BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan ini

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia sangat diperlukan untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN. kalanya masalah tersebut berbuntut pada stress. Dalam kamus psikologi (Chaplin,

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Ketika berinteraksi, individu dihadapkan pada tuntutan-tuntutan, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ayat di atas bermakna bahwa setiap manusia yang tunduk kepada Allah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pentingnya pendidikan moral dan sosial. Dhofier (1990) menyatakan moral dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. kesempurnaan iman seorang muslim terhadap Al-Qur an adalah meyakini

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas. Salah satu aktifitas itu diwujudkan dalam gerakan-gerakan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stres tidak dapat dipisahkan dari setiap aspek kehidupan. Stres dapat

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. dan pengurus pondok pesantren tersebut. Pesantren memiliki tradisi kuat. pendahulunya dari generasi ke generasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rosulullah Shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: Menuntut ilmu

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN BERAGAMA REMAJA MUSLIM DENGAN MOTIVASI MENUNTUT ILMU DI PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. luas. Fenomena ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Faktor yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

BAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya dalam rangka mendapatkan kebebasan itu. (Abdullah, 2007

BAB I PENDAHULUAN. (punishment) sebagai ganjaran atau balasan terhadap ketidakpatuhan agar

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman pada masa modern ini banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB IV ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN TAHFIDZUL QUR AN DI PONDOK PESANTREN RAUDLATUL FALAH BERMI GEMBONG PATI

warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

NURDIYANTO F

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang Masalah. Remaja biasanya mengalami perubahan dan pertumbuhan yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan bagi siswa

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perubahan lingkungan yang cepat, yang ditandai dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan sudah ada. mengantarkan manusia menuju kesempurnaan dan kebaikan.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perancang pengajaran, pengelola pengajaran, penilai hasil pembelajaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan seseorang untuk menyadari realitas di sekitarnya, yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidupnya. Manusia moderen seharusnya mampu memadukan perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membangun bangsa ke arah yang lebih baik. Mahasiswa, adalah seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. hlm Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pola Pembelajaran di Pesantren,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. Qur an sendiri menganjurkan supaya manusia memperdalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keadaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. lingkungan (Semiun, 2006). Penyesuaian diri diistilahkan sebagai adjustment.

PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA PENGHAFAL QURAN 1-15 JUZ DAN PENGHAFAL QUR'AN JUZ DI PONDOK PESANTREN NURUL QUR AN KRAKSAAN, PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ekstrakurikuler seperti yang ada di sekolah-sekolah umum, tapi merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Stres merupakan sebuah istilah yang akrab dalam kehidupan sehari-hari. Hampir

BAB I PENDAHULUAN. sikap yang buruk berupa ungkapan vulgar serta mudah tersulut emosi, sehingga

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 GAMBARAN POLA ASUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup individu, yaitu suatu masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sakit merupakan keadaan dimana terjadi suatu proses penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era perdagangan bebas ASEAN 2016 sudah dimulai. Melahirkan tingkat

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa perubahan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan ini membawa akibat yaitu tuntutan yang lebih tingi terhadap setiap individu untuk lebih meningkatkan kinerja dan kualitas hidup. Agar eksistensi diri tetap terjaga, maka setiap individu akan mengalami stres terutama bagi individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Stres merupakan suatu permasalahan yang sering menjadi perbincangan dalam kehidupan sehari-hari. Stres dapat dialami dalam berbagai situasi yang berbeda. Stres adalah ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Stres sebagai suatu fenomena pertama kali dijelaskan oleh Hans Selye pada tahun 1930an (dalam Devision 2006). Pada saat itu selye mengunakan pendekatan medis fisiologis untuk menjelaskan tentang fenomena stres. Ia mengatakan bahwa stres merupakan suatu reaksi non-spesifik dari fisik seseorang terhadap adanya berbagai tuntutan baik dari dalam maupun dari luar tubuh manusia. Sampai saat ini stres masih menjadi suatu permasalah yang aktual dan masih menarik 1

2 minat banyak peneliti untuk mempelajarinya secara umum, pengertian stres sebagai suatu keadaan yang melibatkan interaksi antara individu dengan situasi yang dialaminya. (Michie, 2002) Stres normal merupakan reaksi alamiah yang berguna, karena stres akan mendorong kemampuan seseorang untuk mengatasi kesulitan kehidupan. Persaingan yang banyak, tuntutan dan tantangan dalam dunia modern ini menjadi tekanan dan beban stres (ketegangan) bagi semua orang. Tekanan stres yang terlampau besar hinga melampaui daya tahan individu, maka akan timbul gejala-gejala seperti sakit kepala, mudah marah, dan tidak bisa tidur. Stres yang berlangsung cukup lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehinga timbul perubahan patologis bagi penderitanya. Data dari dinas kesejahteraan sosial provinsi jawa tengah tahun 2006 terdapat penyandang masalah kesejahteraan sosial tersebut dalam 27 jenis. 27 jenis tersebut diantaranya termasuk penyandang psikotik. Di Jawa tengah tercatat 704.000 orang mengalami ganguan kejiwaan, dan dari jumlah tersebut 96.000 diantaranya didiagnosa telah menderita kegilaan, 608.000 orang mengalami stres. Badan Kesehatan Dunia menyebutkan bahwa 3 per mil dari sekitar 32 juta penduduk jawa tengah menderita kegilaan dan 19 per mil lainya menderita stres. Jumlah tersebut jika dipresentasikan, maka jumlahnya mencapai 2,2 persen dari total penduduk jawa tengah. Data tersebut menunjukan bahwa stres bersifat universally, yaitu semua orang dapat merasakannya tetapi cara pengungkapanya yang berbeda atau diversity.

3 Stres juga sering dialami oleh para remaja yang sedang mengalami proses pendidikan. Dari data dinas kesejahteraan sosial stres juga biasa terjadi pada seorang remaja. Kehidupan remaja baik sebagai pribadi maupun sebagai generasi penerus bangsa senantiasa berhubungan dengan berbagai bentuk permasalahan, baik positif maupun negative. Stres pada remaja sama halnya yang terjadi pada orang dewasa, stres bisa berefek negatif pada tubuh remaja, hanya saja perbedaanya terletak pada sumbernya dan bagaimana mereka merespon kondisi tersebut. Reaksi mereka ditentukan oleh suasana dan kondisi kehidupan yang tengah mereka alami. Permasalahan-permaslahan yang dihadapi oleh remaja akan terus berkembang seiring dengan kemajuan zaman. Permasalahan tersebut diantaranya tuntutan yang tinggi dan keadaan yang tidak selalu diharapkan, sehingga menimbulkan suatu tekanan yang tinggi, konflik, perdebatan, saling menyerang dan membela diri, menjadi menu kehidupan sehari-hari yang selalu dijalani. Perlunya peran orang tua secara aktif mendidik dan memperhatikan anaknya supaya menjadi penerus bangsa yang bisa diandalkan dan menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi sesama. Adapun alternatif pendidikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya adalah sekolah berasrama yang berada di lingkungan pondok pesantren yang kental dengan nuansa Islamnya. Belajar disekolah berasrama berbeda dengan

4 sekolah disekolah umum letak perbedaanya adalah pada sistem waktu yang dimiliki untuk belajar lebih panjang dan lebih fokus sehingga anak dilatih untuk belajar lebih mandiri dan siap menghadapi berbagai tantangan dimasa yang akan datang. Siswa-siswa sekolah berasrama diwajibkan untuk tinggal di lingkungan sekolah dan sekolah tersebut telah menyiapkan tempat untuk para siswa dan kegiatan yang dilaksanakan selalu berada dilingkungan sekolah. Sama halnya remaja pada umumnya, seorang santri didalam pondok pun juga memiliki permasalahan. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini adalah santri yang sedang berada di pondok poseantren hendaknya perlu diwaspadai menganai dampak-dampak negatifnya yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki pengetahuan agama dan pengetahuan umum yang seimbang hendaknya harus pandai memilah antara hal-hal yang baik dan yang buruk serta yang pantas atau tidak pantas untuk diterapkan oleh diri sendiri. Apabila tidak pandai dalam memilah dan memilah suatu permasalahan yang datang pada diri sendiri maka akan muncul berbagai macam bentuk stres. Hal tersebut juga terjadi pada seorang santri di dalam pondok pesantren dimanapun tempatnya. Aktifitas yang padat dan tutuntutan peraturan yang harus dilaksanakan selama 24 jam setiap hari, Jauh dari keluarga, dan lingkungan yang berbeda dari tempat tinggal dan masyarakat yang membuat mereka slalu dituntut untuk mampu menjalankan aturan dan prosedur yang sudah diatur dan ditetapkan oleh pondok. Itulah keadaan yang slalau dialami

5 dan ditrima oleh para santri setiap hari. Keadaan dimana seorang santri harus slalu dapat menyesuaikan dan menjalankan kegiatan yang sudah diatur dalam pondok pesantren. Tekanan-tekanan inilah yang membuat seseorang mudah mengalamai stres. Ketidakmampuan seseorang untuk mengelola tekanan dan tuntutan sehinga membuat fisik dan pikiran seseorang mudah sekali berubah. Tutuntan dari lingkungan yang berat dan keadaan fisik yang tidak mendukung membuat seseorang mudah mengalami stres. Apalagi seorang remaja yang masih memiliki tingkat emosional yang belum setabil. Stres tidaklah selamanya bersifat negative Sarafino (2008) berpendapat, Stres adalah suatu kondisi dimana transaksi antara individu dan lingkungannya mengarahkan individu mempersepsikan adanya kesenjangan antara tuntutan fisik atau psikologi dari suatu situasi tertentu dengan sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang dimiliki individu. Dengan adanya berbagai tuntutan tersebut, tubuh manusia berusaha mengatasi dengan menciptakan keseimbangan antara tuntutan eksternal, kebutuhan niai-nilai internal dan kemampuan lingkungan untuk memberikan dukungan, hasil dari interaksi tersebut akan menghasilkan peresepsi terhadap stres. Ketika stres telah dipersiapkan secara positif hal ini dapat memotivasi untuk lebih percaya diri dan lebih berprestasi.

6 Davis dan Newstrom (1993) mengatakan bahwa stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Adapun penyebab munculnya stres adalah dibagi menjadi dua yaitu, faktor internal yakni adanya kualitas akhlak yang rendah yang dimiliki seorang individu, misalnya seperti iri hati, dengki, riya, tamak, takabur, pemarah dan sebagainya yang itu bersifat negatif. Sedangkan faktor yang berikutnya adalah yang berasal dari eksternal yakni faktor penyebab stres yang berasal dari luar, antara lain seperti terkena musibah atau bencana, kekurangan harta, pekerjaan, keluarga, lingkungan, keuangan dan lain-lain. Menurut Al-Munajid (2012) faktor-faktor yang dapat mengatasi stres yaitu 1). Memperbanyak berdzikir (mengingat Allah). 2). Memperbanyak sholat dan do a. 3). Senantiasa Meningkatkan kualitas diri sendiri. 4). Senantiasa mendengar ayat-ayat Al-Qur an sebagai terapi stres. 5) Ridho dengan ketentuan Allah karena setiap masalah atau tuntutan dan tekanan (stres) adalah ujian dari Allah agar hambanya menjadi lebih tabah dan matang dalam kehidupan, dan akan ada hikmah disetiap ujian yang datang. 6) Senantiasa bersyukur dengan segala nikmat yang telah Allah karuniakan kepada para hamba-nya. Salah satu faktor yang dapat mengatai stres adalah dengan bersyukur. Orang yang bersyukur adalah orang yang menerima suatu karunia penghargaan dan nilai dari karunia tersebut. Orang yang bersyukur mampu mengidentifikasi diri mereka sebagai seseorang yang sadar dan berterimakasih atas anugrah yang telah diberikan Tuhan, pemberian orang

7 lain dan bersedia menyediakan waktu untuk mengekspresikan rasa terimakasih mereka. Oleh karena itu psikologi positif terpusat pada pemaksnaan hidup bagaimana manusia memaknai segala hal yang terjadi pada dirinya, dimana pemaknaan ini sangat subjektif, untuk itulah pemaknaan hidup yang positif merupakan hal yang sangat penting. Dalam konsep islam syukur adalah bagian dari iman dan akhlak atau prilaku terpuji. dan pada hakekatnya sorang santri yang berada didalam pondok pesanteren itu selalu bisa bersyukur karna didalam pondok seorang santri selalu dibekali ilmu agama dan mengkaji tentang agama, akan tetapi pada kenyataanya tidak semua santri mampu untuk mengamalkannya, dalam kehidupan sehari hari masih banyak santri yang masih mengeluh tentang menu makanan yang tidak enak, kamar mandi yang selalu mengantri, bangun harus selalu pagi setiap hari, hafalan-hafalan yang harus selalu disetorkan kepada ustadz, kegiatan yang selalu dilakukan setiap hari secara terus menerus, setiap hari harus mengunakan bahasa asing utamanya bahasa arab dan inggris, jarak yang jauh dari orang tua, biaya sekolah yang cukup tinggi menuntut seorang santri harus berprestasi dan masih banyak hal-hal yang selalu dijalani setiap hari, sehinga tekanan dan keadaan tersebut membuat mereka jenuh sehinga bisa berdampak stres apabila tidak mampu untuk menglolanya, Hal inilah yang membuat mereka sulit untuk bersyukur. Menurut Imam Al-Ghazali (dalam Al-Fauzan 2013) Bersyukur itu ialah menjunjung tinggi nikmat, sakaligus mengagungkan Allah Ta ala. Hal ini dapat menghindarkan rasa benci atau sikap tidak mengenang budi kepada

8 Allah. Dengan yang demikian, seorang manusia sentiasa selalu mengingat kebaikan Allah atas segala karunia dan nikmat yang telah diberikan. Seterusnya, mengingat betapa wajar dan beruntungnya orang yang bersyukur dengan segala tindakan kesyukurannya dan betapa buruk dan ruginya orang yang kufur (tidak mensyukuri nikmat) dengan segala tindakan kekufurannya. Penelitian stres yang dikorelasikan dengan syukur belum ditemui, sehingga bisa dikatakan bahwa penelitian ini baru dan peneliti merasa tertarik untuk melihat, apakah ada korelasi antara syukur dengan stres pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam. Semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang, rasa syukur dan keyakinan diri untuk bisa menghadapi berbagai situasi juga semakin meningkat (McCullough & Emmons, 2003). Dari penjelasan di atas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara syukur dengan stres pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam? Berdasarkan rumusan masalah, Peneliti merancang penelitian ini dengan judul Hubungan antara syukur dengan stres pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam. B. Tujuan Penelitian Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui hubungan antara syukur dengan stres pada santri di pondok pesantren modern Islam Assalaam.

9 2. Untuk mengetahui tingkat stres pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam. 3. Untuk mengetahui tingkat syukur pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam. 4. Untuk mengetahui peran syukur terhadap stres pada santri di pondok pesantren moderen Islam Assalaam. C. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya, yaitu sebagai barikut: 1. Manfaat Secara Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat mengembangkan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya dalam bidang psikologi Islam. Mendapatkan informasi dalam kaitanya dengan syukur dan stres sehinga bisa dimanfaatkan menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat dengan sebenar-benarnya. 2. Manfaat Secara Praktis Manfaat secara praktis yang dapt dirasakan antara lain : a. Bagi pimpinan dan Ustadz/ Ustadzah PPMI Assalaam Penelitian ini dapat memberikan informasi terkait dengan seberapa besar tingkat kebersyukuran santri dan mengetahui kondisi santri yang mengalami stres rendah dan stres tinggi. b. Bagi Santri PPMI Assalaam

10 Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih wacana dan pemikiran tentang syukur dan stres dalam kehidupan sehari-hari. c. Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan acuhan dalam mengembangkan penelitian yang sejenis, terutama yang berkaitan dengan syukur dan stres.