BAB III OPERASI PARALEL GENERATOR PLTU UNIT 3/4 TANJUNG PRIOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II DASAR TEORI. Generator arus bolak-balik (AC) atau disebut dengan alternator adalah

KONDISI TRANSIENT 61

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB IV ANALISIS DATA LAPANGAN. Ananlisi ini menjadi salah satu sarana untuk mencari ilmu yang tidak

STUDI PENGARUH ARUS EKSITASI PADA GENERATOR SINKRON YANG BEKERJA PARALEL TERHADAP PERUBAHAN FAKTOR DAYA

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS GENERATOR DAN MOTOR = V. SINKRON IÐf SEBAGAI PEMBANGKIT DAYA REAKTIF SISTEM

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

ANALISIS PENENTUAN TEGANGAN TERMINAL, REGULASI, DAN EFISIENSI GENERATOR SINKRON 3 FASA ROTOR SALIENT POLE DENGAN METODE BLONDEL (TWO REACTION THEORY)

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

Mesin Arus Bolak Balik

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

ANALISA PENGARUH PERUBAHAN BEBAN TERHADAP KARAKTERISTIK GENERTOR SINKRON ( Aplikasi PLTG Pauh Limo Padang )

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN EKSITASI TERHADAP DAYA REAKTIF GENERATOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II GENERATOR SINKRON

PERBAIKAN REGULASI TEGANGAN

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR KAPASITOR START DAN MOTOR KAPASITOR RUN. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

LABSHEET PRAKTIK MESIN LISTRIK MESIN ARUS BOLAK-BALIK (MESIN SEREMPAK)

BAB III PLTU BANTEN 3 LONTAR

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

ABSTRAK. Kata Kunci: pengaturan, impedansi, amperlilit, potier. 1. Pendahuluan. 2. Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB III. Transformator

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

FORMULIR RANCANGAN PERKULIAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK

LAMPIRAN STUDI ANALISA KERJA PARALEL GENERATOR

BAB I PENDAHULUAN. pendukung di dalamnya masih tetap diperlukan suplai listrik sendiri-sendiri.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

BAB 4 ANALISIS HASIL PENGUKURAN

MODUL PRAKTIKUM SISTEM TENAGA LISTRIK II

Gambar 1. Karakteristik torka-kecepatan pada motor induksi, memperlihatkan wilayah operasi generator. Perhatikan torka pushover.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

yaitu kestabilan sistem tenaga saat mengalami gangguan-gangguan yang kecil. mengganggu keserempakan dari sistem tenaga.

LABORATORIUM SISTEM TENAGA LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FTUI

PENGGUNAAN MOTOR LISTRIK 3 PHASA SEBAGAI GENERATOR LISTRIK 1 PHASA PADA PEMBANGKIT LISTRIK BERDAYA KECIL

BAB II GENERATOR. II.1. Umum Salah satu bagian besar dari sistem tenaga listrik adalah stasiun pembangkit

BAB IV SISTEM PENGOPERASIAN GENERATOR SINKRONISASI

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

ANALISIS PEMBAGIAN BEBAN GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PANGKALAN SUSU 2 X 200 MW

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR ARUS SEARAH KOMPON

BAB I PENDAHULUAN. adanya tambahan sumber pembangkit energi listrik baru untuk memenuhi

atau pengaman pada pelanggan.

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

Induksi Elektromagnetik

MODUL I TRANSFORMATOR SATU FASA

Tarif dan Koreksi Faktor Daya

Mesin Arus Bolak Balik

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Studi Pengaturan Arus Eksitasi untuk Mengatur Tegangan Keluaran Generator di PT Indonesia Power UBP Kamojang Unit 2

Teknik Tenaga Listrik. Generator Sinkron

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

ANALISIS PENGOPERASIAN SPEED DROOP GOVERNOR SEBAGAI PENGATURAN FREKUENSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU GRESIK

BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB III OPERASI PARALEL GENERATOR PLTU UNIT 3/4 TANJUNG PRIOK 3.1 PARALEL GENERATOR KE JARINGAN Ketika terhubung ke system/jaringan yang besar (infinite bus), generator sinkron menjadi bagian jaringan yang terdiri atas ratusan generator yang membangkitkan daya yang tersalur ke beban. Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Jawa dan Bali. Pada Tahun 2009, PT. Indonesia Power telah memasok sebesar 45.071 GWh atau sekitar 40,08 % dari produksi Sistem Jawa Bali.Dengan faktor kapasitas rata-rata 59,39%. Untuk system interkoneksi kelistrikan Jawa-Bali, penyaluran dan pengaturan beban dilakukan oleh P3B (Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban). PLTU unit 3/4 Tanjung Priok yang memiliki kapasitas daya terpasang 2 x 50 W merupakan bagian dari jaringan interkoneksi Jawa-Bali. Kerja paralel generator dengan jaringan ini dimaksudakan untuk menjaga kontinuitas suplai listrik pada konsumen (pelanggan tenaga listrik) apabila ada pembangkit yang harus diberhentikan karena alasan pemeliharaan berkala ataupun adanya perbaikan teknis. Generator sinkron PLTU 3/4 Tanjung Priok belum dikatakan merupakan bagian dari system jaringan interkoneksi Jawa-Bali apabila generator tersebut belum terhubung (diparalel) ke jaringan. Untuk melakukan paralel generator dengan jaringan, ada beberapa hal yang harus disiapkan/dipenuhi antara lain : a. Besarnya tegangan terminal generator dengan jaringan harus sama, b. Frekuensi generator dan jaringan harus sama, c. Fasa generator dan jaringan harus sama, d. Urutan fasa generator dan jaringan harus sama. Pada gambar 3.1 diperlihatkan digram panel ECB (Electric Circuit Board) PLTU 3/4 Tanjung Priok, switch-switch yang ada pada panel berfungsi untuk mengerjakan tahapan-tahapan paralel. Switch-switch pada panel tersebut terdiri atas switch PS (Pemisah), PT (Pemutus Tenaga/52 G), Pemutus Penguat edan (41), 18

PTO (Pengatur Tegangan Otomatis), Pengatur Beban (65), Pembatas beban (77), Pengatur tegangan (90R), Rheostat Penguat Utama (70E), dan Tombol Sinkron (TS). REL A REL B Local R emo t e K 89 K 89 K 41 OF F AVR A Auto anual Switch K K 52 Lower 65 R ai se Lower 90 R R ai se T OBOL SINKRON FREE GOVERNOR PENGATUR TEGANGAN G Lower R ai se Lower R ai se 77 70 E L OAD L I IT PENGUAT EDAN Gambar 3.1 Panel ECB (Electric Circuit Board) Prosedur operasi standar (SOP) persiapan paralel generator PLTU unit 3/4 Tanjung Priok ke jaringan (bus/rel) adalah sebagai berikut : a. emasukkan switch penguat medan (41), lampu merah akan menyala. 19

b. enaikan tegangan generator sampai ±13,5 kv dengan menggunakan switch Rheosat Penguat Utama (70E). c. emasukkan switch PTO pada posisi percobaan, jika jarum meter AVR (gambar 3.2) menunjuk angka 0 (nol), maka saklar PTO bisa dimasukkan (lampu putih menyala). Jika jarum meter AVR menyimpang ke kiri atau ke kanan, switch pengatur tegangan (90R) diatur sampai jarum meter AVR menunjuk angka 0 (nol). Gambar 3.2 Jarum meter AVR d. emasukkan saklar pemisah (PS) untuk rel yang telah ditentukan A atau B (gambar 3.3 memperlihatkan one-line diagram sederhana PLTU unit 3/4 Tanjung Priok). e. emasukkan kunci sinkron kemudian lihat panel synchroscope (gambar 3.4) dan selanjutnya melakukan langkah-langkah yang merupakan syarat paralel generator dengan jaringan sebagai berikut : engatur tegangan generator sama dengan jaringan dengan menggunakaan switch pengatur tegangan (90R). engatur frekuensi generator sama dengan jaringan dengan menggunakan switch pengatur beban. emperhatikan posisi jarum, kecepatan jarum berputar dan arah putaran dari synchroscope (alat sinkron). 20

REL A 70KV A BUS REL B 70KV B BUS 389GA 389GB 352G 3 -TR 13,8 / 70 KV 60.000 KVA 13,8 KV 3 U-TR 13,8 / 6 KV 5000 KVA G KE PEAKAIAN SENDIRI Gambar 3.3 One-line sederhana diagram PLTU 3/4 Tanjung Priok Jika syarat-syarat sinkron telah terpenuhi baik tegangan, frekuensi, maupun sudut fasa yang ditandai dengan jarum synchroscope menunjuk jam 12 dan lampu sinkron gelap, maka PT (pemutus tenaga) sudah bisa dimasukkan. Setelah PT masuk, beban langsung dinaikkan sampai ± 5 W dengan menggunakan switch pengatur beban. 21

Gambar 3.4 Synchroscope (Alat Sinkron) 3.2 DAYA AKTIF DAN REAKTIF GENERATOR SINKRON PLTU 3/4 TANJUNG PRIOK Setelah generator berbeban (membangkitkan daya) dan terhubung ke jaringan (infinite bus), pada kondisi perubahan entalpi yang tetap maka daya aktif yang dibangkitkan oleh generator tergantung pada suplai/aliran uap per jam yang masuk turbin (torsi mekanik) sedangkan daya reaktifnya dipengaruhi oleh variasi arus eksitasi. 22

3.2.1 Pengaruh Arus Eksitasi Terhadap Daya Reaktif Generator Secara langsung setelah generator diparalel dengan jaringan (infinite bus), maka tegangan induksi akan sama dengan dan sefasa dengan tegangan system (gambar 3.5). Sehingga tidak ada beda potensial (tegangan) pada reaktansi sinkron (Xs) yang mengakibatkan tidak akan ada arus yang mengalir ( = 0). Dengan demikian generator tidak mengirimkan daya pada beban dan dikatakan floating pada jaringan. Xs If = 0 INFINITE BUS = = Gambar 3.5 Generator floating pada infinite bus [8] Jika arus exsitasi dinaikan, tegangan akan naik dan reaktansi sinkron Xs akan menghasilkan perbedaan potensial sebesar E Xs. (3.1) E Xs = Dengan adanya beda potensial pada reaktansi sinkron Xs, maka akan ada arus yang mengalir sebesar yang diberikan oleh (3.2) = ( )/Xs Karena reaktansi sinkron bersifat induktif, maka arus akan tertinggal (lag) 90 (gambar 3.6). Oleh karena arus ketinggalan (lag) 90 0 terhadap tegangan, maka generator kelihatan dari sistem seolah-olah bersifat induktif. Akibatnya, ketika generator over-excited maka generator menyuplai daya reaktif ke infinite bus. Daya reaktif akan bertambah (naik) jika arus eksitasi dinaikan. 0 23

Xs Exs If Q INFINITE BUS 90 o > Gambar 3.6 Over-excited generator pada infinite bus [8] Apabila arus eksitasi diturunkan sampai menghasilkan tegangan induksi lebih kecil daripada tegangan, maka E Xs akan menghasilkan tegangan negatif dan arus mendahului (lead) 90 0 terhadap (gambar 3.7) yang berarti generator kelihatan dari sistem seolah-olah bersifat kapasitif. Akibatnya, ketika generator under-excited maka generator menyerap daya reaktif dari sistem. Xs If Q INFINITE BUS 90 o Exs < Gambar 3.7 Under-excited generator pada infinite bus [8] 3.2.2 Pengaruh Torsi ekanik Terhadap Daya Aktif Generator Ketika generator sinkron floating pada jaringan ( = dan sefasa), arus stator adalah 0 (nol) sehingga tidak ada gaya (mmf) dihasilkan. Hanya ada flux magnet yang dihasilkan oleh rotor yang menginduksikan tegangan pada stator (gambar 3.8). Jika torsi mekanik diberikan ke generator (dengan memasukkan lebih banyak uap ke turbin), maka rotor akan berakselerasi dan secara bertahap menaikkan mechanical angle α (gambar 3.9). Dengan demikian akan mengalir arus stator yang disebabkan timbulnya 24

sudut fasa elektrik δ antara tegangan induksi dan tegangan terminal (gambar 3.10). Gambar 3.8 Kutub utara rotor segaris dengan kutub selatan stator [8] Arus yang timbul pada stator akan menciptakan revolving field yang berupa kutub utara dan selatan magnet. Gaya tarik menarik dan tolak menolak ditimbulkan antara kutub magnet rotor dan stator. Gaya magnet tersebut menghasilkan torsi elektrik yang arahnya berlawanan dengan torsi mekanik yang ditimbulkan tubin. Ketika torsi elektromagnet (daya elektrik yang dikirimkan ke system) sama dengan torsi mekanik (daya mekanik yang disuplai oleh tubin), maka sudut mekanik α tidak akan bertambah (naik) tetapi akan tetap pada nilai α yang konstan. Hubungan antara sudut mekanik α dan sudut fasa (load angle/torsi angle) δ adalah δ = pα/2 (3.3) dimana δ = sudut torsi antara tegangan terminal dengan tegangan induksi n = jumlah kutub generator α = sudut mekanik antara titik pusat stator dan kutub rotor 25

Gambar 3.9 Kutub utara rotor mendahului kutub selatan stator [8] Xs Exs TURBIN INFINITE BUS 90 o δ (a) (b) Gambar 3.10 (a) Turbin menggerakkan generator (b) Phasor diagram [8] Daya elektrik yang dikirimkan ke beban versus δ akan menghasilkan grafik seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.11. 26

P Pmax = /Xs Pmax 90 o δ Gambar 3.11 Kurva P - δ 3.3 DAYA LISTRIK Pada system tenaga listrik terdapat perbedaan yang signifikan antara daya atau kekuatan (power) dan energi : daya listrik merupakan hasil perkaian tegangan dan arusnya sedangkan energinya daya dikalikan waktu. Daya listrik P 3Φ yang dihasikan oleh arus listrik I p pada tegangan V L dan Cos φ dinyatakan oleh persamaan a. Rumus untuk mencari daya beban P beban = 1.73.V L. I p. Cosφ (3.4) b. Rumus untuk mencari daya mekanik P mek = Enthalpy.Steam flow (Kg/s) (3.5) c. Rumus untuk mencari daya yang hilang Losses Electric = P mek -P beban (3.6) d. Rumus untuk mencari efisiensi overall (3.7) Untuk menghitung enthalpy masuk dan keluar dapat dilakukan dengan menggunakan kalkulator Turbine steam consumption calculator. Untuk mendapatkan nilai enthalpy masuk dan keluar, data-data pada kolom kalkulator turbin didimasukan; 27

a. Inlet steam press (abs) diisi dengan data uap murni (pressure input), dengan menggunakan satuan Kg/Cm 2. b. Inlet steam temperature diisi dengan data keluar ketel (temperature in) dengan satuan celsius. c. Exhaust pressure (abs) diisi dengan data hampa kondensor, dengan satuan mmhg. d. Turbine Efficiency diisi dengan data efisiensi turbin 88%[12]. 28