I. PENDAHULUAN. berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

RENCANA JUDUL KAJI TINDAKAN / SKRIPSI MAKALAH

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tingkat budaya dan semakin modern suatu bangsa, maka semakin

Cyber Ethics. Ade Sarah H., M.Kom

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI Universitas Mercu Buana Yogyakarta Program Studi : 1. Teknik Informatika

Penyalahgunaaan TIK serta Dampaknya

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

CAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

BAB II INFORMASI ELEKTRONIK MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

MODEL PENGATURAN INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Makalah Kejahatan E-Commerce "Kasus Penipuan Online" Nama : Indra Gunawan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA

Cyber Crime : Sebuah Evolusi Kejahatan Jenis kejahatan konvensional : Kejahatan kerah biru (blue collar crime) Pencurian, penipuan, pembunuhan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan

PERSEPSI MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS SYIAH KUALA TERHADAP PELAKSANAAN UU NO 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRAKSAKSI ELEKTRONIK (ITE)

DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

Pertemuan 11. Pembahasan. 1. Pengertian Cyber law 2. Ruang Lingkup Cyber Law 3. Perangkat hukum Cyber law

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

karya manusia dalam kemajuan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi adalah Internet. yang lain. Berdasarakan komponen yang ada dalam internet maka terciptalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kebijakan hukum pidana tidak merupakan satu-satunya cara yang. sebagai salah satu dari sarana kontrol masyarakat (sosial).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Bab 2 Etika, Privasi

oleh perdagangan secara konvensional. 1

Carding KELOMPOK 4: Pengertian Cyber crime

Cyber Crime. Ade Sarah H., M.Kom

CYBER LAW & CYBER CRIME

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum penulis menguraikan hasil penelitian dan pembahasan, dan untuk menjawab

BERITA NEGARA KEPALA BADAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/30/2014 nts/epk/ti-uajm 2

Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik, Sistem Elektronik, Transaksi Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. di seluruh Dunia. Internet sebagai media komunikasi kini sudah biasa. memasarkan dan bertransaksi atas barang dagangannya.

BAB III TINDAKAN PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK PADA JEJARING SOSIAL DI MEDIA INTERNET. Kemajuan teknologi sangat potensial terhadap munculnya berbagai

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

Eko Wahyu Tyas D, Hendarmawan. Mahasiswa Program Studi Ilmu Komputer Universitas Brawijaya Malang

Pelanggaran Hak Cipta

BAB II PENGATURAN HUKUM PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA CYBERCRIME. A. Pengaturan hukum pidana terhadap tindak pidana cybercrime.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UniversitasMercuBuanaYogyakarta ProgramStudi: TeknikInformatika TUGAS KOMPUTER MASYARAKAT

NCB Interpol Indonesia - Fenomena Kejahatan Penipuan Internet dalam Kajian Hukum Republik Indonesia Wednesday, 02 January :00

KORELASI ETIKA PROFESI, TEKNOLOGI DAN HUKUM TERHADAP INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi sekarang semua teknologi semakin berkembang

I. PENDAHULUAN. hukum tentang kejahatan yang berkaitan dengan komputer ( computer

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

10/10/2010 PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMASI. Materi 14 : Pengantar Etika Profesi ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI. 1. Privasi

Oleh: R.Caesalino Wahyu Putra IGN.Parikesit Widiatedja Bagian Hukum Pidana, Fakultas Hukum, Universitas Udayana

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Asas dan Tujuan. dengan tujuan untuk: Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hokum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

Teknik Informatika S1

Kejahatan Mayantara (Cybercrime)

PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA)

PADJADJARAN INTERNET ACCESS

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan akan informasi guna memenuhi segala aspek kebutuhan akan

CYBERCRIME & CYBERLAW

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian luhur bangsa, beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha

Pelanggaran Kode Etik Dalam Dunia Informatika Universitas Mercubuana Yogyakarta

informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan mengenai pengelolaan Informasi dan Transaksi Elektronik di tingkat nasional

I. PENDAHULUAN. sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya. membutuhkan pertolongan orang lain khususnya di bidang keamanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Teknologi informasi saat ini semakin berkembang dan berdampak

Etika, Kejahatan Komputer, dan Keamanan Sistem Informasi. Etika Sistem Informasi. Tujuan Bab 9. Information Systems Today

cybercrime Kriminalitas dunia maya ( cybercrime

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

ETIKA DAN PROFESIONALISME

CYBER ESPIONAGE. Etika Profesi TI. M. Alfiyan Syamsuddin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi

BAB II KEJAHATAN PEMBOBOLAN WEBSITE SEBAGAI BENTUK KEJAHATAN DI BIDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

BAB I PENDAHULUAN. khalayak ramai sesuai dengan kebutuhannya. Koneksi internet inilah yang. masyarakat baik secara pribadi maupun instansi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Digital Forensics bukti pada Kasus Prita Mulyasari. Oleh: Sam Ardi* dan Ruby Z. Alamsyah**

NASKAH AKADEMIS RANCANGAN UNDANG- UNDANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI. November

Pertemuan 6 ASPEK TINJAUAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI IT

KOMPUTER FORENSIK DALAM HUKUM INDONESIA

ANALISIS HUKUM MENGENAI PENCURIAN DANA NASABAH BANK MELALUI MODUS PENGGANDAAN KARTU ATM (SKIMMER) DIHUBUNGKAN DENGAN PASAL 363 AYAT (5) KITAB UNDANG-

S I S A W A K T U. 2. Internet pertama kali dikembangkan oleh salah satu lembaga riset di Amerika Serikat, yaitu..

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang penting bagi sebuah kemajuan bangsa.seiring dengan

Peraturan Tertulis dan Tidak Tertulis. Tim Dosen PTIK

BAB V PENUTUP. Penelitian ini mendeskripsikan keberadaan unsur-unsur penghinaan dan

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, dan Pemerintahan Daerah dalam. Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Pemilukada perlu dilakukan untuk

HASIL WAWANCARA DENGAN AKBP AUDIE LATUHERY KASAT CYBERCRIME DIT RESKRIMSUS POLDA METRO JAYA

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi manusia, karena pendidikan merupakan pengembangan pemberdaya manusia (SDM). Pada saat ini pendidikan dituntut peranannya untuk dapat menghasilkan manusia Indonesia yang berkualitas, yang dapat mengembangkan potensi dirinya yang diperlukan dalam usaha menyesuaikan dan mengikuti ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dari waktu kewaktu semakin pesat. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang demikian pesat menyebabkan perubahan kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung telah mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi, masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir.

Roy suryo (2005), telah memberikan gambaran kepada tentang bagaimana teknologi informasi telah memainkan peranan yang penting dalam suatu komunikasi informasi. Dari beberapa universitas sudah banyak yang membuka website untuk memberikan kemudahan bagi khalayak untuk mengakses informasi tentang universitas yang bersangkutan. Peranan teknologi informasi terkhususnya internet tidak dapat disangkal dan telah memberikan kontribusi yang besar. Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, pendidikan dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini telah memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum. Sistem elektronik adalah sistem komputer dalam arti luas, yang tidak hanya mencakup perangkat keras dan perangkat lunak komputer, tetapi juga mencakup jaringan telekomunikasi dan sistem komunikasi elektronik. Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat serta banyaknya perusahaan yang bergerak dalam dunia tersebut memungkinkan adanya pelanggaran oleh pihak-pihak tertentu. Untuk mengantisipasi pelanggaran di bidang teknologi informasi maka diperlukan sebuah undang-undang yang mampu melindungi para pelaku bisnis di dunia teknologi informasi.

Menurut Patricia Aburdene & John Naisbitt dalam (www.dampak-positifteknologi-informasi.com), Dampak positif penggunaan teknologi informasi antara lain : 1. Internet sebagai media informasi, merupakan alat yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia. 2. Media pertukaran data yang dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah. 3. Media untuk mencari informasi atau data, seperti perkembangan internet yang pesat, menjadikan sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat. 4. Kemudahan memperoleh informasi sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi. 5. Digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain Sedangkan dampak negatif penggunaan teknologi informasi antara lain : 1. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). 2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. 3. Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang). 4. Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut. Sebagai negara berkembang seperti yang juga telah terpengaruh oleh bidang teknologi informasi, indonesia kini telah memiliki sebuah undang-undang yang mengatur tentang etika berinternet. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2008 adalah undang-undang yang mengatur tentang Teknologi informasi dan transaksi elektronik.

Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur berbagai perlindungan hukum atas kegiatan yang memanfaatkan internet sebagai medianya, baik transaksi maupun pemanfaatan informasinya. Pada UU ITE ini juga diatur berbagai ancaman hukuman bagi kejahatan melalui internet. UU ITE mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis diinternet dan masyarakat pada umumnya guna mendapatkan kepastian hukum, dengan diakuinya bukti elektronik dan tanda tangan digital sebagai bukti yang sah di pengadilan. Pemahaman mahasiswa tentang UU ITE diharapkan agar dapat memanfaatkan teknologi informasi khususnya internet yaitu agar mahasiswa mengetahui dan diharapkan memahami kode etik dan sopan saat berinteraksi dan bertransaksi melalui internet yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan oleh UU ITE agar tidak melakukan pelanggaran dan kesalahan-kesalahan dalam memanfaatkan teknologi yaitu internet yang ada dilingkungan kampus seperti dipuskom atau internet milik pribadi dengan mencari sumber-sumber atau bahan-bahan atau data. Dengan demikian mahasiswa dapat mengekplorer lebih jauh sesuai dengan kemauan dan kemampuan mahasiswa masing-masing. UU ITE mulai dirancang sejak Maret 2003 oleh Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi dengan nama Rancangan Undang Undang Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik (RUU-IETE). Semula RUU ini dinamakan Rancangan Undang Undang Informasi Komunikasi dan Transaksi Elektronik (RUU IKTE) yang disusun oleh Ditjen Pos dan Telekomunikasi - Departemen Perhubungan serta Departemen Perindustrian dan Perdagangan, bekerja sama dengan tim dari

Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Tim Asistensi dari ITB, serta Lembaga Kajian Hukum dan Teknologi Universitas Indonesia (UI). Adapun hal-hal penting yang dimiliki RUU ITE adalah : 1. Tanda Tangan Elektronik diakui memiliki kekuatan hukum yang sama dengan tandatangan konvesional. 2. Alat bukti elektronik diakui seperti alat bukti lainnya yang diatur dalam KUHAP. 3. Undang-undang ITE berlaku untuk setiap orang yang melakukan perbuatan hukum baik yang berada di wilayah Indonesia maupun di luar indonesia, yang memiliki akibat hukum di indonesia. Kehadiran UU ITE ini sudah sangat dinantikan publik. Beberapa alasan yang dikemukakan publik bahwa UU ITE akan memberikan manfaat, sebagai berikut: 1. Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat dan mahasiswa yang melakukan transaksi secara elektronik 2. Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia 3. Sebagai salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi 4. Melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi. Maka perlu diperhatikan sisi keamanan dan kepastian hukum dalam pemanfaatan teknologi informasi, internet, media, dan komunikasi agar dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu, terdapat tiga pendekatan untuk menjaga

keamanan di cyber space, yaitu pendekatan aspek hukum, aspek teknologi, aspek sosial, budaya, dan etika. Untuk mengatasi gangguan keamanan dalam penyelenggaraan sistem secara elektronik, pendekatan hukum bersifat mutlak karena tanpa kepastian hukum, persoalan pemanfaatan teknologi informasi menjadi tidak optimal. Sejak ditetapkannya UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik pada 21 April 2008, telah menimbulkan banyak korban. Para tersangka atau korban UU ITE tersebut merupakan pengguna internet aktif yang dituduh telah melakukan penghinaan atau terkait dengan muatan penghinaan di internet. Penggunaan internet aktif yang dituduh telah melakukan penghinaan atau melakukan pelanggaran penggunaan internet dan melanggar undang-undang informasi dan transaksi elektronik, dibawah ini dapat dilihat beberapa pelanggaran atau penyimpangan dalam memanfaatkan teknologi internet. Tabel 1. Contoh kasus pelanggaran atau penyimpangan dalam memanfaatkan teknologi seperti intenet. No Pelaku Waktu Permasalahan 1 Mahasiswa ITB Senin, 3 Pencemaran nama baik distatus

Mei 2010 2 Prita Mulyasari Senin, 11 Mei 2009 3 Siswa sekolah Jumat, 30 SMAN 2 Juli 2010 Probolinggo 4 Siswa SMA Bogor Rabo, 02 Juni 2010 facebook Pencemaran nama baik oleh Rumah Sakit Omni Internasional. Pencemaran nama baik oleh guru. Mencaci maki lewat disitus pertemanan difacebook Dari tabel diatas menunjukkan bahwa kejadian tersebut sering terjadi, baik dari siswa, mahasiswa maupun masyarakat, oleh karena itu pemerintah membuat dan menetapkan suatu peraturan yang mengatur tata cara dan etika dalam memanfaatkan teknologi informasi. Internet dapat digunakan sebagai alat untuk melakukan tindak kejahatan yang jauh lebih luas dan terus berkembang baik secara kuantitas maupun kualitas sejalan dengan kemajuan teknologi informasi itu sendiri. Ada sejumlah kejahatan internet yang cukup dikenal saat ini. Pertama, sabosate terhadap perangkatperangkat digital, data-data milik orang lain dan jaringan komunikasi data dan penyalahgunaan jaringan orang lain. Kedua, penetrasi terhadap sistem komputer dan jaringan sehingga menyebabkan privasi seseorang atau lembaga lain terganggu atau gangguan pada fungsi komputer yang digunakan. Ketiga melakukan akses-akses ke server tertentu atau ke internet yang tidak diizinkan oleh peraturan organisasi atau penyusupan ke web server sebuah situs kemudian mengganti halaman depan situs tersebut. Keempat, tindakan penyalahgunaan kartu kredit orang lain di internet. Kelima, penerapan aplikasi dalam usaha membuka proteksi dan software atau sistem secara ilegal. Keenam, pembuatan

program ilegal dengan maksud menyebarkan dan menggandakan diri secara cepat dalam jaringan. Biasanya melalui email liar dengan tujuan membuat kerusakan dan kekacauan sistem. Contoh-contoh kejahatan internet di atas menggambarkan bahwa teknologi internet mengalami pergeseran fungsi utamanya sebagai alat penyebarluasan informasi dari segi positifnya, sebaliknya teknologi internet tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Internet telah beralih fungsi menjadi media massa elektronik yang mampu membawa perubahan dalam kehidupan manusia dalam berbagai aspek dari yang positif hingga menjadi negatif sehingga tidak sedikit orang yang memanfaatkan internet dengan melakukan pelanggaran, dan tidak sesuai etika yang ada dalam UU ITE. Kejahatan internet atau yang lebih populer dengan istilah cyber crime ini dapat dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak diperlukan interaksi langsung antara pelaku dan korban kejahatan. Dengan sifat seperti itu, semua negara termasuk indonesia yang melakukan aktivitas internet akan terkena imbas dari perkembangan kejahatan dunia maya karena para pelaku memanfaatkan internet tidak sesuai etika UU ITE. Penelitian ini menjadi penting, karena peneliti akan melihat sejauh mana Pemahaman Mahasiswa FKIP PPKn tentang Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik No. 11 Tahun 2008.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Dampak dari pemanfaatan teknologi informasi. 2. Pemahaman dan sikap mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. 3. Implementasi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. 4. Efektifitas Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik Nomor 11 Tahun 2008. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut penelitian ini membatasi pada Pemahaman mahasiswa dan sikap mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang adanya undang-undang transaksi dan elektronik agar mahasiswa tidak melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, dapat memanfaatkan teknologi informasi yang ada dengan seefisien mungkin, terampil dalam menggunakan teknologi informasi sebagai sarana sumber belajar untuk mendukung pelajaran baik itu berupa bahan referensi atau bahan pengayaan yang ditugaskan oleh dosen. D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut Bagaimana Pemahaman dan Sikap Mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang Isi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pemahaman dan Sikap Mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang Isi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008. 2. Kegunaan dan Manfaat Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian Tentang Pemahaman Mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang Isi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008 secara teoritis untuk mengembangkan khasanah pendidikan kewarganegaraan mengenai etika dan sikap mahasiswa dalam memahami dan mentaati peraturan hukum yang berlaku dilingkungan kampus dan masyarakat.

b. Kegunaan Praktis 1. Diharapkan untuk menjadi masukan bagi universitas dan mahasiswa untuk memaksimalkan penggunaan fasilitas internet. 2. Menambah informasi dan pemahaman mahasiswa tentang isi Undangundang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008. 3. Untuk menumbuhkan sikap terampil menggunakan teknologi informasi khususnya internet sebagai sumber informasi dan data. 4. Untuk dapat memanfaatkan internet dengan baik dalam memanfaatkan teknologi. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup Ilmu Pendidikan khususnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan yang berkaitan dengan pemahaman dan sikap mahasiswa tentang Undang-undang informasi dan transaksi elektronik. 2. Ruang Lingkup Objek

Ruang lingkup objek penelitian ini adalah Pemahaman dan Sikap Mahasiswa FKIP Program Studi PPKn tentang Isi Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) Nomor 11 Tahun 2008. 3. Ruang Lingkup Subjek Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2008, 2009 dan 2010 Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Lampung. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Unversitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Ruang lingkup waktu dalam penelitian ini adalah sesuai dengan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sejak dikeluarkannya surat izin penelitian dari dekan FKIP Unila.