BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

Bayu Prakoso F

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN EKSTROVERT DENGAN KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM PADA MAHASISWA FKIP PBSID UMS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu suatu masa dengan rentang usia dari 18 sampai kira-kira umur 25

BAB I PENDAHULUAN. dukungan komunikasi. Komunikasi menggambarkan bagaimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kampus UIN Maulana Malik Ibrahim (MMI) Malang sebagai kampus. berbasis Islam menerapkan beberapa kebijakan yang ditujukan untuk

bagaimana seseorang melihat atau memahami dirinya (sense of self) serta

BAB I PENDAHULUAN. merasakan tentang dirinya (sense of self) serta bagaimana cara individu

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adaperilaku pendidikan yang tidak dilahirkan oleh proses komunikasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, olahraga merupakan hal sangat penting bagi kesehatan tubuh.

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bila dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperhatikan, seperti waktu latihan, waktu makan, dan waktu istirahat pun diatur

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. besar siswa hanya berdiam diri saja ketika guru meminta komentar mereka mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Indonesia baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang

Lampiran 1 Hasil uji reliabilitas variabel kemandirian emosi, kemandirian perilaku, kemandirian nilai, kemandirian total, penyesuaian diri, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kadang berbagai macam cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu. Salah satu yang

BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASN. Berdasarkan hasil pengumpulan data dan diperoleh gambaran kecemasan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR UNTUK MENGURANGI KECEMASAN SISWA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum dilakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial. Pada kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari individu

ITEM KECEMASAN WANITA MENGHADAPI MENOPAUSE

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER KE-III DI RSNU TUBAN

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. membentuk manusia yang berkualitas, berkompeten, dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Goleman (1993), orang yang ber IQ tinggi, tetapi karena

BAB III Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diajarkan di universitas khususnya Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembawan diri yang tepat. Kemampuan mahasiswa berbicara di depan umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. antar bangsa yang semakin nyata serta agenda pembangunan menuntut sumber

Pedologi. Gangguan Kecemasan (Anxiety Disorder) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)

LAMPIRAN 1 KUESIONER FAKTOR-FAKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA. No. Pernyataan SS S N TS STS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individual dan makhluk sosial. Sejak manusia

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti akan melakukan penelitian ini di SMA Negeri 2 Kejuruan Muda,

I. PENDAHULUAN. Setiap orang cenderung pernah merasakan kecemasan pada saat-saat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A. Data Try Out A-1DATA TRY OUT KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN KELAS A-2DATA TRY OUT BERPIKIR POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi dengan teman-teman, guru, dan yang lainnya. Sekolah juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB II TINJAUAN TEORI

Cara Mengatasi Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sebagai salah satu program kerja pemerintah, Ujian Nasional diadakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, individu tidak dapat terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang berkualitas agar perusahaan dapat bersaing dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan Berbicara di Depan Umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mutu pendidikan yang rendah merupakan problem besar yang melanda dunia

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ela Nurlaela Sari, 2013

Daftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Kecemasan Komunikasi Interpersonal. individu maupun kelompok. (Diah, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap individu dalam kehidupannya akan menghadapi berbagai permasalahan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Amanda Luthfi Arumsari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Saat ini pendidikan adalah penting bagi semua orang baik bagi

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional di Indonesia berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

I. PENDAHULUAN. Setiap diri cenderung memiliki emosi yang berubah-ubah. Rasa cemas merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. dan individu yang telah lulus dari perguruan tinggi disebut sebagai Sarjana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang didirikan oleh pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. belajar sesungguhnya tidak ada pendidikan. Demikian pentingnya arti belajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Masyarakat semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sekitarnya. Berkaitan dengan Pendidikan, Musaheri (2007 : 48) mengungkapkan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa fakultas psikologi dan kesehatan yang sedang mengambil program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Qodriannisa Puspaningrum, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbunyi mens sana en corpore sano yang artinya dalam tubuh yang sehat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan cemas atau grogi saat mulai berbicara di depan umum adalah hal yang seringkali dialami oleh kebanyakan orang. Bahkan seseorang yang telah berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaaan ini. Menurut Osborne (2004) perasaan cemas ini muncul karena takut secara fisik terhadap pendengar, yaitu takut ditertawakan orang, takut bahwa dirinya akan menjadi tontonan orang, takut bahwa apa yang akan dikemukakan mungkin tidak pantas untuk dikemukakan, dan rasa takut bahwa mungkin dirinya akan membosankan. Menurut Santoso (1998) kecemasan berbicara di depan umum bersifat subjektif, biasanya ditandai dengan gejala fisik dan gejala psikologis. Termasuk dalam gejala fisik yaitu tangan berkeringat, jantung berdetak lebih cepat, dan kaki gemetaran. Kemudian, yang termasuk gejala psikologis adalah takut akan melakukan kesalahan, tingkah laku yang tidak tenang dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Penelitian Zimbardo pada Universitas Stanford di California, AS (Rakhmat, 2006) menyatakan kecemasan membuat individu merasa rendah diri, meremehkan diri sendiri, menganggap dirinya tidak menarik dan menganggap dirinya tidak menyenangkan untuk orang lain. Individu yang cenderung mengalami kecemasan ditandai dengan ketegangan otot dan adanya tingkat kewaspadaan yang sangat tinggi. 1

2 Kemudian, individu tersebut akan menolak untuk bersosialisasi dengan orang lain, keadaan individu akan membaik ketika ketegangannya berkurang. Individu yang pemalu dan cemas secara sosial cenderung untuk menarik diri dan tidak efektif dalam interaksi sosial, ini dimungkinkan karena individu tersebut mempersepsi akan adanya reaksi negatif. Kecemasan merupakan suatu kekurangan dalam hubungan sosial, karena individu yang gugup (nervous) dan terhambat mungkin menjadi kurang efektif secara sosial, misalnya ketika individu mengalami nervous, individu tersebut mungkin menunjukkan indikasi-indikasi seperti gemetar, gelisah, menghindari orang lain, tidak lancar berbicara dan kesulitan konsentrasi (Dayakisi & Hudaniah, 2003). Menurut pendapat guru Bimbingan dan Konseling (2013) di SMAN 2 Blora, kecemasan berbicara di depan umum merupakan salah satu masalah yang sering dialami oleh para siswa. Hal ini berdasarkan pengamatan dan evaluasi para guru terhadap para siswa. Sebagai contoh dalam diskusi banyak siswa cemas ketika harus bicara, atau ketika siswa diminta maju ke depan kelas, menjadi petugas upacara dan lain sebagainya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan 5 siswa di SMA tersebut. umumnya para siswa tersebut merasa takut dan khawatir ketika harus berbicara di depan banyak orang, misalnya dalam diskusi, lomba pidato, presentasi di depan kelas karena merasa tidak bisa, takut salah, malu, takut ditertawakan dan sebagainya. Hasil survey awal 30 subjek mengenai kecemasan berbicara di depan kelas melalui tiga pertanyaan, diketahui respon terbanyak yaitu memberikan jawaban sering merasakan cemas, lebih jelasnya dalam tabel berikut:

3 Tabel 1 Hasil Survey Awal Kecemasan Berbicara di depan kelas No Item / Pernyataan Frekuensi dan persentase 1. Bila berbicara di depan kelas untuk presentasi saya merasa cemas 2. Saya cemas ketika berbicara untuk menyampaikan pendapat di depan kelas, sehingga saya memilih diam Sering Jarang Tidak pernah 14 46,7% 13 43.3% 3 10% 14 46.7% 11 36.7% 5 16.7% 3. Saya memilih diam karena saya cemas kalau harus bertanya langsung 17 56.7% 9 30% 4 13.3% Total 45 23 12 Berdasarkan tabel I dapat dijelaskan bahwa untuk aitem atau pertanyaan no 1, diketahui dari 30 subjek ada 14 subjek (46,7%) menjawab sering, 13 subjek (43,3%) menjawab jarang dan hanya 3 subjek (10%) yang menjawab tidak pernah. Aitem atau pertanyaan no 2, diketahui dari 30 subjek ada 14 subjek (46,7%) menjawab sering, 11 subjek (36,7%) menjawab jarang dan 5 subjek (16,7%) menjawab tidak pernah. Adapun untuk aitem atau pertanyaan no 3, diketahui dari 30 subjek ada 17 subjek (56,7%) menjawab sering, 9 subjek (30%) menjawab jarang dan 4 subjek (13,3%) menjawab tidak pernah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum adalah pola berpikir. Menurut Opt & Loffredo (2000) individu yang menggunakan pola pikir positif mempunyai kecemasan yang lebih rendah daripada individu yang berpola pikir negatif. Individu dengan pola pikir yang positif akan melihat segala hal dari sisi positif, suka bekerja keras dan dapat mengendalikan emosinya ketika

4 berbicara di depan umum. Individu dengan pola pikir negatif lebih menggunakan perasaaanya, lebih mudah stress dan mengekspresikan kecemasan karena selalu fokus pada pendapatnya sendiri. Hal tersebut didukung hasil survey peneliti yang menunjukkan bahwa berpikir positif merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan berbicara di depan umum, hal ini terungkap dalam pernyataan sebagai berikut: Saya cemas berbicara di depan orang banyak. Dari pernyataan tersebut diketahui faktor penyebabnya adalah: 12 siswa (40%) karena takut salah, 15 siswa (50%) karena tidak suka berbicara di depan orang banyak, dan 3 siswa (10%) takut berbeda dengan pendapat orang lain. Hasil tersebut menunjukkan pola berpikir (takut salah) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kecemasan berbicara di depan umum. Banyak orang berbicara tentang berpikir positif, namun secara relatif tidak banyak yang menjadikannya sebagai kebiasaan konsisten dalam kehidupan seharihari. Berpikir positif tampaknya kurang mendapat perhatian dari sebagian besar ahli pikir karena teknik aktualnya yang sangat sederhana, yaitu hanya mengarahkan perhatian pada hal-hal yang positif dan menggunakan bahasa yang positif untuk membentuk dan mengekspresikan pikiran. Ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kecemasan berbicara di depan umum. Penelitian Dewi dan Andrianto (2010) menyatakan ada hubungan positif antara pola pikir individu dengan kecemasan berbicara di depan umum pada mahasiswa Fakultas Keguruan Unsoed. Lestari (1997) dalam penelitiannya menyatakan berpikir positif efektif mengurangi sikap pesimis. Penelitian Rahayu,

5 dkk. (2003) menyatakan kecemasan berbicara di muka umum yang dialami oleh mahasiswa 46,37% disebabkan karena pola pikir yang tidak rasional, 29,62% karena kurang pengalaman, 15,44% karena kurangnya keterampilan dan 8,57% karena peniruan. Penelitian yang juga relevan dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian Puteri (2007) mengenai hubungan antara pola pikir positif dengan kecemasan berbicara di muka umum pada Mahasiswa, namun ada beberapa hal yang membedakan dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu (1) karateristik sampel yang digunakan mahasiswa berusia antara 18 sampai 22 tahun;. (2) Alat ukur yang digunakan berbeda; (3) dasar-dasar teori yang berbeda, serta tempat penelitian yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian penulis. Mengacu pada latar belakang masalah tersebut maka dapat dibuat rumusan masalah : apakah ada hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum? Dari rumusan masalah tersebut penulis tertarik untuk menguji secara empirik dengan mengadakan penelitian berjudul Hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : 1. Hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum. 2. Sumbangan berpikir positif terhadap kecemasan berbicara di depan umum. 3. Tingkat berpikir positif dan kecemasan berbicara di depan umum.

6 C. Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Kepala sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan datadata empirik mengenai hubungan berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum, sehingga dijadikan sebagai bahan kajian dan pemikiran untuk mengoptimalkan perkembangan siswa baik dari segi akademis, fisik, psikis maupun perkembangan sosialnya. 2. Guru, penelitian ini diharapkan memberikan informasi empiris tentang hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum sehingga para guru mengetahui kondisi berpikir positif dan kecemasan para siswa dan dapat mencari solusi yang palin tepat untuk mengurangi kecemasan berbicara di depan umum. 3. Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum sehingga para siwa dapat mengembangkan dan memanfaatkan kemampuan berpikir positir untuk menghilangkan kecemasan berbicara di depan umum. 4. Peneliti selanjutnya, penelitian ini akan memberikan informasi, hasil empiris dan wacana pemikiran serta menambah wawasan pengetahuan psikologi khususnya hubungan antara berpikir positif dengan kecemasan berbicara di depan umum dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian selanjutnya.