I. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

TINJAUAN PUSTAKA. pada gulma atau tumbuhan pengganggu juga terhadap tanaman. Pemberantasan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi yang semakin maju, terjadi pergeseran dan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. membunuh serangga (Heller, 2010). Sebanyak dua juta ton pestisida telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup secara tidak langsung menyebabkan manusia terus-menerus dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan suatu masalah kesehatan pada masyarakat dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tingginya penyakit infeksi seperti thypus abdominalis, TBC dan diare, di sisi lain

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550

BAB I PENDAHULUAN. Aktifitas fisik merupakan kegiatan hidup yang dikembangkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit

BAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa

PEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. berlebihnya asupan nutrisi dibandingkan dengan kebutuhan tubuh sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk persenyawaan dengan molekul lain seperti PbCl 4 dan PbBr 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. LAIs. Golongan antipsikotik tipikal adalah antidopaminergik yang bekerja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non

BAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya anti nyamuk digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengatasi

BAB I PENDAHULUAN. pertahanan terhadap superoxide yang diubah menjadi hydrogen peroxide. Superoxide

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahaya dari logam berat tersebut ditunjukan oleh sifat fisik dan kimia.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah banyak akan menimbulkan stres oksidatif yang dapat merusak sel yang pada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Itik Cihateup

1. PENDAHULUAN. penambah rasa makanan dengan L-Glutamic Acid sebagai komponen asam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. betina dengan kambing Etawah jantan. Berdasarkan tipe kambing PE digolongkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Plumbum (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat. Logam berat

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Variasi produk dan harga rokok di Indonesia telah menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tujuh sumber utama pencemaran udara yaitu: partikel debu/partikulat

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan preterm sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang serius

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir, pola komunikasi di Indonesia mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,

BAB I PENDAHULUAN. dan injuri otot (Evans, 2000) serta menimbulkan respon yang berbeda pada jaringan

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. bidang obstetri, karena merupakan penyulit 2% sampai 20% dari semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tingkat gen akan kehilangan kendali normal atas pertumbuhannya. Tumor

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saat ini umur harapan hidup di Indonesia sekitar 72 tahun dengan rerata perempuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupannya sehari-hari. Pada lingkungan yang kadar logam beratnya cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

DAFTAR ISI x. HALAMAN JUDUL i. HALAMAN PERSETUJUAN. ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. RIWAYAT HIDUP... iv. KATA PENGANTAR... v. ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN. Monosodium glutamat (MSG) banyak digunakan oleh ibu rumah. tangga dan industri makanan sebagai penyedap rasa seperti halnya garam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam yang ada di bumi juga telah di jelaskan dalam. firman Allah SWT yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Petani merupakan kelompok kerja terbesar di berbagai negara di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas fisik merupakan setiap pergerakan tubuh akibat kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Umumnya prevalensi abortus sekitar % dari semua. prevalensi masih bervariasi dari yang terendah 2-3% sampai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar waktu sadar mereka (kurang lebih 85-90%) untuk beraktivitas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global

PENDAHULUAN. dibandingkan dengan unggas-unggas lainnya seperti ayam. Fakultas Peternakan

BAB I PENDAHULUAN. transparansinya. Katarak merupakan penyebab terbanyak gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal

BAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sepatu roda (inline skating) merupakan olahraga yang. membutuhkan keseimbangan antara kelincahan, kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas fisik adalah setiap pergerakan tubuh akibat otot-otot skelet yang

BAB I PENDAHULUAN. Minuman isotonik atau dikenal juga sebagai sport drink kini banyak dijual

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang pengaruh pemberian tomat (Solanum

BAB I PENDAHULUAN. akibat kegiatan industri dan transportasi (Soedomo, 2001). Timbal (Pb) adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya stres oksidatif pada tikus (Senturk et al., 2001) dan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pada lingkungan hidup masyarakat terutama perubahan suhu, udara, sinar UV,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Pengaruh ekstrak daun pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) terhadap kadar Superoksida Dismutase (SOD)

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi merupakan salah satu faktor resiko yang membahayakan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyaring dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme juga zat-zat toksik

BAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Kedelai Cekaman kekeringan Bagi Tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Radikal Bebas dan Reactive Oxygen Species (ROS)

BAB V PEMBAHASAN. STZ merupakan bahan toksik yang dapat merusak sel ß pankreas secara langsung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. asap rokok serta ekstrak akuades biji sirsak (KP 1, KP 2 dan KP 3 ). KN yang tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari lemak tumbuhan maupun dari lemak hewan. Minyak goreng tersusun

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma dan rumput liar pada berbagai tanaman pertanian, seperti padi, jagung, dan kacang kedelai (Jasper et al, 2012). Glifosat paling banyak digunakan petani di Indonesia, terutama dalam budidaya jagung dengan sistem TOT (tanpa olah tanah) (Faqihhudin et al, 2014). Glifosat bekerja menghambat metabolisme tanaman dan beberapa hari setelah penyemprotan, tumbuhan menjadi layu, kuning, dan akhirnya mati. Herbisida glifosat mengandung bahan kimia yang membuat herbisida menempel pada daun sehingga glifosat dapat bergerak dari permukaan tumbuhan ke dalam sel tumbuhan (Djau, 2009). Glifosat membunuh gulma dengan menghambat aktivitas dari enzim 5-asam enolpyruvylshikimic-3-synthase phosphate (EPSPS), yang penting bagi sintesis asam amino seperti tyrosine, tryptopan, dan phenylalanine. Dengan adanya glifosat, sintesis asam amino yang penting untuk pembentukan protein akan terhambat (Djau, 2009).

2 Jasper et al (2012) menyatakan bahwa glifosat dapat memacu kerusakan hematologikal dan perubahan pada hati ketika diberi paparan hingga subakut. Kerusakan hematologikal ini berkaitan dengan adanya induksi Reactive Oxygen Species (ROS). ROS adalah senyawa pengoksidasi turunan oksigen yang bersifat sangat reaktif yang terdiri atas kelompok radikal bebas dan kelompok non radikal. Kelompok radikal bebas antara lain superoxide anion (O2 - ) dan hydroxyl radical (OH - ), serta non radikal misalnya hydrogen peroxide (H 2 O 2 ). Senyawa oksigen reaktif ini dihasilkan dalam proses metabolisme oksidatif dalam tubuh, misalnya pada proses oksidasi katabolisme makanan menjadi energi (Harish dan Murugan, 2011). Radikal bebas memainkan peran penting dalam toksisitas pestisida. Penelitian Banks dan Soliman (1997) menunjukkan bahwa toksisitas yang diinduksi oleh karbamat memacu stres oksidatif dan perubahan pada sistem pertahanan antioksidan. Tubuh dilengkapi oleh seperangkat sistem pertahanan untuk menangkal serangan radikal bebas atau oksidan sehingga dapat membatasi kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Sistem pertahanan antioksidan ini antara lain adalah enzim Superoxide Dismutase (SOD) yang terdapat di mitokondria dan sitosol, Glutathione Peroxidase (GPx), Glutathione reductase (GR), dan catalase (CAT). Selain itu, terdapat juga sistem pertahanan atau antioksidan yang berupa mikronutrien yaitu B-karoten, vitamin C, vitamin E, dan taurine (Ning et al, 2010; Ozden et al, 2012). Dalam keadaaan tertentu, seperti diberi paparan herbisida, produksi radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif melebihi sistem pertahanan tubuh, kondisi ini yang disebut dengan stres

3 oksidatif. Pada kondisi stres oksidatif, imbangan normal antara produksi radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif dengan kemampuan antioksidan alami tubuh untuk mengeliminasinya mengalami gangguan sehingga menggoyahkan rantai reduksi-oksidasi normal, akibatnya menyebabkan kerusakan oksidatif jaringan (Arief, 2008; Arsana, 2014). Ozden et al (2012) mengatakan bahwa pemberian methiocarb (MC) pada tikus Wistar meningkatkan peroksidasi lipid yang diukur dengan produk akhirnya yaitu malondialdehyde (MDA) yang meningkat pada hati dan ginjal. Suarsana et al (2013) mengatakan bahwa stres oksidatif pada tikus menyebabkan kadar enzim superoksida dismutase (SOD) menurun dan malonaldehid (MDA) hati meningkat. Namun demikian, pemberian isoflavon sebagai antioksidan dapat mengatasi penurunan SOD dan mencegah naiknya kadar MDA pada jaringan hati tikus pada kondisi stres. Taurin (2-aminoethanesulfonic acid) adalah asam amino bebas yang melimpah dan terdapat banyak pada jaringan mammalia. Taurin adalah antioksidan yang diketahui memiliki berbagai fungsi fisiologis dalam metabolisme sel, termasuk osmoregulasi, stabilisasi membran, detoksifikasi, dan pengaturan homeostatis kalsium seluler (Huxtable, 1992). Taurin memiliki efek perlindungan melawan oksidasi yang diinduksi oleh tekanan selular dan menangkap radikal bebas dalam berbagai sel dan jaringan melawan toksik dari komponen oksidan (Abbasoglu et al, 2001; Hagar, 2004; Tabassum et al, 2007; Akay et al, 2013). Taurin mengurangi peroksidasi lipid dan meningkatkan aktivitas enzim

4 antioksidan, seperti superoksida dismutase dan glutathione peroksidase, yang diberi paparan xenobiotik (Abbasoglu et al, 2001; Tabassum et al, 2007; Ozden et al, 2012; Akay et al, 2013). Taurin memberikan efek perlindungan terhadap sel dan jaringan melawan oksidan termasuk glifosat. Pada penelitian ini dilakukan pengujian efek senyawa taurin pada hati mencit secara in vivo yang diinduksi dengan herbisida glifosat. Sejauh ini belum pernah dilakukan penelitian tentang efek perlindungan taurin pada hati mencit yang diinduksi herbisida glifosat dengan parameter kadar SOD, MDA, perubahan morfologi, dan histologi hati mencit. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji efek perlindungan dari senyawa taurin terhadap hati mencit jantan (Mus musculus). Penelitian ini dilakukan sebagai pengembangan ilmu terkait fungsi taurin secara fisiologis, juga diperolehnya informasi yang terkait penggunaan taurin sebagai antioksidan baik secara preventif ataupun kuratif bagi masyarakat yang menggunakan herbisida atau terpapar herbisida. 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh taurin pada hati mencit yang diinduksi herbisida glifosat terhadap aktivitas SOD, MDA, perubahan morfologi, dan struktur histologi hati mencit jantan.

5 1.3 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan akan didapat hasil pengembangan ilmu terkait fungsi taurin secara fisiologis, juga pengembangan informasi yang mendukung penggunaan taurin sebagai antioksidan oleh masyarakat yang menggunakan herbisida sebagai tindakan preventif terjadinya stres oksidatif. 1.4 Kerangka Pikir Stres oksidatif merupakan suatu kondisi ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dengan antioksidan, yaitu pada saat kadar radikal bebas lebih tinggi dibandingkan antioksidan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh faktor internal seperti genetik, umur, oksidasi fosforilasi, proses patofisiologi, dan faktor eksternal seperti asupan makanan, patogen, sinar ultra violet, dan bahan kimia termasuk herbisida. Akibat pemaparan herbisida, seperti herbisida glifosat, produksi radikal bebas atau senyawa oksigen reaktif melebihi sistem pertahanan tubuh yang disebut stres oksidatif. Keadaan ini mengakibatkan kelebihan radikal bebas, yang akan bereaksi dengan lemak, protein, asam nukleat seluler sehingga terjadi kerusakan jaringan dan disfungsi organ tertentu.

6 Aktivitas antioksidan dapat ditingkatkan agar mencegah terjadinya stres oksidatif sehingga diperlukan antioksidan dari luar tubuh. Antioksidan tersebut akan meredam radikal bebas dengan cara mendonorkan elektronnya baik pada tahap inisiasi, propagasi maupun tahap terminasi. Salah satu sumber antioksidan adalah taurin. Taurin adalah antioksidan yang diketahui memiliki berbagai fungsi fisiologis dalam metabolisme sel, termasuk osmoregulasi, stabilisasi membran, dan detoksifikasi. Taurin memiliki efek perlindungan melawan oksidasi yang dinduksi tekanan seluler dan menangkap radikal bebas dalam berbagai sel dan jaringan, sehingga aktivitas enzim antioksidan menurun pada saat stres oksidatif dapat meningkat dan berakibat mengurangi tingkat kerusakan jaringan oksidatif. 1.5 Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Pemberian taurin dapat mereduksi sel-sel hati mencit (Mus musculus) jantan yang mengalami kerusakan akibat induksi herbisida glifosat. 2. Pemberian taurin dapat meningkatkan kadar enzim superoksida dismutase (SOD) dan menurunkan kadar malondialdehida (MDA) pada mencit yang diinduksi herbisida glifosat.