BAB I PENDAHULUAN. masalah global yang perlu mendapatkan penanganan secara serius

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk bahan ajar berupa media cetak adalah modul. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

S, 2014 KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SUB-KONSEP PENCEMARAN AIR

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas salah satunya dalam bidang dasar dan pengukuran listrik.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan. Tingkat Satuan Pendidikan 2006.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

I. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 2 SMA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Pendidikan menurut Undang-undang tentang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

umum yang muncul adalah rendahnya mutu kegiatan belajar siswa seperti adanya siswa yang ingin mencapai target hanya sekedar lulus dalam sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau kaadaan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang terkandung di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Yogyakarta: Kepel Press, 2013), hlm Haryono, Pembelajaran IPA Yang Menarik dan Mengasyikkan,

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghawatirkan. Banyak terjadi penurunan kualitas lingkungan, baik yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

2015 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PERUBAHAN LINGKUNGAN BERBASIS REALITAS LOKAL PULAU BANGKA UNTUK MENINGKATKAN LITERASI LINGKUNGAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Majunya suatu Negara ditentukan oleh kualitas pendidikannya. sistematis untuk merangsang pertumbuhan, perkembangan, meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan kemajuan

I. PENDAHULUAN. kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut teori pembelajaran konstruktivisme, peranan aktif siswa dalam

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor yang menentukan perkembangan suatu negara ialah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mutu pendidikan. Hal ini dikarenakan kualitas mutu pendidikan menentukan

Setelah melakukan kegiatan dari LKS ini kalian mampu menjelaskan berbagai macam penyebab kerusakan lingkungan serta upaya penanggulanganya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor: 1

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang wajib diikuti oleh

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENCEMARAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KONTROL (X 0 )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Siti Fatimah Siregar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan salah satu masalah global yang perlu mendapatkan penanganan secara serius serta berkelanjutan. Konferensi Stockholm yang dhhiselenggarakan pada tahun 1972 pembelajaran tentang lingkungan menjadi fokus utama dan diprioritaskan dalam dunia pendidikan. Konferensi dilanjutkan dengan adanya deklarasi Tbilisi pada tahun 1976 yang disepakati bahwa pendidikan lingkungan dengan tujuan utama untuk membentuk manusia-manusia yang memiliki kecakapan literasi lingkungan dalam mengatasi krisis lingkungan global yang semakin parah (Muhkyati, 2015). Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup menimbulkan banyak musibah yang terjadi baik di dunia maupun di negeri kita sendiri. Setiap hari sekitar 2 juta ton sampah mencemari wilayah perairan dan produksi limbah cair mencapai 1500 m 2. Apabila 1 liter limbah mencemari 8 liter air bersih, maka setidaknya 12.000 km 2 air bersih terkena polusi di dunia (Dinkesos, 2013). Selain permasalahan yang terjadi di dunia terdapat permasalahan di Indonesia. Kerusakan hutan di Indonesia mencapai 3,8 juta hektar per tahun. Hingga saat ini di Indonesia telah kehilangan hutan aslinya sebesar 72%. Menurut informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (2010), kandungan kimia air hujan bahwa tingkat keasaman paling tinggi tercatat di Stasiun BMG Pusat dan Stasiun Bandung yakni ph 4,72. Hasil pencatatan BMG menunjukkan bahwa kondisi atmosfir di Indonesia dapat menyebabkan terjadinya hujan asam di

seluruh Indonesia. Mayoritas hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan pertanian (Cahyono E., 2012). Efek negatif hujan asam salah satunya korosif. Bahan korosif merupakan sifat suatu substansi yang dapat menyebabkan kerusakan terdiri dari asam, basa dan garam, baik dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Fluorin, hydrogen fluoride dan senyawa, yang dikenal sebagai persenyawaannya korosif (C. Matahelumual B., 2010) Penanaman sikap pro-lingkungan mengacu pada aspek konservasi yang merupakan salah satu aspek dari beberapa aspek yaitu recycling behaviors, conservation behaviors, consumer behaviors, and transportation behaviors, (Schultz & Zelezny, 1998) ( Markowitz, E. M. Goldberg, Ashton M. C., & Lee, 2012). Permasalahan konservasi lingkungan yang terjadi dapat diatasi dengan sikap kepedulian kita terhadap lingkungan melalui pendidikan. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang cerdas baik secara intelektual, emosional maupun spiritual. Pelaksanaan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak yang bermartabat serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan harus ikut berperan aktif membantu meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga Negara

Indonesia sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan (Daryato dan Agung S., 2013). Dasar hukum pendidikan lingkungan hidup yaitu tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dan Kesepakatan bersama Kementerian Negara Lingkungan Hidup dengan Departemen Pendidikan Nasional Kep 07/MenLH/2005 dan No 05/IV/KB/2005 tentang Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pendidikan Lingkungan Hidup bertujuan untuk mengubah perilaku manusia yang tidak peduli dengan lingkungan menjadi perilaku peduli lingkungan (Menteri Lingkungan Hidup, 2012). Kepedulian terhadap lingkungan pada siswa-siswi sekolah dapat ditingkatkan melalui proses belajar mengajar. Proses pembelajaran tidak hanya pemberian dan penyampaian materi tetapi dapat diberikan pengalaman langsung kepada siswa dengan menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau praktikum. Melalui praktikum siswa dapat secara aktif terlibat dalam proses mengamati, mengobservasi, berhipotesis, menganalisis serta menarik kesimpulan dari fenomena yang berhubungan dengan lingkungan. Kegiatan praktikum untuk mata pelajaran kimia sudah dirumuskan pada kompetensi dasar kurikulum 2013 sesuai dengan Permendiknas No. 69 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SMA/MA, sehingga guru dituntut melaksanakan kegiatan praktikum agar tujuan pembelajaran tercapai. Pelaksanaan praktikum membutuhkan ketersediaan bahan ajar sebagai penuntun siswa dalam melakukan kegiatan praktikum. Hasil survei lapangan di SMA Muhammadiyah Wonosobo diperoleh data lingkungan yang belum terjaga terutama di dalam kelas serta belum tersedianya

bahan ajar yang memuat materi asam-basa, sedangkan untuk melakukan kegiatan praktikum siswa diberikan fotocopy lembar kerja dari buku cetak. Lembar kerja praktikum yang diberikan belum memberikan kesempatan secara penuh kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, serta kurang melatih kemampuan berfikir guna memperoleh pengetahuan dan konsep secara mandiri. Kegiatan pembelajaran praktikum di sekolah kurang memberikan pengalaman belajar sehingga perlu dikembangkan modul praktikum sebagai acuan siswa-siswi berbasis pro-lingkungan. Penelitian yang dilakukan oleh (Zahara T., 2015) berjudul pengembangan modul praktikum berbasis problem based learning untuk kimia kelas X semester genap hasilnya termasuk dalam kategori baik. Modul praktikum yang selama ini digunakan dalam kegiatan praktikum belum mengacu pada sikap-sikap pro-lingkungan. Modul praktikum juga belum memberikan kesempatan secara penuh kepada siswa untuk berpartisipasi secara aktif, serta kurang melatih kemampuan berfikir guna memperoleh pengetahuan dan konsep secara mandiri. Modul praktikum pro-lingkungan sangat diperlukan agar siswa menjadi berwawasan lingkungan dan memikirkan dampak yang akan ditimbulkan pada lingkungan. Model pembelajaran inovatif yang mampu melatih kemampuan berfikir secara mandiri sangat diperlukan salah satunya dengan model kooperatif. Suprijono A. (2009) menyebutkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menuntut keterlibatan siswa secara penuh dari awal penentuan topik pembelajaran sampai evaluasi di akhir pembelajaran, selain itu juga menuntut siswa untuk

memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan bekerja kelompok. Kelebihan pembelajaran Group Investigation, yaitu: 1) memungkinkan siswa menjadi lebih aktif terlibat dalam belajar siswa-siswi sendiri dan berpartisipasi lebih bebas dalam diskusi; 2) mengembangkan kepemimpinan siswa dan keterampilan dalam berdiskusi kelompok; 3) mengembangkan rasa saling menghormati antar siswa; 4) memberi kesempatan untuk lebih meneliti suatu pelajaran atau permasalahan (Ratnasari M., 2009). Penelitian sebelumnya oleh Rasweda, dkk (2012) berjudul pembelajaran model Group Investigation dan kemampuan berpikir analitis siswa siswa SMAN 1 Lawang Kabupaten Malang hasil penelitian menunjukan siswa yang menggunakan model GI mendapatkan nilai tinggi sedangkan yang tidak menggunakan model GI mendapatkan nilai lebih rendah. Salah satu materi kimia di SMA yang dapat dijadikan pembahasan dalam modul berbasis pro-lingkungan dengan model Group Investigation adalah asam basa. Hal ini karena banyak permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi asam basa. Misal, korosif disebabkan oleh polusi udara yang mengandung asam nitrat (HNO 3 ) dan asam sulfat (H 2 SO 4 ). Pengembangan modul praktikum kimia pada materi asam basa berbasis prolingkungan dengan model Group Investigation diharapkan dapat menjadi salah satu sumber belajar mandiri siswa dan dapat meningkatkan kemandirian siswa dalam kegiatan-kegiatan praktikum, dan pro-lingkungan 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana mengembangkan modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa? 2. Bagaimana kualitas modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa? 3. Apakah modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa layak digunakan? 4. Apakah modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa dapat meningkatkan sikap kepeduliaan siswa terhadap lingkungan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu: 1. Mengembangkan modul praktikum berbasis pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa. 2. Mengetahui kualitas modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa. 3. Mengetahui kelayakan modul praktikum pro-lingkungan berbasis GI pada materi asam basa. 4. Meningkatkan sikap kepeduliaan siswa terhadap lingkungan. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat bagi semua pihak, antara lain: 1. Bagi Peneliti, meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai pengembangan modul praktikum berbasis pro-lingkungan.

2. Bagi Sekolah, menjadi referensi bahan ajar untuk kegiatan praktikum materi asam-basa kelas XI semester genap. 3. Bagi Guru, memberikan informasi tentang penerapan pro-lingkungan dalam melakukan kegiatan praktikum. 4. Bagi siswa, memberikan pengalaman dalam kegiatan praktikum dengan berbasis pro-lingkungan, terbentuknya perilaku siswa menjadi lebih ramah lingkungan.