MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
TENIS MODUL 3. Pendahuluan

GOLF MODUL 5: Pendahuluan

MODUL 6: BOLA VOLI Pendahuluan

ANALISIS MEKANIKA CABANG OLAHRAGA

Baseball Batting. Mekanika. Teknik

RUNNING SKILLS. Skill highlights

BAT KAYU VS BAT ALUMINIUM

BIOMEKANika olahraga. dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO. Biomekanika/ikun/2003 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

Chapter 11 Adaptasi Biomekanika pada Latihan

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya. Cabang olahraga ini banyak dilakukan oleh anak-anak, remaja, orang

PEMBELAJARAN TEHNIK DASAR PERMAINAN BOLA VOLLI OLEH SUARDI. B

perkembangan olahraga itu bersifat dinamis, seiring dengan perkembangan yang digemari oleh masyarakat umum yaitu badminton.

GULAT (WRESTLING) Sebuah pengantar: Biomekanika Dasar Untuk para Pelatih Gulat. Drs. Yadi Sunaryadi, MPd

MEKANIKA GERAK. Oleh: AGUS MAHENDRA FPOK UPI

LOMPAT JANGKIT. B. Pengertian Lompat Jangkit (Triple Jump)

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. 2.1 Kajian Teori Hakikat Servis Panjang Servis merupakan pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock

BAB II KAJIAN PUSTAKA. permainan tenis meja dikenal bangsa Indonesia kira-kira pada tahun 1930.

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

A. Definisi... 1 B. Fungsi... 1 C. Evaluasi... 4 D. Daftar Pustaka... 6

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakikatnya maksud permainan tenis adalah untuk berolahraga. Tapi

TEKNIK LANJUT BOLAVOLI

PERKEMBANGAN GERAK MANIPULATIF

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

SMPIT AT TAQWA Beraqidah, Berakhlaq, Berprestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

KETERAMPILAN TEKNIK DASAR PUKULAN PADA PROSES PEMBELAJARAN BULU TANGKIS

Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Aplikasi Biomekanika dalam Pendidikan Jasmani

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Indonesia menurut Depdikbud (1978/1979: 129) menyatakan bulutangkis

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Tiap orang mempunyai tujuan yang

BAB 2 Sweet Spot Raket Tenis

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. dengan menggunakan shutllecock (bola) dan raket sebagai alat untuk memukul

TEKNIK DASAR BULUTANGKIS

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT LENGAN DAN KELENTUKAN TERHADAP PUKULAN LOB ATLET BULUTANGKIS PB. MERAH PUTIH KOTA PADANG

MODEL PERMAINAN LATIHAN JASMANI UNTUK ANAK USIA TAHUN PERMAINAN NET (NET GAME)

BAB III METODE PENELITIAN. mengarah pada tujuan penelitian serta dapat dipertanggungjawabkan secara. pada ketepatan dalam penggunaan metode.

LOMPAT TINGGI. Ad 1. Tinggi CG saat take off (H1)

TITIK BERAT DAN STABILITAS (CENTER OF GRAVITY DAN STABILITY)

Pembelajaran Senam: Pendekatan Pola Gerak Dominan. Agus Mahendra FPOK Universitas Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

BENTUK-BENTUK LATIHAN MULTILATERAL

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dari kegiatan pendidikan. Manusia membutuhkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rahmat Hidayatuloh, 2013

Permainan Bola Voli. 1. Sejarah Permainan Bola Voli. 2. Pengertian Bola Voli. 3. Lapangan Bola Voli

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BULU TANGKIS Guru Pendamping : Bapak Hendra

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermatabat, dan merupakan salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Orientasi olahraga telah bergerak melewati batas kemampuan logika

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya yang bermain bulutangkis baik di ruangan tertutup (indoor)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS GERAK TEKNIK SERVIS TENIS LAPANGAN. Oleh: Abdul Alim Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tubuh manusia pada waktu

MODUL 2 ANALISIS MEKANIKA SPRINT

2.4.1 Menunjukkan kemauan bekerjasama dalam melakukan berbagai aktivitas fisik Menunjukkan perilaku disiplin selama pembelajaran.

MEKANISME GERAK SISTEM MUSKULOSKELETAL. Sasanthy Kusumaningtyas Departemen Anatomi FKUI

KONTRIBUSI TEKNOLOGI PADA RAKET BADMINTON

KONSEP-KONSEP KINEMATIKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak. perkembangan jiwa anak (Agus Margono, dkk., 2011).

HUBUNGAN PANJANG LENGAN, POWER

PERMAINAN MENUJU CABANG OLAHRAGA SOFTBALL

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. teknik-teknik dasar dan teknik-teknik lanjutan untuk bermain bola voli secara

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori

BAB I PENDAHULUAN. ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Shuttlecock bulutangkis

BAB 1 GERAK DASAR KATA KUNCI BERJALAN MEMUTAR MELEMPAR BERLARI MENGAYUN MENANGKAP MELOMPAT MENEKUK MENENDANG

LOMPAT JANGKIT. Dalam lompat jangkit ada 3 tahapan yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Tahapan Hop ( Jingkat ) Design by R2 Bramistra

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, kita sangat terbantu dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1. INSTRUMEN PENELITIAN Test of Gross Motor Development 2 (TGMD-2)

Perseptual motorik pada dasarnya merujuk pada aktivitas yang dilakukan. dengan maksud meningkatkan kognitif dan kemampuan akademik.

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

Pola Gerak Tolakan dan Pendaratan Keterampilan Senam Berbasis Lompatan

BAB 5 ANALISIS PENAMPILAN TEKNIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. melakukan gerakan yang terorganisir dengan baik. Kemampuan gerak

Abdul Mahfudin Alim, M.Pd Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari bahwa pentingya aktivitas

Tak Cuma Spiker. Written by Administrator Friday, 10 December :43

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

A. Daya Tahan dan Kekuatan Otot

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN BACKHAND DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI METODE BERPASANGAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 LIMBOTO JUNAIDI

terdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani

Pengembangan Keterampilan Senam Berbasis Lompatan

Transkripsi:

MODUL 8 BADMINTON Pendahuluan Badminton merupakan sebuah permainan yang menuntut pemain untuk memiliki ketepatan timing yang tinggi, hal ini disebabkan karena keunikan dari dari melayangnya shuttlecock selama di udara. Berat dan bentuk shuttlecock sangat dipengaruhi oleh tahanan udara (air resistance) yang dapat menurunkan kecepatan shuttle. Timing yang diperlukan cabang olahraga badminton sangat berbeda dengan timing yang diperlukan saat memukul bola pada permainan tenis, karena melayangnya shuttlecock tidak mengikuti jalur kurva parabola. Karena shuttle dapat melayang dengan cepat (214,8 mile per hour /mph) atau lebih lambat (hampir 0 mph) dari kebanyak benda yang dipukul dan dimainkan dengan berbagai variasi spin dan slice, maka lintasanya berbeda dengan lintasan dari cabang olahraga lainnya yang menggunakan raket (racquet sports). Badminton juga merupakan cabang olahraga yang menggunakan raket dimana shuttle hasil pukulannya tidak dibenarkan untuk memantul dahulu. Dengan demikian para pemain badminton hanya mempunyai waktu yang sangat singkat untuk menyiapkan pekulan pengembaliannya. Pemain badminton harus mengembangkan footwork, yang memudahkannya untuk kembali ke posisi semula di tengah lapangan dalam waktu yang cepat. Beberapa pukulan banyak dilakukan ketika pemain masih berada di udara. 145

Dalam modul ini akan dibahas 1 (satu) hal, yang terbagi dalam (satu) kegiatan belajar, yaitu: 1. Kegiatan Belajar : Analisis Teknik Badminton, yang mencakup: 1.1 Persamaannya dengan gerakan melempar (throwing) 1.2 Elemen-elemen yang membantu pengembangan power 1.3 Aksi berangkai dengan ROM yang meningkat 1.4 Backhand Overhead Smash 1.5 Round the-head-smash Setelah selesai mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan tentang analisis mekanika nomor sprint Secara lebih rinci, setelah mempelajari modul ini mahasiswa dapat 1. Menjelaskan elemen-elemen yang membantu pengembangan power 2. Aksi berangkai dengan ROM yang meningkat 3. Menjelaskan mekanika backhand 4. Menjelaskan bagaimanakah memilih raket yang cocok 5. Menjelaskan pengaruh tegangan string terhadap power dan kontrol Petunjuk belajar: Untuk memahami materi modul ini dengan baik, serta mencapai kompetensi yang diharapkan, maka pergunakanlah strategi belajar berikut ini: 1. Bacalah modul ini dengan seksama, tambahkan catatan pinggir, berupa tanda tanya atau garis bawahi konsep yang relevan sesuai dengan pemikiran yang muncul 146

Diskusikan dengan teman beberapa konsep yang dianggap relevan 2. Kerjakan tugas dalam kasus, gunakan pengalaman dan wawasan anda terhadap kasus serupa di lingkungan anda 3. Kerjakan tes formatif seoptimal mungkin, dan gunakan rambu-rambu jawaban untuk mengevaluasi apakah jawaban anda sudah memadai 4. Buatlah beberapa catatan kecil hasil diskusi, untuk digunakan dalam pembuatan tugas mata kuliah dan ujian akhir mata kuliah 147

Kegiatan Belajar: BADMINTON 1. Kesamaan dengan aksi melempar (throwing) Raket dan shuttle keduanya sangat ringan, oleh karena itu pemain dapat menciptakan kekuatan yang besar dengan cara meningkatkan percepatan raketnya. Karena shuttle begitu ringan, maka terjadi penurunan percepatan (deselerasi) minimum dari raket pada saat impact. Salah satu kunci dari smes yang baik menurut Gowitzke dan waddel (1980) adalah meningkatkan ruang gerak (range of motion) yang optimum yang disertai dengan ketepatan timing yang baik dengan rangkaian aksi sendi, untuk memperoleh akselerasi raket yang maksimum (ingat hukum Newton II: F = m.a) Gerakan memukul badminton mempunyai kesamaan dengan gerakan melempar. Beberapa pukulan yang dilakukan dari bawah tangan (underhand stroke) termasuk servis, underhand clear, redrop di net, dan gerakan bertahan (defensive blocking action). Pukulan yang paling sesuai dengan prinsip-prinsip mekanika dari sidearm pattern adalah forehand dan backhand drive. Pukulan overhead termasuk drop, clear, dan smes dari forehand, backhand dan posisi round-the head. *Terdapat banyak kesamaan antara lemparan baseball dan lembing atau servis tenis dan bola voli dengan gerakan smes badminton. Seluruh gerakan tersebut mengikuti prinsip-prinsip mekanika dasar dari high velocity overarm pattern. Karena smes 148

merupakan teknik yang menghasilkan pukulan paling keras, maka akan menjadi perhatian utama untuk pembahasan selanjutnya. 2. Elemen-elemen yang membantu dalam meningkatkan kekuatan a. Penjumlahan Kekuatan (summation of force) Menurut hukum Newton I, otot-otot besar berkontraksi untuk mengatasi inersia tubuh. Prinsip penjumlahan kekuatan menyatakan bahwa semaki besar, semakin proksimal segmen tubuh mengawali gerakan, diikuti dengan segmen tubuh yang lebih kecil, yaitu segmen-segmen yang lebih distal (lihat tabel 1) 149

Tabel 1. Hubungan waktu-fase smes forehand badminton 150

Tuas yang memberikan kontribusi utama adalah rotasi medial dari lengan atas (upper arm) dan pronasi lengan bawah (forearm). Fleksi lateral dari togok membantu aksi tuas ini. Radius gerakan lengan bawah harus panjang-pendek-panjang (long-short-long). Lebih dari 50% kekuatan yang dihasilkan berasal dari aksi tuas ini, ketika berada melakukan gerakan di udara. Sejak beberapa tahun kebelakang, hampir seluruh pemain menggunakan aksi cheerleaders arched. Seluruh pemain dunia melakukan lompatan untuk memukul shuttle lebih awal di depan net. Resultan kecepatan yang diperoleh selama melakukan smes telah dilaporkan oleh beberapa peneliti seperti yang ditulis pada tabel 2. Tabel 2. Perbandingan kecepatan smes forehand 151

b. Continuous Loop Pada akhir backswing, gerakannya harus terus mengikuti tiap aksi persendian dan terus berlanjut mengikuti rantai kinetiknya (kinetic chain). Bilamana tujuannya adalah menghasilkan kekuatan pukulan, maka backswing harus dilakukan melingkar (loop) sampai ayunan ke depan. Percepatan raket mencapai kecepatan maksimumnya pada saat atau mendekati pemutaran arah, yang memudahkan kecepatan yang lebih besar pada saat forward swing. Gowitzke dan Waddell (1980) menyatakan bahwa teknik menempatkan raket di belakang lebih awal dan menunggu shuttle harus dihindari untuk para pemain yang sudah mahir. Meskipun berhasil karena timing yang baik, tetapi hasil ini tidak akan meningkatkan kecepatan secara efektif. 3. Aksi berangkai dari ruang gerak yang meningkat a. Fase persiapan (preparatory phase). Prinsip-prinsip biomekanika dasar: 1. Otot-otot harus dalam keadaan meregang 2. Posisi untuk menciptakan ruang gerak yang lebih luas 3. Sikap siap untuk smes forehand harus semisquat dengan posisi seimbang dan raket dipegang pada ketinggian pinggang sampai bahu di depan tubuh. Tangan dalam posisi fleksi radial yang siap diayunkan ke belakang pada waktu yang tepat. 4. Sudut lutut dan panggul harus memperlihatkan beberapa derajat dalam posisi fleksi pada saat raket ditarik ke arah belakang 5. Bahu lengan pemukul harus ditarik ke belakang dengan kombinasi rotasi lateral pada sendi penggul sebelah kiri (bagi pemain tangan kanan) dan rotasi togok dan sendisendi antar tulang belakang. 152

6. Lengan yang tidak memegang raket harus diangkat dan tangan diarahkan pada shuttle untuk membantu rotasi togok (force couple), tuas bahu, dan keseimbangan tubuh secara lebih baik. 7. Togok harus memperlihatkan beberapa derajat dalam posisi hiperekstensi pada akhir backswing 8. Sikut harus ditarik ke belakang oleh kombinasi rotasi lateral pada sendi panggul sebelah kiri dan rotasi togok dan persendian tulang belakang. Abduksi horisontal pada sendi bahu juga menempatkan sikut pada posisi yang tepat. 9. Muka raket harus terlihat dari samping dan ujungnya harus terlihat dari belakang. Kepala raket berada di bawah pergelangan dan tangan 10 Kepala raket harus ditarik melingkar ke belakang, kemudian ke bawah dengan kombinasi gerak rotasi lateral dan fleksi lateral pada sendi bahu, supinasi lengan bawah dan dorsifleksi dan radial fleksi pada sendi pergelangan tangan. 11 Gowitzke dan Waddell (1977) mengobservasi bahwa tangan tetap pada posisinya seolah-olah tangan merupakan pusat rotasi untuk gerakan tersebut. b. Fase Propulsif (propulsive phase) Prinsip-prinsip biomekanika dasar: 1. Kedua kaki harus seimbang, berada di atas bidang tumpuan dan akan merapat sebelum takeoff 2. Posisi tubuh bagian bawah bervariasi sesuai dengan kemampuan dan posisi di lapangan. Semakin terampil pemain dan semakin depan posisi melangkah di lapangan, 153

maka semakin nampak split tungkai ke arah depan. Posisi langkah ke depan yang ekstrim ini membantu meningkatkan keseimbangan tubuhnya secara lebih baik ketika pemain berada di udara dan kembali ke posisi siap di tengah lapangan 3. Togok harus diputar ke arah dalam melalui tungkai depan pada sendi panggul, sedangkan persendian tulang belakang masih melakukan rotasi yang berlawanan ke arah belakang 4. Rotasi tulang belakang harus berlawanan dengan arah gerakan ke arah depan dan togok harus berputar ke arah tungkai depan, sedangkan sikut masih bergerak ke arah belakang 5. Lengan atas harus dalam posisi abduksi dengan sikut tetap tinggi 6. Raket harus digerakkan ke arah depan dan atas, karena pemain meregangkan tubuhnya ke atas agar terjadi kontak dengan shuttle di depan tubuh 7. Lengan pemukul harus sedikit ditekuk tetapi mendekati 180 derajat tepat sebelum kontak 8. Rotasi media pada bahu dan pronasi lengan bawah merupakan komponen utama untuk menghasilkan kekuatan pukulan. Tangan harus berputar dengan posisi fleksi radial (grip frying pan harus dihindari karena memaksa pemain untuk bermain patminton dan bukannya badminton) c. Fase Gerak Lanjutan (Follow-through phase) Prinsip-prinsip biomekanika dasar: 1. Kepala raket harus terus bergerak ke depan dan bawah sampai batang raket berada pada posisi vertikal di bawah ketinggian tangan dan di depan tubuh. Ujung raket harus diarahkan ke tubuh. 154

2. Setelah kontak dengan shuttle, raket berada pada posisi di atas dengan meneruskan fleksi lengan bawah, pronasi lengan bawah yang maksimum, dan fleksi radial dari tangan 3. Rotasi tulang belakang dan aduksi lengan menarik lengan pemukul ke bawah dan menyilang tubuh untuk menyelesaikan gerak lanjutan. 4. Round-the head smash Mekanika gerakan smes ini sama dengan mekanika untuk smes forehand. Sekalipun demikian, terjadi fleksi lateral togok dalam jumlah besar. Togok harus tetap paralel dengan diagonal lapangan untuk menempatkan posisi memukul seperti membelakangi net sebelum ayunan ke depan. Posisi ini akan membantu memperkecil kesalahan memukul shuttle terlalu melebar ke luar lapangan. Split tungkai dilakukan ke arah samping dan bukan ke arah depan. Beberapa pemain cenderung merasakan kehilangan keseimbangan ketika mempelajari pukulan ini, karena tubuh sering ditempatkan secara kaku pada saat akan memukul shuttle. Hal ini terjadi karena fleksi lateral tubuh bagian atas ke arah garis samping, dan pada saat yang bersamaan melakukan langkah split menyilang ke arah tengah lapangan. Fleksi lateral dan rotasi togok secara horisontal merupakan kunci untuk melakukan smes ini dengan benar. Penempatan kaki awal sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk menghasilkan pukulan yang keras dan recovery yang efektif. Fleksibilitas Togok. Fleksibilitas togok sangat penting untuk memudahkan pemain dalam menjangkau shuttle dan melakuka pukulan yang cepat dengan gerak tipu dan power. Pemain dengan fleksibilitas togok yang baik akan menjangkau pukulan dengan langkah yang lebih sedikit dan mempertahankan tubuhnya agar 155

tetap berada dekat tengah lapangan. Hal ini memudahkan pemain untuk recovery dengan cepat, karena fleksi lateral dari togok ke arah shuttle. Otot-otot togok bisa cedera, khususnya intercostal dapat cedera jika pemain membuat stance paralel dengan net sebelum kontak dengan net. Posisi ini menyebabkan terjadinya fleksi lateral yang ekstrim dan memperlambat rotasi horisontal togok. Cedera lumbat khususnya sendi sacroiliac sering dialami para pemain yang menggunakan mekanika gerak yang kurang tepat. Akan terjadi penurunan kecepatan (pantulan shuttle atau kecepatan raket) jika pemain hilang keseimbangannya pada saat terjadi impact. Kesalahan lainnya adalah footwork yang kurang baik tidak mengikuti stance yang stabil Penggunaan smes ini memudahkan pemain untuk mengurangi pukulan backhand. Pemain yang menggunakan pukulan forehand berada pada posisi yang lebih baik untuk melihat kesiapan lawannya sebelum kontak dan selama gerak lanjutan. Pukulan forehand juga memudahkan pemain untuk kembali ke posisi siap dengan cepat dari pada setelah melakukan pukulan backhand. Prinsip coaching Kokohkan saat memukul Prinsip Biomekanika Keseimbangan dinamis terjadi jika panggul ditempatkan pada garis vertikal yang sama dengan bahu Bermain badminton bukan patminton Percepatan kepala raket ke depan pergelangan tangan akan menciptakan momentum yang diinginkan pada saat impact string dengan shuttlecock 156

Rangkuman Gerakan memukul badminton mempunyai kesamaan dengan gerakan melempar. Beberapa pukulan yang dilakukan dari bawah tangan (underhand stroke) termasuk servis, underhand clear, redrop di net, dan gerakan bertahan (defensive blocking action). Terdapat banyak kesamaan antara lemparan baseball dan lembing atau servis tenis dan bola voli dengan gerakan smes badminton. Seluruh gerakan tersebut mengikuti prinsip-prinsip mekanika dasar dari high velocity overarm pattern. Karena smes merupakan teknik yang menghasilkan pukulan paling keras, maka akan menjadi perhatian utama untuk pembahasan selanjutnya. Bilamana tujuannya adalah menghasilkan kekuatan pukulan, maka backswing harus dilakukan melingkar (loop) sampai ayunan ke depan. Percepatan raket mencapai kecepatan maksimumnya pada saat atau mendekati pemutaran arah, yang memudahkan kecepatan yang lebih besar pada saat forward swing. Beberapa pemain cenderung merasakan kehilangan keseimbangan ketika mempelajari pukulan round the head smash, karena tubuh sering ditempatkan secara kaku pada saat akan memukul shuttle. Hal ini terjadi karena fleksi lateral tubuh bagian atas ke arah garis samping, dan pada saat yang bersamaan melakukan langkah split menyilang ke arah tengah lapangan. Fleksi lateral dan rotasi togok secara horisontal merupakan kunci untuk melakukan smes ini dengan benar. Fleksibilitas togok sangat penting untuk memudahkan pemain dalam menjangkau shuttle dan melakuka pukulan yang cepat dengan gerak tipu dan power. Pemain dengan fleksibilitas togok yang baik akan menjangkau pukulan dengan langkah yang lebih sedikit dan mempertahankan tubuhnya agar tetap berada dekat tengah lapangan. 157

Latihan Kegiatan Belajar : Petunjuk: Coba anda kerjakan latihan soal di bawah ini dengan singkat dan jelas 1. coba anda jelaskan jenis-jenis keterampilan apa saja yang mempunyai kesamaan dengan smes badminton? 2. Coba anda jelaskan prinsip summation of force? 3. Mengapa lengan pemain badminton harus lurus optimal pada saat impact smes? 4. Jelaskan fase-fase dari gerakan smes? Tes Formatif 1. Untuk mengetahui tinggi rendahnya kemampuan pemahaman anda terhadap materi yang telah dipelajari dalam modul ini, anda diminta untuk mengerjakan soal-soal di bawah ini dengan mengikuti petunjuk yang diberikan. Petunjuk: Pilihlah salah satu alternatif jawaban yang tersedia dengan memberikan tanda silang (X) pada salah satu huruf (A, B, C, atau D) yang menurut anda jawaban benar! 1). Dalam badminton, keunikan melayangnya shuttlecock yang tidak mengikuti kurva parabola akan menuntut pemain untuk: a. Memiliki timing yang tepat pada saat memukul b. Memiliki power yang besar c. Memiliki footwaork yang baik d. Benar semua 2). Kunci smes yang keras adalah.... a. Memiliki ROM yang besar b. Timing yang tepat c. Rangkaian aksi sendi yang baik d. Benar semua 158

3). Pukulan yang paling sesuai dengan pola sidearm pattern: a. Forehand dan backhand drive b. Smes c. Drop-shot d. Benar semua 4). Kesamaan antara pola gerakan lemparan baseball, servis tenis, dan smes badminton, mengikuti: a. High velocity overarm pattern b. Kinetic link system c. Chain coordination d. Benar semua 5). Menurut hukum Newton I, otot-otot besar berkontraksi untuk mengatasi... a. Impuls b. Inersia c. Momentum d. Benar semua 6). Pada saat melakukan smes, lengan harus dalam keadaan lurus optimal, tujuannya yaitu untuk meningkatkan: a. Kecepatan linier b. Memperpanjang pertuasan c. Menghasilkan kecepatan pada ujung raket d. Benar semua 7). Lengan yang tidak memegang raket harus diangkat dan tangan diarahkan pada shuttle, tujuannya adalah untuk a. Membantu rotasi togok b. Pertuasan bahu c. Keseimbangan tubuh 159

d. Benar semua 8). Posisi sikut pada saat akan melakukan smes harus ditekuk a. Peningkatan kecepatan anguler raket b. Penurunan momen inersia c. Penurunan inersia pada lengan d. Benar semua 9). Pada fase propulsif kedua kaki harus berada pada bidang tumpuan, tujuannya adalah... a. Keseimbangan b. Stabilitas c. Mobilitas d. Benar semua 10). Grip frying pan harus dihindari karena... a. Menghambat putaran tangan dengan posisi fleksi radial b. Tidak sesuai untuk badminton c. Tidak memberikan kekuatan d. Benar semua 160

Cocokkanlah jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi kegiatan belajar 1. Rumus: Jumlah jawaban anda yang benar Tingkat penguasaan= ---------------------------------------- X 100% 10 Tingkat penguasaan yang anda capai: 90%-100% = Baik sekali 80%-89% = Baik 70%-79% = Cukup <70% = Kurang Bila anda telah mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar berikutnya. Tetapi bila tingkat penguasaan anda masih di bawah 80%, maka anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1 tersebut terutama bagian yang belum anda kuasai. Kunci Jawaban Latihan Kegiatan Belajar : 1. Jenis keterampilan yang sama dengan smes badminton adalah servis tenis, lempar lembing, lemparan baseball, servis voli. Semuanya mengikuti prinsip high-velocity overarm pattern 2. Prinsip summation of force: semakin besar bagian tubuh semakin proksimal segmen tubuh mengawali gerakan, diikuti oleh segmen yang lebih kecil, yaitu segmen-segmen yang lebih distal 3. Pada saat melakukan smes maka lengan harus lurus optimal, tujuannya adalah untuk meningkatkan kecepatan linier, kecepatan tertinggi pada ujung kepala raket. 4. Fase-fase gerakan smes :preparatory phase, propulsive phase, follow-through phase, Kunci jawaban Tes Formatif Kegiatan Belajar : 1.a 2.d 3.a 4. b 5.b 6.d 7. d 8.d 9. a 10.a 161

162