BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. bentuk yang lebih bermanfaat bagi penerima informasi yang mencerminkan

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada para pihak yang berkepentingan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. para pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi. Informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. untuk disajikan dengan integritas yang tinggi (Jamaan, 2008:1). perusahaan menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya terlibat dalam kasus hukum, pada kenyataannya banyak. perusahaan yang membuat laporan keuangan tanpa menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (PSAK, 2012). Informasi dalam laporan keuangan harus disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Kebutuhan akan informasi bisnis yang akurat sudah menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi keuangan memuat data-data keuangan yang tersaji secara deskripsi tentang

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuannya, perusahaan selalu berusaha memaksimalkan laba.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. eksternal, yang berisi seluruh kegiatan bisnis dari satu kesatuan usaha sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan menyajikan laporan keuangan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, terutama yang bersifat keuangan dan dimaksudkan untuk bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah gambaran kinerja dari suatu entitas, dan disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrak yaitu pihak (principal) mengikat pihak lain (agent) untuk melalukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

DESSY APRILIA K Skripsi ini Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan hal yang tidak dapat terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan pada periode tertentu. Oleh karena itu dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan (agen dan pemilik). Dalam teori keagenan (agency theory) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. Pada pemerintahan sekarang mengharuskan adanya transparansi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang independen dan berkompeten dalam bidang keuangan yang. auditing disebut auditor atau yang sering disebut akuntan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. sistem keuangan yang ada (Sudiyatno dan Suroso, 2010). Martono (2013) perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. shareholders (pemegang saham dan pemangku kepentingan) perlu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertama atau tepatnya pada tahun 1920-an akibat kondisi pasca perang.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

Pengaruh Akuntabilitas Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembuatan keputusan ekonomi. Maka keandalan (realible), kejujuran dan. Sehingga integritas laporan keuangan bisa diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pengguna laporan keuangan baik internal maupun eksternal. Menurut SFAC

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Tujuan utama darisetiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PANDAHULUAN. dan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi, maka sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi banyak pihak.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar bagi perusahaan-perusahaan agar dapat bersaing secara ketat dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

perusahaan yang dikelolanya (Tjun, Marpaung, & Setiawan, 2012). Agar laporan perusahaan yang sesungguhnya (Nindita & Siregar, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. suatu daya tarik bagi para investor. Investor biasanya menginvestasikan dananya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal) IX.1.5,Kep 29 /PM/2004 tanggal 22 desember 2003, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. pengambil keputusan dalam menjalankan organisasi, menghasilkan data dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang berintegritas. Di dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) tahun 2009 dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan adalah gambaran keuangan dari sebuah perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatannya laporan keuangan harus dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan keuangan tersebut. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak menyesatkan, tidak ada kesalahan material, dapat dipertanggungjawabkan kepada stakeholder dan shareholder. Dan dapat diandalkan pemakainya sebagai informasi yang jujur dan disajikan secara wajar (Jama an, 2008). Dengan demikian, laporan keuangan dituntut untuk disajikan dengan integritas tinggi. Akan tetapi, pada kenyataannya ada beberapa kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar yaitu kasus manipulasi data akuntansi pada 1

2 laporan keuangan perusahaan besar di Amerika seperti Enron, Tyco, Global Crossing, dan Worldcom. Perusahaan Enron di tahun 2001 yang menjadi perhatian besar khususnya bagi para investor. Enron mencatat keuntungan sebesar 600 juta dollar AS, padahal kenyataannya Enron mengalami kerugian (Rozania, dkk. 2013). Kasus manipulasi data akuntansi juga terjadi pada perusahaan di Indonesia seperti PT Kimia Farma, PT Waskita Karya, dan Bank Lippo. Manipulasi akuntansi yang dilakukan PT Waskita Karya terkait dengan kelebihan pencatatan laba bersih sebesar 500 milyar. Direksi PT Waskita Karya merekayasa keuangan sejak tahun buku 2004-2008 dengan memasukkan proyeksi pendapatan proyek multi tahun ke depan sebagai pendapatan tahun tertentu (Liputan6.com, 2009). Kasus-kasus tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan bagi banyak pihak terutama terhadap tata kelola perusahaan (corporate governance). Amerika Serikat yang selama ini dikenal sebagai negara acuan penerapan tata kelola perusahaan yang baik, menjadi diragukan dengan merebaknya kasuskasus manipulasi akuntansi di negara tersebut. Di Indonesia, corporate governance sedang menjadi isu yang hangat. Terutama sejak terjadi krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia termasuk Indonesia, dan semakin menjadi perhatian akibat banyak terungkapnya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan. Timbulnya berbagai kasus kecurangan akuntansi ini lebih berkaitan dengan masalah integritas laporan keuangan, artinya informasi yang ada

3 dalam laporan keuangan tersebut tidak disajikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Ternyata kasus seperti ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Keterlibatan CEO, komisaris, komite audit, internal auditor, sampai kepada eksternal auditor salah satunya dialami oleh Enron, cukup membuktikan bahwa kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam. Terungkapnya skandal-skandal sejenis ini menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat khususnya masyarakat keuangan, yang salah satunya ditandai dengan turunnya harga saham secara drastis dari perusahaan yang terkena kasus. Hal ini merupakan suatu kerugian karena masyarakat menjadi ragu untuk ikut andil memiliki saham perusahaan tersebut (Susiana dan Herawati, 2007). Banyaknya kasus manipulasi data akuntansi membuktikan bahwa kurangnya integritas laporan keuangan dalam penyajian informasi bagi pengguna laporan keuangan. Menurut Mayangsari (2003) integritas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Sedangkan menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 2 kualitas informasi yang menjamin bahwa informasi secara wajar bebas dari kesalahan dan bias, dan secara jujur menyajikan apa yang dimaksudkan untuk dinyatakan. Laporan keuangan yang berintegritas apabila memenuhi kaulitas reliability. Fenomena ini menunjukkan terjadinya skandal manipulasi keuangan merupakan kegagalan integritas laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi para pengguna laporan. Hal ini menyebabkan timbulnya banyak

4 pertanyaan bagi masyarakat luas terhadap berbagai pihak terutama terhadap sistem pengelolaan dalam perusahaan dan sistem kepemilikan yang tersebar secara luas yang sering disebut dengan istilah corporate governance, yang memberitahukan kenyataan bahwa mekanisme good corporate governance yang baik belum diterapkan pada perusahaan tersebut. Belum diterapkannya mekanisme good corporate governance yang baik pada perusahaan ini dapat menjadi penyebab perusahaan atau pihak manajemen untuk memberikan informasi-informasi yang memberi dampak positif terhadap harga saham dan dapat mendorong perusahaan untuk cenderung melakukan manipulasi akuntansi dengan menyajikan informasi tertentu untuk menghindari terpuruknya harga saham (Susiana dan Herawaty, 2007). Struktur Corporate governance merupakan konsep yang diajukan demi peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau monitoring kinerja manajemen dan menjamin akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder dengan mendasarkan pada kerangka peraturan (Nasution dan Setiawan, 2007). Semakin baik penerapan corporate governance yang dilakukan perusahaan maka akan diharapkan mengurangi perilaku manajemen perusahaan yang bersifat oportunistik sehingga laporan keuangan dapat disajikan dengan integritas yang tinggi, yaitu laporan keuangan yang disajikan menunjukkan informasi yang benar dan jujur. Unsur corporate governance terdapat dalam laporan keuangan yang merupakan sebuah rangkaian tentang sebuah proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang mempengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta

5 pengontrolan suatu perusahaan atau korporasi. Penerapan corporate governance yang baik berdampak pada laporan keuangan yang dihasilkan, perusahaan atau manajemen akan sulit untuk melakukan manipulasi akuntansi karena terdapat pengawasan dari dewan komisaris sehingga laporan keuangan yang dihasilkan sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya dan berintegritas (Nuryanah, 2005). Corporate governance dalam penelitian ini diproksi dengan empat mekanisme yaitu komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Integritas laporan keuangan adalah hal yang penting karena mencerminkan nilai perusahaan, yang merupakan sinyal positif agar dapat memengaruhi opini investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang berkepentingan. Laporan keuangan seharusnya memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor untuk membuat keputusan investasi, kredit dan keputusan sejenis (Jama an, 2008). Informasi akuntansi harus memenuhi tiga karakteristik kualitatif informasi akuntansi, yaitu relevance, objectivity, dan reliability. Menurut Jama an (2008) informasi dikatakan relevance apabila dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan dengan menguatkan atau mengubah pengharapan pengguna laporan keuangan. Informasi dikatakan reliable apabila dapat dipercaya dan menyebabkan pemakai laporan keuangan bergantung pada informasi tersebut. Sedangkan dikatakan objective apabila informasi tersebut terbebas dari pengaruh hal lain yang dapat memengaruhi independensi informasi. Integritas laporan keuangan dapat dicapai apabila laporan keuangan

6 mampu memberikan informasi yang memiliki karakteristik-karakteristik tersebut. Ukuran integritas laporan keuangan secara intuitif dapat dibedakan menjadi dua, yaitu diukur dengan konservatisme serta keberadaan manipulasi laporan keuangan yang biasanya diukur dengan manajemen laba (Mayangsari, 2003). Beberapa peneliti menyatakan bahwa auditor lebih menyukai pelaporan yang konservatif. Menurut Susiana dan Herawaty (2007) dalam kasus manipulasi data akuntansi ini sebenarnya tidak hanya pihak dari dalam perusahaan saja yang bertanggung jawab, tetapi pihak dari luar juga sangat berpengaruh. Seperti eksternal auditor juga harus ikut bertanggung jawab terhadap banyaknya kasus-kasus manipulasi data akuntansi seperti ini. Posisi akuntan publik yang dianggap sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan juga mulai banyak dipertanyakan, apalagi setelah terbukti bahwa semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Sedangkan profesi akuntan sendiri mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang dapat diandalkan bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, serta bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Akuntan publik dalam setiap penugasan audit sering terjadi benturanbenturan yang dapat memengaruhi independensi dimana klien sebagai

7 pemberi kerja berusaha untuk mengkondisikan agar laporan keuangan yang dibuat mempunyai opini yang baik, sedangkan disisi lain akuntan publik harus dapat menjalankan tugasnya secara profesional yaitu auditor harus dapat mempertahankan sikap independen dan obyektif. Menurut Komite Nasional Good Corporate Governance (KNGCG, 2002) memonitor kualitas kerja auditor eksternal dalam melaksanakan tugasnya dan memilih Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tepat oleh komite audit merupakan kepercayaan terhadap kualitas jasa yang diberikan pengguna. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk memandang KAP sebagai pihak yang independen dan kompeten, karena akan memengaruhi berharga atau tidaknya jasa yang telah diberikan oleh KAP kepada pemakai. Jika pemakai merasa KAP memberikan kualitas jasa yang berguna dan berharga, maka nilai audit atau kualitas audit juga meningkat, sehingga KAP dituntut untuk bertindak dengan profesionalisme tinggi. Dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan, sistem corporate governance itu sendiri memerlukan pengawasan pemegang saham dan tanggung jawab manajemen. Mekanisme pengawasan manajemen baik internal (berdasarkan organisasi) maupun eksternal (berdasarkan pasar) diwajibkan. Dewan direksi atau komisaris, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif merupakan mekanisme pengawasan internal untuk melindungi kepentingan pemegang saham dan pemilik. Disisi lain kepemilikan pihak luar, monitoring debtholder, peraturan pemerintah

8 (perlindungan kepemilikan investor) merupakan mekanisme pengawasan eksternal yang membantu internal untuk pengawasan efektif perusahaan. Terkait dengan penelitian pengaruh corporate governance terhadap integritas laporan keuangan, penelitian Mayangsari (2003), Jama an (2008) menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian Arvida (2013) menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan komite audit terbukti berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan kepemilikan institusional dan komisaris independen terbukti tidak berpengaruh. Hasil serupa juga diperoleh dalam penelitian Rahiim (2013) menunjukkan bahwa hanya kepemilikan manajerial yang terbukti berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan, sedangkan kepemilikan institusional, komite audit, dan komisaris independen tidak terbukti berpengaruh. Kaitannya dengan integritas laporan keuangan, profesi auditor independen yang dipercaya masyarakat sebagai pengguna laporan keuangan sekarang mulai banyak dipertanyakan karena banyaknya kasus manipulasi data akuntansi yang melibatkan akuntan publik. Salah satu kasus besar yang terjadi adalah skandal akuntansi dan fraud yang melibatkan KAP big-five Arthur Andersen dengan perusahaan besar di Amerika Serikat seperti Enron (Munif, 2013). Keadaan ini menyebabkan terjadinya kegagalan audit, oleh karena itu seorang auditor harus memperhatikan kualitas audit yang dihasilkannya. Beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktadella dan Zulaikha (2011), Putra dan Muid (2012) menunjukkan bahwa kualitas audit

9 berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian Astria dan Ardiyanto (2011) menunjukkan bahwa perusahaan yang menggunakan jasa KAP big four yang memiliki reputasi baik dan juga mampu melakukan audit secara lebih cepat dan cermat karena memiliki sumber daya manusia yang lebih baik justru memilih menyajikan laporan keuangan berintegritas rendah. Hasil penelitian Astinia (2013) menunjukkan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap integritas laporan keuangan. Integritas laporan keuangan juga dipengaruhi dengan adanya pergantian auditor dalam suatu perusahaan. Astria dan Ardiyanto (2011) menyatakan bahwa profesi akuntan mempunyai peranan penting dalam penyediaan informasi keuangan yang dapat diandalkan bagi pemerintah, investor, kreditor, pemegang saham, karyawan, debitur, serta bagi masyarakat dan pihak-pihak lain yang berkepentingan. Seorang auditor harus dapat mempertahankan kualitas auditnya dengan menjaga independensi yang dimiliki. Independensi seorang auditor akan hilang apabila auditor terlibat dalam hubungan pribadi dengan klien, hal ini dapat memengaruhi kualitas laporan keuangan yang dihasilkan oleh auditor. Seorang auditor akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap klien apabila memiliki hubungan yang lama dengan klien. Pergantian auditor diharapkan dapat meningkatkan independensi yang dimiliki oleh auditor dengan cara membatasi jangka waktu perikatan antara auditor dengan klien. Motivasi dilakukannya penelitian ini karena banyaknya kasus manipulasi data akuntansi yang menyebabkan kurangnya integritas laporan keuangan,

10 sehingga peneliti ingin mengetahui faktor apa saja yang paling berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Penelitian mengenai integritas laporan keuangan yang telah dilakukan peneliti terdahulu menunjukkan hasil yang tidak konsisten, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi integritas laporan keuangan dengan judul PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE, KUALITAS AUDIT, DAN PERGANTIAN AUDITOR TERHADAP INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN. Penelitian ini merupakan replikasi dari Rozania, dkk. (2013). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu menambahkan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan kualitas audit. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah kualitas audit juga akan memengaruhi integritas laporan keuangan. Selain itu, pada penelitian ini menggunakan pengukuran discretionary accruals yang sebelumnya menggunakan pengukuran konservatisme serta sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2012-2013. B. Batasan Masalah Penalitian Batasan penelitian diperlukan agar penelitian ini lebih terarah yaitu penelitian ini menggunakan mekanisme corporate governance sebagai variabel independen dibatasi pada komisaris independen, komite audit, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial. Variabel independen lainnya yaitu kualitas audit dan pergantian auditor. Variablel dependen integritas laporan keuangan yang diukur menggunakan discretionary accrual.

11 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah komisaris independen berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan? 2. Apakah komite audit berpengaruh negatif terhadap integritas laporan keuangan? 3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan? 4. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan? 5. Apakah kualitas audit berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan? 6. Apakah pergantian auditor berpengaruh positif terhadap integritas laporan keuangan? D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komisaris independen terhadap integritas laporan keuangan. 2. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komite audit terhadap integritas laporan keuangan.

12 3. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan institusional terhadap integritas laporan keuangan. 4. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap integritas laporan keuangan. 5. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan. 6. Untuk mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh pergantian auditor terhadap integritas laporan keuangan. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang memengaruhi integritas laporan keuangan. penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan sumbangan konseptual bagi peneliti sejenis maupun civitas akademika lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan khususnya dibidang pengauditan. Hasil penelitian dari ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan bagi penulis dalam konsep-konsep, teori-teori mengenai pengaruh mekanisme corporate governance, kualitas audit dan pergantian auditor terhadap integritas laporan keuangan.

13 2. Manfaat Praktis Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada perusahaan untuk lebih memperhatikan jalannya mekanisme Corporate Governance dalam operasional perusahaan guna meningkatkan integritas laporan keuangan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi para pemakai laporan keuangan serta penelitian ini menjadi motivasi bagi auditor agar senantiasa meningkatkan profesionalitasnya dalam audit, dan menjaga reputasi dirinya sendiri dan profesinya, begitu juga bagi manajemen perusahaan agar meningkatkan penerapan prinsip corporate governance dilingkungan perusahaannya.