BAB I PENDAHULUAN. bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. negara dapat dilihat. Kebudayaan tidak hanya dapat dilihat dari benda-benda

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, diberi irama dengan bunyi yang padu, dan

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah sistem yang kompleks sehingga untuk

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum terdapat tiga genre sastra yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah salah satu kebudayaan dalam kehidupan manusia.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari adanya Restorasi Meiji. Pada masa Meiji ini banyak dihasilkan karya

BAB I PENDAHULUAN. Asal mula keberadaan lagu di negara Jepang diawali pada zaman Joodai

BAB I PENDAHULUAN. Puisi merupakan karya sastra tertua (Waluyo, 1987: 1). Waluyo juga

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam mencurahkan isi hati dan pikirannya. Dalam sebuah karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. kemunculan dan perkembangan bahasa merupakan tanda-tanda dari kemunculan

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi melalui bahasanya yang padat dan bermakna dalam setiap pemilihan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. katanya. Puisi pada dasarnya merupakan sarana ekspresi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. Wida Kartika Ayu, 2016

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. disaksikannya, gagasan hidup, hingga cita-cita. Pengungkapan tersebut harus

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang lagu sehingga lirik-lirik lagunya menarik untuk

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

MAKSUD DAN TUJUAN. Menganalisis sajak adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks sajak.

Bab 1. Pendahuluan. struktural maupun jenisnya dalam kebudayaan.musik dapat mendamaikan hati yang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret; (3) ling gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

PEMAKNAAN PUISI GADIS PEMINTA-MINTA KARYA TOTO SUDARTO BACHTIAR MELALUI PENDEKATAN SEMIOTIKA DAN INTERTEKSTUALITAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan yang berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

TRANSFORMASI DAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA. oleh Halimah FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan sastra. Pada intinya kegiatan bersastra sesungguhnya adalah media

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek tersebut. Lirik merupakan pemikiran atau gagasan seseorang terhadap suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan segala problematikanya yang begitu beragam. Fenomena-fenomena

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan secara langsung, menyampaikan lewat media-media elektronik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek kajian dalam penelitian ini adalah topeng dari grup band Slipknot.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Oleh karena itu, puisi selalu diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, mantra serta penyusunan larik dan

BAB I PENDAHULUAN. sastra tadi harus dapat dikomunikasikan kepada orang lain, karena dapat saja

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembaca pada khususnya dan oleh masyarakat pada umumnya. Hal-hal yang diungkap

BAB I PENDAHULUAN. 2012:77) menyebutkan bahwa karya sastra dan karya seni merupakan fakta

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

BAB I PENDAHULUAN. menyalakan lampu sen bagian kanan yang berarti memberikan isyarat atau tanda

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

KARAKTERISTIK PUISI MAHASISWA OFFERING A ANGKATAN 2009 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. ketika menyuguhkan suatu karya sastra, dia akan memilih kata-kata yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan potensi

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2007:588), konsep adalah

BAB II. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Pada umumnya, sebuah lagu memiliki dua elemen penting didalamnya,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terdapat tiga genre sastra, yaitu puisi, prosa, dan drama. Puisi adalah pemadatan ide atau gagasan yang jika kadar kepadatannya diencerkan akan berwujud prosa. Menurut Pradopo (2010:7) puisi memiliki tiga unsur pokok. Pertama, hal yang meliputi pemikiran ide atau emosi. Kedua, bentuknya. Ketiga, adalah kesannya. Kesemuanya terungkap dalam media bahasa. Puisi dalam Kamus Istilah Sastra (1984) adalah ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Hal yang sama juga terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) bahwa puisi merupakan gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan makna khusus. Karya sastra adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dimanifestasikan melalui manusia. Puisi sebagai karya sastra adalah sebuah sistem tanda pada tingkat kedua yang menggunakan bahasa sebagai perantara, sedangkan bahasa itu sendiri adalah system tanda pada tingkat pertama karena bahasa sudah mempunyai arti (Pradopo, 2010:209) 1

Unsur pembentuk lapis arti dalam puisi menurut Pradopo adalah rangkaian fonem, kata, frase, dan kalimat (Pradopo, 2010:15). Keempat rangkaian ini diwujudkan dalam kosakata, aspek tata bahasa, pemaknaan denotative dan konotatif, diksi, bahasa kiasan, citraan, sarana retorika, gaya kalimat, dan sajak. Supaya pemaknaan puisi dapat dilakukan secara menyeluruh dengan menganalisis aspek-aspek tersebut dengan analisis semiotika agar dapat menemukan makna yang sesungguhnya (Pradopo,2010:117-118). Puisi juga merupakan sajak. Puisi merupakan gubahan penyair tentang pengalaman manusia ke dalam bentuk yang estetis (Pradopo, 1987:7). Sedangkan menurut Dreyden (dalam Djojosuroto, 2005:10), puisi adalah musik yang tersusun rapi. Unsur - unsur dalam puisi juga dapat ditemukan dalam lirik lagu. Lirik lagu sebagai salah satu unsur pembangun dalam lagu atau musik dapat dikategorikan sebagai puisi dalam karya sastra. Karakteristik lagu mempunyai kemiripan dengan puisi dalam wujud ekspresi linguistiknya, seperti bahasa yang digunakan pendek, singkat, padat makna, dan terdiri atas kalimat-kalimat yang disusun menjadi baitbait (Anjarsari, 2007:27). Lirik lagu adalah karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau susunan kata sebuah nyanyian (Depdiknas, 2008). Berdasarkan hal tersebut lirik lagu merupakan curahan perasaan atau ekspresi seseorang dari lubuk hati. Dalam lirik lagu terdapat notasi musik yang disesuaikan dengan karakter lirik lagu sehingga dapat dinyanyikan. Lirik lagu diciptakan sebagai sarana estetika yang bertujuan untuk menggambarkan ekpresi suasana hati penciptanya. Hal ini sesuai seperti yang dijelaskan oleh Semi (1984:95) bahwa lirik adalah puisi yang sangat 2

pendek yang mengapresiasikan emosi. Selanjutnya, Sylado (1983:32) menyatakan lagu bisa juga merupakan aransemen music yang bisa ditambah lirik (teks) yang mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan caracara tertentu yang berlaku umum. Jadi, antara lagu dengan lirik berkaitan dengan bidang bahasa. Untuk dapat melihat dan memahami makna yang terdapat di dalam sebuah lirik lagu maka penikmatnya harus melihat tiga unsur inti, yaitu bentuk, isi, dan bahasa. Dengan adanya kesamaan unsur - unsur tersebut antara lirik lagu dengan puisi, maka lirik lagu bisa dijadikan sebagai objek penelitian sastra. Sebagai puisi, lirik lagu terbangun dari unsur - unsur lapis bunyi, lapis arti, dan lapis dunia (Faruk dan Sayuti, 1997:6:11). Terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi. Pertama, sifat seni atau fungsi seni, kedua kepadatan, dan ketiga ekspresi tidak langsung. Dalam salah satu lirik lagu 붉은노을 yang diciptakan oleh Lee Moon Sae juga terdapat unsur-unsur estetik (keindahan) seperti gaya bahasa dan komposisi layaknya karya sastra puisi. Lirik lagu karya Lee Moon Sae juga terdapat unsur ekspresi tidak langsung karena menyatakan sesuatu dengan menggunakan istilah lain. Oleh karena itu, lirik lagu karya Lee Moon Sae dapat dimaknai seperti halnya puisi. Penelitian ini menggunakan teori analisis berdasarkan Semiotika Riffaterre. Semiotika secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Semeion yang berarti tanda (sign). Semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena social atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tandatanda. Semiotika mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, dan konvensi- 3

konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Penelitian semiotika meliputi analisis sastra sebagai sebuah penggunaan bahasa yang bergantung pada konvensi-konvensi tambahan dan meneliti ciri-ciri (sifat-sifat) yang menyebabkan bermacam-macam cara (modus) wacana mempunyai makna (Preminger, dkk., 1974:980). Semiotika adalah ilmu tanda. Tanda mempunyai dua aspek yaitu penanda (signifier) dan petanda (signified). Penanda adalah bentuk formal yang menandakan sesuatu yang disebut petanda, sedangkan petanda adalah sesuatu yang ditandai oleh penanda itu yaitu arti. Contohnya kata ibu merupakan tanda satuan bunyi yang berarti orang yang melahirkan kita (Pradopo, 1995:120). Berdasarkan hubungan antara penanda dengan petandanya terdapat tiga jenis tanda yang utama yaitu ikon, indeks, dan simbol. Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Contohnya gambar pohon menandai pohon. Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausa atau sebab-akibat antara penanda dan petandanya. Contohnya adalah asap menandai api, alat penanda angin menunjukkan arah angin. Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hubungannya bersifat arbitrer (semau-maunya). Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. Contohnya adalah kata ibu adalah simbol dimana di Inggri disebut mother, sedangkan di Perancis 4

disebut la mere. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol. Disamping ketiga tanda tersebut, ada tanda yang disebut simtom (gejala), yaitu suatu penanda yang penunjukkannya (petandanya) belum pasti, contohnya suhu panas seorang anak sakit tidak menunjukkan penyakit tertentu karena ada banyak penyakit yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. Berdasarkan pada jenis jenis tanda yang sudah disebutkan tadi yang perlu diteliti dalam pemaknaan karya sastra adalah tanda tanda penting yang terkait sebagai ikon, indeks, dan symbol. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang muncul adalah sebagai berikut: 1. Apakah makna lirik lagu 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi asli? 2. Apakah makna lirik lagu 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi Bigbang? 3. Apakah persamaan dan perbedaan makna yang terkandung dalam lirik Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae dan lirik Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Bigbang? 5

1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan: 1. Mencari makna lirik 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi asli dengan melakukan tahapan-tahapan analisa yang dimiliki oleh teori semiotika Riffaterre. Menemukan matriks, model, dan varian-varian serta hipogram dari objek yang diteliti. 2. Mencari makna lirik 붉은노을 karya Lee Moon Sae versi Bigbang dengan melakukan tahapan-tahapan analisa yang dimiliki oleh teori semiotika Riffaterre. Menemukan matriks, model, dan varian-varian serta hipogram dari objek yang diteliti. 3. Untuk mengetahui kandungan makna, persamaan dan perbedaan makna yang terkandung dalam kedua lirik lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae. 1.4 Landasan Teori Riffaterre adalah seorang tokoh semiotika yang dikenal dengan bukunya Semiotic of Poetry (1978). Dalam bukunya, Riffaterre menggunakan pendekatan bahwa karya sastra berada dalam satu pihak adalah a dialectic beetwen text and reader dan pihak lain dialektik antara paparan mimetik dan tataran semiotik. Riffaterre (1978:5) mengemukakan dalam bukunya Semiotic of Poetry, untuk bisa memberi makna puisi secara semiotik, dapat dilakukan dengan pembacaan heuristic dan dilanjutkan dengan pembacaan hermeuneutik atau retroaktif, 6

kemudian mencari matriks (kata kunci) dan yang terakhir dilanjutkan dengan mencari hipogram. Menurut Riffaterre, puisi atau lirik lagu merupakan ekspresi tidak langsung yang mengungkapkan suatu hal dengan arti yang lain. Riffaterre dalam bukunya Semiotic of Poetry mengemukakan bahwa metode pemaknaan yang khusus terhadap tanda-tanda dalam puisi bertujuan untuk memproduksi makna. Jika dilihat dari kaitan antara lirik dengan puisi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka untuk menganalisis makna lirik lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) dalam karya tulis ini akan menggunakan teori dan metode semiotika menurut Michael Riffaterre. Alasan memilih teori tersebut karena teori semiotika Riffaterre sesuai dengan objek yang diteliti yaitu lirik lagu. Lagu tersebut yang diciptakan oleh Lee Moon Sae pada tahun 1988 termasuk dalam bagian album kelima. Lagu ini juga telah dipopulerkan kembali oleh grup musik Bigbang pada tahun 2008 dengan judul yang sama namun berbeda aransemen musiknya. Alasan peneliti meneliti lirik lagu ini adalah karena lirik lagu tersebut sarat makna tentang perasaan hati sang penciptanya dengan seseorang yang dicintainya. Selain itu juga penelitian sastra yang berkaitan dengan lirik lagu karya Lee Moon Sae dengan tinjauan semiotika belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian ini akan sangat berguna bagi perkembangan penelitian terhadap karya sastra, khususnya yang berkaitan dengan lirik lagu. 7

Oleh karena adanya perbedaan lirik, penelitian selanjutnya akan terfokus pada makna dan juga relasi antar kedua lirik lagu 붉은노을 yang dianalisis dengan menggunakan analisis kajian Semiotika Riffaterre. Dalam bukunya yang berjudul Semiotic of Poetry, michael Riffaterre mengemukakan ada empat prinsip dasar dalam pemaknaan karya sastra secara semiotik. Pertama adalah bahwa dalam sebuah puisi terdapat tiga penyebab ketidaklangsungan ekspresi, yaitu (1) penggantian arti (displacing of meaning), (2) penyimpangan arti (distorting of meaning), dan penciptaan arti (creating of meaning) (Riffaterre, 1978:2). Kedua adalah pembacaan heuristic dan pembacaan hermeuneutik, ketiga adalah mencari matriks, model dan varian, hal pokok yang terakhir adalah hipogram. Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Untuk menemukan makna pada sebuah karya sastra, perlu dibaca melalui dua tingkat pembacaan yaitu pembacaan berdasarkan sistem semiotik tingkat pertama (first order of semiotics/premier processus de signification) dan pembacaan berdasarkan sistem semiotic tingkat kedua (second order of semiotics/deuxieme processus de signification). Pembacaan sistem semiotik tingkat pertama merupakan pembacaan yang didasarkan pada sistem bahasa yang dikenal dengan pembacaan heuristic. Apabila telah melalui tahap tersebut proses penemuan makna dilanjutkan pada pembacaan sistem semiotik tingkat kedua menurut konvensi sastra yang disebut dengan pembacaan hermeneutic. 8

a) Pembacaan Heuristik Pembacaan heuristik merupakan pembacaan menurut sistem bahasa. Teknik pemaknaan ini merupakan sistem semiotika tingkat pertama, yaitu berdasarkan konvensi bahasanya. Karya sastra dibaca menurut sistem tata bahasa yang normatif baku. Kerja heuristik menghasilkan pemahaman makna secara harfiah, makna tersurat, actual meaning. Heuristik, merupakan langkah melakukan interpretasi secara referensial melalui tanda-tanda linguistik. Untuk menjelaskan arti bahasa perlu susunan kalimat dibalik seperti susunan bahasa secara normatif, diberi tambahan kata sambung (dalam kurung), kata-kata dikembalikan ke dalam bentuk morfologinya yang asli. Kalimat karya sastra diberi sisipan-sisipan kata dan kata sinonimnya, ditaruh dalam tanda kurung supaya artinya menjadi jelas, seperti pembacaan sajak Choiril Anwar Catatan Th.1946 pada bait pertama baris 1 dan baris 2 dengan melihat skripsi dari Jurusan Bahasa Korea (2011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Ada tanganku, sekali akan jemu terkulai Mainan cahaya di air hilang bentuk dalam kabut Pembacaan secara heuristik : ada tanganku, sekali (waktu nanti) akan jemu terkulai, mainan cahaya di air (akan) hilang bentuk(nya) dalam kabut. Pembacaan heuristik diatas baru memberikan arti sajak berdasarkan konvensi bahasanya. Jadi, belum memberikan makna pada sajak itu sendiri. Dalam hal ini pembaca diharapkan mampu mengenali bentuk-bentuk linguistik 9

yang mungkin saja tidak gramatikal (ungrammaticalities). Untuk memberi makna, sajak ini harus dibaca ulang dan diberi tafsirannya berdasarkan konvensi sastra yang merupakan sistem semiotic tingkat kedua. b) Pembacaan Hermeneutik Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan ulang dari awal sampai akhir berupa pemberian makna berdasarkan konvensi sastra atau konvensi tambahan yaitu sistem semiotic tingkat kedua (second order of semiotics) termasuk didalamnya ketidaklangsungan ekspresi bahasa sajak. Pembacaan hermeneutik dapat membangun kesatuan imajiner yang dalam pembacaan heuristik masih terkesan terpecah-pecah akibat adanya arti bahasa yang beragam. Tahap pembacaan ini melibatkan banyak kode di luar bahasa dan menggabungkannya secara integratif sampai pembaca dapat membongkar secara struktural guna mengungkap makna (significance) dalam sistem tertinggi, yaitu makna keseluruhan teks sebagai suatu sistem tanda. Dari contoh sajak Choiril Anwar yang berjudul Catatan Th. 1946 seperti yang telah dibaca melalui pembacaan heuristik, maka dilanjutkan dengan sistem semiotik tingkat kedua, yaitu pembacaan hermeneutik sebagai berikut dengan melihat skripsi Jurusan Bahasa Korea (2011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Ada tanganku berarti aku masih punya kekuatan (pada waktu sekarang, masih muda, masih hidup), tetapi pada suatu ketika nanti aku akan kehilangan 10

kekuatan (karena tua atau mati). Karena kekuatan itu, (mainan cahaya) tidak akan terlihat lagi karena mata telah pudar (hilang bentuk dalam kabut). i. Matriks, Model, dan Varian-varian Matriks, model, dan varian-varian dikenali pada pembacaan tahap kedua. Matriks adalah kata kunci (keyword). Dalam menganalisis karya sastra, matriks diabstraksikan dari karya sastra yang dianalisis. Matriks dapat berupa sebuah kata, gabungan kata, bagian kalimat atau kalimat sederhana. Matriks bukan tema dan belum merupakan tema tetapi matriks mengarah pada tema. Untuk membuka lirik atau sajak supaya mudah dipahami, dalam konkretisasi puisi, haruslah dicari matriks atau kata-kata kuncinya. Karena kata kunci adalah kata yang menjadi kunci penafsiran sajak yang dikonkretisasikan. Matriks bisa saja berupa sebuah kata dan dalam hal ini tidak pernah muncul di dalam teks. Matriks tidak terkplesitkan di dalam teks tetapi diaktualisasikan lewat model. Model dapat berupa satu kata atau satu kalimat. Model biasanya diwujudkan dalam judul. Model inilah yang akan menentukan bentuk-bentuk varian. Matriks, model dan varian saling berkaitan dan membentuk sebuah tema besar. ii. Hipogram Menurut Riffaterre (1978:2) hipogram adalah teks yang menjadi latar atau dasar penciptaan sebuah karya sastra. Latar penciptaan ini dapat berupa masyarakat, peristiwa sejarah, atau alam dan kehidupan. Dalam praktiknya, 11

hipogram dibedakan menjadi dua, yaitu hipogram potensial dan actual. Hipogram potensial bersifat hipotesis, sedangkan hipogram aktual bersifat nyata atau eksplisit. Hipogram muncul karena adanya prinsip intertekstualitas dalam sebuah karya sastra. Prinsip intertekstualitas adalah prinsip hubungan antar teks sajak. Dikemukakan oleh Riffaterre, bahwa sajak itu adalah response (jawaban, tanggapan) terhadap sajak sebelumnya. Tanpa menempatkan sajak dalam urutan kesejahteraan, maka sifat fundamental sajak itu tidak terungkap. Prinsip intertekstualitas diperkenalkan atau dikembangkan oleh Julia Kristeva. Istilah instertekstualitas merupakan sebuah istilah yang diciptakan oleh Julia Kristeva (Worton, 1990:1). Istilah tersebut pada umumnya dipahami sebagai hubungan suatu teks dengan teks lain. Setiap teks, termasuk teks sastra merupakan mozaik kutipan-kutipan dan merupakan tanggapan atau penyerapan (transformasi) teks-teks lain. Setiap teks terjalin dari hasil. 1.5 Tinjauan Pustaka Penelitian ini dilakukan setelah meninjau hasil skripsi Jurusan Bahasa Korea (20011) dari Marlina Anjarsari yang berjudul Makna Lirik Lagu Arirang: Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis lirik lagu berbahasa Korea dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mencari makna yang ada atau terkandung dalam lirik lagu yang diteliti tersebut. Hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk mengikuti langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu bagaimana cara 12

menganalisis sebuah karya sastra dari bahasa asing dengan menggunakan metode semiotika Riffaterre. Dalam skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah salah satu karya sastra yang berbahasa asing, yaitu lirik lagu Korea untuk dikaji makna yang terkandung dengan analisis semiotika Rifaterre. Penelitian ini membahas tentang ciri-ciri pemakaian lagu Arirang dengan menggunakan analisis Riffaterre. Makna yang terkandung dalam skripsi ini adalah kesedihan akibat kerinduan terhadap kekasih, tetapi tersimpan harapan-harapan yang optimis. Dan kesamaan makna yang terkandung pada kedua lirik Arirang yaitu sama-sama menggambarkan kesedihan perasaan hati ditinggal kekasih. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi Jurusan Bahasa Korea (2013) Suwarsi yang berjudul Relasi Makna Antar Lirik-Lirik Lagu Dalam Album 20 th Anniversary You Are So Beautiful Karya Shin SeungHoon.Analisis terhadap lagu Misosoge Bichingeudae ( 미소속에비친그대 ), menyatakan bahwa makna sajak tersebut adalah ingatan tentang kekasih. Ingatan tersebut merupakan keadaan saat tokoh aku dan sang kekasih telah berpisah sehingga menimbulkan perasaan sedih dan pilu. Sajak kedua, yaitu Boiji anheun Sarang ( 보이지않은사랑 ) mengandung signifikansi tentang perpisahan dengan kekasih. Sajak ketiga lagu Geu Huro Oraet Dongan ( 그후로오랫동안 ) mengandung signifikansi tentang perasaan rindu yang masih ada setelah berpisah dengan sang kekasih. Sajak terakhir yang berjudul Na Boda Jogeum Deo Nopheun Gose Niga Isseul Ppun ( 나보다조금더높은곳에니가있을뿐 ) memiliki ungkapan hati sang tokoh aku tentang kepergian sang kekasih hati. 13

Selain itu, sumber lain yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian adalah hasil skripsi Jurusan Sastra Jepang (2007) dari Dwi Erna R yang berjudul Sajak Kemuri II dalam Ontologi Puisi Ichiku No Suna karya Takubuko Ishikawa Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi ini menjelaskan tentang bagaimana menganalisis sajak berbahasa Jepang dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre untuk mencari makna yang ada atau terkandung dalam sajak yang diteliti tersebut. Hal ini memberikan inspirasi bagi penulis untuk mengikuti langkah-langkah penelitian dalam skripsi tersebut, yaitu bagaimana cara menganalisis sebuah karya sastra dari bahasa asing dengan menggunakan metode semiotika Riffaterre. Dalam skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah salah satu karya sastra yang berbahasa asing, yaitu lirik lagu Korea untuk dikaji makna yang terkandung dengan analisis semiotika Rifaterre. Karya tulis selanjutnya yang ditinjau adalah skripsi dari Andini Surety Indranesya jurusan Sastra Jepang yang berjudul Lirik Lagu Kanjani Eito bertema Osaka: Analisis Semiotika Riffaterre. Skripsi tersebut membahas tentang pembacaan makna lirik lagu Kanjani Eito yang bertema Osaka sebagai sebuah karya sastra. Dalam penelitiannya, digunakan metode pendekatan objektif dengan analisis semiotika riffaterre. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat lirik lagu Kanjani Eito yang berjudul Naniwa Iroha Bushi, Osaka RainyBlues, Osaka Romanesque, dan Osaka Obachan Rock memiliki hubungan intertekstual satu dengan yang lainnya. Keempatnya memiliki persamaan tema kota Osaka seperti tampak pada penggunaan judul lagu dan dialek khas Osaka yang digunakan dalam lirik lagu. 14

Penelitian ini teori yang sama dengan penelitian-penelitian yang sebelumnya, yaitu teori semiotika Riffaterre. Lagu yang diambil untuk digunakan sebagai data penelitian adalah lagu dari Lee Moon Sae yang belum pernah digunakan sebagai bahan penelitian sebelumnya. Lagu ini menceritakan tentang ungkapan perasaan sang penyanyi kepada seseorang yang dicintai namun tidak bisa bertemu untuk waktu yang cukup lama. 1.6 Batasan Masalah (Data) Hingga saat ini Lee Moon Sae telah mengeluarkan banyak album. Diantaranya 14 album regular, 8 album special, dan 5 album kompilasi. Album pertama dirilis pada tahun 1983. Sudah tidak diragukan lagi semua lagu yang dinyanyikan oleh Lee Moon Sae sangat terkenal di Korea. Karena banyaknya lagu yang diciptakan oleh Lee Moon Sae maka hanya akan diteliti satu lagu dari albumnya yang kelima yang dirilis pada tahun 1988, yaitu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang artinya matahari terbenam. Lagu ini terdapat dalam dua versi. Versi pertama adalah versi asli yang dinyanyikan sendiri oleh Lee Moon Sae. Versi kedua adalah versi yang dinyanyikan kembali (remake) oleh grup musik Bigbang. Salah satu lirik yang terdapat dalam versi asli memiliki kesamaan sebagian liriknya dengan versi yang dinyanyikan oleh Bigbang. Persamaan diantara dua lagu tersebut terdapat pada bagian reffrainnya, selanjutnya kedua lirik itu mempunyai lirik yang berbeda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan meneliti kesamaan dan perbedaan makna diantara kedua Bulkeun Noeul tersebut. 15

1.7 Metode Penelitian Penelitian terhadap lirik lagu karya Lee Moon Sae ini menggunakan metode analisis kualitatif. Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang bermaksud memahami fenomena yang dialami subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, dan pada suatu konteks yang alamiah (Moleong, 1989:16-19). Lagu-lagu yang akan diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre merupakan analisis yang meneliti makna yang terkandung dalam sebuah karya. 1.7.1 Metode Pengumpulan Data Langkah pertama yang dilakukan adalah mencari 11 lagu yang terdapat dalam album kelima Lee Moon Sae, dari 11 lagu ini dicari lagu yang paling terkenal untuk dijadikan sebagai bahan penelitian. Dari 11 lagu tersebut dipilih lagu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ). Langkah selanjutnya adalah mencari lirik lagu dari lagu yang dipilih tersebut. 1.7.2 Metode Analisis Data Lagu karya Lee Moon Sae ini diteliti menggunakan kajian semiotika Riffaterre. Kajian semiotika Riffaterre ini merupakan analisis yang meneliti tentang makna (significance). Lagu telah diteliti menggunakan analisis semiotika 16

Riffaterre untuk mengungkap struktur makna yang terkandung dalam beberapa lagu yang telah diteliti. Proses signifikansi yang menggunakan analisis semiotika Riffaterre ini memiliki beberapa tahap pembacaan, yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik. Pembacaan heuristik merupakan pembacaan yang didasarkan pada konteks bahasa sehingga kata-kata dalam lagu dapat dicari arti yang sebenarnya dengan kamus. Kemudian apabila ditemukan kata-kata yang tidak sesuai, maka diperlukan perubahan secara semantik, dengan cara menyisipkan kata penghubung supaya menjadi lazim dibaca. Pembacaan yang kedua adalah pembacaan hermeneutik (retroaktif). Pembacaan ini dimulai dengan mencari makna yang terkandung dalam lagu sesuai dengan interpretasi pembaca. Pada proses pencarian makna ini, dicari pula ketidaklangsungan ekspresi dan orkestrasi bunyi yang ada dalam lagu tersebut. Kemudian setelah ini, dilanjutkan dengan proses pencarian matriks, model, dan varian. Ketiga hal ini akan menentukan pusat makna atau inti dari penelitian lagu-lagu ini. Hal yang terakhir yang dicari adalah hipogram. Hipogram merupakan latar belakang diciptakannya suatu karya (Riffaterre, 1978:94). Hal yang perlu diperhatikan dalam mencari hipogram adalah waktu karya tersebut diciptakan dan tema yang dikandung dalam karya tersebut. Untuk mendapatkan hasil signifikansi ketiga hasil lagu tersebut, terdapat beberapa tahap penelitian yang harus dilakukan dalam penelitian ini. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah: 17

a. Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pada tahap ini, mencari lagu dari album kelima Lee Moon Sae. b. Dari album kelima Lee Moon Sae, dipilih satu lagu karya Lee Moon Sae yaitu Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang artinya langit senja yang memerah. Kemudian mencari lagu gubahan Bulkkeun Noeul ( 붉은노을 ) karya Lee Moon Sae dari album Remember Bigbang yang akan dijadikan bahan pembanding. c. Setelah dipilih, lagu tersebut diterjemahkan dengan melihat arti sesungguhnya dalam bahasa Korea dengan menggunakan kamus Naver dan kamus gukeo sajeon ( 국어사전 ), kemudian arti sesungguhnya itu diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan bantuan Kamus Bahasa Korea-Indonesia, dan kamus online yaitu Naver. d. Membaca keseluruhan lirik lagu yang telah diterjemahkan. e. Mengumpulkan data-data yang relevan terhadap penelitian ini, antara lain dengan membaca buku-buku maupun skripsi mengenai teori-teori yang digunakan dalam penelitian dan mencari sumber bacaan lain yang relevan melalui media internet berupa jurnal atau artikel. f. Tahap selanjutnya adalah analisis data, yaitu menganalisis makna dari lagu tersebut denganpembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram masing-masing lagu. g. Tahap berikutnya adalah menyimpulkanhasil penelitian. 18

h. Tahap akhir adalah setelah melakukan analisis kemudian hasil analisis tersebut disusun menjadi skripsi. 1.8 Sistematika Penulisan Pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan membutuhkan urutan untuk mempermudah penulisan laporan ini. Maka untuk memberikan gambaran yang rinci perlu kiranya menggunakan kerangka penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Membicarakan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, landasan teori, tinjauan pustaka, batasan masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Makna Lirik Lagu versi Asli merupakan penjelasan tentang makna lirik lagu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang dinyanyikan oleh Lee Moon Sae dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre. Kajian ini meliputi pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram. Bab III : Makna Lirik Lagu versi Bigbang merupakan penjelasan tentang makna lirik lagu Bulkeun Noeul ( 붉은노을 ) yang dinyanyikan oleh grup Bigbang dengan menggunakan analisis semiotika Riffaterre. Kajian ini meliputi pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, matriks, model, dan varian, dan hipogram. Bab IV : Penutup Merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 19