Pengaruh Sumber Makanan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kelabau Padi (Osteochilus melanopleura) yang Dipelihara Dalam Hapa di kolam

dokumen-dokumen yang mirip
Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

Tingkat Kelangsungan Hidup

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

STUDI KUALITAS AIR UNTUK BUDIDAYA IKAN KARAMBA DI SUNGAI KAHAYAN (Water Quality Research For Fish Farming Keramba In The Kahayan River)

PEMBERIAN PAKAN PELET YANG DICAMPUR PUPUK ORGANIK CAIR BIOTON TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp)

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

ZIRAA AH, Volume 42 Nomor 2, Juni 2017 Halaman e - ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian rakyat Indonesia, namun dilain pihak dampak

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

Pertumbuhan Benih Ikan Betok (Anabas testudineus Bloch) dengan Pemberian Pakan Tambahan Berupa Maggot

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

Udayana, Denpasar. Alamat (Diterima Juli 2017 /Disetujui September 2017) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Terhadap Tingkat Pertumbuhan Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos) Pada Saat Pendederan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III MATERI DAN METODE. Ransum terhadap Sifat Fisik Daging Puyuh Jantan dilaksanakan bulan Juni

BAB III BAHAN DAN METODE

JURNAL. THE EFFECT OF GIVEN SKIN SEED IN GREEN BEANS ON GROWTH RATE OF CATFISH (Clarias sp)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi campuran tepung tulang

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

MATERI DAN METODE. Materi

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN MAS Cyprinus carpio DAN IKAN BAUNG Macrones sp DENGAN SISTEM CAGE-CUM-CAGE

PENGARUH FOTOPERIODE TERHADAP PERTUMBUHAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

METODE PENELITIAN. Penelitian Tahap 1: Uji Efektivitas Enzim Cairan Rumen Domba Terhadap Penurunan Kandungan Serat Kasar Bungkil Kelapa

Tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan bawal air tawar (Collosoma sp.) dengan laju debit air berbeda pada sistem resirkulasi

BAB III MATERI DAN METODE. Februari 2017 di kandang, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

KOMBINASI AZOLLA MICROPHYLLA DENGAN DEDAK PADI SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER BAHAN PAKAN LOKAL AYAM PEDAGING

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Bahan Penelitian Jenis nutrien Kandungan (%) 2.2 Metode Penelitian Rancangan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

II. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

RESPON PERTUMBUHAN KEPITING BAKAU (Scylla Serrata Forskal) TERHADAP SALINITAS DAN JENIS PAKAN SEGAR

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

PENGGUNAAN JAGUNG DAN RAGI TAPAI PADA JAGUNG SEBAGAI PAKAN ALTERNATIF TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN BETOK (Anabas testudineus Bloch)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI. Lokasi dan Waktu

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

BAB III BAHAN DAN METODE

PENAMBAHAN TEPUNG BIOFLOK SEBAGAI SUPLEMEN PADA PAKAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PEMANFAATAN BIOFLOK DARI LIMBAH BUDIDAYA LELE DUMBO (Clarias gariepinus) SEBAGAI PAKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 10. Hasil Pengamatan Karakteristik Fisik Silase Ransum komplit

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

MATERI DAN METODE. Materi

Transkripsi:

Pengaruh Sumber Makanan yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan Ikan Kelabau Padi (Osteochilus melanopleura) yang Dipelihara Dalam Hapa di kolam Effect of Different Food Sources on The Growth of Kelabau Padi Fish (Osteochilus melanopleura) Reared in Hapa Pond Mardani Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya E-mail : mardanimardani63@yahoo.com Diterima : 5 April 2014. Disetujui : 20 Juni 2014 ABSTRACT This study aims wants to provide information about the natural food needed by the fish. The goal is to determine the effect of different food sources on growth of Kelabau Padi fish (Osteochilus melanopleura) reared in hapa pond. These results are expected to provide valuable input for Kelabau Padi fish farming, by looking at the growth rate, food conversion, factor conditions, mortality and water quality. Food sources used are trash fish (wet) plus Ipomoea leaves (wet) and mixed with fine bran, trash fish (wet) plus coconut cake (wet) and mixed with fine bran, and handmade artificial food containing 30 % protein. Key words : kelabau padi fish, food sources, growth rate, water quality. ABSTRAK Penelitian ini ingin memberikan informasi tentang makanan alami, yang dibutuhkan oleh ikan. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh pemberian sumber makanan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan kelabau padi (Osteochilus melanopleura) yang dipelihara dalam hapa di kolam. Hasil ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan masukan yang bermanfaat dalam rangka budidaya ikan kelabau padi selanjutnya, dengan melihat kecepatan pertumbuhannya, Konversi makanan, Faktor kondisi, Mortalitas dan Kualitas airnya. Sumber makanan yang digunakan ikan rucah (basah) ditambah daun kangkung basah dan dicampur dedak halus, ikan rucah (basah) ditambah bungkil kelapa (basah) dan dicampur dedak halus, dan makanan buatan yang diramu sendiri berkadar 30 % protein. Kata kunci : ikan kelabau padi, sumber makanan, kecepatan pertumbuhan, kualitas air. PENDAHULUAN Perkembangan penduduk yang semakin meningkat, maka kebutuhan akan protein hewani seperti ikan sangat diperlukan. Untuk memenuhi kebutuhan ikan yang meningkat perlu diimbangi dengan peningkatan produksi. Peningkatan usaha pemeliharaan ikan berarti meningkatkan produksi ikan sekaligus meningkatkan kesejahteraan tanpa mengganggu kelestarian sumber daya perairan. Sumber daya perairan sebetulnya kaya dengan berbagai sumber makanan, terutama dalam penyediaan sumber protein hewani Anonim (1983). Usaha peningkatan produksi melalui usaha penangkapan tidak selalu dapat diandalkan dan diharapkan. Sebab penangkapan ikan yang terus menerus dengan tidak memperhatikan norma konservasinya akan berpengaruh buruk terhadap kelestarian sumber daya perairan itu sendiri. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi tanpa menganggu kelestarian sumber daya perairan adalah melalui usaha budidaya. Kegiatan budidaya bertujuan untuk memperoleh produksi yang 22 Mardani. Pengaruh sumber makanan

setinggi-tingginya dibandingkan bila ikan tersebut dibiarkan hidup sepenuhnya secara alami (Komar Sumantadinata, 1981). Dalam peningkatan hasil produksi ikan secara optimal perlu sekali pakan ikan yang berkualitas tinggi, yang berarti bahwa pakan ikan tadi memenuhi kebutuhan nutrisi (kebutuhan gizi) ikan (Hidayat Djajasewaka, 1985). Ikan kelabau padi (Osteochilus melanopleura), merupakan jenis ikan lokal bernilai ekonomis tinggi, yang hidup di perairan umum yang terdapat di daerah Kalimantan dan Sumatera. Hanya sangat disayangkan masih belum dibudidayakan dan produksinya masih terbatas tergantung pada musim-musim penangkapan. Untuk menjaga kelestarian ikan kelabau padi ini di alam dan sekaligus membantu peningkatan produksi serta keberadaan ikan tersebut di pasar dengan harga yang tinggi, maka suatu pengetahuan tentang cara pemeliharaan ikan kelabau padi perlu dicoba dengan menggunakan sistem hapa dan pemberian makanan tambahan atau buatan. METODE PENELITIAN Tempat pemeliharaan yang digunakan adalah hapa sebanyak sembilan buah berukuran 1x1x1 m. Perlakuan dalam percobaan ini adalah pemberian sumber makanan yang berbeda terhadap pertumbuhan ikan Kelabau padi yang dipelihara dalam hapa dikolam. Perlakuan terdiri dari 3 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan A : Ikan rucah (basah) ditambah daun kangkung (basah) dan dicampur dengan dedak halus. Perlakuan B : Ikan rucah (basah) ditambah bungkil kelapa (basah) dan dicampur dengan dedak halus. Perlakuan C : Makanan buatan yang diramu sendiri dengan kadar protein 30%. (Tabel 1). Kandungan zat makanan tiap jenis pakan disajikan pada Tabel 2. Data pengamatan dalam percobaan ini meliputi : berat populasi dan berat rata-rata ikan, panjang rata rata ikan, jumlah ikan mati, diukur setiap 2 minggu. Kualitas air yang diukur meliputi : suhu air (pagi dan sore), ph, DO, CO 2 diukur 2 minggu sekali dan kecerahan air diukur pada jam 12.00. Parameter yang diuji dalam percobaan meliputi : pertumbuhan relatif individu, faktor konversi pakan, faktor kondisi ikan, dan tingkat mortalitas. Tabel 1. Komposisi bahan pakan yang digunakan Jenis pakan Bahan Komposisi (% berat) 10 % 50 % 40 % 10 % 50 % 40 % 33 % 12 % 11 % 29 % 1,53 % 1,94 % 1,94 % 9,59 % 23 Mardani. Pengaruh sumber makanan A B C Ikan Rucah (basah) Daun kangkung (basah) Ikan rucah (basah) Bungkil kelapa (basah) Tepung ikan Tepung kedelai Bungkil kelapa Minyak ikan Vitamin Mineral Kanji Tabel 2. Komposisi atau kandungan zat Makanan tiap jenis pakan Zat makanan Komposisi/Kandungan (%) Zat Makanan Protein Lemak Karbohidrat Kadar Air 15,31 8,74 26,60 56,52 23,7 21,4 28,3 38,77 29,3 12,8 31,3 18,59 Perkiraan DE (Kcal/gram) 2,10 3,60 3,19 Model Rancangan Acak Lengkap (RAL) x ij = µ + α i + ε ij. Analisa data sebelum mengunakan uji F, dilakukan uji kenormalan data dengan menggunakan uji lilliefors (Nasoetion dan Barizi, 1985), uji kehomogenitas ragam bartlett (Sudjana, 1984) dan koefisien korelasi (r) dibanding dengan (r) tabel 5 % dan 1 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Perlakuan C diberi makanan pellet pasta (semi moist) memberikan pertumbuhan relatif akhir tertinggi (49,45%), perlakuan B (41,59%) diberi ikan rucah (basah + bungkil kelapa (basah) + bungkil kelapa (basah) + dedak dan disusul perlakuan A (36,70 %) diberi pakan ikan rucah (basah) + daun kangkung (basah) + dedak. Uji

kenormalan data Lilliefors terhadap pertumbuhan relatif nilai L hitung (0,2145) < dari L tabel 5 % (0,271) dan 1 % (0,311) data menyebar normal. Uji homogenitas ragam Bartlett menunjukan nilai x² hitung (4,365) < dari x² tabel 5 % (5,99) dan 1 % (9,21) ragam data homogen. Hasil keragaman (Anova) F hit ( 99,37) > dari F tabel 5 % (5,14) maupun 1 % (10,92) berbeda sangat nyata, berarti pemberian sumber makanan yang berbeda berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan kelabau padi yang dipelihara dalam hapa dikolam, Uji wilayah ganda Duncan, perlakuan C (49,45) berbeda sangat nyata dengan perlakuan B (41,59) dan perlakuan A (36,70), juga perlakuan B berbeda sangat nyata dengan perlakuan A. Hasil ini, diduga karena kandungan protein dari masing-masing perlakuan mempunyai nilai gizi relatif berbeda. Pada perlakuan A dan B kandungan proteinnya rendah dibanding C, sehingga perlakuan A dan B lebih rendah dari pada perlakuan C, sedangkan perbedaan pertumbuhan perlakuan A dan B, kemungkinan tingginya protein dan energi pada perlakuan B sehingga lebih banyak energi yang digunakan untuk tumbuh dibandingkan perlakuan A. Kemungkinan lain karena pakan terlalu tinggi energinya pada perlakuan B sehingga ikan hanya makan sedikit dibandingkan perlakuan C. Selanjutnya karena pada perlakuan C lebih sedikit kandungan air pada pakan dari pada perlakuan A dan B, sehingga makanan yang diberikan pada perlakuan C terkonsumsi dengan baik, sedang pada perlakuan A dan B lebih tinggi kadar airnya sehingga ikan akan lebih cepat kenyang, dan gizi lain tidak terpenuhi untuk pertumbuhan. Menurut Mangalik (1982), apabila makanan berkelebihan energinya maka ikan sedikit makan untuk mencukupi kebutuhan energinya, sehingga zat gizi lain berkurang menyebabkan pertumbuhan lebih rendah seperti pada perlakuan B. Menurut Ahmad Mudjiman (1984), dari sejumlah makanan yang dimakan oleh ikan kurang lebih 10 % saja digunakan sebagai sumber tenaga atau memang tidak dicerna. Kecepatan Pertumbuhan Relatif (%) rata-rata individu ikan Kelabau padi dari masing-masing Perlakuan selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kecepatan pertumbuhan Relatif (%) ikan Kelabau padi Minggu ke 2 4 6 8 10 Pertumbuhan Relatif (%) 2,86 3,63 18,44 7,64 9,06 23,49 16,87 17,93 28,35 25,24 30,26 33,75 36,70 41,59 49,45 Konversi Makanan dapat dilihat pada tabel 4. Dari tabel 4 tersebut terlihat bahwa rata-rata nilai konversi makanan terendah (15,90) terjadi pada perlakuan C sedangkan tertinggi pada perlakuan A (19,58) dan perlakuan B (17,52). Hasil uji kenormalan data lillifors menunjukan nilai L hitung (0,2380) < dari L tabel 5 % (0,271) dan 1 % (0,311) menyebar normal. Uji homogenitas ragam Bartlett menunjukan nilai x² hitung (5,803) < dari x² tabel 5 % (5,99) dan 1 % (9,24) data bersifat homogen. Hasil keragaman Anova menunjukan F hitung (451,56) > dari F tabel 5 % (5,14) dan 1 % (10,22) berbeda sangat nyata. Tabel 4. Konversi makanan Jenis pakan A Komposisi Konversi makanan 19,58 24 Mardani. Pengaruh sumber makanan B C Ikan rucah (basah) + daun kangkung (basah) + dedak Ikan rucah (basah) + bungkil kelapa (basah) + dedak Pellet pasta (semi moist) 17,52 15,90 Berdasarkan hasil perhitungan faktor kondisi rata-rata individu ikan Kelabau padi pada perlakuan A, B dan C berkisar antara 3,05 3,07. Hasil uji kenormalan Lilliefors menunjukan nilai L hitung (0,1151)<dari L tabel 5 % (0,271) dan 1 % (0,3111) data normal. Uji homogenitas ragam Bartlett menunjukan x2 tabel 5 % (5,99) dan 1 % (9,21) data tersebut bersifat homogen. Hasil analisis keragaman (Anova) F hitung (0,16)<dari F tabel 5 % (5,14) maupun 1 % (10,92) tidak berbeda nyata. Jadi

pertumbuhan panjang seimbang antara individu setiap perlakuan. Untuk melihat hasil perhitungan faktor kondisi rata-rata dilihat gambar 1. Gambar 1. Hasil perhitungan faktor kondisi rata-rata. Faktor kondisi rata rata 3.08 3.07 3.06 3.05 3.04 3.03 3.02 3.01 3.06 3.05 3.07 Perlakuan Mortalitas selama percobaan tidak terjadi disebabkan adanya adaptasi yang tinggi dari ikan kelabau padi yang dipelihara dalam hapa dikolam, sehingga mudah mengadakan penyesuaian terhadap lingkungan pemeliharaan. Kualitas Air setiap dua minggu selama masa pemeliharaan dapat dilihat pada tabel 5. Menurut Rustami Djajadiredja (1977), ikan Kelabau padi mampu hidup dan berkembang pada suhu perairan 28ᴼC - 32ᴼC. Ditunjang pendapat Fuad Cholik et al. (1986), bahwa ikan tropis tumbuh dengan baik pada suhu 25ᴼC -32ᴼC. Batas toleransi organisme perairan terhadap ph air bervariasi karena dipengaruhi oleh suhu, oksigen terlarut dan aklinitas, kisaran toleransi ikan umumnya berkisar antara ph 4 sampai 11 (Buchar, 1998). Derajad keasaman (ph) air selama penelitian, untuk setiap perlakuan berkisar 5,16 6,06 dikatakan bersifat asam, berarti pertumbuhan ikan akan terhambat. Kandungan oksigen terlarut (DO) berkisar 3,20 4,80 mg/l. Menurut Effendi (2003) kadar DO 1,0 5,0 mg/l ikan dapat bertahan hidup tetapi pertumbuhan terganggu, sedangkan kadar DO > 5,0 mg/l kadar DO yang disukai oleh semua organisme perairan. Kandungan karbondioksida (CO 2 ) berkisar 11,51 15,98 mg/l. Menurut Heru Susanto (1986) kandungan karbondioksida maksimum dalam air yang masih dianggap tidak membahayakan bagi ikan sekitar 25 mg/l. Kecerahan air di lingkungan kolam percobaan berkisar antara 26,0 29,4 cm. Kecerahan yang baik untuk usaha budidaya berkisar antara 30 40 cm (Kordi dan Tancung, 2007). KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini adalah : pemberian sumber makanan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan ikan kelabau padi. Pertumbuhan relatif ikan kelabau padi dengan perlakuan A = 36,70 %, perlakuan B = 41,59 % dan perlakuan C = 49,45 %. Konversi makanan menunjukan perlakuan C lebih baik dari perlakuan A dan B, dan perlakuan B lebih baik dari pada perlakuan A, dimana perlakuan A = 19,58, perlakuan B = 17,52 dan perlakuan C = 15,90. Faktor kondisi tidak berbeda nyata antar perlakuan. Kondisi kualitas air suhu 27,7 30,4ᴼC, ph air = 5,16 6,06, DO = 3,29-4,80 mg/l, CO 2 = 11,51 15,98 mg/l dan kecerahan = 26,0 29,4 cm. Suhu dan DO masih dalam kisaran yang baik untuk pertumbuhan ikan kelabau padi, tetapi ph, CO2 dan kecerahan, diduga menghambat pertumbuhan ikan dalam percobaan ini. Tabel 5. Hasil pengukuran parameter kualitas air Parameter Air Suhu air pagi ( o C) Suhu air sore ( o C) ph (skala ph) DO (mg/l) CO 2 (mg/l) Kecerahan (cm) Minggu ke- 0 2 4 6 8 10 28,0 27,9 28,0 27,7 28,6 28,4 29,0 28,8 28,8 28,9 32,0 30,3 5,60 5,27 5,43 5,16 6,06 4,20 4,80 4,80 4,00 3,20 4,20 4,80 13,98 15,98 11,98 11,98 11,98 11,51 26,0 27,5 28,0 27,5 29,4 28,8 25 Mardani. Pengaruh sumber makanan

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1983. Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perikanan. Ahmad Mudjiman. 1984 Makanan Ikan. Penebar Swadaya Jakarta. Effendi,Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanasius, Jogjakarta Indonesia. Fuad Cholik. Artati dan Rachmat Arifudin 1986. Water Quality Management in Pond Culture (Pengelolaan Kualitas Air Kolam). Direktorat Jenderal Bekerja Sama Dengan Internasional Developement Research Centre, Jakarta. Heru Susanto. 1986. Budidaya Ikan di Pekarangan, Penebar Swadaya. Hidayat Djajasewaka. 1985. Pakan Ikan. Cetakan I. Yasa Guna, Jakarta. Kordi, MGH dan AB Tancung, 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta. Jakarta. Mangalik, A. 1985 Energy Requirement of Fish Nutrition, Fisheries And Allied Aquaculture Departement, Auburn University. Nasotion, A.H. dan Barizi 1985. Metode Statistika Untuk Penarikan Kesimpulan. Cetakan VI. PT. Gramedia, Jakarta. Rustami Djajadiredja 1977. Pedoman Sumber Perikanan Darat, Bagian I (Jenis Ikan Ekonomis Penting) Penerbit Direktorat Jendral Perikanan. Sudjana 1984. Metode Statistika, Edisi 3. Tarsito, Bandung. 26 Mardani. Pengaruh sumber makanan