003 tanggal 10 Oktober 2003 tentang Pengesahan Pengurus Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Masa Bakti 2003 2008. Sesuai fungsi dan peran Dekranasda Provinsi Jawa Barat sebagai salah satu organisasi swasta yang berkiprah dalam membina dan mengembangkan industri kerajinan, perlu disusun suatu Program Kerja yang terintegrasi dan sinergi dengan program yang dilaksanakan SKPD serta asosiasi lainnya yang secara keseluruhan bermuara kepada upaya mendukung Program Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. Selain itu, pada era otonomi daerah saat ini pola pembinaan yang dilaksanakan oleh Dekranasda Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat lebih proporsional serta mampu memfasilitasi kepentingan, baik kepentingan anggota, Dekranasda Kabupaten/Kota maupun para perajin Jawa Barat secara umum. Untuk hal tersebut, perlu dirumuskan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan pembinaan 5

Dekranasda Provinsi Jawa Barat berdasarkan skala prioritas. Selanjutnya sebagai upaya pembinaan pada para perajin Jawa Barat, Dekranasda Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah mendirikan Gedung Jabar Craft Center (JCC), yang diproyeksikan menjadi center of excellence produk kerajinan dari 25 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Di Gedung JCC ini hasil-hasil terbaik dari berbagai daerah tersebut dipamerkan dan dipromosikan melalui berbagai bentuk event, display dan digital information technology. Gedung Jabar Craft Center (JCC) juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung pengembangan para perajin Jawa Barat diantaranya Konsultasi Desain, P3ED, Pelayanan HaKI, Perpustakaan serta Ruang Serba Guna. Kegiatan di Jabar Craft Center (JCC) tersebut merupakan hasil networking antar berbagai sektor, seperti sektor pemerintahan, sektor pendidikan, setor industri dan masyarakat luas. Dengan demikian Gedung JCC Dekranasda Provinsi Jawa Barat akan menjadi tempat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, baik itu perajin, pengunjung, trading company, budayawan, lembaga pendidikan dan lain sebagainya, untuk memperoleh berbagai informasi atau pelayanan lainnya sehubungan dengan kria Jawa Barat. Pembinaan dan pengembangan industri kerajinan Jawa Barat yang dilakukan oleh Dekranasda Provinsi Jawa Barat adalah salah satu strategi yang di harapkan dapat memiliki multiplier effect terhadap kegiatan perekonomian masyarakat, sehingga perlu didukung dan difasilitasi dalam pelaksanaannya oleh semua pihak. Untuk itu, dalam rangka kesinambungan program pembinaan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Barat telah merencanakan kegiatan untuk tahun 2007 yang sasarannya guna menumbuh kembangkan industri kerajinan Jawa Barat agar dapat mendukung program pemerintah Provinsi Jawa 6

Barat dalam akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perajin. Adapun visi, misi dan strategi dari Jabar Craft Center adalah sebagai berikut: Visi : Produk Kerajinan Jawa Barat mampu bersaing di Pasar Global. Misi : Mendorong berkembangnya usaha kerajinan. Strategi : Mengembangkan promosi dan pemasaran usaha kerajinan. Maka Dekranasda Provinsi Jawa Barat bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berupaya untuk merealisasikan program pembinaan, yang salah satunya melalui pendirian GEDUNG JABAR CRAFT CENTER. Sedangkan maksud, tujuan dan sasaran JCC adalah sebagai berikut: a. Maksud 1. Meningkatkan motivasi dan peran serta para pembina dan masyarakat untuk turut serta mengembangkan industry kerajinan Jawa Barat. 2. Mengintegrasikan dan mensinergikan program-program dari masing-masing bidang berdasarkan skala prioritas dan anggaran yang tersedia. 3. Menggali berbagai kemungkinan pengembangan pembinaan Dekranasda Propinsi Jawa Barat. b. Tujuan 1. Ikut mendukung terhadap pencapaian program Provinsi Jawa Barat, yaitu Akselerasi Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat, terutama bagi masyarakat perajin. 7

2. Adanya keterpaduan program pembinaan Dekranasda Provinsi Jawa Barat yang dilakukan oleh masing-masing bidang dengan SKPD terkait serta asosiasi lainya. 3. Sebagai bahan acuan dalam menetapkan sasaran pembinaan dan perencanaan program pada tahun yang akan datang. 4. Mempertemukan / mengintegrasikan serta memfasilitasi para pelaku usaha industri kecil dan menengah dengan perguruan tinggi dan balai-balai penelitian guna memecahkan persoalan kebutuhan teknologi tepat guna bagi para pelaku industri kecil dan menengah agar lebih meningkatkan produktivitasnya. 5. Mengembangkan industri kerajinan Jawa Barat sebagai kegiatan usaha masyarakat yang lebih menguntungkan melalui pembinaan sumber daya manusia pembina. c. Sasaran 1. Terwujudnya sinergitas program kegiatan industri Kecil Kerajinan di Jawa Barat. 2. Peningkatan produktivitas hasil industri Kecil Kerajinan di Jawa Barat. 3. Peningkatan daya saing industri kerajinan Jawa Barat. 8

3.3. Struktur Organisasi Lembaga SUSUNAN PENGURUS DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 3.4. Jenis Pekerjaan / Layanan yang diterima 9

3.4. Daftar Anggota Dekranas Jawa Barat Perajin dari 25 kota dan kabupaten provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari perajin kayu, perajin rotan, busana muslim, kerangkeramik, logam, produk tekstil, bambu, dan lain-lain; yaitu: Kota Banjar, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Bandung, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Garut, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kota Depok. 10