BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah. Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan organisasi mengatasi berbagai tantangan dan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi, baik organisasi non-profit ataupun organisasi profit tentunya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari hari, maupun dalam kehidupan suatu perusahaan/organisasi.

I. PENDAHULUAN. bidang pendidikan merupakan hal yang paling mendukung terciptanya hubungan

BAB IV ANALISA DATA. Pada Bab ini, penulis mencoba untuk menganalisa data yang telah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan Negara baik secara desentralisasi maupun secara otonomi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi global yang semakin maju membawa dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ROSITA MEGAWATI LUMBANTOBING

WALIKOTA PAREPARE PERATURAN WALIKOTA PAREPARE NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS KANTOR PELAYANAN PERIZINAN

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat berkumpulnya orang-orang yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas. desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki kinerja yang tinggi

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. cenderung hidup dan terlibat di dalam anggota kemasyarakatan. Organisasi di dalam

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEBERSIHAN DAN PEMAKAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negra.pendidikan di tiap negara mempunyai sistem sendiri untuk mengatur agar pendidikan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang sangat penting didalam lingkungan

BAB II GAMBARAN PELAYANAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

Profil Badan Kepegawaian Daerah Kota Mataram

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat dari otonomi daerah adalah adanya kewenangan daerah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PADA BAGIAN UMUM DAN PROTOKOL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN NGAWI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA BATAM PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR : 63 TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA KARYAWAN DI PERUSDA PERCETAKAN KLATEN

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

8. Peraturan Bupati Gunungkidul Nomor 36 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

Kedudukan Tugas Pokok dan Fungsi Serta Susunan Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kinerja birokrasi pada era reformasi dan otonomi daerah menjadi

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. selalu menemukan masalah-masalah. Namun, berbagai masalah dalam. dalam satu konsep keilmuan human behavior, semua perilaku manusia

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Dalam upaya mencapai tujuan-tujuan tersebut maka dibutuhkan

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung

BAB III PENYAJIAN DATA. yang digunakan RSUD Arifin Achmad diantaranya sebagai berikut : 1. Komunikasi Atasan dengan Bawahan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 3 TAHUN 2004 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa harus dikembangkan

WALIKOTA PARIAMAN PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 5 TAHUN 2011

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

BAB I PENDAHULUAN. pengadaan saat ini masih ditangani secara ad-hoc oleh panitia yang dibentuk dan

WALIKOTA LHOKSEUMAWE

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

WALIKOTA MADIUN PERATURAN WALIKOTA MADIUN NOMOR 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN WALIKOTA MADIUN,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 02 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam menyampaikan pikiran, perasaan, ide-ide dan masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 20 TAHUN 2005

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan ( SAP ) yang telah diterima secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional, sistematis,

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 8 TAHUN 2004 TENTANG

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

Rancangan QANUN KABUPATEN ACEH BESAR NOMOR 15 TAHUN 2011

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 108 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang handal, dapat dipertanggungjawabkan dan dapat digunakan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sejak di lahirkan, manusia hidup dalam suatu lingkungan tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi memegang peranan penting bagi kehidupan suatu instansi /

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komunikasi semakin kompleks dan sangat penting dirasakan

TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KECAMATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 08 TAHUN 2008 SERI D NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 8 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam. tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan dengan ukuran organisasi tersebut. Di dalam organisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia tidak dapat tidak berkomunikasi (we cannot not

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mulai mencoba mengenalkan konsep baru dalam pengelolaan urusan publik

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan komunikasi saat ini, banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BERITA DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 18 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 328 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SEKSIPEMROSESAN BAGAN SUSUNAN ORGANISASI KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sutarto Yohannes Manajemen Kearsipan (2006;33);

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Efektivitas kerja merupakan hal yang sangat penting dalam suatu organisasi, dalam hal ini adalah organisasi pemerintah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan terciptanya efektivitas kerja maka pegawai akan berusaha mengatasi dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaannya. Sebaliknya ketidakefektifan dalam bekerja akan berakibat buruk bagi keberhasilan organisasi, misalnya pegawai akan mudah putus asa bila mendapatkan kesulitan dalam pelaksanaan tugas sehingga sulit untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai efektivitas kerja antara pimpinan dan bawahannya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah komunikasi yang diperankan oleh pimpinan organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila terjadi masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak yang buruk bagi organisasi tersebut. Semua orang yang terlibat dalam organisasi tersebut akan melakukan komunikasi. Komunikasi ibarat sistem yang menghubungkan antar orang, antar bagian dalam 1

organisasi, atau sebagai aliran yang mampu membangkitkan kinerja orang-orang yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Menurut Everett M. Rogers (dalam Suranto AW 2005 : 15) memberikan definisi bahwa : Komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat sesuatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk mengubah perilakunya. Komunikasi memiliki peranan penting bagi organisasi karena komunikasi merupakan sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pegawai terhadap tujuan dan sasaran organisasi. Selain itu komunikasi juga sebagai sarana untuk menyatukan arah dan pandangan serta pikiran antara pimpinan dan bawahan. Dengan adanya komunikasi, bawahan dapat memperoleh informasi dan petunjuk yang jelas sehingga tidak menimbulkan keraguraguan dan kesalahpahaman dalam melaksanakan tugas sehingga akhirnya akan mempengaruhi efektivitas kerja bawahanya. Peranan komunikasi tidak saja sebagai sarana atau alat bagi pimpinan untuk menyampaikan informasi, misalnya tentang suatu kebijakan, melainkan juga sebagai sarana untuk menciptakan hubungan yang baik diantara pimpinan dengan pengawainya. Suatu organisasi tidak dapat melaksanakan fungsinya tanpa adanya komunikasi dan bahkan lebih dari itu organisai tidak dapat berdiri tanpa komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat penting dalam organisasi. Komunikasi dalam organisasi memiliki kompleksitas yang tinggi, yaitu bagaimana menyampaikan dan menerima informasi merupakan hal yang tidak mudah, dan menjadi tantangan dalam proses komunikasinya. Dalam komunikasi organisasi, aliran 2

informasi merupakan proses yang rumit, karena melibatkan seluruh bagian yang ada di dalam organisasi. Informasi tidak hanya mengalir dari atas ke bawah, tetapi juga sebaliknya dari bawah ke atas dan juga mengalir diantara sesama pegawai. Suatu organisasi apapun bentuknya, baik pemerintah maupun swasta, akan membutuhkan pimpinan yang akan membawa organisasi mencapai tujuannya. Seorang pemimpin suatu institusi dalam menjalankan kepemimpinan tentu mempunyai pengalaman yang berbeda dengan bawahannya, maka seorang pimpinan sebagai komunikator dituntut harus mampu menggunakan kemampuan empati-nya, karena apabila komunikator mengetahui bagaimana perasaan komunikan dan merasakan apa yang dirasakan komunikan, maka pesan yang disampaikan dapat diterima dan komunikasi pun dapat berjalan dengan efektif. Namun apabila antara komunikator dan komunikan tidak bisa membangun suatu kesepahaman maka proses komunikasi yang diharapkan tidak berjalan sebagaimana mestinya. Organisasi (Muhammad 2009 : 24) terdiri dari individu dan kelompok yang mempunyai karakteristik, sikap, nilai, budaya, kemampuan, dan keahlian yang berbeda-beda. Organisasi merupakan suatu sistem karena organisasi terdiri dari berbagai bagian yang saling tergantung satu sama lain, sehingga dalam melaksanakan pekerjaannya mereka tidak bisa saling lepas karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, apabila satu bagian tergangu maka akan ikut berpengaruh pada bagian lain. Mereka saling tergantung satu sama lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. Adanya saling ketergantungan diantara mereka diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang baik, dan ini dapat dilakukan salah satunya melalui pembentukan komunikasi yang baik pula dalam organisasi. Komunikasi adalah alat untuk 3

meningkatkan kerjasama, kepercayaan, tanggung jawab, dan antusiasme para karyawan. Melalui komunikasi, para anggota organisasi akan mengerti dan memahami apa yang diinginkan oleh organisasi dimana mereka bernaung, sebaliknya pimpinan organisasi juga akan mengerti dan memahami apa yang diharapkan para anggota organisasi sehingga mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya. Komunikasi sangat penting dalam mengendalikan tindakan anggota organisasi yang tidak sesuai dengan keinginan organisasi. Efektivitas seorang pemimpin sebagian besar terletak pada keahliannya dalam komunikasi. Instruksi kerja dapat dilaksanakan, motivasi dapat berlangsung, masalah dapat diselesaikan, apabila pemimpin dapat memberikan maksudnya kepada staf/pegawainya dan mengerti apa yang hendak staf/pegawai beritahukan kepada pemimpinnya. Dapat dipastikan bahwa seorang pemimpin yang memiliki tugas untuk melakukan koordinasi dengan orang banyak tentu harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini antara lain disebabkan oleh posisi pemimpin itu sendiri sebagai orang yang menyampaikan ide, gagasan, perintah, dan sebagainya kepada anggotanya. Menurut Joseph C. Rost (dalam Safaria 2004 : 3) Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersamanya. Pemimpin mempengaruhi pengikutnya untuk mencapai perubahan berupa hasil yang diinginkan bersama. Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang disampaikan oleh pimpinan selaku komunikator kepada para staf selaku komunikan adalah sebagai upaya untuk merubah pemikiran, 4

sikap dan perilaku para staf agar mau melakukan pekerjaan organisasi sebagaimana mestinya melalui komunikasi yang diciptakan oleh pimpinan. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga yang disingkat dengan Disbudparpora adalah merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemerintah yang berkepentingan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang handal di bidang Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata di Kota Sibolga. Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga merupakan salah satu SKPD di Kota Sibolga yang bertanggungjawab melaksanakan otonomi daerah, meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna dan berhasil, mewujudkan good governance dan pembangunan yang menjadi kewenangan di bidang kebudayaan, pariwisata, pemuda, dan olaharaga serta berkewajiban untuk membuat laporan peyelenggaraan tugas sesuai dengan amanat peraturan perundangundangan yang berlaku. Selanjutnya laporan tersebut digunakan oleh Walikota sebagai bahan evaluasi kinerja dan pembinaan lebih lanjut terhadap SKPD Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, sehingga dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya harus sesuai berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang ada. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No. 11 tahun 2008 tanggal 31 Mei 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga, bahwa Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga dipimpin Kepala Dinas dan Kepala Dinas membawahi Sekretaris dan empat Kepala Bidang ditambah Kepala Seksi dan Kepala Sub Bagian. Organisasi ini tentunya diharapkan dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dengan berkomunikasi, pegawai dan pimpinan dapat saling berhubungan satu 5

sama lainnya dalam menjalankan tugas kerja, memberikan dorongan, partisipasi dan masukan informasi informasi yang dianggap penting, serta berkomunikasi tanpa harus memandang waktu, tempat dan keadaan sehingga pegawai yang diberikan nasehat, arahan dapat menjalankan tugas yang terarah, tepat waktu dan sesuai harapan. Dari data pra riset yang penulis lakukan pada dinas Budparpora kota Sibolga, pola komunikasi kerja secara vertikal maupun horizontal sudah dibina dengan baik. Bentuk komunikasi vertikal yang terjadi di dinas tersebut adalah seperti pengarahan oleh Kepala Dinas pada waktu apel yang diadakan setiap hari, mengadakan rapat staf setiap sebulan sekali untuk evaluasi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh para pegawai, dan pemberian disposisi (Kepala dinas memberikan informasi kepada para pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan tertentu dan orang yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut) serta pemberian informasi baru kepada para pegawai yang ditempel pada papan pengumuman. Sedangkan bentuk komunikasi horizontal terlihat dengan adanya pertukaran informasi (sharing) dari para pegawai dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kemudian jika ada prosedur dan kebijakan yang tidak sesuai dari atasan maka para pegawai bermusyawarah untuk memecahkan persoalan tersebut. Setiap orang yang terlibat didalam organisasi baik selaku pimpinan maupun para staf ketika melaksanankan tugas dan tanggung jawabnya tentu dengan tujuan agar pekerjaannya dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis seperti yang telah disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan 6

sendirinya akan tercipta dalam sebuah organisasi, karena apapun bentuk intruksi, informasi dari pimpinan ke bawahan maupun sebaliknya, laporan dari bawahan ke pimpinan, dan antara sesama bawahan senanatiasa dilakukan melalui proses komunikasi. Semua aktivitas kebanyakan dicakup dalam komunikasi, dimana komunikasi merupakan dasar bagi tindakan dan kerjasama. Kelancaran berkomunikasi yang terjadi di dalam organisasi antara staf dengan pimpinan maupun pimpinan dengan staf dan sesama staf sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan seorang pimpinan. Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kemampuan komunikasi kepemimpinannya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana peranan komunikasi dalam organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. 1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti mengajukan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah peranan komunikasi dalam kepemimpinan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. 1.3 Pembatasan Masalah Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, penulis membatasi masalah yang akan diteliti sebagai berikut : 7

1. Penelitian ini difokuskan untuk mendeskripsikan dan membahas bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 2. Subjek penelitian adalah pimpinan dan pegawai di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. 3. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode deskriptif dimana peneliti mendeskripsikan atau merekonstruksikan wawancara mendalam terhadap subjek penelitian tanpa menjelaskan hubungan antar variable atau menguji hipotesis. 4. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 hingga selesai. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan membahas bagaimana peranan komunikasi dalam kepemimpinan organisasi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 2. Untuk mengetahui jaringan komunikasi yang berlangsung di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 3. Untuk mengetahui metode komunikasi yang dilakukan di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Sibolga. 4. Untuk mengetahui hambatan komunikasi yang terjadi di Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemko Sibolga. 8

1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi/ sumbangan ilmiah khususnya di lingkungan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU. 2. Secara teoritis, peneliti dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama menjadi mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU dan menambah wawasan peneliti mengenai komunikasi dalam kepemimpinan suatu organisasi. 3. Secara praktis, informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya. 9