BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

dokumen-dokumen yang mirip
Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

Untung Subagyo, S.Kom

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KEJIWAAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR (STUDI KASUS RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA)

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

Sistem Pakar Diagnosa Awal Penyakit Kulit Pada Sapi Bali dengan Menggunakan MetodeForward chaining dan Certainty Factor

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KANKER PAYUDARA MENGGUNAKAN CERTAINTY FACTOR

Visualisasi Konsep Umum Sistem Pakar Berbasis Multimedia

By: Sulindawaty, M.Kom

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PERANCANGAN SYSTEM PAKAR GENERIC MENGGUNAKAN BINARY TREE

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

Aplikasi untuk Diagnosis Penyakit pada Anak dan Balita Menggunakan Faktor Kepastian

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSA GEJALA DEMAM UTAMA PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH VIRUS INFLUENZA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR

Backward Chaining & Forward Chaining UTHIE

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT KELAMIN PADA PRIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING DAN CERTAINTY FACTOR BERBASIS WEB

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PADA MESIN FOTOCOPY CANON MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING

1. Pendahuluan. dengan reformasi adminstrasinya telah menyediakan layanan prima pada jam

SISTEM PAKAR. Jurusan Teknik Informatika

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Struktur Sistem Pakar

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1BAB I PENDAHULUAN

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR DALAM PENDETESIAN KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Uji coba perangkat lunak

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

Feresi Daeli ( )

Aplikasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Gangguan Pernafasan pada Anak Menggunakan Metode CF (Certainty Factor)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT ALOPESIA PADA MANUSIA DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

SISTEM PAKAR BERBASIS ATURAN DALAM BIMBINGAN PENASEHAT AKADEMIK MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

INTELEGENSI BUATAN. Sistem Pakar. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Menular Pada Klinik Umum Kebon Jahe Berbasis Web Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM PADA BALITA MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR DAN FORWARD CHAINING BERBASIS VISUAL BASIC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR ASPHYXPERT UNTUK DIFERENSIAL DIAGNOSA DAN TATALAKSANA PENANGANAN DINI UNTUK PENYAKIT SESAK NAPAS. KHAIRUNNISA, S.Pd., M.

BAB I PENDAHULUAN. Lulusan kedokteran gigi di tuntut untuk menyelesaikan pasien dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT UMUM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT SAPI DENGAN METODE CERTAINTY FACTOR BERBASIS ANDROID

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

IMPLEMENTASI CASE BASE REASONING PADA SISTEM PAKAR DALAM MENENTUKAN JENIS GANGGUAN KEJIWAAN

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT KULIT SAPI BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar adalah seseorang yang

CERTAINTY FACTOR UTHIE

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT PARU-PARU PADA MANUSIA BERBASIS WEB

Sistem Pakar Analisis Kepribadian Diri dengan Metode Certainty Factor

Definisi Sistem Pakar

DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT INFEKSI VIRUS PADA ANAK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Landasan teori tentang permasalahan dapat dijelaskan sebagai berikut. 2.1 Ilmu Penyakit Mulut (Oral Medicine) Merupakan bidang spesialistik kedokteran gigi yang memperhatikan kesehatan rongga mulut pasien dengan kelainan pada jaringan lunak mulut dan maksilofasial baik lokal maupun berhubungan dengan kondisi medis, dan meliputi penegakan diagnosis dan perawatan non-bedah. 2.2 Artificial Intelligence (AI) Menurut, Arhami (2005), bahwa langkah pertama dalam menyelesaikan setiap masalah adalah dengan mengidentifikasikan terlebih dahulu ruang lingkup permasalahan tersebut atau domain untuk permasalahan yang akan diselesaikan. Hal ini juga berlaku untuk pemrograman Artificial Intelligence. Namun karena hal-hal yang berkaitan dengan mistis berpadu dengan AI maka masih ada sesuatu yang melekat untuk tetap mempercayai pepatah lama merupakan bagian dari masalah AI jika masalah tersebut belum diselesaikan. Definisi yang populer lainnya dari AI adalah bahwa AI menjadikan komputer berakting dan bergaya seperti halnya para artis 7

8 berakting dibioskop. Dan untuk saat ini banyak permasalahan AI dan banyak juga aplikasinya yang dikomersialkan. Walaupun penyelesaian umum untuk masalah AI klasik seperti translasi bahasa alami, pemahaman ucapan, dan visi belum ditemukan, tetapi pembatasan domain permasalahannya telah dapat menghasilkan suatu penyelesaian yang bermanfaat. Sebagai contoh, tidaklah terlalu sukar untuk membangun suatu sistem bahasa alami yang sederhana jika masukan dibatasi untuk kalimat dengan bentuk kata benda, kata kerja, dan objek. Untuk saat ini sistem dari tipe ini bekerja sangat baik dalam menyediakan antarmuka yang familiar dengan pengguna untuk banyak produk perangkat lunak seperti sistem database dan spreadsheets 2.3 Sistem Pakar Sistem pakar adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusisolusi dengan kualitas pakar untuk masalah-masalah dalam suatu domain yang spesifik. Sistem pakar merupakan cabang dari AI (Artifical Inteligent) yang membuat ekstensi khusus untuk spesialisasi pengetahuan guna memecahkan suatu permasalahan pada Human Expert. Human Expert merupakan pengertahuan guna memecahkan suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu, ini berarti bahwa expert memiliki suatu pengetahuan atau skill khusus yang dimiliki oleh orang lain. Expert dapat memecahkan suatu permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh orang lain dengan cara efisen. Pengetahuan di dalam Expert system berasal orang atau knowledge yang berasal dari buku-buku referensi, surat kabar atau karya ilmiah orang lain. Pengetahuan manusia ke dalam komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Kusumadewi, 2003). Atau

9 dengan kata lain sistem pakar adalah sistem yang didesain dan diimplementasikan dengan bantuan bahasa pemrograman tertentu untuk dapat menyelesaikan masalah seperti yang dilakukan oleh para pakar dalam hal ini adalah dokter gigi. Menurut Turban (2005), sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Di dalam sistem pakar mempunyai beberapa metode untuk menyelesaikan sebuah permasalahan, diantaranya dari metode sistem pakar tersebut ialah metode certainty factor. Menurut Daniel dan Virginia (2010) Certainty Factor ialah sebuah metode dari sistem pakar yang dimana metode ini digunakan untuk menyatakan kepercayaan dalam sebuah kejadian (atau fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar. 2.3.1 Konsep Dasar Sistem Pakar Konsep dasar sistem pakar mengandung keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Keahlian adalah suatu kelebihan penguasaan pengetahuan dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah: 1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu. 2. Teori-teori dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasahan tertentu. 3. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah. 4. Meta-knowledge.

10 Bentuk-bentuk ini memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik dari pada seseorang yang bukan ahlinya. Seorang ahli adalah seorang yang mempunyai pengetahuan tertentu dan mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topik permasalah (domain). Menyusun kembali pengetahuan jika dianggap perlu, memecah aturan-aturan jika dibutuhkan dan menentukan relevan setidaknya keahlian mereka. Pengalihan keahlian adalah pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian diahlikan lagi ke orang lain yang bukan ahli merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan empat aktifitas, yaitu: tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan, inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke user. Pengetahuan yang disimpan di komputer disebut dengan nama basis pengetahuan. Ada dua tipe pengetahuan, yaitu fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan). Salah satu fitur yang harus dimiliki oleh sistem pakar adalah kemampuan untuk menalar. Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk mesin inferensi. Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule-based system, yang mana pengetahuan disimpan dalam bentuk aturan-aturan dan biasanya berbentuk IF-THEN. Fitur lainnya dari sistem pakar adalah kemampuan untuk merekomendasi yang dapat membedakan sistem pakar dengan sistem konvensional. Menurut Durkin (2005),

11 seorang pakar dengan sistem pakar memiliki banyak perbedaan. Perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sistem pakar dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1 Perbandingan kemampuan seorang pakar dengan sistem pakar. Faktor Seorang Pakar Sistem Pakar Waktu Hari Kerja Setiap saat Geografis Lokal/tertentu Dimana saja Keamanan Tidak tergantikan Dapat tergantikan Dapat habis (perishable) Ya Tidak Performasi Variable Konsisten Kecepatan Variable Konsisten Biaya Tinggi Terjangkau 2.3.2 Komponen Utama Sistem Pakar Sistem pakar terdiri dari beberapa bagian utama: 1. Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam sistem pakar untuk membangun komponen-komponennya dan menempatkan pengetahuan dalam basisnya. 2. Lingkungan konsultasi yang digunakan oleh pemakai untuk mendapatkan informasi atau pengetahuan dari pakar. Lingkungan pengembangan digunakan sebagai sistem pakar baik dari segi pembangunan komponen maupun basis pengetahuan. Lingkungan konsultasi digunakan oleh seseorang yang bukan ahli untuk berkonsultasi. Komponen-komponen yang ada dalam sistem pakar yaitu: 1. Fasilitas Akuisisi pengetahuan Di dalam akuisisi pengetahuan dilakukan proses akumulasi, transfer dan transformasi kepakaran. Pemecahan persoalan dari sumber pengetahuan ke perangkat lunak untuk membantu atau mengembangkan basis pengetahuan-

12 pengetahuan tentang dasar tentang domain meliputi istilah dan konsep dasar. Pengetahuan pakar tersebut terdapat dalam jurnal, buku dan sebagainya. Namun, tidak semua kepakaran dapat didokumentasikan. Prosedur interaktif diperlukan untuk mendapatkan informasi tambahan dari pakar dalam mengembangkan pengetahuan dasar. Proses ini cukup kompleks dan biasanya membutuhkan bantuan rekayasa pengetahuan. 1. Basis pengetahuan Basis pengetahuan berisi pengetahuan-pengetahuan dalam penyelesaian masalah, tentu saja dalam domain tertentu. Ada dua bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu: a) Penalaran berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Basis pengetahuan direpresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk IF-THEN. Bentuk ini digunakan apabila memiliki sejumlah pengetahuan pakar pada suatu permasalahan tertentu. b) Penalaran berbasis kasus (Case-Based Reasoning) Basis pengetahuan akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang. 2. Mesin Inferensi Mesin inferensi berfungsi untuk melakukan penelusuran pengetahuan yang terdapat dalam basis pengetahuan untuk mencapai kesimpulan tertentu. Mesin Inferensi menyediakan arahan tentang bagaimana menggunakan pengetahuan sistem dalam membangun agenda yang mengorganisasikan dan mengontrol

13 langkah yang diambil untuk memecahkan persoalan saat konsultasi berlangsung. Ada 3 elemen utama dalam mesin inferensi: a. Interpreter Mengeksekusi item-item agenda yang terpilih dengan menggunakan aturan-aturan dalam basis pengetahuan yang sesuai. b. Scheduler Akan mengontrol agenda. c. Consistency enforce Bertujuan memelihara konsistensi dalam mempresentasikan solusi yang bersifat darurat. 3. Blackboard Blackboard digunakan untuk menggambarkan masalah dan mencatat hasil sementara sebelum mendapatkan solusi terakhir. Tiga tipe keputusan yang dapat disimpan pada Blackboard adalah rencana yaitu bagaimana memecahkan persoalan. Agenda yaitu aksi potential yang menunggu eksekusi. Hipotesa dan aksi yang sudah diproses akan diproses dalam solusi. 4. Antarmuka Pemakai Antarmuka digunakan mempemudah komunikasi antar pemakai dengan sistem. Komunikasi tersebut berupa permintaan informasi yang diperlukan sistem untuk pencarian solusi, pembagian informasi dari pemakai, pemberian informasi dari pemakaikepada sistem, permintaan informasi penjelasan dari pemakai kepada sistem, permintaan informasi penjelasan oleh pemakai dan pemberian informasi oleh sistem. 5. Fasilitas Penjelasan

14 Fasilitas penjelasan membantu perekayasaan pengetahuan untuk memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, member kejelasan dan keyakinan kepada pemakai tentang proses atau hasil yang diberikan sistem pakar. Fasilitas ini digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan: a. Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar b. Bagaimana konklusi dicapai c. Mengapa ada alternatif yang dibatalkan d. Rencana apa yang akan digunakan untuk mencapai suatu solusi 6. Fas ilitas Perbaikan Pengetahuan Pakar manusia dapat menganalisa performansnya sendiri, belajar darinya dan meningkatkannya untuk konsultasi berikut. Adanya evaluasi dengan system pakar ini akan menghasilkan basis pengetahuan yang lebih baik serta penalaran yang lebih efektif. 2.3.3 Metode Inferensi dalam sistem pakar Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan pada informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference engine (mesin inferensi). Ketika representasi pengetahuan pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level

15 cukup akurat, maka referensi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Sedangkan inferensi engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Sesuai dengan tujuan sistem pakar untuk mengembangkan dan memasyarakatkan serangkaian usulan jawaban dari suatu masalah, untuk itu sistem pakar memiliki suatu strategi penalaran (inference) dimana proses penalaran itu akan ditemukan berbagai macam jawaban. 2.4 Metode Certainty Factor Menurut (Arhami, 2005) Faktor kepastian (certainty factor) merupakan cara dari penggabungan kepercayaan dan ketidakpercayaan dalam sebuah kejadian (fakta atau hipotesis) berdasarkan bukti atau penilaian pakar dalam bilangan tunggal. Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk memanage Uncertainty pada Sistem Berbasis Pengetahuan. Bentuk formal dari certainty factor pada sistem pakar adalah : IFevidence (sebagai premis) THENhypotesis (sebagai Konklusi) Untuk menghitung certainty factor (CF) memerlukan CFevidence dan CFhypotesis yang kemudian digabung menjadi suatu CFrule, kemudian CF dari semua rule itu digabungkan dan dicari propagate yang nantinya akan ditemukan CF (certainty factor) secara keseluruhan. Bentuk formal dari Centainty Factor dihitung dari relasi antar prior dan posterior:

16 1. Tingkat kebenaran dapat diketahui dari hasil yang diperoleh terletak diantara 0 s/d 1 yang berarti bahwa hypotesis (kesimpulan) yang diperoleh mendukung evidence (fakta). MB [h,e] = ; = 1 jika P[h]=1 2. Tingkat ketidakbenaran dapat diketahui dari hasil yang diperoleh terletak diantara 0 s/d 1 yang berarti bahwa hypothesis (kesimpulan) tidak mendukung evidence (fakta). MD [h,e] = ; = 1 jika P[h]=0 3. Menghitung nilai kebenaran (MB) dan ketidak benaran (MD) untuk menemukan CF (certainty factor) secara keseluruhan dari suatu persoalan memerlukan: CF = ; = -1<=CF<=1 Untuk menghitung propagation dari Certainty Factor (CF) diperlukan rumus sebagai berikut: 1. Rumus ini digunakan untuk menghitung CFrevised jika semua CFold dan CFnew >= 0 CFrevised = CFold + CFnew (1-CFold) 2. Rumus ini digunakan untuk menghitung CFrevised jika semua CFold dan CFnew <0 CFrevised = CFold CFnew(1-CFold) 3. Rumus ini digunakan untuk menghitung CFrevised jika salah satu dari CFold atau CFnew <0

17 CFrevised = Keterangan rumus: -CFrevised = CF dari sistem secara keseluruhan -CFold = CF dari sistem sebelum digabungkan dengan CF dari suatu rule -CFnew = CF dari suatu rule Rumus diatas hanya digunakan bagi Rule base yang hasil rekomendasinya melewati beberapa rule base. Sebagai contoh, berikut ini adalah aturan dengan CF yang diberikan oleh seorang pakar: JIKA Timbul Kurangnya nafsu makan DAN sesak nafas DAN demam DAN mata merah DAN mata bengkak MAKA Radang paru-paru, CF: 0,7 2.4.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode CF (Certainty Factor): Kelebihan Certainty Factor: a. Metode ini cocok dipakai dalam sistem pakar untuk mengukur sesuatu apakah pasti atau tidak pasti dalam mendiagnosa penyakit sebagai salah satu contohnya. b. Perhitungan dengan menggunakan metode ini dalam sekali hitung hanya dapat mengelola dua data saja sehingga keakuratan data dapat terjaga.

18 Kekurangan Metode Certainty Factor: a. Ide umum dari pemodelan ketidakpastian manusia dengan menggunakan numeric metode certainty factor biasanya diperdebatkan. Sebagian orang akan membantah pendapat bahwa formula untuk metode certainty factor diatas memiliki sedikit kebenaran. b. Metode ini hanya dapat mengolah ketidakpastian/kepastian hanya dua data saja. Perlu dilakukan beberapa kali pengolahan data untuk data yang lebih dari dua buah. c. Nilai CF yang diberikan bersifat subyektif karena penilaian setiap pakar bisa saja berbeda-beda tergantung pengetahuan dan pengalaman pakar.