BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

TINJAUAN YURIDIS HAK DAN BAGIAN ANAK LAKI-LAKI (Studi Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No.120/Pdt-G/2007/PA-TTD) SKRIPSI.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM WARIS ISLAM (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Islam bukan keluarga besar (extended family, marga) bukan pula keluarga inti

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAGIAN WARIS BERDASARKAN KONDISI EKONOMI AHLI WARIS DI DESA KRAMAT JEGU KECAMATAN TAMAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk Tuhan adalah makhuk pribadi sekaligus makhluk

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif dan erat sekali hubunganya dengan kerohanian seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. hukum tersebut memiliki unsur-unsur kesamaan, walaupun dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan status

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian dari permukaan bumi dengan batas-batas tertentu

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

I. PENDAHULUAN. maupun manfaat untuk dimiliki oleh penerima wasiat sebagai pemberian yang

BAB I PENDAHULUAN. (selanjutnya ditulis dengan UUP) menjelaskan, Perkawinan ialah ikatan lahir bathin

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa hidup bersama dengan orang lain. Naluri untuk hidup bersama

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

RINGKASAN Bagi umat Islam yang mentaati dan melaksanakan ketentuan pembagian warisan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah swt.

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum waris perdata dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhannya telah mampu merombak tatanan atau sistem kewarisan yang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan masyarakat diatur oleh hukum termasuk mengenai

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. atau hak setelah ada seseorang yang meninggal dunia. Maka apabila ada

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku dalam masyarakat. Dapat pula dikatakan hukum merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Pengadilan Agama Bangil. Jln. Layur No. 51 Bangil Jawa Timur, yang berdiri di atas tanah seluas +720

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkanya. Perkawinan sebagai jalan untuk bisa mewujudkan suatu keluarga

BAB I PENDAHULUAN. saseorang pasti mendapatkan sesuatu, baik dalam bentuk uang maupun barang

BAB I PENDAHULUAN. bersama yang disebut dengan lembaga perkawinan. merupakan ibadah (Pasal 2 Kompilasi Hukum Islam). 2

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perkawinan yang dimulai dengan adanya rasa saling cinta dan kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami isteri memikul amanah dan

METODE PENELITIAN. cara melakukan penelitian hukum dengan teratur (sistematis). 39 Dengan

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Dalam menjalani kehidupan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suku bangsa atau kelompok etnik yang ada. Akan tetapi ahli hukum adat

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menyangkut urusan keluarga dan urusan masyarakat. 1. tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ke-tuhanan Yang Maha Esa.

BAB I. Pendahuluan. Perkawinan beda agama adalah suatu perkawinan yang dilakukan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan hukum yang mengandung hak-hak dan

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah ajaran mengenai metode-metode yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dimaksud adalah tersebut dalam Pasal 25 ayat (3) Undang -Undang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan, dan salah satu jalan untuk mencapai kebahagiaan itu adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap kematian erat kaitannya dengan harta peninggalan. Setiap harta yang ditinggalkan oleh seseorang baik yang bersifat harta benda bergerak maupun harta benda yang tidak bergerak akan menjadi harta warisan seseorang yang telah meninggal dunia. Begitu seseorang dinyatakan telah meninggal, pada saat itu juga semua hartanya secara otomatis menjadi harta warisan bagi ahli waris yang ditinggalkannya tanpa terkecuali. Menerapkan dan memakai hukum waris Islam ketika melakukan pembagian warisan adalah merupakan kewajiban yang harus ditaati oleh setiap muslim. Hal ini harus sesuai dengan bunyi Surat An Nisa ayat 13 dan 14, di mana Allah akan menempatkan sorga selama-lamanya bagi orang-orang yang menaati ketentuan (pembagian harta pusaka) dan memasukkan ke neraka untuk selamalamanya bagi orang-orang yang tidak mengindahkannya. Rasulullah SAW juga memerintahkan agar setiap muslim membagi harta pusaka menurut Al-Qur an sebagaimana dalam sabdanya : Bagilah harta pusaka antara ahli waris menurut kitabullah. 1 Bila dilihat dalam kajian hukum Islam dan hukum Perdata, seharusnya, selayaknya, dan sepantasnya harta warisan dibagikan tepat waktu sebelum ada masalah-masalah yang timbul karenanya di kemudian hari. Dalam arti kata, begitu 1 Imam Az-Zabidi Ilyas, Ringkasan Shahih Al-Bukhari, Mizan, Bandung, 1997, hal.895.

seseorang meninggal dunia, sebaiknya disegerakan dalam membagi harta warisan yang ditinggalkannya kepada seluruh ahli waris yang ada, setelah dikeluarkan beberapa biaya berikut ini : 2 1. Biaya pelaksanaan fardhu kifayahnya, yakni : biaya mengkafaninya dan biaya mengkuburkannya; 2. Biaya pelunasan hutang-hutangnya, jika memang ada; 3. Biaya yang dipergunakan untuk memenuhi seluruh wasiat-wasiatnya, jika memang ada. Setelah semua biaya di atas dikeluarkan dari harta orang yang meninggal itu, maka sisa hartanya itu segera dibagikan kepada seluruh ahli waris yang ada menurut ketentuan bagian masing-masing. Dalam Hukum Islam, bagian laki-laki sama dengan dua bagian perempuan. Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Surat An Nisa ayat 11. Makin cepat harta warisan dibagikan, maka makin bagus akibatnya baik untuk seluruh ahli waris maupun bagi orang yang meninggal itu sendiri. Sebab harta warisan yang dibagikan secara cepat adalah memiliki berbagai kebaikan dan kemaslahatan, antara lain : 1. Seluruh ahli waris masih dalam keadaan hidup (lengkap). Jika memang pembagiannya ditunda dalam waktu yang lama, dikhawatirkan akan ada ahli waris yang meninggal dunia atau yang pergi jauh yang mengakibatkan sulitnya dilakukan pertemuan ahli waris secara lengkap pada masa mendatang; 2 Helmi Karim, Fiqh Muamalah, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal.73.

2. Kedudukan dan status harta masih jelas jumlah dan tempatnya. Jika harta warisan tidak dibagikan secara cepat dikhawatirkan akan terjadi kekaburan atau ketidakjelasan jumlah harta warisan yang ditinggalkan; 3. Terhindarnya provokasi terhadap kerukunan dan kekeluargaan seluruh ahli waris dari pihak-pihak tertentu. Pembagian warisan yang dilambat-lambatkan justru akan dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bukan saja pihak ahli waris, atau orang yang telah meninggal, juga dapat merugikan masyarakat pada umumnya. Demikian halnya dengan kasus gugatan waris No.102/Pdt-G/2007/PA-TTD tentang tuntutan hak dan bagian anak laki-laki di mana pada saat ayah ahli waris meninggal dunia, ternyata harta warisan yang ditinggalkannya tidak langsung dibagikan. Karena lambatnya alm Hj. Hotni Harahap membagikan harta peninggalan alm. Drs. H. Gusnar Efendi Sutan Dilaut Siregar kepada seluruh ahli waris yang masih hidup, maka hal ini menjadi pemicu timbulnya perkara warisan di kalangan para ahli waris. Perkara warisan ini muncul bukan pada semasa hidup alm Hj. Hotni Harahap, melainkan setelah beliau meninggal dunia. Andaikan harta warisan peninggalan alm. Drs. H. Gusnar Efendi Sutan Dilaut Siregar segera dibagikan, niscaya tidak akan ada sengketa pembagian warisan di kalangan para ahli waris. Sesungguhnya hukum waris Islam mengharuskan kepada ahli waris untuk segera melakukan pembagian harta warisan seseorang agar tidak terjadi sengketa di kemudian hari. Banyak sengketa waris terjadi di antara para ahli waris, baik

yang terjadi sebelum maupun setelah harta warisan tersebut dibagikan, tetapi ahli waris lainnya berniat membiarkan harta warisan tetap utuh sebagai pengingat ahli waris. 3 Terkadang, ada ahli waris yang meminta supaya harta warisan dijual lalu hasil penjualan dibagi-bagikan kepada semua ahli waris, tetapi ada yang menolak hal tersebut. Ada pula peristiwa penjualan harta warisan dalam bentuk tanah yang telah dijual kepada pihak lain, dituntut karena seorang ahli waris tidak diikutsertakan dalam penjualan tanah tersebut. Bermacam persoalan tersebut memerlukan jalan keluar yang adil. 4 Indonesia mempunyai beragam adat, budaya serta latar belakang yang melandasi kehidupan masyarakatnya. Begitu pula dalam hal hukum waris berdasarkan adat sangatlah beragam bergantung dari sifat kedaerahan. Banyaknya jumlah suku bangsa di Indonesia, banyak pula jumlah hukum waris yang ada. 5 Selain itu, terdapat pula hukum Islam mengatur pula tentang hukum waris bagi umatnya yang bersumber dan berdasarkan pada kitab suci Al-Qur an, hadis dan ijtihad. Golongan penduduk asli Indonesia menggunakan hukum waris berdasarkan adat setempat di wilayah mereka tinggal. Namun yang beragama Islam dapat pula untuk memilih hukum waris Islam. 6 3 Sulaiman Rasyid, Fiqh Islam, At Tahirriyah, Jakarta, 1995, hal. 9. 4 F.Satrio Wicaksono, Hukum Waris,Visi Media, Jakarta, 2011, hal.2. 5 Masjfuk Zuhdi, Studi Islam, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1993, hal 12. 6 Ibid.

B. Permasalahan Dari latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti perlu mengangkat beberapa permasalahan yang perlu dipecahkan melalui pelaksanaan penelitian secara mendalam dan terfokus terhadap kasus tersebut di atas. Beberapa permasalahan yang diangkat dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana hak dan bagian warisan anak laki-laki berdasarkan putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No.102/Pdt-G/2007/PA-TTD? 2. Apa dasar pertimbangan hakim memutuskan bagian masing-masing ahli waris dalam dua tahap? 3. Apa dasar pertimbangan hakim tentang pelaksanaan hibah yang dilakukan pewaris? C. Tujuan Peneltian Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui secara jelas tentang hak dan bagian warisan anak laki-laki berdasarkan putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No.102/Pdt- G/2007/PA-TTD; 2. Untuk mengetahui secara jelas tentang dasar pertimbangan hakim memutuskan bagian masing-masing ahli waris dalam dua tahap; 3. Untuk mengetahui secara jelas tentang dasar pertimbangan hakim tetntang pelaksanaan hibah yang dilakukan pewaris.

D. Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian skripsi ini adalah akan memberi manfaat baik secara teoritis maupun praktis. Sedangkan manfaat secara teoritis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum perdata khususnya hukum waris Islam dan hukum waris perdata. Sedangkan manfaat secara praktis dapat memberikan kontribusi positif dalam pengayaan dan perbendaharaan dalam bidang ilmu waris terutama bagi kalangan mahasiswa, dosen, dan peneliti. E. Metode Penelitian Metode penelitian harus ditetapkan secara tepat karena dengan metode penelitian ini akan membantu dalam menetapkan arah dan tujuan penelitian sehingga akan mampu mengungkapkan penelitian secara sistematis. Maka penulis menggunakan metode sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Penelitian terhadap permasalahan dalam skripsi ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. 7 7 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. UI Press, Jakarta, 1986, hal.9.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. 8 Penelitian deskriptif dilakukan dengan cara melukiskan keadaan yang menjadi obyek persoalannya dan bertujuan memberikan gambaran mengenai hal yang menjadi pokok permasalahannya, dalam hal ini tentang status dan kedudukan anak. Sehingga dapat dianalisis dan akhirnya dapat diambil kesimpulan yang bersifat umum. 9 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini, adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder. Metode berpikir yang digunakan adalah metode berpikir deduktif. Yang mana maksudnya adalah cara berpikir dalam menarik kesimpulan dari sesuatu yang sifatnya umum dan sudah dibuktikan bahwa dia benar. 10 3. Data yang Digunakan Dalam penyusunan skripsi ini, data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. 8 Ibid. 9 Ibid., hal.10. 10 Ibid.

Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat. 11 Dalam skripsi ini bahan hukum primernya adalah Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 102/Pdt-G/2007/PA-TTD, bahan hukum yang terdiri dari peraturan perundang-undangan di bidang hukum perdata yang mengikat, antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek) dan Kompilasi Hukum Islam (KHI). Bahan hukum sekunder yaitu, bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap hukum primer, yakni hasil karya para ahli hukum berupa buku-buku, pendapat-pendapat pakar hukum, rancangan undang-undang, dan hasil-hasil penelitian yang berhubungan dengan pembahasan skripsi ini. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan/atau bahan hukum sekunder yakni, kamus hukum dan kamus besar bahasa Indonesia. 13 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan. Pada tahapan ini peneliti mencari landasan teoritis dari permasalahan permasalahan penelitiannya sehingga penelitian yang dilakukan bukanlah aktivitas yang bersifat trial and error. Tujuan dan kegunaan studi kepustakaan pada dasarnya adalah menunjukkan jalan pemecahan permasalahan penelitian. 14 12 11 Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal.113. 12 Ibid. 13 Ibid. 14 Ibid.

Secara singkat studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya : 15 a. Mendapatkan gambaran atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti; b. Mendapatkan metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan; c. Sebagai sumber data sekunder; d. Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya; e. Mendapat informasi tentang cara evaluasi atau analisa data yang digunakan; f. Memperkaya ide-ide baru. 5. Analisa Data Data yang diperoleh akan dihubungkan dengan studi kepustakaan, kemudian data tersebut dianalisis secara logis dan disusun dengan menggunakan metode kualitatif yaitu apa yang dinyatakan oleh informan secara tertulis maupun lisan diteliti dan dipelajari kemudian dianalis secara deskriptif kualitatif agar dapat ditarik kesimpulan untuk dapat dicapai kejelasan mengenai permasalahan yang akan di teliti yang tersusun dalam kalimat yang sistematis. 16 F. Keaslian Penulisan Penulisan skripsi yang bertemakan mengenai tentang bagian anak laki-laki memang cukup banyak diangkat dan dibahas namun penulisan dengan judul 15 Ibid. 16 Ibid., hal 125.

Tinjauan Yuridis Hak dan Bagian Anak Laki-laki (studi Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 102/Pdt-G/2007/PA-TTD), belum pernah ditulis sebagai skripsi, dengan demikian penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya, sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik. G. Sistematika Penulisan Bab pertama berisi pendahuluan. Bab ini merupakan pengantar untuk penulisan bab-bab berikutnya di dalam pembahasan, yang terdiri dari latar belakang, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penulisan. Bab kedua menguraikan secara teoritis tentang tinjauan umum hukum waris Islam yang terdiri dari pengertian hukum waris Islam, dasar hukum waris Islam, syarat sah dan rukun waris serta halangan mewaris. Bab ketiga menguraikan tentang ketentuan pembagian warisan menurut hukum Islam yang terdiri dari ahli waris dan penggolongannya, ketentuan bagian masing-masing ahli waris, perolehan harta melalui hibah, dan perolehan harta melalui wasiat. Bab keempat membahas tentang tinjauan yuridis hak dan bagian anak lakilaki menurut Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 102/Pdt- G/2007/PA-TTD dalam bab ini membahas tentang kasus posisi, hak dan bagian anak laki-laki menurut Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Tebing Tinggi No. 102/Pdt-G/2007/PA-TTD, dasar pertimbangan hakim memutuskan bagian

masing-masing ahli waris dalam dua tahap, dan dasar pertimbangan hakim tentang pelaksanaan hibah yang dilakukan pewaris. Bab kelima merupakan kesimpulan dan saran dari keseluruhan penulisan skripsi ini. Dalam bab ini ditarik beberapa kesimpulan dari pembahasan bab-bab terdahulu. Di samping itu, juga dikemukakan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat.