BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat dan banyak kota-kota

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai banyak

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi


BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad, Manajemen Dana Bank Syariah, UPP-AMP YKM, Yogyakarta, 2002, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Ikatan Bankir Indonesia, Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syari ah, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2015, hlm. 1.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Koperasi syariah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pinjam meminjam, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan. berpegang pada Al-Qur an dan hadis sebagai dasarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. berbuat dan bertingkah laku yang baik agar dapat bermuamalah dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Whindy Yoevestian, Fun With Symbian, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2009, hlm. 1

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Wawancara Kamituwo desa Golan Tepus. Pada tanggal 9 Maret 2016

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta : Balai Pustaka, 1990) h Bulan Bintang, 1957) h Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Maua malah adalah kegiatan yang mengatur hal-hal yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbisnis atau bertransaksi.perjanjian adalah suatu peristiwa dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu bisnis yang pesat pada tahun 1990-an. Waralaba

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. ini, karena manusia diberi kelebihan akal untuk berpikir dan menjalankan

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

Muza>ra ah dan mukha>barah adalah sama-sama bentuk kerja sama

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA TANAH TEGALAN YANG DI KELOLA KELOMPOK TANI DI DESA PUTAT KECAMATAN TANGGULANGIN KABUPATEN SIDOARJO

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT sebagai makhluk sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK AKAD JUAL BELI IKAN NELAYAN (STUDI KASUS DI DESA PANGKALAN KECAMATAN SLUKE KABUPATEN REMBANG)

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. antara satu sama lain, hal ini dapat kita lihat dari kegiatan muamalah, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan agama (ad-din) yang rahmatan lil alamin, artinya

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sadono Sukirno, Pengantar Teori Makroekonomi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm Ibid., hlm. 10.

BAB I PENDAHULUAN. berupa kemunduran, penderitaan, kemelaratan dan malapetaka. Setiap manusia semenjak dari mereka berada di muka bumi ini perlu akan

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpit, menindih atau berkumpul, sedangkan arti kiasanya ialah watha

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam judul skripsi makelar mobil dalam perspektif hukum islam (Studi di

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan sebagai berikut (1) Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. Persada, Jakarta, 2002, hlm., Sofjian Assauri, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, PT.

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB I PENDAHULUAN. manusia bisa mencari dan mengupayakannya. Bahkan ketika kita berbicara

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

ANALISIS AL- URF DAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TERHADAP UPAH GILING PADI YANG TIDAK BERBENTUK UANG

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi masyarakat di. Indonesia. Kebutuhan masyarakat terhadap tanah dipengaruhi oleh jumlah

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam lapangan mu amalah ialah Ijarah. Menurut bahasa, Ijarah berarti upah atau ganti atau imbalan. Karena itu lafaz Ijarah mempunyai pengertian umum yang meliputi upah atas Pemanfaatan sesuatu benda atau imbalan sesuatu kegiatan, atau upah karena melakukan sesuatu aktivitas. Kalau sekiranya kitab kitab fikih selalu menerjemahkan kata Ijarah dengan sewa menyewa, maka hal tersebut janganlah di artikan menyewa sesuatu barang untuk diambil manfaatnya saja, tetapi harus di pahami dalam arti yang luas.1 Sewa menyewa itu di artikan sebagai Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Dari pengertian di atas terlihat bahwa yang dimaksud dengan sewa menyewa itu adalah mengambil manfaat sesuatu benda, jadi dalam hal ini bendanya tidak berkurang sama sekali, dengan perkataan lain dengan terjadinya peristiwa sewa menyewa, yang berpindah hanyalah manfaat dari benda yang di sewakan tersebut.2 Dalam arti luas, Ijarah bermakna suatu akad yang berisi penukaran manfaat sesuatu dengan jalan memberikan imbalan dalam jumlah tertentu. Hal ini sama artinya dengan menjual manfaat sesuatu benda, bukan menjual ain dari benda itu sendiri. Istilah lain dapat pula disebutkan bahwa ijarah adalah salah satu akad yang berisi pengambilan manfaat sesuatu dengan jalan penggantian. 3 Ijarah di dasarkan pada adanya perpindahan manfaat. Pada prinsipnya ia hampir sama dengan jual beli. Perbedaan antara keduanya dapat di lihat pada dua hal utama, yaitu berbeda pada objek akad di mana objek jual beli adalah barang konkrit, sedang yang menjadi objek pada Ijarah adalah jasa atau 1 Helmi Karim, Fiqih Muamalah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, Hlm. 29 Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, Sinar Grafika, Jakarta, 2004, Hlm. 52 3 Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29 2 1

2 manfaat, antara jual beli dan Ijarah juga berbeda pada penetapan batas waktu, di mana pada jual beli tidak ada pembatasan waktu untuk memiliki objek transaksi, sedang kepemilikan dalam Ijarah hanya untuk batas waktu tertentu. Ijarah dapat menjadi sah dengan memakai ijab seperti : Aku-sewakan barang ini kepadamu atau aku kontrakkan ini kepadamu atau aku berikan manfaat (jasa) ini kepadamu selama satu tahun dengan imbalan pembayaran sejumlah sekian. (Sah pula dengan) qabul seperti lafaz, aku sewakan atau aku kontrak atau aku terima sewanya.4 Dalam tatanan pertanian pedesaan, secara garis besar sistem penguasaan lahan dapat di klasifikasikan statusnya menjadi hak milik, sewa, sakap (bagi hasil), dan gadai. Status hak milik adalah lahan yang di kuasai dan di miliki oleh perorangan atau kelompok atau lembaga/organisasi. Sementara itu, status sewa, sakap (bagi hasil), dan gadai adalah bentuk-bentuk penguasaan lahan di mana terjadi pengalihan hak garap dari pemilik lahan kepada orang lain. Bentuk kelembagaan ini sudah menjadi bagian dari tatanan masayarakat pedesaan dimana keberadaannya bersifat dinamis antar ruang dan waktu.5 Masyarakat Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil merupakan masyarakat yang mayoritas mengandalkan pendapatan dari hasil pertanian, baik itu padi maupun hasil tambak. Sistem pengolahan lahan pertanian di Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil mempunyai banyak cara pengolahan, di antaranya penggunaan akad Ijarah lahan pertanian untuk di kelola para petani yang tidak memiliki lahan sendiri untuk melakukan kegiatan pertanian. Dalam praktek penggunaan akad Ijarah di Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil ada salah satu akad Ijarah yang berbeda. 4 Moch. Anwar, DKK., Terjemah Fat Hul Mu in Jilid 2, Sinar Baru Algesindo Bandung, Surabaya, 2003, Hlm. 336 5 Valeriana Darwis, Seminar Nasional DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN:Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani, Bogor, 19 Nopember 2008, Hlm. 02

3 Akad Ijarah pada umum-nya menggunakan : Ijab : seperti ucapan : 1. saya menyewakan barang ini kepadamu. 2. Atau : saya menyewakan kepadamu. 3. Atau juga : saya berikan kemanfaatan kemanfaatan barang ini kepadamu selama satu tahun.6 Tetapi berbeda pada Desa Asempapan, Kecamatan Trangkil yang mana akad Ijarah menggunakan tambahan tenggang waktu untuk penggarapan lahan yang di jadikan sebagai barang yang di Ijarah kan atau di sebut akad Ijarah dengan sistem semoyo. Seperti Saya sewakan lahan pertanian ini kepada kamu, dan kamu bisa menggarap lahan pertanian tersebut tahun depan, karena tahun depan adalah masa habis Ijarah pada lahan saya sedangkan biaya sebagai pengganti manfaat barang tersebut di serahkan saat akad dilakukan, sedangkan akad tersebut di lakukan kepada orang lain saat lahan yang akan di Ijarah kan masih di manfaatkan oleh orang yang melakukan akad terlebih dahulu. Hal ini sangat jauh berbeda pada kitab fiqih klasik yang ada. Berdasarkan uaraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Implementasi Akad Ijarah Dengan Sistem Semoyo (Studi Kasus Lahan Pertanian Di Desa Asempapan Trangkil Kabupaten Pati) B. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul skripsi ini, maka penulis berusaha membatasi berbagai definisi dan maksud dari istilah pokok yang terkandung dalam judul, sebagai berikut: 1. Analisis Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui sebabsebab begaimana duduk perkaranya dan sebagainya.7 6 Hlm. 299 Imron Abu Amar, Terjemahan Fat Hul Qarib Jilid 1, Menara Kudus, Kudus, 1983,

4 2. Implementasi Pelaksanaan.8 3. Akad Perjanjian.9 4. Ijarah Perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa.10 5. Semoyo Kesepakatan antara kedua belah pihak dengan tenggang waktu. C. Fokus penelitian Berdasarkan pada latar belakang pemilihan judul penelitian di atas, maka peneliti memfokuskan penelitian pada : 1. Praktek akad Ijarah dengan sistem semoyo pada lahan pertanian di Desa Asempapan menurut ekonomi Islam; 2. Faktor yang mendorong petani di Desa Asempapan untuk melakukan akad Ijarah dengan sistem semoyo. D. Rumusan Masalah Dengan adanya fokus penelitian diatas, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diangkat, sebagai berikut: 1. Bagaimana praktek akad Ijarah dengan sistem semoyo pada lahan pertanian di Desa Asempapan menurut ekonomi Islam? 2. Faktor apa saja yang mendorong petani di Desa Asempapan untuk melakukan akad Ijarah dengan sistem semoyo? 7 W.J.S. Poerwardarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1991, hlm. 4 8 Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008 Hlm. 580 Ibid, Hlm. 24 10 M. Nadratuzzaman Hose, AM. Hasan Ali, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah, PKES Publishing, 2007 Hlm. 34 9

5 E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang dilakukan penelitian yang ingin dicapai terkait judul di atas adalah : 1. Untuk mengetahui prosedur akad Ijarah dengan sistem semoyo pada lahan pertanian di Desa Asempapan menurut ekonomi islam; 2. Mengetahui faktor yang mempengaruhi para petani di Desa Asempapan untuk melakukan akad Ijarah dengan sistem semoyo. F. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penulis berharap penelitian ini bermanfaat baik untuk penulis maupun para pembaca pada umumnya, dan penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Sebagai khazanah keilmuan, yang nantinya akan bermanfaat bagi semua kalangan baik untuk masyarakat maupun untuk para akademis, tidak hanya di masa sekarang tapi juga bermanfaat di masa yang mendatang. 2. Manfaat Praktis Penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak diantaranya adalah : a. Bagi para petani Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan maupun sumbangan pemikiran kepada para petani di desa Asempapan untuk melakukan penyempurnaan bagi pengelolaan akad Ijarah dengan sistem semoyo dalam pertanian b. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang konsep Ijarah khususnya dalam hal pertanian dan penelitian ini diharapkan juga dapat dijadikan bahan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian dengan masalah yang serupa.

6 G. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam memahami keseluruhan isi dari skripsi ini, maka sistematika penulisannya akan disusun sebagai berikut : 1. Bagian Awal Dalam bagan ini terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing, halaman pengesahan skripsi, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi dan abstrak. 2. Bagian Isi Bagian isi ini terdiri dari beberapa bab yaitu : Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, penegasan istilah, fokus penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan skripsi. Bab II : KAJIAN PUSTAKA Meliputi kajian praktek implementasi Ijarah tempat penelitian, pengakuan dan pada pengukuran, penyajian, pengungkapan, hasil penelitian terdahulu dan kerangka berpikir. Bab III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisi tentang jenis penelitian dan pendekatan penelitian, lokasi penelitian, subyek dan objek penelitian, instrumen penelitian, sumber data, metode pengumpulan data, tekhnik analisis data dan penguji keabsahan data Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi data dan pembahasan. Bab V : PENUTUP Berupa penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan penutup.

7 3. Bagian akhir Dalam bagian ini berisi tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran.