BAB I PENDAHULUAN. Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memudahkan manusia dalam melakukan pekerjannya guna memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Adam Iqbal Makasuci, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dijelaskan dalam Undang-undang (UU) No.12 tahun 2012 Bab I pasal I ayat 1,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengumpulan data penelitian Evaluasi Pelaksanaan Semester Pendek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 006/SK/MWA-U1/2004 TENTANG : KURIKULUM PENDIDIKAN AKADEMIK UNIVERSITAS INDONESIA.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan meningkatkan

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 612/SK/R/UI/2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. maka diperlukan adanya sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang cerdas dapat dilihat dari tingkat prestasi belajar peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

PERATURAN AKADEMIK. Peraturan akademik yang berlaku di Program Magister Pendidikan Kimia adalah sebagai berikut:

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 696A/SK/R/UI/2008

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA Nomor : 478/SK/R/UI/2004 TENTANG EVALUASI KEBERHASILAN STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, rasional, dan kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan itu sendiri. Pendidikan

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara berkembang seperti di indonesia. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional pada dewasa ini diarahkan pada taraf hidup dan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

STUDI PENCAPAIAN KOMPETENSI MEMBUBUT RATA DAN BERTINGKAT UNTUK MAHASISWA JPTM UPI YANG BERASAL DARI SMA DAN SMK

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas yang dibutuhkan bagi peningkatan dan akselerasi pembangunan

PEMA UNDIKNAS Standar & Borang SPMI Beban SKS Efektif Program Studi D.25

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. akan tercipta manusia berkualitas yang mampu bersaing di era globalisasi.

PROGRAM FAST TRACK SKEMA MANDIRI MAGISTER TEKNIK FTUI

BAB 1 PENDAHULUAN. nantinya akan membawa bangsa menuju kearah kemajuan karena di. taraf kemajuan peradapan suatu bangsa.

LAPORAN PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBELAJARAN. Semester Ganjil 2016/ 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peranan pendidikan pada pembangunan sekarang, merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah proses

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

TUJUAN PENDIDIKAN. Menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dalam :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB II SISTEM PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan bertanggung

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 232/U/2000 TENTANG

ISKANDAR HASAN Pengawas Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting dalam peradaban manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

I. PENDAHULUAN. pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut di peroleh secara formal di jenjang tingkat

PANDUAN LAYANAN KELAS INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang beradab menganggap pendidikan sebagai suatu kebutuhan

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia merupakan suatu bagian yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia seutuhnya. Dalam undang-undang No 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa

STANDAR ISI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutu Pendidikan Nasional secara umum harus ditingkatkan, baik dari proses operasional maupun dari hasilnya. Hal ini terbukti dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah semakin gencar untuk meningkatkan mutu Pendidikan Bangsa Indonesia yang saat ini sedang mengalami perubahan total di segala bidang pendidikan, karena bidang pendidikan merupakan sendi yang sangat penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat ditentukan oleh faktor keilmuan dan sikap yang dimiliki yang diperoleh melalui proses pendidikan. Dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut di atas bisa dicapai bila semua komponen bangsa menyadari bahwa pendidikan bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, melainkan menjadi tanggung jawab kita semua, mahasiswa, termasuk Perguruan tinggi dan berbagai kelompok atau organisasi.

2 Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan, tempat terjadinya proses interaksi perkuliahan antara dosen dan mahasiswa (Sudarman P, 2004 : 1). Melalui perkuliahan, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan intelektual, sikap dan ketrampilan yang kompeten. Kemampuan ini pada akhirnya akan menentukan kualitas sumber daya manusia Indonesia, kemampuan intelektual atau kognitif, yang merupakan tujuan pendidikan. Tujuan Pendidikan tinggi yang dirumuskan oleh UNESCO tahun 2004, menegaskan bahwa misi dan nilai pokok perguruan tinggi adalah : 1. Memberikan kontribusi pada pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). 2. Pengembangan masyarakat secara keseluruhan. 3. Memajukan, menciptakan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui riset, dan memberikan keahlian (expertise) yang relevan untuk membantu masyarakat umumnya dalam mengembangkan budaya, sosial, ekonomi, humaniora serta seni yang kreatif. 4. Membantu anak didik memahami, menafsirkan, memelihara, memperkuat, mengembangkan, dan menyebarluaskan budaya historis nasional, regional, dan internasional dalam pluralisme dan keragaman keagamaan dan budaya. 5. Membantu melindungi dan memperkuat nilai-nilai sosial dengan menanamkan kepada generasi muda nilai-nilai yang membentuk warga negara yang demokratis. 6. Memberikan kontribusi kepada pengembangan dan peningkatan pada seluruh jenjangnya termasuk guru atau dosen. Tujuan Pendidikan tinggi menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang pendidikan nasional dan tentang pendidikan tinggi sebagai berikut : 1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan baik akademik dan atau pofesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni.

3 2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni serta mengupayakan penggunaanya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Dalam hal ini UPI ( Pedoman Akademik UPI, 2005 : 8 ), mengemban fungsi sebagai berikut : a. Mengembangkan ilmu disiplin ilmu pendidikan, pendidikan disiplin ilmu dan displin ilmu lainnya yang menunjang keterlaksanaan tugas pokok UPI. b. Mengupayakan tersedianya sumber daya manusia terdidik yang memenuhi kualifikasi seperti yang tercakup dalam asas tersebut dalam butir (a ). Perguruan Tinggi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan memerlukan adanya perbaikan praktek pendidikan yang meliputi berbagai aspek, diantaranya kurikulum, tenaga pendidik, fasilitas pendidikan dan sistem penyampaian materi perkuliahan. Di dalam sistem pendidikan tinggi Indonesia terdapat sistem kredit semester (SKS), yaitu sistem pendidikan dimana beban mengajar, beban belajar, serta praktikum diatur sedemikian rupa sehingga baik dosen, mahasiswa maupun penyelenggara pendidikan mempunyai tanggung jawab yang sama. Dalam sistem SKS ini terdapat semester, yaitu satuan waktu terkecil untuk menyatakan lamanya suatu program pendidikan dalam suatu jenjang pendidikan. Dalam satu tahun akademik terdiri dari dua semester, yaitu semester ganjil dan semester genap. Beberapa perguruan tinggi terkadang membuka program semester pendek. Semester pendek diadakan bagi mahasiswa yang ingin mengulang kembali atau memperbaiki

4 nilai-nilai mata kuliah yang kurang bagus. Tentu saja untuk mengikuti program tersebut dikenakan biaya tambahan. Sesuai dengan SK Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No 2051/K04/)).03.06//1999 tanggal 23-4-1999 dan edaran Rektor No.1063/K04/PP.03.01/1999 tanggal 23-3-1999, semester pendek disediakan bagi mahasiswa untuk mengambil beban studi minimal (antara 4-8 sks) dan tidak untuk memperbaiki. Semester pendek merupakan semester yang dalam pelaksanaannya sangat singkat, yaitu diantara pergantian semester genap dan ganjil. Tujuan pelaksanaan semester pendek (BAAK UPI : 2007) : 1. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki prestasi akademiknya. 2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mempercepat kelulusan atau masa studinya. 3. Mengoptimalkan sumber daya fakultas Menurut Said Hamid Hasan (Pembantu Rektor I UPI), dalam Harian Pikiran Rakyat edisi 24 Maret 2006 mengatakan, Penerapan SP di UPI lebih diprioritaskan untuk mata kuliah yang belum pernah ditempuh, dengan batas maksimal 8 SKS. Sedangkan untuk perbaikan nilai, UPI memiliki sistem remedial. Misalnya, seorang mahasiswa mendapat nilai E pada suatu mata kuliah, maka ia boleh mengikuti ujian ulangan. Jadi, perbaikan nilai bukan lewat SP. Setiap mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan masa studi lebih cepat. Sedangkan, standar untuk kelulusan jenjang S-1 relatif cukup lama. Sehingga ketika ada kesempatan mengikuti semester pendek, setiap mahasiswa seharusnya antusias untuk mengikutinya. Karena dengan semester pendek mahasiswa dapat mengambil mata kuliah yang seharusnya dikontrak pada semester berikutnya. Sehingga apabila ada nilai pada beberapa mata kuliah yang belum lulus, maka beban SKS untuk mengontrak pada semester reguler dapat digunakan untuk mengontrak mata kuliah yang belum lulus tersebut. Dengan demikian, mahasiswa UPI diharapkan dapat mendapatkan kelulusan dengan cepat atau sesuai dengan masa studinya.

5 Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa JPTM FPTK UPI yang mengikuti Semester Pendek Mahasiswa Jumlah Yang Mengikuti Semester Pendek Jumlah Total Mahasiswa Angkatan 2001 13 92 Angkatan 2002 23 79 Sumber : BAAK UPI 2006/2007 Dari tabel 1.1 di atas dapat dijelaskan bahwa mahasiswa angkatan 2001 yang berjumlah 92 orang, hanya ada 13 orang yang telah mengikuti semester pendek, berarti hanya sekitar 14 % mahasiswa yang telah mengikuti semester pendek. Pada angkatan 2002 yang berjumlah 79 orang, tercatat ada 23 orang yang telah mengikuti semester pendek, berarti ada sekitar 29 % mahasiswa angkatan 2002 yang telah mengikuti semester pendek. Tabel 1.2 Jumlah Mahasiswa JPTM FPTK UPI yang lulus 4 hingga 4,5 tahun Mahasiswa Jumlah Yang lulus Jumlah Total Angkatan 2001 5 92 Angkatan 2002 3 79 Sumber : BAAK UPI 2006/2007 Dari tabel 1.2 dapat dijelaskan bahwa pada mahasiswa 2001 yang berjumlah 92 orang, terdapat 5 orang mahasiswa yang lulus 4 hingga 4,5 tahun, berarti hanya ada sekitar 5,4 % dari sejumlah angkatan 2001 yang lulus 4 hingga 4,5 tahun. Pada

6 angkatan 2002 yang berjumlah 79 orang, terdapat 3 orang mahasiswa yang lulus 4 hingga 4,5 tahun, berarti hanya ada sekitar 3,7 % dari sejumlah angkatan 2002 yang lulus 4 hingga 4,5 tahun Dari data di atas, dapat dilihat bahwa persentasi keikutsertaan mahasiswa tiap angkatan pada pelaksanaan semester pendek hanya berkisar 13,6 % hingga29 % dari total jumlah mahasiswa. Gambaran tingkat kelulusan mahasiswa mesin yang ditempuh dalam 4 hingga 4,5 tahun hanya 3,4 % hingga 5,4 % dari jumlah mahasiswa tiap angkatan. Hal ini menggambarkan bahwa masih banyak mahasiswa yang belum optimal memanfaatkan pelaksanaan semester pendek, sehingga tingkat kelulusan mahasiswa JPTM dalam masa studi 4 hingga 4,5 tahun sangat sedikit. Padahal dengan semester pendek, mahasiswa dapat menghemat biaya kuliah sebesar 20% apabila dapat mempercepat kelulusannya menjadi 4 tahun. Setiap kali semester pendek mahasiswa dapat mengambil 8 sks. Jika setiap tahunnya mahasiswa mengikuti semester pendek, maka mahasiswa dapat menghemat 1 tahun masa studi, karena mata kuliah pada dua semester tersebut telah dikontrak di semester pendek. Semester pendek juga dapat meningkatkan indeks prestasi mahasiswa sampai di atas 2,75. Pelaksanaan semester pendek selama ini dilaksanakan pada setiap pergantian semester genap dan gasal. Perkuliahan dilaksanakan seperti perkuliahan reguler. Perbedaannya terletak pada intensitas pertemuannya, yaitu dilaksanakan dua kali dalam seminggu. Pada semester pendek ini mata kuliah yang dikontrak adalah mata

7 kuliah teori, bukan mata kuliah praktek. Mahasiswa dikondisikan untuk cepat menyerap materi perkuliahan, karena jangka waktu semester pendek yang relatif singkat. Mahasiswa sering diberi tugas tambahan agar bisa cepat mengerti materi perkuliahan. Ada pula dosen yang sering memberikan kuis pada setiap perkuliahan semester pendek ini. Kondisi yang merugikan tersebut tidak boleh terus terulang lagi. Setiap mahasiswa JPTM harus mendapatkan kelulusan dengan cepat dan dengan prestasi belajar yang baik. Jika tidak di tanggulangi, maka para lulusan JPTM UPI akan mendapatkan kendala, misalnya dalam memperoleh pekerjaan. Di dunia industri, faktor umur atau usia seseorang sangat menentukan dalam perolehan mencari kerja. Mengacu pada latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah ini. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan adalah : Efektifitas Semester Pendek Ditinjau Dari Prestasi Belajar Mahasiswa JPTM FPTK UPI B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka perlu diidentifikasikan beberapa kemungkinan permasalahan yang timbul dalam penelitian ini, antara lain: 1. Pelaksanaan semester pendek tidak sesuai dengan tujuan pelaksanaan semester pendek di UPI.

8 2. Prestasi belajar mahasiswa JPTM tidak memuaskan. 3. Mahasiswa yang tidak mengikuti semester pendek mendapatkan nilai IPK tidak memuaskan. 4. Mahasiswa yang mengikuti semester pendek mendapatkan nilai IPK memuaskan. C. Perumusan Masalah Dalam penelitian ini penulis memandang perlu untuk merumuskan masalah penelitian agar tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini lebih terarah. Oleh sebab itu, maka dalam penelitian ini masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana efektifitas semester pendek dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa program S1 JPTM FPTK UPI?. Mengingat rumusan masalah di atas sangat luas, maka diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah mekanisme pelaksanaan semester pendek? 2. Bagaimanakah perencanaan proses belajar mengajar pada semester pendek? 3. Bagaimanakah pelaksanaan proses belajar mengajar pada semester pendek? 4. Bagaimanakah evaluasi proses belajar mengajar pada semester pendek? 5. Apakah mahasiswa yang mengikuti semester pendek mengalami peningkatan indeks prestasi?

9 D. Pembatasan Masalah Penulis membatasi penelitian ini pada efektifitas semester pendek ditinjau dari prestasi belajar mahasiswa JPTM FPTK UPI dalam hal: 1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin yang mengikuti semester pendek 2. Pelaksanaan semester pendek Universitas Pendidikan Indonesia 3. Prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Mesin 4. Peraturan semester pendek Universitas Pendidikan Indonesia E. Penjelasan Istilah dalam Judul Sebagai upaya memberikan pengertian yang sama terhadap beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Efektifitas adalah kemampuan untuk melakukan hal yang tepat atau menyelesaikan sesuatu dengan baik. Hal ini mencakup pemilihan sasaran yang paling tepat dan pemilihan metode yang sesuai untuk mencapai sasaran tersebut (Komarudin, 1983 : 148) 2. Semester pendek adalah semester yang disediakan bagi mahasiswa untuk mengambil beban studi antara 4-8 sks dan tidak untuk memperbaiki. Sesuai dengan SK Rektor Universitas Pendidikan Indonesia No 2051/K04/)).03.06/1999 3. Prestasi merupakan suatu tingkatan kecepatan nyata sebagai pernyataan kemampuan intelektual individu yang dimanifestasikan dalam bentuk skor yang

10 diperoleh dari hasil tes (Hamdani Nawawi, 1981 : 100). Dalam penelitian ini prestasi belajar mahasiswa dinyatakan dengan kelulusan dan nilai Indeks Prestasi. F. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan semester pendek di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI. 2. Untuk mengetahui gambaran perencanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) semester pendek mahasiswa JPTM 3.Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan PBM semester Pendek mahasiswa JPTM. 4. Untuk mengetahui gambaran evaluasi proses belajar mengajar pada semester pendek 5. Untuk mengetahui tingkat efektifitas semester pendek sebagai sarana peningkatan prestasi belajar mahasiswa JPTM FPTK UPI.

11 G. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain: 1. Bagi penentu kebijakan di Universitas Pendidikan Indonesia, temuan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai pemberi informasi yang berarti dan menjadi masukan dalam pelayanan dan pelaksanaannya supaya menjadi lebih baik; 2. Bagi dosen, temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemacu untuk meningkatkan kinerjanya memberikan materi kuliah dalam proses perkuliahan ; dan 3. Bagi mahasiswa, temuan penelitian ini dapat menjadi masukan untuk meningkatkan prestasi belajar dalam hal ini adalah kelulusan dan indeks prestasi, sehingga dapat menyelesaikan studi lebih cepat. H. Sistematika Penulisan Agar dihasilkan sebuah karya ilmiah yang baik, maka diperlukan teknik penulisan yang sistematis. Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penjelasan istilah dalam judul, serta sistematika penulisan. Bab II Landasan teori atau kerangka teori penelitian yang dilakukan.

12 Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai metode dan teknik pegumpulan data, paradigma penelitian, data dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, prosedur pengumpulan data, penyusunan instrumen penelitian, dan prosedur pengolahan data. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasannya. Bab V Kesimpulan dan Saran.