BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang diperoleh dan pengaruhnya pada penelitian dan hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dunia usaha, seperti penggunaan telepon, fax, komputer, , website

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat, canggih, dan dengan pesat. Hal tersebut ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan sistem informasi akuntansi terkomputerisasi.

keputusan. Oleh karena itu perusahaan perlu memikirkan bagaimana caranya mencapai kesuksesan. Kemampuan pengelolaan informasi secara efektif di

BAB 1 PENDAHULUAN. diperoleh pihak internal perusahaan adalah membantu mendukung pihak. Informasi yang terkait dengan Akuntansi dan Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai suatu cara. Suatu sistem melingkupi struktur dan proses, dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teori Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. informasi (information systems) atau processing systems atau information

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi atau yang sering disingkat dengan SIA merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pekerjaan individual pemakai (Jogiyanto, 2007:18). Dalam memprediksi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang sistem merupakan gambaran. mengenai berbagai komputer dan pemrograman.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu.

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang informasi dan berbagai aspek dalam organisasi, tanpa kecuali

PENDAHULUAN. oleh suatu sistem dibedakan menjadi dua, yaitu informasi akuntansi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang berbasis komputer. Sistem informasi akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. aktif lembaga keuangan khususnya sektor perbankan. Sebagai bagian dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat jika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan teknologi di dunia semakin maju yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga berdampak pada perusahaan yang beroperasi. Perusahaan yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, teknologi berkembang sangat pesat seiring dengan semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. susunan atau sebagai sebuah cara yang melingkupi struktur dan proses, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. perilakunya di masa lampau (Bandura, 1977). memiliki kinerja di bawah tingkat kemampuan aktualnya dan mengabaikan

BAB I PENDAHULUAN. serta perusahaan pemerintah (BUMN) maupun perusahaan swasta, memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu melahirkan keunggulan yang kompetitif. Edison et al., (2012),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era teknologi informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dengan menggunakan sistem informasi akuntansi. Sistem pemrosesan

BAB I PENDAHULUAN. besar terhadap sistem informasi akuntansi dalam suatu organisasi bisnis. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis mengalami

BAB I PENDAHULUAN. teknologi terbaru guna mencapai tingkat efisiensi yang lebih baik. Peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengolahan data merupakan pengaruh dari teknologi informasi

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi terjadi begitu pesat di era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN PENDANAAN DI YOGYAKARTA. Fein Suwira A.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk dapat bersaing

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan informasi (Rizki,2013). waktu. Akan tetapi penerapan sistem dalam suatu perusahaan tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah menghasilkan laba semaksimal mungkin dan berusaha untuk tetap

BAB II TINJAUAN PUSKATA. terdahulu berupa definisi dari kata kunci penelitian.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. intermediator antara masyarakat pemilik dana/modal dengan masyarakat yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia tengah menghadapi realisasi Asean Economic

BAB I PENDAHULUAN. nasabah yang meningkat, menjadi alasan tingginya eskalasi persaingan antar bank.

BAB I PENDAHULUAN. jangka panjang (competitive advantage). Untuk mencapai semua ini maka

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi telah menjadi sebuah fenomena yang

BAB II KEMAMPUAN TEKNIK PERSONAL, KETERLIBATAN USER DALAM PROSES PENGEMBANGAN SISTEM, SERTA PROGRAM PELATIHAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK UMUM PEMERINTAH DI WILAYAH SURABAYA DAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sistem informasi dan teknologi saat ini, membuat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi saat ini menyebabkan lingkungan

ABSTRAK. Kata Kunci: kinerja individual, efektivitas penggunaan SIA, kepercayaan, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian oleh Rizki, Sukirman, dan Nurhasan (2013). Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian. 1. Analisis Karakteristik Responden

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. akuntansi, beberapa diantaranya adalah: Bodnar dan Hopwood (2000:3),

BAB I PENDAHULUAN. manajer. Pada era saat ini perkembangan teknologi sudah sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan. Industri pariwisata dewasa ini sudah memasuki apa yang disebut

Accounting Analysis Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum dalam arti luas sistem ternyata telah disamakan maknanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut. Peningkatan penggunaan teknologi komputer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Informasi dihasilkan dari suatu perusahaan, terutama informasi keuangan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja. Sistem Informasi Akuntansi

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu. Tahun Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. informasi akuntansi harus direncanakan,diimplementasikan dan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting bagi perekonomian masyarakat. Dalam pasal 1

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Pengembangan SIA dan Kepuasan Pengguna SIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

ABSTRAK. Kata Kunci : Faktor Yang Menpengaruhi Kinerja SIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) dapat menambah nilai bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ritel memerlukan competitive advantages yang menjadi. untuk menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. Banyak ahli yang mencoba untuk mendefenisikan sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi yang dihasilkan dari teknologi informasi telah merambah

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (Studi Kasus STMIK Duta Bangsa Surakarta)

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menghasilkan informasi-informasi akuntansi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) EKS. KARESIDENAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini identik dengan hal yang cepat, instan dan mudah.

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERFORMANCE OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERFORMANCE OF ACCOUNTING INFORMATION SYSTEMS

IDENTIFIKASI RESPONDEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (Survei pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan umat manusia baik secara individu maupun secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara, pemerintah dengan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG BENGKULU

1. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah berkembang dengan pesat dibandingkan waktu dulu, misalnya terdapat teknologi inf

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. nama Technology Acceptance Model (TAM) yang mengasumsikan bahwa

SKRIPSI. Oleh : Florence Vania Angelina /FE/EA. Kepada

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEKNINDO GEOSISTEM UNGGUL SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. atau terkomputerisasi (Bodnar dan Hopwood, 2000: 1). Salah satu tujuan. tingkat pemakai akhir dan organisasi secara efektif.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1. Teori Technology Acceptance Model (TAM)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Pengertian kinerja menurut Simanjuntak dalam Septianingrum, 2014 ialah, tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan suatu tugas tertentu dalam suatu instansi ataupun organisasi. Sedangkan menurut Mangkunegara dalam Gustiyan, 2014 kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja menurut Cushway dalam Gustiyan, 2014 ialah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Sehingga, dapat ditarik kesimpulan dari pengertian kinerja yang dijelaskan oleh beberapa pakar diatas. Kinerja merupakan keadaan yang harus disampaikan dan diketahui oleh pihak tertentu untuk dapat mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu perusahaan, sehingga pihak yang memerlukan informasi merasa puas dengan keputusan yang diambil. Selanjutnya adalah pengertian sistem. Sistem merupakan suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang memiliki hubungan dan berinteraksi dalam mencapai tujuan tertentu. Sistem terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang melaksanakan fungsi 11

12 kepentingan tertentu dan mendukung sistem yang memiliki kapasitas lebih besar. Tujuan sistem yaitu menghubungkan bagian-bagian dari sistem tersebut. Pengertian selanjutnya adalah informasi. Menurut Susanto dalam Gustiyan, 2014, informasi merupakan hasil pengolahan data yang memberikan arti dan manfaat. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya. Selanjutnya adalah pengertian sistem informasi akuntansi. Menurut Widjajanto dalam Septianingrum, 2014, sistem informasi akuntansi ialah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksananya dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Sedangkan, menurut Jogiyanto dalam Septianingrum, 2014, sistem informasi akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang merubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan yang berguna bagi penggunanya. Menurut Baridwan dalam Septianingrum, 2014, sistem informasi akuntansi merupakan suatu komponen yang dapat mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkombinasikan informasi keuangan yang berhubungan untuk dapat diambil keputusan oleh pihak luar (investor, kreditor) dan pihak dalam (manajemen).

13 Sehingga, dari beberapa definisi yang dijelaskan oleh pakar pakar diatas, dapat ditarik kesimpulan mengenai arti dari sistem informasi akuntansi, yaitu sistem yang dirancang untuk melakukan olah data. Data yang diolah yaitu berupa informasi akuntansi yang bersifat data keuangan. Sistem informasi akuntansi di instansi BMT merupakan suatu aplikasi sistem yang dirancang oleh pembuat sistem di BMT untuk melakukan berbagai olahan data. Data yang diolah diantaranya mengenai transaksi-transaksi yang ditawarkan kepada nasabah BMT. Kemudian dapat ditarik kesimpulan mengenai pengertian kinerja sistem informasi akuntansi, yaitu penilaian dan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem informasi akuntansi yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam pencapaiannya untuk memberikan sebuah informasi akuntansi yang efektif, efisien, dan akurat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. 2. Faktor faktor Yang Memengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi Menurut Tjhai Fung Jen dalam Septianingrum, 2014, pada perusahaan jasa terdapat faktor-faktor yang memengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi, yaitu : a. Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem b. Kemampuan teknik personal c. Ukuran organisasi

14 d. Dukungan manajemen puncak e. Formalisasi pengembangan sistem informasi f. Program pelatihan bagi pemakai g. Keberadaan dewan pengarah sistem informasi h. Lokasi departemen sistem informasi 3. Dukungan Manajemen Puncak Dukungan manajemen puncak menurut Hashmi dalam Septianingrum, 2014 merupakan pihak yang mempunyai tanggung jawab dalam meyediakan petunjuk untuk berbagai kegiatan sistem informasi dalam menentukan kesuksesan untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Dukungan manajemen mempunyai peran penting dalam tahap pengembangan sistem informasi akuntansi dan juga keberhasilan implementasi sistem tersebut. Dalam konteks posisi yang dimiliki oleh manajemen puncak merupakan posisi yang lebih baik, maka dalam penguasaan sistem informasi dan pengetahuan IT, maka manajemen puncak dapat memahami desain sistem informasi akuntansi yang kemudian menggunakan pengetahuan mereka untuk mendesain perencanaan sistem informasi akuntansi untuk pembangunan sesuai dengan kebutuhan informasi instansi mereka, Al Eqab dan Ismail dalam Suryawarman dan Widhiyani, 2012. Manajemen puncak bertugas dalam mengatur strategi dan membuat rencana kegiatan secara umum serta mengarahkan jalannya perusahaan. Pimpinan juga bertugas untuk mensosialisasikan

15 pengembangan sistem informasi yang digunakan oleh instansinya, sehingga dapat memotivasi pemakai untuk berpartisipasi dalam pengembangan sistem di instansinya. Menurut Lee dan Kim dalam Septianingrum, 2014, manajemen puncak diartikan sebagai pemahaman manajemen puncak tentang sistem komputer dan tingkat minat, dukungan, dan pengetahuan tentang sistem informasi atau komputerisasi. 4. Pelatihan Pemakai Sistem Pelatihan pemakai sistem merupakan pelatihan yang diadakan oleh pihak perusahaan untuk memperkenalkan sistem kepada karyawan. Melalui adanya pelatihan, diharapkan karyawan dapat memperoleh ilmu lebih serta dapat mengarah pada peningkatan kinerja, Montazemi dalam Komara dalam Gustiyan, 2014. Menurut Komara dalam Setyawan, 2013, dengan pelatihan dan pendidikan, pemakai sistem dapat memperoleh kemampuan untuk mengidentifikasi persyaratan informasi serta kesungguhan dan keterbatasan sistem dan kemampuan yang diperoleh dapat mengarah pada peningkatan kinerja. Kegiatan pelatihan untuk pemakai sistem mempunyai tujuan untuk melatih serta mengembangkan kemampuan para pemakai sistem. Tujuan yang lain ialah untuk membangun rasa percaya diri pemakai sistem sehingga dapat dijadikan antisipasi terhadap kecemasan dan penolakan dari pemakai terhadap timbulnya sistem yang baru, Nelson dalam Puspitasari, 2007. Brady dalam Soegiharto dalam Antari, 2015

16 berpendapat bahwa apabila kurangnya dalam pemberian pelatihan bagi pemakai sistem akan menjadi faktor utama kurangnya pemanfaatan sistem informasi. 5. Formalisasi Pengembangan Sistem Formalisasi merupakan prosedur yang didesain untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh suatu instansi, yaitu tingkat dimana suatu instansi menggunakan prosedur tersebut, termasuk petunjuk serta komunikasi yang bersifat tertulis. Formalisasi menunjukkan kejelasan terhadap peraturan serta prosedur yang dilaporkan dan didokumentasikan sehingga dapat berguna untuk memastikan keseragaman dalam proses bisnis. Formalisasi pengembangan sistem ialah susunan secara terstruktur dan formal serta pendokumentasian pengembangan sistem secara sistematis, Dalimunthe, 2014. Tujuan penyusunan dan pendokumentasian secara terstruktur ialah untuk dikomunikasikannya segala sesuatu yang berkaitan dengan pengembangan sistem, baik itu mengenai pengoperasian, tujuan, maupun komponen, Dalimunthe, 2014. Formalisasi pengembangan sistem menurut Lee dan Kim dalam Antari, 2015 merupakan pendokumentasian dalam proses pengembangan sistem secara sistematis yang setelah itu dikonfirmasikan dengan dokumen yang ada. Tjhai dalam Almilia dan Briliantien dalam Gustiyan, 2014 berpendapat bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di instansi akan

17 meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan adanya hubungan yang positif antara formalisasi pengembangan sistem dengan kinerja sistem informasi akuntansi. 6. Ukuran Organisasi Ukuran organisasi merupakan salah satu karakteristik organisasional. Organisasi melakukan perubahan melalui lingkungan yang melingkupinya, Imana, 2014. Transformasi dilakukan oleh organisasi melalui lingkungan yang melingkupinya. Lingkungan terbagi menjadi lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro seperti organisasi itu sendiri, tujuan-tujuan, sumber daya, dan proses. Sedangkan lingkungan makro merupakan lingkungan secara keseluruhan diluar organisasi. Ukuran organisasi menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty dalam Dalimunthe, 2014 pada dasarnya ukuran organisasi dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu organisasi besar, organisasi menengah, dan organisasi kecil. Ukuran organisasi sering digunakan untuk menetapkan besarnya organisasi, seperti jumlah karyawan, volume penjualan, dan pendapatan premium. Kriteria yang paling umum digunakan untuk menentukan besar atau kecilnya ukuran organisasi ialah jumlah karyawan, Ananda, 2014. 7. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Keterlibatan pemakai ialah proses pengembangan sistem yang diikuti oleh partisipasi dari sumber daya manusia di instansi yang

18 sedang melakukan pengembangan sistem. Keterlibatan pemakai lebih ditekankan pada perancangan dan pengembangan sistem informasi akuntansi. Kesempatan yang diberikan kepada pemakai sistem informasi akuntansi untuk menjadi partisipan, maka akan menjadi tanggungjawabnya. Sehingga dari tanggungjawab tersebut akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, Antari, 2015. Keterlibatan dalam menjadi partisipan ditunjukkan melalui intervensi personal yang nyata dari pemakai sistem informasi akuntansi, Dalimunthe, 2014. Keterlibatan tersebut mencakup mengenai bagaimana peranan pemakai dalam proses perancangan sistem informasi. Serta langkah-langkah apa saja dan kontribusi yang akan dilakukan dalam mendukung pengembangan sistem, Imana, 2014. Seringnya tingkat partisipasi dari pemakai sistem informasi akuntansi dalam proses pengembangan sistem, maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, Abhimantra, 2016. B. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu terkait dengan variabel dukungan manajemen puncak adalah, Prabowo, dkk, 2013, menyatakan bahwa terdapat pengaruh adanya dukungan top management dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Rivaningrum dan Mahmud, 2015 menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Septianingrum, 2014,

19 mengungkapkan bahwa dukungan top management berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Gustiyan, 2014, menyatakan bahwa dukungan manajemen puncak tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hendra, dkk, 2013, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara dukungan manajemen puncak terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian terdahulu terkait dengan variabel pelatihan pemakai sistem adalah, Septianingrum, 2014, mengungkapkan bahwa adanya pelatihan dan pendidikan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa program pendidikan dan pelatihan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2013, mengungkapkan bahwa adanya program pelatihan dan pendidikan pengguna sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2014, menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Handoko dan Marfuah, 2013, menyatakan terdapat pengaruh positif antara program pelatihan dan pendidikan pemakai terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian terdahulu terkait dengan variabel formalisasi pengembangan sistem adalah, Handoko dan Marfuah, 2013, menyatakan tidak terdapat pengaruh positif formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hendra, dkk, 2013 yang menyatakan

20 bahwa terdapat pengaruh formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Almilia dan Briliantien, 2014, yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang signifikan formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Gustiyan, 2014, menyatakan bahwa tidak ada pengaruh formulasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian terdahulu terkait variabel ukuran organisasi adalah, Rusdi dan Megawati, 2014 yang menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Yunita, 2012 yang menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa ukuran organisasi tidak berpeengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Almilia dan Briliantien, 2014, yang menyatakan tidak terdapat pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Damana dan Suardikha, 2016, menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Penelitian terdahulu terkait variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem adalah, Hendra, dkk, 2013, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif keterlibatan pemakai dalam proses

21 pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi tidak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2014, menyatakan bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2013, mengungkapkan bahwa tidak terdapat pengaruh keterlibatan pengguna terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Gustiyan, 2014, menyatakan bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. C. Hipotesis 1. Dukungan Manajemen Puncak Dukungan manajemen puncak diartikan sebagai dukungan yang diberikan dari manajemen puncak bagi pemakai sistem. Tingkat dukungan yang diberikan manajemen puncak dapat dijadikan sebagai salah satu faktor penting untuk mencapai keberhasilan dari semua kegiatan yang berkaitan dengan sistem informasi. Apabila dukungan yang diberikan semakin besar, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan semakin meningkat. Hal ini dikarenakan terdapat hubungan antara dukungan manajemen puncak dalam proses pengembangan sistem informasi. Dukungan tersebut penting, karena tidak hanya alokasi sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan tersebut, tetapi yang terpenting juga memberikan

22 sinyal yang kuat bagi karyawan, bahwa suatu perubahan yang dilakukan merupakan sesuatu yang penting, Nopitasari, 2012. Prabowo, dkk, 2013, menyatakan bahwa terdapat pengaruh adanya dukungan top management dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi akuntansi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Septianingrum, 2014, mengungkapkan bahwa dukungan top management berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Rivaningrum dan Mahmud, 2015 menyatakan bahwa Dukungan Manajemen Puncak berpengaruh positif terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. H₁ :Dukungan manajemen puncak berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi 2. Pelatihan Pemakai Sistem Pelatihan menjadi upaya dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), menambah pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan kinerja. Pelatihan bermanfaat untuk meminimalisir kesalahan pada saat pegoperasian aplikasi sistem informasi akuntansi, sehingga pengguna dapat meningkatkan kinerjanya. Kesuksesan pemakai sistem tergantung dari teknologi itu sendiri serta tingkat keahlian dari individu yang mengoperasikan. Septianingrum, 2014, mengungkapkan bahwa adanya pelatihan dan pendidikan pengguna berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa

23 program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2013, mengungkapkan bahwa adanya program pelatihan dan pendidikan pengguna sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H 2 : Pelatihan pemakai sistem berpengaruh positif terhadapkinerja Sistem Informasi Akuntansi 3. Formalisasi Pengembangan Sistem Formalisasi pengembangan sistem informasi ialah pemberitahuan terkait tahapan dari proses pengembangan sistem yang tercatat secara sistematik, dan secara aktif melakukan penyesuaian terhadap catatan, Almilia dan Briliantien, 2014. Dalam pengembangan sistem informasi, memerlukan adanya formalisasi untuk meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Fung Jen dalam Almilia dan Briliantien, 2014, mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat formalisasi pengembangan sistem informasi di perusahaan akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Formalisasi menunjukkan kejelasan terhadap suatu peraturan serta prosedur yang didokumentasikan dan dilaporkan sehingga berguna untuk memastikan keseragaman dalam proses bisnis. Dengan adanya pelaporan dan pendokumentasian tersebut, segala kegiatan yang berlangsung di instansi tersebut, khususnya kegiatan yang

24 berkaitan dengan sistem informasi akuntansi akan dapat diketahui oleh pihak internal maupun pihak eksternal instansi. Handoko dan Marfuah, 2013, menyatakan tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan formalisasi pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Hendra, dkk, 2013, yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh formalisasi pengembangan sistem informasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Rusdi dan Megawati, 2014, menyatakan bahwa formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. H 3 : Formalisasi pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi 4. Ukuran Organisasi Dalam suatu organisasi yang berukuran besar, tentunya memiliki sistem informasi yang lebih baik apabila dibandingkan dengan organisasi ataupun instansi yang berukuran kecil. Semakin besar ukuran suatu organisasi, maka akan memiliki karyawan yang lebih banyak untuk pengoperasian sistem informasi akuntansi yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi suatu instansi. Besarnya karyawan tersebut bertujuan untuk saling membantu antar karyawan apabila di dalam suatu instansi terdapat masalah. Apabila terdapat karyawan yang kesulitan dalam menyelesaikan pekerjaannya, maka dapat dibantu oleh karyawan yang

25 lain. Fung Jen dalam Almilia dan Briliantien, 2014 mengemukakan bahwa semakin besar ukuran organisasi maka akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Rusdi dan Megawati, 2014, menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Yunita, 2012, menyatakan bahwa ukuran organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Almilia dan Briliantien, 2014, yang menyatakan tidak terdapat pengaruh ukuran organisasi terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H 4 : Ukuran organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi 5. Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Keterlibatan akan memberikan pengaruh pada kriteria kunci seperti kualitas sistem, kepuasan pengguna dan penggunaan sistem, Ives dan Olson, Bruwer dan Hirschheim dalam Sogiharto dalam Hendra, 2013. Mereka meyakini bahwa keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan. Keikutsertaan pemakai sistem informasi akuntansi dalam proses pengembangan sistem akan semakin menambah wawasan baru kepada pemakai sistem. Keterlibatan pemakai bertujuan guna menerima hal-hal yang lebih baru mengenai pengembangan sistem.

26 Sehingga, dalam hal pengoperasian sistem yang baru, pemakai sistem informasi akuntansi akan lebih lancar dalam pengoperasiannya. Hendra, dkk, 2013, menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Utama dan Suardikha, 2014, menyatakan bahwa faktor keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. Prabowo, dkk, 2014, menyatakan bahwa keterlibatan pemakai tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja sistem informasi akuntansi. H 5 : Keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem berpengaruh positif terhadap kinerja Sistem Informasi Akuntansi

27 D. Model Penelitian Dukungan Manajemen Puncak ( X1 ) + Pelatihan Pemakai Sistem ( X2 ) + Formalisasi Pengembangan Sistem ( X3 ) + Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (Y) Ukuran Organisasi ( X4 ) + + Keterlibatan Pemakai dalam Pengembangan Sistem ( X5 Gambar ) 2.1 Gambar 2.1. Model Penelitian