BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan pemerintah merupakan komponen penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan merupakan salah satu kriteria dalam sistem reward. yang dapat menunjukkan kondisi sebenarnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam rangka meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, dan seiring

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan tuntutan masyarakat terhadap terselenggaranya

BAB I PENDAHULUAN. melalui UU No. 22 Tahun Otonomi daerah memberikan Pemerintah Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi sektor publik adalah organisasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dalam rangka pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mulai menerapkan otonomi daerah setelah berlakunya Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan tuntutan transparansi dan akuntabilitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan pemerintah masih menemukan fenomena penyimpangan informasi laporan

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dan pertanggungjawaban, maka dalam era otonomi daerah sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka reformasi di bidang keuangan, pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pengelolaan keuangan dengan mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pertimbangan yang

BAB I PENDAHULUAN. daerah dan penyelenggaraan operasional pemerintahan. Bentuk laporan

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. atau memproduksi barang-barang publik. Organisasi sektor publik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ghia Giovani, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan keuangan, pemerintah melakukan reformasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. telah mendorong pemerintah untuk menerapkan akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sistem pengendalian internal (Windiatuti, 2013). daerah adalah (1) komiten pimpinan (Management Commitment) yang kuat

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiriurusan pemerintahannya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

I. PENDAHULUAN. melakukan pengelolaan keuangan serta mempertanggungjawabkan pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. otonomi daerah dan desentralisasi fiskal yang menitik beratkan pada pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Ditetapkannya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. mengamanatkan bahwa setiap kepala daerah wajib menyampaikan laporan

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan sejak tahun 1981 sudah tidak dapat lagi mendukung kebutuhan Pemda

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban keuangan pemerintah. Pemerintah daerah diwajibkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah telah menerbitkan peraturan tentang tingkat pengungkapan

BAB 1 PENDAHULUAN. kelola kepemerintahan yang baik (good governance government), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masyarakat Indonesia semakin menuntut pemerintahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan Good Government Governance (GGG). Mekanisme. penyelenggaraan pemerintah berasaskan otonomi daerah tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. baru menjadi era reformasi, pengelolaan keuangan daerah juga. mengalami perubahan. Pengelolaan keuangan daerah yang dulunya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk hasil pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang tepat, jelas, dan terukur sesuai dengan prinsip transparansi dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2016.Perkembangan. Tabel 1.1

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Kualitas informasi dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntanbilitas publik merupakan kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. daerah merupakan tujuan penting dalam reformasi akuntansi dan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan sektor publik khususnya laporan keuangan. pemerintah adalah wujud dan realisasi pengaturan pengelolaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan Rochmansjah (2010) ditandai dengan adanya penyelenggaraan manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Pergantian pemerintahan dari orde baru kepada orde reformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa

BAB 1 PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus. Untuk bisa memenuhi ketentuan Pasal 3. Undang-Undang No.17 tahun 2003 tentang keuangan, negara

BAB I PENDAHULUAN. Good governace merupakan function of governing, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan

BAB I PENDAHULUAN. dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluarkan UU No. 33 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemerintah diharuskan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah melakukan reformasi pengelolaan keuangan dengan. mengeluarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan kualitas yang semakin baik setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam rangka mendukung terwujudnya tata kelola yang baik

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berhasil menjalankan tugas dengan baik atau tidak (Suprapto, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut dengan Good Governance. Pemerintahan yang baik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dasar good governance pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik (Stanbury, 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Seluruh pemerintah daerah (pemda) di Indonesia serempak. mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan didukung oleh sebuah sistem akuntansi yang handal.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin maju dan terbukanya sistem informasi dewasa ini, isu-isu

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik yang disebut. dengan laporan keuangan (Mardiasmo, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara periodik (Mardiasmo, 2006, hal 17). Pemerintah harus mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah daerah selaku penyelenggara urusan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. akuntabel, dalam hal ini adalah tata kelola pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga-lembaga

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dibuat untuk memberi informasi kepada pengguna internal dan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik, yaitu hak untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang melanda Indonesia. Krisis ekonomi yang terjadi pada awal

BAB I PENDAHULUAN. organisasi, baik organisasi privat maupun organisasi publik. Governance) yang berbasis pada aspek akuntabilitas, value for money,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Secara Parsial, efektivitas sistem pengendalian internal pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) berupa Laporan Keuangan. Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil kegiatan operasional. Laporan keuangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan pemerintah merupakan komponen penting dalam menwujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan kepada publik.adanya tuntutan yang semakin besar terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik menimbulkan implikasi bagi menejemen pada instansi pemerintah untuk memberikan informasi kepada publik, salah satunya adalah informasi dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan daerah yang mengatur bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan belanja negara (APBN) atau anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, yang merupakan upaya konkrit untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan pemerintah pusat maupun daerah. Disusun dan disajikan dengan standar akuntansi pemerintah (PP No 71 Tahun 2010). Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional.pelaporan keuangan membantu memenuhi kewajiban pemerintah untuk menjadi akuntable secara publik.pelaporan keuangan juga membantu memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan yang mempunyai keterbatasan kewenangan, keterbatasan kemampuan untuk memperoleh informasi dan oleh sebab itu mereka menyandarkan pada laporan keuangan sebagai sumber informasi yang 1

penting.untuk tujuan tersebut, pelaporan keuangan harus mempertimbangkan kebutuhan para pengguna dan keputusan yang mereka buat.oleh karena itu laporan keuangan PEMDA harus memenuhi kebutuhan pengguna yang menginginkan transparansi dan akuntabilitas atas pengelolaan keuangan publik untuk berbagai kepentingan pengguna salah satunya penggunaan informasi laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dengan adanya akuntabilitas maka banyak pihak yang akan mengandalkan informasi dalam laporan keuangan yang publikasikan oleh pemerintah daerah sebagai dasar pengambilan keputusan. Berdasarkan hal tersebut informasi harus bermafaat bagi para pemekai sama dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai (suwardjono, 2005) Fenomena entitas sektor publik di Indonesia saat ini masih banyak laporan keuangan yang belum menyajikan informasi sesuai dengan peraturan dan masih banyak penyimpangan dalam laporan keuangan terutama laporan keuangan pemerintah daerah.hasil pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semesteran (IHPS) II tahun 2014. Hasil pemeriksaan LKPD Provinsi Sumatera Utara tahun 2013, dinyatakan bahwa terhadap 43 LKPD yang diperiksa, BPK hanya memberikan Opini Wajar Tanpa pengecualian (WTP) atas 4 entitas, opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) atas 22 entitas, opini Tidak Wajar (TW) tidak ada dan opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP) atas 8 entitas. Perkembangan opini laporan keuangan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Utara dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 mununjukkan peningkatan kualitas. Pada tahun 2011 BPK memberikan opini 2

Wajar Tanpa Pengecualian hanya kepada 3 entitas, tahun 2012 sebanyak 2 entitas, tahun 2013 sebanyak 4 entitas. Berikut ini opini audit laporan keuangan pemerintah daerah di Provinsi Sumatera Utara tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013, dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Opini Audit Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) di Provinsi Sumatera Utara TAHUN OPINI JUMLAH WTP % WDP % TW % TMP % 2009 - - 18 62 2 7 9 31 29 2010 - - 21 62 2 6 11 32 34 2011 3 9 22 65 9 26 - - 34 2012 2 6 23 67 8 24 1 3 34 2013 4 11 22 65 - - 8 24 34 (Sumber : IHPS II Tahun 2014 Meskipun terdapat kenaikan proporsi opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang diikuti penurunan Proporsi opini Tidak Memberikan Pendapat (TMP), pemerintah daerah masih perlu meningkatkan kualitas dalam menyajikan suatu laporan keuangan yang wajar. Penyajian suatu laporan keuangan yang wajar merupakan gambaran dan hasil dari pertanggungjawaban keuangan yang lebih baik. Berdasarkan hasil evaluasi BPK menunjukkan bahwa LKPD yang memperoleh opini WTP dan WDP pada umumnya memiliki pengendalian intern yang memadai.adapun LKPD yang memperoleh opini TW dan TMP memerlukan percepatan perbaikan pengendalian intern. Masih banyak opini TW dan TMP yang diberikan BPK menunjukkan efektivitas SPI pemerintah daerah belum optimal, diketahui bahwa terdapat beberapa kelemahan dalam laporan keuangan 3

pemerintah daerah, terutama yang berkenaan dengan dengan sistem pengendaliaan intern yaitu sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan keuangan, sistem pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja serta struktur pengendalian intern. Dari ketiga kondisi kelamahan tersebut, kelemahan pada sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan memberikan kontribusi tertinggi terhadap laporan keuangan pemerintah yang buruk. Hal ini antara lain pencatatan transaksi yang tidak akurat atau bahkan belum dicatat, aset tetap yang belum di inventarisasi, hingga pencatatan persediaan yang tidak tertib. Dalam hal ini terjadi penurunan terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah dareah akibat kelemahan sistem pengendalian intern. Dalam membuat laporan keuangan yang baik dan benar serta memiliki nilai informasi maka laporan keuangan tersebut harus memiliki karateristik kualitatif yang sesuai dengan SFAC No 2 yaitu relevansi informasi, nilai umpan balik, nilai prediksi, ketepatan waktu, keandalan informasi, representational faithfulness. Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh pemakai laporan keuangan, dengan kata lain relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah dan mendukung harapan dan tindakan yang diambil. Informasi dapat menjadikan keputusan yang berbeda dengan meningkatkan kemampuan pembuat keputusan untuk memprediksi.nilai prediktif merupakan pertimbangan yang penting dalam memisahkan informasi akuntansi yang relevan dan tidak relevan. Ketepatan waktu 4

merupakan aspek pendukung relevansi, ketika informasi tidak tersedia saat dibutuhkan atau tersedia setelah sekian waktu setelah pelaporan maka informasi tersebut tidak memiliki nilai untuk tindakan masa depan. Dengan kata lain informasi tersebut memiliki relevansi dan manfaat yang rendah. Ketepatan waktu (timeliness) artinya tersedianya informasi dalam pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kahilangan kapasitas pengaruhnya dalam mempengaruhi keputusan.keandalan merupakan kualitas informasi yang menyebabkan pemakaian informasi akuntansi, sangat tergantung pada kebenaran infromasi yang dihasilkan.keandalan suatu informasi sangat tergantung pada kemanpuan suatu informasi untuk menggambarkan secara wajar keadaan/peristiwa yang digambarkan sesuai dengan keadaan sebenarnya.representational faithfulness berhubungan dengan tingkat kesesuaian antara pengukuran atau deskripsi dengan fenomena yang gambarkan adalah sumber daya ekonomi, kewajiban, transaksi dan kejadian yang merubah sumber daya dan kewajiban entitas. Terkadang informasi tidak andal karena kesalahan interprestasi. Demikian pula dengan laporan keuangan pemerintah harus memiliki karateristik yang sesuai dengan Peraturan Pemerintrah Nomor 71 tahun 2010 yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat dipahami. Standar akuntansi pemerintah merupakan suatu standar penyusunan laporan keuangan milik pemerintah yang disusun dalam bentuk prinsip prinsip akuntansi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.standar akuntansi pemerintahan juga merupakan persyaratan agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah memiliki nilai. 5

Dalam penyusunan laporan dan pengelolaan keuangan daerah diperlukan sistem yang mengatur proses pengklasifikasian, pengukuran dan pengungkapan seluruh transaksi keuangan yang disebut dengan sistem akuntansi. Untuk menghasilkan informasi keuangan yang bermanfaat bagi para pemakai, maka laporan keuangan harus disusun oleh personel yang memiliki kompetensi di bidang pengelolaan keuangan daerah dan sistem akuntansi (Tausikal, 2007). Berdasarkan fenomena diatas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah masih belum keseluruhan memenuhi kriteria nilai informasi yang disyaratkan. Mengingat bahwa karakteristik kualitatif merupakan unsur penting dalam laporan keuangan pemerintah daerah sebagai dasar pengambilan keputusan, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini merujuk kepada penelitian terdahulu yang mengatakan adanya hubungan dan pengaruh positif antara kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah.adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya yaitu objek yang diteliti, waktu dan tempat yang berbeda. Berdasarkan teori dan uraian diatas dan didukung fenomena yang ada, maka penulis ingin meneliti lebih jauh lagi dan mendalami tentang Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah provinsi sumatera utara 6

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang dan didukung dengan fenomena maka rumusan masalah dalam penelitian ini : Apakah kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan sistem pengendalian intern berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah secara Simultan maupun Parsial di Provinsi Sumatera Utara? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian intern terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah baik secara Simultan maupun Parsial di provinsi Sumatera Utara. 1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti, pemerintah daerah dan akademis. 1. Bagi Peneliti : sebagai bahan masukan apabila suatu saat dimintai pendapat mengenai factor-faktor yang mempengaruhi nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah. Serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis terkait pengelolaan keuangan pemerintah Negara/Daerah. 2. Bagi Pemerintah Daerah : sebagai bahan sumbangan pemikiran bagi provinsi sumatera utara untuk dijadikan masukan dan pertimbangan 7

guna meningkatkan kinerja dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. 3. Bagi Akademik : sebagai masukan dan tambahan pengetahuan di bidang pemerintahan, khususnya factor-faktor yang mempengaruhi nilai infromasi pelaporan keuangan pemerintah daerah. 8