PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

dokumen-dokumen yang mirip
Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

BAB I PENDAHULUAN. (mendengarkan), ketrampilan berbicara, ketrampilan menulis, dan ketrampilan

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat melalui Model Number Head Together berbantuan Papan Bilangan.

Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

PENERAPAN MEDIA PHOTO STORY

Peningkatan Hasil Belajar Materi Keunggulan Lokasi Indonesia Melalui Pendekatan Problem Based Learning pada Siswa Kelas VII B SMPN 6 Kota Bima

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

Penerapan Teori Konstruktivisme

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Dasar mulai mengembangkan keterampilan yang dimilikinya

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN TEKNIK MENULIS SEMI TERPIMPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 27 KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

PENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA KELAS VI SD NEGERI 03 POJOK KARANGANYAR

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT DI MI AL ISLAM KALISALAK KECAMATAN SALAMAN KABUPATEN MAGELANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE COCOA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOMENTARI TOKOH CERITA/ DONGENG ANAK

Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Abstrak. Abstract. Pendahuluan. Cahyo et al., Penigkatan Hasl Belajar Menyimak...

PENERAPAN ALAT PERAGA KEPING BERWARNA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT. Heri Susianto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

METODE PEMBELAJARAN JIGSAW MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

Ahmad Nurhamid Guru Mapel Bahasa Jawa pada SMP Negeri 1 Toroh

Kata kata Kunci : Media Pembelajaran Tiga Dimensi, Hasil Belajar, Matematika, Sekolah Dasar.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Elistina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV MELALUI MODEL DIRECT WRITING ACTIVITIES DI SDN 08 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Oleh: Prihatini Mualifah Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Teguh Priyambodo Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadaiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada tahap-tahap

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN. Akhmad Bisri Arifin

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Oleh: Yekti Indriyani Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING TEKNIK PETA PIKIRAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X IPS 5 SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY

Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

METODE TANYA JAWAB MENGGUNAKAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SDN 2 Donggulu Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Pemberian Tugas Individu Di Kelas IV

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN PENDEKATAN REOG. Sri Harjanti

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Karunia Kecamatan Palolo Melalui Model Pembelajaran Langsung Pada Materi Sifat Dan Perubahan Wujud Benda

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN AUDIO VISUAL DI SDN 29KELAS III PONTIANAK UTARA

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

Penerapan Strategi 3M (Meniru, Mengolah, Mengembangkan) untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Poster

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: EKO MARGIANTO A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indoneia melalui Metode DRTA (Directed Reading Thingking Activity) Yamini 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Melalui Metode Inquiri di Kelas IV SD Inpres 4 Kasimbar

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS XI SMK SETIA KARYA DEPOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS RINGKASAN TEKS YANG DIDENGAR MELALUI MEDIA AUDIO PADA KELAS VI SDN 02 WANARATA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 31 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK Widayati Kepala SDN Kepuharum Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto Email: waidayatiwidayati260@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/ index.php/briliant Sejarah Artikel Diterima pada 2 Januari 2017 Disetuji pada 20 Januari 2017 Dipublikasikan pada 1 Februari 2017 Hal. 43-50 Kata Kunci: media wayang, menyimak, cerita pendek Abstrak: Berdasarkan observasi, pembelajaran inilah yang membuat peneliti merasa ingin melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif untuk meningkatkan hasil belajar di SD tersebut dengan berkolaborasi dengan gurunya. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu tes dan lembar angket. Subyek penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SDN Kepuharum Kutorejo. Prosedur penelitian meliputi tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis data dapat dilihat hasil tes siswa menunjukkan bahwa keterampilan menyimak cerita pendek meningkat. Pada pra siklus hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata 55. Siklus I dengan nilai rata-rata 65 dan siklus II dengan nilai rata-rata 85. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelek, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran (Sudjana dan Rivai 2013:1). Dalam kegiatan pembelajaran, siswa adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Inti dari proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran. Keaktifan siswa tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi segi kejiwaan. Bila hanya fisik yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Padahal belajar pada hakikatnya adalah perubahan yang terjadi di dalam diri seseorang setelah berakhirnya melakukan aktivitas belajar (Djamarah dan Zain 2010:38). Oleh karena itu pada kenyataannnya salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan tingkat pengetahuan, ketrampilan, atau sikapnya. Pembelajaran adalah proses yang secara kreatif menuntut siswa melakukan sejumlah kegiatan, sehingga siswa benar-benar membangun pengetahuannya secara mandiri dan berkembang pula kreativitasnya (Abidin, 2012:3). Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam pembelajaran di kelas. Sementara itu bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang wajib diberikan dari jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi. 43

Hal itu karena bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional sekaligus bahasa negara Indonesia. Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia siswa dituntut untuk mampu baca dan tulis. Didalam mata pelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek yang perlu dikuasai, yaitu aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dam menulis. Tarigan mengungkapkan (2008:1) ketrampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu ketrampilan menyimak (mendengarkan), ketrampilan berbicara, ketrampilan menulis, dan ketrampilan membaca. Setiap ketrampilan tersebut erat sekali hubungannya dengan tiga ketrampilan lainnya dengan cara beraneka rona. Standar kompetensi lulusan bahasa Indonesia menjabarkan mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis (Faizun, 2012:51). Keempat keterampilan berbahasa tersebut harus mendapatkan porsi yang seimbang dan dalam pelaksanaannya dilakukan secara terpadu. Ketrampilan dalam aspek bahasa dapat dimulai dari ketrampilan menyimak. Menyimak merupakan salah satu aspek yang terpenting dalam kesuksesan bahasa. Untuk mengetahui isi yang sedang dibicarakan membutuhkan sebuah konsentrasi yang penuh agar kita dapat menyimak dengan baik dan mengetahui apa isinya. Tetapi untuk menumbuhkan konsentrasi penuh bukan pekerjaan yang mudah. Menyimak merupakan suatu proses kegiatan mendengarkan lambanglambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (Tarigan, 2008:31). Mendengar bersifat pasif dan spontan, sedangkan menyimak bersifat aktif. Menyimak menyangkut proses interpretasi terhadap informasi yang datang. Jadi dalam menyimak diperlukan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh kesengajaan, pemahaman, dan kehati-hatian. Sebab itu, ketrampilan menyimak perlu ditingkatkan supaya tidak mempengaruhi proses memperoleh informasi dan komunikasi. Djamarah dan Zain (2010:120) berpendapat bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Gerlach dan Ely dalam Arsyad (2011:3) menyatakan bahwa media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media merupakan segala sesuatu yang menyalurkan pesan dan penerimanya dapat melakukan proses belajar. Daryanto (2010:33) mengatakan bahwa wayang adalah benda tiruan dari bentuk manusia atau binatang. Media wayang merupakan sebuah media yang termasuk ke dalam jenis media visual yang berbentuk tiga dimensi, karena media ini dapat dilihat dan dipegang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi mengidentifikasi unsur cerita cara meragakan media ini guru bercerita dengan meragakan boneka yang sesuai dengan ceritanya. Jadi dalam hal ini, guru dituntut memerankan tokoh dalam cerita. Alasan peneliti menggunakan media ini karena peneliti ingin membuat pembelajaran menjadi lebih menarik selain itu, media ini 44

dapat mempermudah siswa mengidentifikasi unsur cerita. Kelebihan media wayang ini lebih memperjelas pesan dan informasi sehingga mudah dipahami oleh siswa dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Dengan menggunakan media ini, tentunya apa yang disampaikan akan menjadi lebih menarik dan konsentrasi mengenai apa yang disampaikan oleh guru. Teori belajar yang cocok digunakan dalam penelitian menyimak cerita pendek adalah teori belajar kontruktivisme. Karena teori ini sesuai dengan maksud peneliti untuk mengembangkan kreatifitas dari dalam diri siswa dengan media yang sangat dekat dengan siswa sehari-hari. Teori belajar konstruktivisme adalah suatu teori yang menekankan pada proses dan lebih menghargai pada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa berdasarkan kehidupan nyata. Proses belajar sebagai suatu usaha pemberian makna oleh siswa kepada pengalamannya melalui proses asimilasi dan akomodasi, akan membentuk suatu konstruksi pengetahuan yang menuju pada kemutakhiran struktur kognitifnya. Guru-guru konstruktivistik yang mengakui dan menghargai dorongan diri manusia/siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuan sendiri, kegiatan pembelajaran yang dilakukannya akan diarahkan agar terjadi aktivitas konstruksi pengetahuan oleh siswa secara optimal. Kondisi pembelajaran di SDN Kepuharum Kutorejo tidak jauh berbeda dengan kondisi pembelajaran pada umumnya. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran, diketahui bahwa siswa lebih menyukai pembelajaran dengan bercerita dengan menggunakan media pada materi menyimak cerita pendek. pembelajaran menyimak cerita pendek selama ini masih menerapkan secara sederhana yaitu dengan berceramah. Sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi menyimak cerita pendek kurang maksimal. Situasi pembelajaran inilah yang membuat peneliti merasa ingin melakukan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Dengan menerapkan media wayang pada pembelajaran menyimak cerita pendek, diharapkan aktivitas siswa saat proses pembelajaran akan mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas siswa diharapkan lebih baik ketika menyimak cerita pendek dapat lebih berkonsentrasi dan sungguh-sungguh dalam menyimak cerita pendek menggunkan media wayang dan suasana kelas menjadi kondusif. Pada akhirnya hasil belajar akan bisa meningkat. Berdasarkan pembahasan di atas maka, peneliti tertarik untuk menerapkan media wayak dalam upaya meningkatkan keterampilan menyimak Cerita Pendek pada Siswa Kelas V SDN Kepuharum Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto.. METODE Rancangan Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh peserta didik. 45

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDN Kepuharum Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 20 siswa. Sedangakan waktu penelitian dilaksanakan dilaksanakan pada semester genap. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sitematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2009:101). Instrumen pada penelitian ini adalah tes dan observasi. Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Dalam evaluasi pembelajaran observasi adalah kegiatan pengumpulan data yang digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu belajar, berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain (Arifin, 2011:153). Lembar Tes dalam penelitian ini diuji dengan korelasi product moment dan reabilitas alpha yang sudah diuji divaliditas isi (contand validiti). Teknik Analisis Data Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses pembelajaran setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: (1) Analisis aktivitas peserta didik. Analisis data aktivitas siswa pada lembar observasi dilakukan dengan memberi skor pada setiap aktivitas yang ada pada lembar observasi dengan kriteria skor. (2) Analisis ketuntasan data hasil belajar peserta didik. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal bahasa indonesia untuk kelas V SDN Kepuharum Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. Peserta didik dikatakan tuntas belajar pelajaran Bahasa Indonesia apabila secara individu memperoleh nilai 65 atau lebih. Untuk dapat mengetahui pencapaian ketuntasan belajar siswa, maka data berupa nilai yang diperoleh dengan mengadakan tes pada tiap siklus akan dianalisis dengan batas ketuntasan belajar siswa secara klasikal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Sebelum diterapkan media wayang dikelas V SDN Kepuharum diperoleh siswa yang tuntas 9 siswa atau 45% dan yang tidak tuntas 11 siswa atau 55% dari 20 siswa. Sedangkan skor aktivitas belajar sebesar 55%. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa ketrampilan menyimak cerita pendek perlu ditingkatkan lagi, karena pada hasil yang dicapai pada pembelajaran yang telah dilakukan peneliti dalam prasiklus masih belum dapat mencapai KKM, sehingga perlu adanya perbaikan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I. Agar dapat mencapai hasil yang memuaskan maka peneliti akan menerapkan media wayang untuk meningkatkan ketrampilan siswa dalam menyimak cerita pendek. 46

Tetapi, hasil pada prasiklus tersebut menunjukkan nilai yang dicapai sangat minimal, dan rata-rata kelas yang dicapai masih 55. Sedangkan batas KKM yaitu 70. Aspek yang belum tercapai antara lain: (1) Menentukan tema yang terdapat dalam cerita pendek dari judul cerita, siswa belum bisa mentukan tema apa yang terkandung dalam cerita pendek tersebut kebanyakan siswa menulis kembali judul cerita pendek tersebut. (2) Menentukan latar kejadian yang terdapat dalam cerita pendek, siswa masih belum dapat menetukan dimana kejadiankejadian yang ada dicerita pendek. (3) Menjelaskan amanat apa di dalam cerita yang terkandung dalam cerita pendek, siswa masih belum bisa untuk menjelaskan amanat apa yang terkandung dalam cerita pendek tersebut, umumnya mereka menjawab sama dengan temanya karena masih bingung dengan inti dari cerita itu. (3) menceritakan kembali isi cerita pendek dengan menggunakan bahasa sendiri, siswa masih kesulitan untuk menata kalimat yang ingin dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada siklus I, setelah diterapkan media wayang kelas V SDN Kepuharum Kutorejo Tahun Pelajaran 2014/2015 diperoleh siswa yang tuntas 12 siswa atau 60% dan yang tidak tuntas 8 siswa atau 40% dari 20 siswa. Nilai ratarata hasil belajar sebesar 65. Sedangkan skor aktivitas belajar siswa pada siklus I ini didapat sebesar 60%. Aspek yang belum tercapai pada siklus I antara lain: (1) menentukan latar yang terdapat dalam cerita pendek, siswa masih merasa kebingungan menentukan dimana tempat yang disebutkan dalam cerita pendek tersebut, (2) menjelaskan amanat yang didalam cerita pendek, masih belum bisa menjelaskan amanat yang terkandung dalam cerita pendek, (3) menceritakan kembali isi cerita dengan bahasa sendiri, banyak siswa yang belum bisa mengutarakan apa yang dipikirkan untuk dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada siklus II terjadi peningkatan ketrampilan menyimak cerita pendek dengan media wayang secara signifikan, bila dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas mencapai 18 siswa atau 90% sedangkan yang belum tuntas ada 2 siswa atau 10%. Nilai rata-rata hasil belajar sebesar 85. Sedangkan aktivitas belajar siswa pada siklus II ini mengalami peningkat menjadi 80%. Berdasarkan hasil ini, maka siklus II dinyatakan berhasil sehingga perbaikan pembelajaran yang selanjutnya tidak perlu dilakukan. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dihentikan sampai dengan siklus II. Data pada penelitian ini juga meliputi data non tes, yaitu data yang berupa lembar angket yang telah diisi oleh para siswa dan lembar pengamatan siswa oleh teman sejawat.angket dibagiakan kepada siswa pada akhir pembelajaran dan harus diisi oleh semua siswa tanpa terkecuali. Berikut merupakan hasil angket pembelajaran menyimak cerita pendek dengan media wayang adalah berdasarkan angket yang telah diisi siswa, dapat diketahui bahwa semua siswa mengaku senang terhadap pembelajaran menyimak cerita pendek dengan media wayang. Hal ini terlihat saat proses pembelajaran berlangsung. Setelah pembelajaran selesai, dengan adanya menyimak cerita pendek dengan media wayang, sebagian besar siswa mengaku lebih mudah dalam mengidentifikasi unsur cerita pendek dan mereka bisa menceritakan kembali dengan bahasa sendiri. Berdasarkan hasil ini, dapat dikatakan bahwa pada siklus II 47

siswa sangat antusias terhadap pembelajaran menyimak cerita pendek dengan media wayang. Aspek yang diamati selain lembar angket yaitu lembar observasi yang telah disiapkan peneliti dan diisi oleh teman sejawat. Lembar observasi yang diamati yaitu aktivitas siswa. Lembar observasi ini dibuat untuk mengetahi apa yang terjadi saat proses pembelajaran menyimak cerita pendek dengan menggunakan media wayang belangsung, Berdasarkan lembar observasi aktivitas yang berjumlah 5 poin, diperoleh hasil bahwa semua hal suadah mencapai, yaitu (1) siswa memperhatikan penjelasan materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, (2) siswa aktif dalam kegiatan tanya jawab tentang materi ajar, (3) siswa aktif dan serius dalam kegiatan menyimak cerita pendek dengan media wayang, (4) siswa merespon umpan balik yang disampaikan oleh guru, (5) siswa tertib mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran. Pembahasan Berdasarakan deskripsi hasil pengamatan tindakan, serta paparan hasil penelitian yang meliputi peningkatan keterampilan menyimak cerita pendek dengan menggunakan media wayang, hasil belajar siklus I dan II terjadi peningkatan pembelajaran menyimak cerita pendek menggunakan media wayang dari siklus I sampai dengan siklus II. Berikut adalah tabel jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yang sudah ditentukan sekolah: Tabel 1 Jumlah Peningkatan Siswa Menyimak Cerita Pendek No Kegiatan Jumlah siswa tidak tuntas Jumlah siswa yang tuntas 1 PRASIKLUS 11 siswa 9 siswa 2 SIKLUS I 8 siswa 12 siswa 3 SIKLUS II 2 siswa 18 siswa Dakam bentuk grafik peneliti sajikan pada gambar 1 berikut : Gambar 1. Perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II 48

Pembelajaran siklus I hanya 12 siswa yang memperoleh nilai di atas KKM, namun pada siklus II ada peningkatan yang cukup bagus 18 dari 20 siswa mampu memperoleh nilai di atas KKM yang sudah ditentukan. Hal tersebut nenunjukkan siswa menjadi termotivasi dalam menyimak cerita pendek seteah menggunak media wayang. Hasil analisis aktivitas siswa prasiklus, siklus I dan siklus II peneliti sajikan pada tabel dan gambar berikut : Tabel 2 Aktivitas belajar siswa menyimak cerita pendek No Kegiatan Skor perolehan 1 PRASIKLUS 55% 2 SIKLUS I 60% 3 SIKLUS II 80% Gambar 2. Perbandingan aktivitas belajar prasiklus, siklus I dan II KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan keterampilan menyimak cerita pendek dengan menggunakan media wayang pada siswa kelas V SDN Kepuharum Kecamatan Kutorejo Mojokerto tahun Pelajaran 2014/2015, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media wayang cukup meningkatkan pembelajran menyimak siswa. Terbukti dengan analisis dan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, maka diperoleh data-data dan sumber data yang terkumpul yang kemudian di analisis dan ditemukan hambatan-hambatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa prasiklus mendapatkan nilai rata-rata 55 hal ini dikarenakan masih kurang, siswa belum mampu menentukan tema, latar, amanat, dan menceritakan kembali dengan bahasa sendiri dari cerita pendek tersebut. Siklus I siswa mendapatkan nilai rata-rata 65. Siklus I menunjukkan peningkatan dibandingkan pra siklus tetapi belum mencapai KKM. Kebanyakan siswa masih 49

belum bisa menentukan tema, amanat dan menceritakan kembali cerita pendek dengan menggunakan bahasa sendiri. Siklus II mendapatkan nilai rata-rata 85, dari hasil siklus II dapat diketahui bahwa siswa sudah memahami dan menetukan unsur cerita pendek dan menceritakanya kembali dengan bahasa sendiri. Pada aktivitas belajar siswa juga terjadi peningkatan pada prasiklus diperoleh skor 55% meningkat menjadi 60% pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 80% pada siklus II. Dapat disimpulkan terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dari pra siklus, siklus I, dan siklus II dengan menggunakan media wayang dilakukan di kelas V SDN Kepuharum Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan penelitian di SDN Kepuharum Kutorejo, peneliti mengemukakan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi guru diharapkan lebih mengoptimalkan bila menjelasakan pada materi cerita pendek menggunakan media wayang karena siswa lebih mudah mengidentifikasi unsur-unsur cerita. (2) Bagi siswa disarankan dalam proses pembelajaran diharapkan lebih aktif dan berkonsentrasi terhadap pembelajaran yang diajarkan sebab terkadang siswa mengobrol dengan teman sebangkunya, faktor tersebut yang menghambat dalam pembelajaran. (3) Bagi peneliti disarankan agar lebih kreatif lagi membuat media supaya siswa lebih tertarik dengan pembelajaran yang diberikan, sehingga mampu meningkatkan keterampilan menyimak siswa. DAFTAR PUTAKA Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Arikunto, S.2009.Manajemen Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta Djamarah, Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Faizun.2012. Kurikulum Bahan Perkuliah Prodi Stkip Jombang. Jombang: STKIP Sudjana dan Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sianr Baru Algensindo Tarigan, Henry guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. 50