LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUBANG NOMOR : 5 TAHUN 2006 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 2

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DI KOTA BONTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG IJIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN, PENGENDALIAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

NOMOR : 28 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 09 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGELOLAAN DAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 05 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2010

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR ATAU SUMBER AIR

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

WALIKOTA BANJARMASIN

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH UNTUK KEGIATAN INDUSTRI DAN USAHA LAINNYA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGELOLAAN AIR LIMBAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2001 SERI B.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 38 TAHUN : 2005 SERI : C NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH UNTUK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATU BARA

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANJUNGPINANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya daerah Tingkat II Yogyakarta)

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DAN IJIN TEMPAT USAHA

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2009 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 135 TAHUN : 2011 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE UTARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DAN / ATAU IZIN GANGGUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU Nomor : 8 Tahun 2003 TENTANG : RETRIBUSI IZIN PENGENDALIAN PEMBUANGAN LEMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2010 Seri : E

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR : 33 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN TEMPAT USAHA DI KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 2 TAHUN 2003 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN MEMBUKA DAN MEMANFAATKAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI JASA PERIZINAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

LEMBARAN DAERAH PROPINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 18 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BREBES PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG NOMOR : 3 TAHUN : 2006 SERI : C NO.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2005 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUARA ENIM,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 07 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 30 TAHUN 2007

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 7 2002 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 11 TAHUN 2002 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dipelihara pelestariannya, agar tetap bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya; b. bahwa dengan semakin meningkatnya kegiatan pembuangan limbah cair ke badan-badan air, maka dipandang perlu adanya Izin pembuangan limbah cair untuk meningkatkan mutu kualitas badan air; c. bahwa sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air maka pemberian izin dan pemungutan retribusinya perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046); 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274);

4. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistimnya (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419); 5. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); 6. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3699); 7. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Undang-undang Nomor 25 Tahuri 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nornor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1987 tentang Izin Usaha Industri (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3356); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3692); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3838); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3910); Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BEKASI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR. 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : a. Daerah adalah Kabupaten Bekasi. b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Bekasi. c. Bupati adalah Bupati Bekasi. d. Dinas adalah Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan; e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan; f. Bendahara Umum Daerah adalah bendahara umum pada Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi; g. Badan adalah suatu badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Perseroan lainnya Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Persekutuan, Perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi atau organisasi sejenis, Lembaga, Dana Pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk-bentuk badan usaha lainnya; h. Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana, prasarana dan fasilitas penunjang lainnya yang disediakan dan dikelola oleh Perusahaan Kawasan Industri; i. Izin adalah izin pembuangan limbah cair yang sudah diolah terlebih dahulu sehingga sesuai dengan Baku Mutu yang ditetapkan; j. Retribusi adalah retribusi izin pembuangan limbah cair ke dalam badan air penerima yang didasarkan atas volume limbah cair yang dibuang; k. Limbah cair adalah setiap bahan cair hasil samping kegiatan ekonomi atau proses produksi yang masuk atau dimasukan ke dalam badan air dalam jumlah atau kandungan dan tata cara tertentu akan menyebabkan peru bahan kualitas badan air. l. Baku Mutu limbah cair adalah batas kadar dan jumlah unsur pencemar yang ditenggang adanya limbah cair untuk dibuang dari satu jenis kegiatan tertentu; m. Sumber pencemaran adalah badan hukum, badan sosial dan atau perorangan yang karena usaha dan atau kegiatannya mengakibatkan pencemaran. n. Air adalah semua air yang terdapat atau berasal dari sumber air dan terdapat di atas permukaan tanah, tidak termasuk dalam pengertian air yang terdapat di bawah permukaan tanah atau laut. o. Badan air adalah tempat atau wadah-wadah air yang terdapat di atas permukaan tanah yang berupa sungai, waduk, danau, situ, rawa dan saluran pembuang. BAB II IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR 3

Pasal 2 (1) Setiap kegiatan pembuangan limbah cair harus memiliki izin. (2) Dalam memperoleh izin sebagaimana termaksud pada ayat (1) Pasal ini, pemohon harus memenuhi persyaratan; antara lain : a. Memiliki izin lokasi; b. Memiliki rekomendasi teknis; c. Pembuangan limbah cair harus memenuhi baku mutu limbah cair; d. Pembuangan limbah cair harus melalui saluran pembuangan yang dilengkapi bangunan ukuir debit air. (3) Proses administrasi perizinan dilaksanakan oleh Dinas. (4) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini diberikan atas nama pemohon untuk setiap titik atau lokasi pembuangan limbah cair ke badan air. Pasal 3 (1) Izin sebagaimana dimaksud Pasal 2 Peraturan Daerah ini, dikeluarkan oleh Dinas atas nama Bupati didasarkan pada hasil kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau kajian Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan. (2) Izin pembuangan limbah cair diberikan dan berlaku selama kondisi air daya dukung dan daya tampung pada badan air masih memungkinkan, (3) Setiap 2 (dua) tahun sekali kepada pemegarig izin diwajibkan melakukan daftar ulang. (4) Tata cara dan prosedur daftar ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pasal ini lebih lanjut ditetapkan oleh Bupati. BAB III TATA CARA MEMPEROLEH IZIN Pasal 4 (1) Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Daerah ini, harus disampaikan secara tertulis dengan dibubuhi meterai secukupnya dan diajukan kepada Bupati melalui Kepala Dinas. (2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini harus dilengkapi dengan ; a. peta lokasi pembuangan limbah cair dan pengambilan air (permukaan dan air tanah dalam) skala 1 : 50.000; b. gambar konstruksi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) serta saluran pembuangan limbah; c. hasil pemeriksaan kualitas limbah cair yang akan dibuang dari laboratorium rujukan; d. dokumen AMDAL, (Andal, KKL, RPL), UKL dan UPL; e. surat pernyataan tidak akan melakukan pengenceran limbah cair; 4

f. surat pernyataan kesanggupan untuk memasang alat ukur debit untuk pembuangan limbah cair; g. surat pernyataan kesanggupan untuk rnembuat saluran pembuangan limbah cair sesuai dengan saran teknis dari instansi teknis; h. surat pernyataan untuk mengolah terlebih dahulu air limbah yang akan dibuang sesuai dengan baku mutu limbah cair yang ditetapkan; i. surat pernyataan untuk membuang limbah cair melalui saluran yang telah ditetapkan; j. surat pernyataan kesanggupan untuk mengirimkan hasil pemeriksaan kualitas limbah cair secara periodik oleh Laboratorium yang ditunjuk oleh Gubernur Jawa Barat sekurang-kurangnya 1 (satu) bulan sekali; k. nota perhitungan desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) l. gambar detail konstruksi IPAL; m. Izin Undang-undang Gangguan /HO atau SITU; n. surat pernyataan untuk tidak membuang limbah cair ke dalam tanah. (3) Persetujuan atau penolakan izin diberikan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap. Setiap pemegang izin diwajibkan untuk : Pasal 5 a. mentaati baku mutu limbah cair sebagaimana ditentukan; b. tidak melakukan pengenceran (Mengurangi konsentrasi); c. melaporkan apabila terjadi perubahan kegiatan; d. memiliki saluran pembuangan limbah yang telah ditetapkan oleh instansi teknis; e. tidak membuang limbah cair ke dalam tanah. (1) Izin tidak berlaku karena : a. kegiatan usaha berakhir; b. pencabutan izin; (2) Izin dicabut apabila: Pasal 6 a. tidak melakukan kegiatan usaha selama jangka waktu 2 (dua) tahun sejak iziri dikeluarkan; b. melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan pasal-pasal dalam Peraturan Daerah ini; c. menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan hidup; Pasal 7 (1) Pencabutan izin sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 6 ayat (2) Peraturan Daerah ini dilakukan melalui proses peringatan tertulis terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) kali dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari. 5

(2) Apabila peringatan dimaksud pada ayat (1) Pasal ini tidak diindahkan, dilanjutkan dengan penghentian sementara kegiatan pembuangan limbah cair untuk jangka waktu 7 (tujuh) hari. (3) Jika penghentian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini habis jangka waktunya dan tidak ada usaha perbaikan maka izin termaksud dicabut dan saluran limbah cair yang menuju ke Badan Air Penerima ditutup/disegel, Pasal 8 Izin dapat dicabut tanpa melalui proses peringatan dalam hal kegiatan usaha : a. melakukan kegiatan yang membahayakan kepentingan umum; b. memperoleh izin dengan cara yang tidak syah; BAB IV NAMA, SUBJEK DAN OBJEK RETRIBUSI Pasal 9 (1) Dengan nama retribusi izin Pembuangan Limbah Cair dipungut retribusi sebagai pembayaran atas pemberian izin pembuangan limbah cair kepada orang pribadi atau badan usaha yang mendapat Izin pembuangan limbah cair. (2) Subjek retribusi adalah pribadi atau Badan Hukum yang mendapat izin pembuangan limbah cair, (3) Objek retribusi adalah pemberian izin pembuangan limbah cair. (4) Dikecualikan dari subjek retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah : a. Limbah cair rumah tangga perorangan; b. Limbah cair dalam rangka penelitian/pendidikan; c. Limbah cair perkantoran pemerintah. BAB V GOLONGAN RETRIBUSI Pasal 10 Retribusi Izin Pernbuangan Limbah Cair digolongkan sebagai retribusi perizinan tertentu. BAB VI PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN Pasal 11 (1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan kepada penggolongan atas volume lirnbah cair. 6

(2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini meliputi biaya pengkajian, pengawasan dan pengendalian pembuangan limbah cair. BAB VII PENGGOLONGAN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR Pasal 12 (1) Penggolongan pembuangan limbah cair terdiri dari golongan I, II, III, IV, dan V. (2) Penggolongan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) didasarkan atas volume limbah cair yang dibuang setiap bulannya yaitu sebagai berikut: a. Golongan I : di bawah 50 m3/bulan b. Golongan II : 51-100 m3/bulan c. Golongan III : 101-500 m3/bulan d. Golongan IV : 501-1.000 m3/bulan e. Golongan V : di atas 1.000 m3/bulan BAB VII STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI Pasal 13 Struktur dan besarnya tarif retribusi Izin Pembuangan Limbah Cair sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) adalah : A. IZIN BARU a. Golongan I Sebesar Rp. 100.000,00 b. Golongan II Sebesar Rp. 250.000,00 c. Golongan III Sebesar Rp. 500.000,00 d. Golongan IV Sebesar Rp. 1.000.000,00 e. Golongan V Sebesar Rp. 2.000.000,00 B. DAFTAR ULANG a. Golongan I Sebesar Rp. 50.000,00 b. Golongan II Sebesar Rp. 125.000,00 c. Golongan III Sebesar Rp. 250.000,00 d. Golongan IV Sebesar Rp. 500.000,00 e. Golongan V Sebesar Rp. 1.000.000,00 C. Dalam hal perusahaan mengalami perubahan kapasitas atau volume limbah terbuang yang telah mempunyai izin, maka Badan/Perusahaan/Industri wajib mengajukan permohonan izin baru. BAB IX TATA CARA PENYETORAN, PEMUNGUTAN, KERINGANAN DAN RETRIBUSI Pasal 14 7

(1) Semua hasil penerimaan dari biaya retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Peraturan Daerah ini, disetorkan secara bruto ke Bendahara Umum Daerah atau diternpat lain yung ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil penerimaan retribusi daerah tersebut harus disetor ke Bendahara Umum Daerah selambatlambatnya 1 x 24 jam. (3) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (4) Bentuk, isi dan dokumen lain yang dipergunakan sebagaimana dimaksud ayat (3) ini ditetapkan oleh Bupati. (5) Tata cara pendataan, pencatatan, perhitungan, penerbitan Surat Ketetapan Retribusi Daerah sebagaimana pada ayat (3) dan (4) pasal ini diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 15 (1) Setiap keterlambatan pembayaran retribusi lebih dari 15 (lima belas) hari terhitung dari tanggal penetapan dikenakan denda sebesar 5 % (lima per seratus) per bulan dari jumlah pokok retribusi yang terutang dengan ketentuan apabila keterlambatan kurang dari 1 (satu) bulan dihitung menjadi 1 (satu) bulan. (2) Bupati dapat memberikan keringanan retribusi dengan alasan-alasan yang bisa dipertanggungjawabkan, (3) Dalam hal tunggakan pembayaran retribusi selama 3 (tiga) bulan berturut-turut tidak diselesaikan, dapat dikenakan tindakan pencabutan izin dan penutupan/penyegelan terhadap saluran pembuangan limbah cair sampai dengan proses pelunasan tunggakan diselesaikan. Pasal 16 Pembayaran retribusi dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak Surat Ketetapan Retribusi Daerah diterbitkan. BAB X PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 17 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan izin pembuangan limbah cair merupakan tanggung jawab Bupati yang secara teknis operasional dilaksanakan oleh Dinas atau Instansi yang ditunjuk. (2) Dinas dan Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini wajib melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati. Pasal 18 (1) Setiap pembuangan limbah cair yang telah mendapat izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Daerah ini harus dilengkapi dengan bangunan ukur debit air. 8

(2) Pengadaan dan pemasangan bangunan ukur debit air menjadi tanggungjawab pemegang izin. (3) Pemegang izin bertanggungjawab atas kerusakan bangunan ukur debit air. (4) Para pemegang izin yang membuang limbah cair wajib mencatat buangan limbah cairnya setiap bulan. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 19 (1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan. daerah diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat) kali jumlah retribusi terutang. (2) Barang siapa melanggar kutentuan pasal 2 ayat I Peraturan Daerah ini, diancam pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda sebanyak-bunyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah). (3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dan (2) pasal ini, adalah tindak pidana pelanggaran, kecuali dltentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. BAB XII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi; b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi; d. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; e. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; f. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; g. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Pejabat Penyidik Polri bahwa tidak terdapat cukup bukti, atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak 9

pidana dan selanjutnya menyerahkan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya; h. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bekasi Ditetapkan di Bekasi pada tanggal 30 Nopember 2002 BUPATI BEKASI, Ttd. H. WIKANDA DARMAWIJAYA Peraturan Daerah ini disetujui oleh Dewan Perwakilon Rakyat Daerah Kabupaten Beka.si dengan Keputusan Nomor 24/KRP/170 - DPRD/2002 tanggal 30 Nopember 2002 Diundangkan di Bekasi pada tanggal 30 Nopember 2002 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2002 NOMOR 1 SERI B 10