pendidikan, dihadapkan pada berbagai komponen yaitu, mencapai tujuan pendidikan yang disepakati adalah Admi

dokumen-dokumen yang mirip
utama yang dlbahas dalam penelitian ini adalah kreativi tas *kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi penga

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

3. Pada diri anak didik belum tertanam nilai-nilai

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

belajar yaitu dengan sistem belajar modul

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan, karena pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

tidak dimaksudkan untuk mengukur ada tidaknya hubungan an

Pembangunan khususnya pembangunan di bidang pendidik. an di Indonesia dari waktu ke waktu terus dikembangkan se

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan adalah sektor pendidikan. Menyadari betapa pentingnya. tentang pendidikan harus selalu ditingkatkan.

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

pamong dan dosen pembimbing) yang menjadi obyek peneli

temuan yang diperoleh sebagaimana dikemukakan dalam Bab IV,

BAB I PENDAHULUAN. baik dengan adanya pendidikan siswa akan mengembangkan bakat juga mendukung. pikir tidak ter-lepas dari pengembangan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang diprioritaskan, dalam pembangunan di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Menyelesaikan Studi Program Strata Satu (SI) Jurusan Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. telah terencana, dengan adanya perencanaan yang baik akan mendukung

KESIAPAN DOSEN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

pendidikan/pengajaran dilihat dari perhitungan ber

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

lah dilaksanakan cukup baik. Akan tetapi sub aspek

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran matematika di SMP N 1 Ngemplak Boyolali masih

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

D. Kegunaan Penelitian 23

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan dan ditetapkan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung diseputar kelas, maka pada akhirnya keberhasilan atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

I. PENDAHULUAN. dan kritis (Suherman dkk, 2003). Hal serupa juga disampaikan oleh Shadiq (2003)

Disampaikan pada kegiatan Pengabdian pada Masyarakat Pelatihan Guru SMP dan SMA Sleman Yogyakarta di FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses untuk membina dan mengantarkan anak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, dan keterampilan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Model Pembelajaran Konstekstual dalam Bidang Studi Ekonomi Pendahuluan

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan

di kawasan Asia Pasifik melalui Asia Pacific Economic

BAB I PENDAHULHAN. Dalam pembukaan Undang-Undang 1945 secara jelas. dicantumkan bahwa salah satu cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Fungsi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. terapannya mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I HAURWANGI CIANJUR TAHUN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi manusia

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dasar akan sangat membantu siswa dalam menghadapi pembelajaran. khususnya pada mata pelajaran matematika.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan terjaminnya kebutuhan kehidupan mereka kelak. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : DWI HASTUTI

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh: BIVIKA PURNAMI A

BAB I PENDAHULUAN. nasional, biologi merupakan mata pelajaran yang mewajibkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dimana terjadi interaksi antara guru dengan siswa. Didalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

Team Building & Manajeman Konflik

I. PENDAHULUAN. manusia. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan. I.Latar belakang masalah. Dalam pengelolaan pendidikan pada umumnya dan Se kolah Menengah Pertama (SiviP) khususnya sebagai organisasi pendidikan, dihadapkan pada berbagai komponen yaitu, sumber daya, sumber belajar dan fasilitas. Ketiga kompo nen tersebut seyogianya dikelola secara efektif dan efisien. "Ilmu yang mempelajari sumber daya yaitu manusia, sumber belajar yaitu kurikulum dan fasilitas untuk men capai tujuan pendidikan secara optimal dan penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan pendidikan yang disepakati adalah Admi nistrasi Pendidikan" (Engkoswara, 1984: 11). Dengan demikian maka administrasi pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien termasuk SMP. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu proses Administrasi Pendidikan yang seca ra umum meliputi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap ketiga substansi tersebut di atas, yaitu sumber daya, sumber belajar dan fasilitas. Pengawasan sebagai salah satu fungsi organik administrasi, meliputi pengawasan terhadap sumber daya, pengawasan terhadap sumber belajar dan pengawasan ter-

terhadap fasilitas. Khusus tentang pengawasan sumber daya di bidang organisasi pendidikan, maka perannya ditekankan pada membimbing dan mendidik para pelaksana dalam mening kat kan kemampuannya raelakukan tugas yang diberikan kepadanya. Peran tersebut sejalan dengan maksud supervsi pen didikan yaitu bantuan kepada guru dalam mengembangkan si tuasi belajar mengajar dan dalam hubungan ini maka sekaligus supervisi pendidikan merupakan salah satu fungsi khusus dari kegiatan pengawasan dalam administrasi pendi dikan. Adapun di dalam praktek pengembangan situasi belajar mengajar secara lebih baik, termasuk di SMP Negeri I dan II Kupang, dalam kenyataannya para guru mengalami berbagai ke sulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain: jumlah subyek didik yang sangat banyak, kwantitas dan kwalitas gu ru yang belum memadai, fasilitas pendidikan yang masih terbatas, kurangnya bimbingan dari berbagai pihak kepada guruguru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, kurikulum dan pelaksanaanya yang menuntut ketrampilan khusus yang kesemuanya itu mempengaruhi mutu lulusan. Kesulitan-kesulitan di atas menghambat usaha perbaikan situasi belajar mengajar dan pada gilirannya meng hambat peningkatan hasil belajar siswa. Permasalahan yang memerlukan jawaban ialah siapakah yang bertanggung jawab terhadap perbaikan situasi be lajar mengajar dan peningkatan hasil belajar siswa?

Jawabannya ialah para supervisor sebagai pelaksana super visi pengajaran dan para guru sebagai pelaksana proses belajar mengajar. Diketahui bahwa supervisi pengajaran adalah han 'tuan kepada guru untuk melihat proses belajar mengajar (PBM) sebagai suatu sistem yang terdiri dari komponenkomponen seperti, tujuan pengajaran, sumber pelajaran, metode, media/alat bantu pelajaran serta evaluasi hasil belajar siswa yang interdependent dan merupakan suatu totalitas dan pengembangannya. Guru-guru dibantu, misalnya untuk mampu merealisir fungsi pengajaran secara efektif, menilai PBM secara kritis.,dan terus menerus serta meraperbaikinya, mempelajari faktor-faktor yang menghambat PBM dan pertumbuhan siswa serta memperbaikinya, memprogramkan PBM secara berencana. Kesemuanya itu mendorong realisasi perbaikan situasi belajar mengajar yaitu mempertinggi perilaku siswa derai mencapai tujuan organisasi sekolah yang lebih tinggi. Guru sebagai pelaksana PBM dituntut untuk mampu menstruktur/mendisain pengajaran secara konseptual baik tujuan pelajaran, materi, metode, alat bantu pelajaran, evaluasi hasil belajar siswa dan mengembangkannya dalam PBM. Kesulitan guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolah, situasi pelaksanaan supervisi pengajaran dan perbaikan situasi belajar mengajar tersebut di atas

merupakan tuntutan bagi hadirnya kreativitas...para super visor seperti para penilik sekolah dan para.. kepala se kolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran dan hadirnya kreativitas guru dalam mengembangkan situasi belajar me ngajar sebagai tindakan merealisasikan kondisi pelaksanaan supervisi pengajaran dan perbaikan PBM tersebut di atas di samping mengatasi kesulitan-kesulitan guru tersebut se hingga mutu lulusan atau out put pendidikan dapat mening kat secara kwalitas. Sejalan dengan kesimpulan hasil pene litian Torrance tahun 1965 yang kemudian dikuatkan oleh Barron 1969 yaitu untuk merangsang perubahan kreatif dalam sistem sekolah, tidak dimulai dengan metode-metode melainkan dimulai dengan manusia pengelola lembaga tersebut, termasuk para supervisor dan para guru (Hugh, 1971: 107). Kreativitas sebenarnya intinya adalah kemampuan melahirkan sesuatu yang baru, yang berlainan dengan yang lazimnya digunakan. Sesuatu itu dapat berupa gagasan atau karya nyata. Conny Semiawan (1984: 8), menyebut kreativitas sebagai daya cipta yang tak terbatas pada seni, ilmu pengetahuan, tekhnologi, tingkat usia, jenis kelamin, suku bangsa atau kebudayaan tertentu. Hal ini berarti termasuk juga supervisi pengajaran. Achmad Sanusi (1984: 13), melihat kreativitas esbagai keterlibatan proses mental yang tinggi dalam mencipta gagasan baru ketika memandang suatu masalah. Kreativitas kepala sekolah dalam melaksanakan super visi pengajaran di sekolah dan kreativitas guru mengembangkan

situasi belajar mengajar, dengan demikian secara bebas dapat dirumuskan sebagai kemampuan kepala sekolah melahirkan gagasan baru yang konseptual dalam mempengaruhi perilaku guru-guru mengelola situasi belajar mengajar dan kemampuan guru melahirkan gagasan baru yang konseptual..dalam mengembangkan tujuan pelajaran, metode, dan eva luasi hasil belajar demi mencapai tujuan organisasi se kolah yang lebih tinggi yaitu mutu lulusan yang tinggi. Tanpa kreativitas kepala sekolah dalam melaksana kan supervisi pengajaran dan tanpa kreativitas guru mengem bangkan situasi belajar mengajar, maka berbagai kesulitan guru yang timbul dalam melaksanakan tugas di sekolah akan terhambat penyelesaiannya. Dalam kondisi yang demikian, peningkatan mutu lulusan sekolah tidak akan dapat direalisasikan secara efisien. Suatu. penelitian tentang kreativitas kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pengajaran dan krea tivitas guru mengembangkan situasi belajar mengajar, terutama di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), dirasakan sangat penting, karena dapat memberikan sumbangan bagi pembinaan supervisi pengajaran di masa mendatang. 2. Perumusan masalah. Berdasarkan deskripsi masalah tersebut di atas, maka untuk keperluan studi yang lebih sistematik, masalah yang diteliti difokuskan pada kreativitas pelaksanaan su pervisi pengajaran dan pengembangan situasi belajar

mengajar di SMP Negeri I dan II Kupang dengan rumusan se bagai berikut: "Seberapa jauhkah fealisasi unsur kreativitas da lam pelaksanaan supervisi pengajaran dan pengem bangan situasi belajar mengajar di SMP Negeri I dan II Kupang"? Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa krea tivitas pelaksanaan supervisi pengajaran dan pengembang an situasi belajar mengajar adalah kemampuan melahirkan ide atau gagasan baru menghadapi permasalahan pengajaran maka di sini, secara lebih khusus akan dicoba dijejaki aspek-aspek yang menunjang kreativitas kepala sekolah dan guru-guru mengembangkan proses belajar mengajar lebih baik. Aspek-aspek kreativitas tersebut dibagi atas delapan kategori yaitu: a.pelaksanaan makna kreativitas dalam supervisi pengajaran. b.pelaksanaan sifat kreativitas dalam supervisi pengajaran. c.pelaksanaan proses kreativitas dalam oupervisi pengajaran. d.pelaksanaan karekteristik kreativitas dalam supervisi pengajaran. e.pelaksanaan faktor-faktor positif yang mendorong kreati vitas dalam supervisi pengajaran. f.menghilangkan rintangan-rintangan kreativitas dalam su pervisi pengajaran. g.melaksanakan metode-metode kreativitas dalam supervisi pengajaran.

h.kreativitas guru mengembangkan situasi belajar mengajar. Makna kreativitas pelaksanaan supervisi pengajaran, meliputi ciri-ciri seperti, kebebasan mengemukakan ide ba ru, berpikir dengan penuh kesadaran, menciptakan produk baru, mempelajari gaps dalam pelajaran, mengkombinasi ber bagai konsep menjadi pola baru. Aspek sifat kreativitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dengan eiri-ciri seperti, mengembangkan ide yang tidak lazim, mengemukakan gagasan asli, memerinci gagasan, melihat masalah dari perspektif yang berbeda. Aspek proses kreativitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dengan ciri-ciri seperti, merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menganalisa, mencoba-coba alternatif, menyortir macam-macam informasi, mengkombinasi semua bagian menjadi suatu gagasan baru, mengevaluasi dan memverifikasi. Aspek karakteristik krea tivitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dengan ciri-ciri seperti, terbuka, berpikir dan berprasangka terhadap masalah yang menantang, meningkatkan ingin tahu, membuat gagasan baru yang matang dan konseptual berdasarkan penelitian, memperhatikan masalah dan situasi di sekitar masalah, menghubungkan ide dari sumber yang ber beda, menampilkan berbagai alternatif pemecahan, tidak menerima begitu saja kebiasaan, mengembangkan feelings dan nalar. Aspek faktor positif yang mendorong kreativi tas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran, dengan ciriciri serperti, dihilangkannya penilaian sehingga adanya

8 kebebasan mengajukan gagasan, mengemukakan pertanyaan yang analitis imajinatif, suasana permisif, kesernpatan berkomunikasi, menghargai hasil yang dicapai, bebas dan aman, menerima kelebihan dan kekurangan secara wajar. Aspek menghilangkan rintangan-rintangan terhadap krea tivitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dengan ciri-ciri seperti, menghilangka: kebiasaan mengerjakan sesuatu dengan asal-asal saja, kebiasaan merasa tidak ada waktu untuk berkreasi, kebiasaan merasa tidak ada masalah, kebiasaan merasa takut gagal, dan menolak kritik yang mematikan. Aspek metode-metode kreativitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran seperti, mendorong ide yang fantastis melalui brainstorming, pemecahan obyektif melalui diskusi bebas, berpikir dan menyeleksi melalui observasi, berpartisipasi melalui role playing, independensi melalui inquiri, menganalisa melalui observasi kelas, memperoleh ketrampilan profesional melalui demonstrasi mengajar, mengisi artikel dalam buletin profesional, membaca melalui perpustakaan profesional. Aspek kreati vitas dalam pengembangan situasi belajar mengajar dengan ciri-ciri seperti, perumusan tujuan pelajaran secara kon septual, penggunaan sumber belajar yang bervariasi, penggunaan metode yang bervariasi dalam penyajian pelajaran seperti, ceramah, diskusi, tanya jawab, resitasi, kerja kelompok, sociodrama, karyawisata dan terakhir mengenai evaluasi hasil belajar siswa.

Memang disadari bahwa kedelapan aspek kreativitas pelaksanaan supervisi pengajaran tersebut di atas sangat berhubungan rapat bahkan bisa saling tumpang tindih. Pengelompokan ini memang sengaja diadakan untuk lebih mengarahkan permasalahan penelitian. Dari pemasalahan utama yang dirurauskan di atas diturunkan beberapa masalah spesifik untuk dipelajari secara mendalam melalui studi ini yakni: a.seberapa jauhkah realisasi makna kreativitas dalam su pervisi pengajaran? b.seberapa jauhkah realisasi sifat kreativitas dalam su pervisi pengajaran? c.seberapa jauhkah realisasi proses kreativitas dalam supervisi pengajaran? d.seberapa jauhkah realisasi karakteristik kreativitas dalam supervisi pengajaran? e.seberapa jauhkah realisasi faktor-faktor positif yang mendorong kreativitas dalam supervisi pengajaran? f.seberapa jauhkah usaha-usaha menghilangkan rintangahrintangan terhadap kreativitas supervisi pengajaran? g.seberafta jauhkah realisasi metode-metode kreativitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran? h.seberap jauhkah realisasi unsur-unsur kreativitas dalam PBM dilihat dari segi tujuan pelajaran, sumber belajar, metode mengajar dan evaluasi hasil belajar siswa?

10 Pertanyaan-pertanyaan di atas berperan sebagai penentu dalam mengeksplorasi dan menganalisa problem perilaku kreativtas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran dan pengembangan situasi belajar mengajar. Jadi sifat pertanyaan tidak predeterminan tetapi merupakan open questions dalam arti terdapat kemungkinan-kemungkinan untuk mengem bangkan pertanyaan dalam rangka menjaring data yang lain, sepanjang relevan dengan masalah yang dipelajari. B.Tujuan penelitian. 1,Tujuan umum. Secara umum penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai kreativitas para kepala SMP Negeri I dan II Kupang dalam melaksanakan supervisi pengajaran serta krea tivitas guru dalam mengembangkan situasi belajar mengajar. 2.Tujuan khusus. Penelitian ini akan berusaha untuk mempelajari krea tivitas kepala SMP Negri I dan II Kupang dalam melaksanakan supervisi pengajaran dan kreativitas guru mengembangkan si tuasi belajar mengajar dengan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang telah dirumuskan. Tujuan khusus penelitian ini, diharapkan mendapatkan: a.gambaran tentang penerapan makna kreativitas dalam su pervisi pengajaran. b.gambaran penerapan sifat kreativitas dalam supervisi pengajaran. c.gambaran penerapen proses kreativitas dalam supervisi

11 pengajaran. d.gambaran penerapan karakteristik kreatifitas dalam su pervisi pengajaran. e.gambaran penerapan faktor-faktor positif yang mendorong kreatifitas dalam supervisi pengajaran. f.gambaran tentang pelaksanaan metode-metode kreatifitas dalam supervisi pengajaran. g.gambaran kreatifitas guru dalam mengembangkan situasi belajar mengajar dilihat dari segi tujuan, materi, meto de, sumber pelajaran, dan hasil belajar siswa. C. Pentingnya Masalah yang Diteliti Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pene litian ini bersifat deskriptif dan yang menjadi sasaran utama adalah kreatifitas kepala SMP Negeri I dan II Kupang dalam melaksanakan supervisipengajaran dan kreatifitas guru mengembangkan situasi belajar mengajar di kedua SMP yang bersangkutan. Maka masalah ini sangat penting untuk diteliti karena mempunyai hubungan yang sangat erat dengan usaha-usaha keratif dalam pelaksanaan supervisi pengajaran sehingga dapat membantu kreatifitas guru-guru mengembang kan situasi belajar mengajar ke arah yang lebih baik. Dengan mengadakan penelitian yang bersifat deskrip tif dapat ditemukan berbagai data yang berguna bagi pening katan kreatifitas dalam pelaksanaan supervisi pengajaran guna memberikan bantuan kepada guru-guru dalam bidang profesinya. Bantuan yang kreatif kepada guru-guru dalam

12 pelaksanaan supervisi pelajaran, merupakan dorongan ter hadap kreatifitas dan efektivitas pengembangan pelajaran. ^engan kata lain, melalui penelitian yang bersifat deskriptif akan dapat diperoleh suatu gambaran yang konkrit keadaan sekolah-sekolah dan kemudian menyusun program peningkatan kemampuan guru melalui supervisi yang intensif. Secara lebih tegas penelitian ini dipandang sangat penting dengan melihat dua aspek utama yaitu : a. Aspek Teoritis Dilihat dari aspek ini penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan aplikasi berbagai teori kreatifitas dalam bidang supervisi pendidikan, untuk meningkatkan ke mampuan guru sebagai aspek penting dari administrasi pen didikan. b. Aspek Praktis Operasional Dipandang dari aspek ini masalah yang diteliti da pat memberikan gambaran yang jelas tentang kreatifitas kepala sekolah dalam kedudukannya sebagai supervisor pen didikan di sekolah, serta kreatifitas guru dalam melaksa nakan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik. Beranjak dari keterangan tersebut dapatlah diperkirakan berbagai kebijaksanaan untuk mengadakan dan melakukan pe ningkatan kemampuan kreatif para supervisor dan guru-guru dalam bidangnya masing-masing. Dengan demikian kemampuan supervisor dan kemampuan guru dapat ditingkatkan.

13 Kedua aspek di atas adalah penting untuk dikaji dan ditelaah secara ilmiah, untuk menuju sasaran yang dapat menunjang pembinaan administrasi sekolah serta kemampuan kreatif guru mengajar ke arah yang lebih baik. Penataan administrasi pendidikan yang baik dapat mendorong bagi peningkatan mutu guru mengajar dan akhirnya membantu mempercepat pencapaian tujuan pendidikan itu sendiri. Pentingnya penelitian ini selain dilihat dari aspek teoritik dan aspek praktis operasional, juga berhubungan erat dengan beberapa alasan pentingnya masalah tersebut diteliti yaitu sebagai berikut : a. Masalah ini merupakan masalah menarik minat penulis un tuk menelitinya. b. Masalah ini memungkinkan untuk diteliti karena pada. umumnya para kepala SMP telah melaksanakan supervisi terhadap guru-guru yang berada di bawah kepemimpinannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan tugas. c. Masalah yang penulis teliti, mempunyai hubungan yang erat dengan latar belakang pengetahuan penulis sendi ri yaitu dalam bidang administrasi pendidikan pada umunya dan masalah supervisi pendidikan pada khususnya. d. Sebagai alasan lain bahwa masalah ini dapat diteliti karena ditunjang oleh sumber-sumber yang tersedia. e. Penulis ingin mencari data konkrit tentang kreatifitas pelaksanaan supervisi pendidikan, kemudian ingin mem berikan beberapa sumbangan pikiran bagi usaha

14 meningkatkan pelaksanaan supervisi di sekolah-sekolah sebagai salah satu jalan memberikan bantuan bagi gu ru-guru terutama mereka yang ditugaskan sebagai guru di SMP.