BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metodologi penelitian menurut Sukardi (2004: 19) adalah

Perencanaan. Siklus I. Pengamatan. Perencanaan. Siklus III. Pengamatan. Perencanaan. Pengamatan. Hasil Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alasan Pemilihan Metode Penelitian Tindakan Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu sebuah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis. Dalam melaksanakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, desain penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subang Kecamatan Pagaden Kebupaten Subang Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas atau

BAB III METODE PENELITIAN. memanfaatkan berbagai informasi yang terkumpul sebagai bahan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Muhammadiyah 1 Kalianda kelas VII

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian dan Karakteistik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEK MELALUI MODEL STAD PADA SISWA SMA. Moch. Saleh

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian tindakan ( classroom action research) yang bersifat

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Action Research). Menurut Wardhani (2007: 1.4), penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam Bab ini peneliti akan menguraikan tentang metodologi penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODELOGI PENELITIAN. hasil belajar siswa meningkat (Wardani, 2007: 40). Perencanaan SISKLUS I. Pengmatan. Perencanaan SIKLUS III.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel rencana pelaksanaan penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Sukadadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

B. Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari beberapa model yaitu: Model PTK Kurt Lewin Model PTK Kemmis dan Mc Taggart

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan penelitian PTK merupakan salah satu bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III 3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Secara sederhana dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (Action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa 2009). Menurut Arikunto dkk (2006), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan dikelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. 1. Penelitian ; menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu dengan memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. 2. Tindakan ; menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan denagan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa 3. Kelas ; dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Menurut Arikunto (2006) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Bersifat situasional, artinya mencoba mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, dan berupaya menyelesaikannya dalam konteks itu; (2) Adanya kolaborasi-partisipatoris; (3) Self-evaluative, yaitu modifikasi-modifikasi yang dilakukan secara kontinyu dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan secara siklus, dengan tujuan adanya peningkatan dalam praktek nyatanya. Implementasi Model Pembelajaran Berbasis 22 Proyek Untuk Meningkatkan Aspek Psikomotor Siswa

23 Adapun rancangan (desain) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Arikunto (2006). pelaksanaan tindakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) observasi; dan (4) refleksi. Dalam melakukan penelitian tindakan kelas kita dapat malaksanakan dengan 4 tahapan. Pertama tentukan rencana jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebut, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat dipecahkan secara optimal. Perencanaa Refleksi SIKLUS 1 Pelaksanaan Pengamatan Perencanaa Refleksi SIKLUS II Perencanaa Pengamatan? Gambar 3.4 Model dan penjelasan PTK Sumber : Arikunto (2006)

24 3.2. Rencana Penelitian 3.2.1. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Subang yang beralamat di jalan Wera KM.5 Dangdeur. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI semester ganjil SMK Negeri 2 Subang tahun pelajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa dimaksud adalah 8 orang siswa. 3.3. Prosedur Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu (a) tahap observasi awal; dan (b) tahap pelaksanaan tindakan. Tahap observasi awal merupakan kegiatan sebelum dilaksanakan tindakan (pra tindakan) dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah, mendiskusikan temuan masalah bersama observer pendamping dengan meminta saran-saran dan bimbingan dari Kepala Sekolah maupun guru lain (teman sejawat) yang sudah berpengalaman melaksanakan PTK sebagai bahan masukan dalam rangka perumusan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bekerjasama dengan seorang observer pendamping untuk menetapkan rencana tindakan, dan jadwal pelaksanaan serta merumuskan komponen-komponen tindakan yang diperlukan, seperti rencana pembelajaran, materi bahan pelajaran tentang pembenihan ikan mas. 3.4. Skenario Tindakan Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja dan prosedur tindakan dengan mengadaptasi model Arikunto dkk (2006), yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. 3.4.1. Perencanaan Tindakan Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada tahap ini peneliti bersama observer pendamping (secara kolaboratif) merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, modul pembelajaran, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

25 3.4.2. Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Secara operasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti selaku guru mata pelajaran pembenihan ikan mas dan dibantu oleh seorang observer pendamping yang berperan sebagai penilai. Penilaian terhadap proses belajar siswa dilaksanakan sejak awal pembelajaran hingga kegiatan pembelajaran berakhir. Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus (siklus I dan siklus II), tiap siklus dengan alokasi waktu 135 menit (3 x 45 menit). Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan sebagai bahan penilaian terhadap aktivitas proses dan hasil belajar siswa adalah menggunakan instrumen pengumpulan data yang telah dipersiapkan, yaitu lembar observasi (pengamatan). Oleh sebab itu teknik penilaian yang dipergunakan disesuaikan dengan objek yang dinilai dan disesuaikan dengan tujuan penilaian. Untuk menilai aktivitas proses dan hasil belajar siswa, teknik penilaian yang dipergunakan adalah dengan mengumpulkan data-data atau informasi dari hasil observasi (pengamatan). Penilaian ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan. Peneliti bersama seorang observer pendamping melakukan penilaian tersebut. 3.4.3. Pelaksanaan Observasi (Pengamatan) Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama observer pendamping untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa. Menurut Arikunto (2006) teman atau yang mungkin dijadikan kolaborator oleh peneliti, memainkan peran yang sangat penting dalam penelitian tindakan kelas. Mereka harus orang-orang yang siap membantu dan ahli dalam bidangnya (dapat diambil dari dosen, konsultan pendidikan, guru, teman sekolah, tenaga ahli, dan lainnya. Observasi (pengamatan) tersebut dilakukan untuk mengenali, merekam dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai ketrampilan siswa dalam mengikuti pembelajaran berbasis proyek. Adapun fungsi dilakukannya observasi (pengamatan) tersebut adalah untuk mengetahui

26 sejauh mana perhatian dan aktivitas proses belajar siswa dalam melaksanakan kegiatan proyek pembenihan ikan mas. 3.4.4. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan. Data yang telah terkumpul kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Hasil analisis dan interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan. 3.5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan peneliti dan observer pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Lembar Observasi (Pengamatan) Lembar observasi (pengamatan) merupakan panduan dalam melakukan penilaian terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati. Indikator-indikator tersebut sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Bentuk lembar observasi (pengamatan) dimaksud adalah berbentuk daftar cek dengan memberi tanda pada kategori penilaian. Kategori penilaian ini merupakan petunjuk mengenai gambaran situasi objek yang diamati (diteliti), misalnya: jika indikator yang diamati muncul atau tampak, maka dikategorikan ada, dan jika tidak muncul atau tidak tampak maka dikategorikan tidak ada. Adapun objek atau sasaran yang diamati dari observasi (pengamatan) tersebut adalah aspek psikomotor siswa dalam mengerjakan proyek pembenihan ikan mas.

27 2. Catatan Lapangan Digunakan untuk memperoleh data secara objektif yang tidak terekam dalam lembar observasi. Catatan lapangan meliputi seluruh aktivitas siswa dan guru selama tindakan berlangsung. Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Guru Aspek yang diungkap Indikator Aspek yang diamati Hadir tepat waktu untuk mengajar di kelas Kegiatan Mengecek kehadiran siswa Awal Guru memberikan apersepsi dan motivasi belajar siswa Memjelaskan tujuan pembelajaran Menyampaikan materi awal tentang pemijahan ikan mas Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya Membagi siswa kedalam beberapa kelompok Guru memberikan penugasan dan menentukan topik pada masing masing kelompok Aktifitas Guru Dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Kegiatan Inti Kegiatan Akhir Guru mengitursikan siswa untuk membuat perencanaan proyek Mengintruksikan siswa untuk melakukan praktik pemijahan ikan mas Memandu siswa melakukan pemijahan ikan mas Mengistruksikan siswa untuk membuat dokumen hasil praktik Menginstruksikan siswa untuk melakukan persentasi hasil praktik Membimbing proses presentasi siswa Memberikan koreksi dan refleksi terhadap hasil praktik dan presentasi siswa Menyimpulkan materi pembelajaran Menutup kegiatan pembelajaran (Murdani, 2011)

28 Aspek yang diungkap Aktifitas Siswa Dengan Model Pembelajaran Berbasis Proyek 3.6. Analisis Data 3.6.1. Aktifitas Guru Tabel 3.2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktifitas Siswa Indikator Planning Kreasi Proses Aspek yang diamati Siswa memperhatikan penjelasan guru Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran Siswa membentuk kelompok diskusi Siswa melakukan diskusi judul projeck Siswa berada dalam kelompoknya Siswa menyiapkan alat dan media pemijahan Siswa melakukan seleksi induk Siswa diskusi dengan kelompoknya Siswa bertanya dengan pendamping Siswa membuat laporan hasil praktikum Siswa melakukan presentasi hasil kegiatan Siswa melakukan diskusi dan tanya jawab (Murdani, 2011) Data mengenai aktivitas guru pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) akan diolah secara kualitatif dengan menggunakan lembar observasi. Skor rata-rata aktivitas guru akan dibagi menjadi empat kategori skala ordinal, yaitu baik sekali, baik, cukup, dan kurang, seperti klasifikasi pada tabel dibawah ini : Tabel 3.3. Kategori Aktifitas Guru Skor Rata-rata Kategori 1 3,50 4,00 Sangat Baik 2 3,00 3,49 Baik 3 2,50 2,99 Cukup 4 < 2,50 Kurang (Luhut P. Panggabean dalam Nurdani, 2011)

29 3.6.2. Aktifitas Siswa Data hasil observasi berkaitan dengan aktivitas siswa pada model Pembelajaran Berbasis Proyek (PBP) diolah dengan menetukan presentasi rata-rata dari masing-masing indikator diamati, yaitu dengan cara sebagai berikut: Presentasi rata-rata aktivitas siswa pada setiap aspek ditinjau, kemudian dianalisis sesuai dengan kategori yang ditetapkan dalam tabel. Berikut klasifikasi aktivitas siswa : Tabel 3.4 Klasifikasi Aktifitas Siswa Persentase yang aktif dalam proses KB Kategori 100% Seluruhnya 76%-99% Pada Umumnya 51%-75% Sebagian besar 50% Setengahnya 25%-49% Hampir setengahnya 1%-24% Sebagian kecil 0% Tidak ada (Luhut P. Panggabean dalam Nurdani, 2011) 3.6.3. Aspek Psikomotor Aspek psikomotor dalam penelitian yaitu kinerja siswa. Penggunaan instrumen dalam penelitian yaitu lembar observasi aspek afektif juga psikomotor dengan menetukan Indeks Prestasi Kelompok (IPK). Indeks Perstasi Kelompok (IPK) dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata untuk seluruh aspek penilaian, dengan skor maksimal mungkin dicapai dalam tes. Dimana: IPK : Indeks Prestasi Kelompok IP : Indeks Prestasi Rata-rata SM : Skor Maksimal mungkin dicapai dalam test

30 Tabel 3.5 Kategori Tafsiran IPK untuk Aspek Psikomotor No Kategori Prestasi Interpretasi 1 0,00 IPK < 30,00 Sangat Kurang Terampil 2 30,00 IPK < 55,00 Kurang Terampil 3 55,00 IPK < 75,00 Cukup Terampil 4 75,00 IPK < 90,00 Terampil 5 90,00 IPK 100,00 Sangat Terampil (Luhut P. Panggabean dalam Nurdani, 2011)