Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

dokumen-dokumen yang mirip
No pembangunan Pertanian perlu diberi Perlindungan dan Pemberdayaan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan yang merupakan hak dasar Setiap

2013, No e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tenta

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40/Permentan/SR.230/7/2015 TENTANG FASILITASI ASURANSI PERTANIAN

- 1 - UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR... TAHUN... TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. seperti beras dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. gurem ); (b) lokasi usaha tani yang terpencar-pencar; (c) tingkat

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Memilih Skema Asuransi Pertanian. Oleh: 1. Hadi Setiawan. Peneliti pada Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal, Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DI KABUPATEN KENDAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI DAN NELAYAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TABANAN PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

BAB I PENDAHULUAN. Esa, dimana dalam menjalani kehidupan sehari-hari manusia akan selalu

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang di dunia masih mengandalkan sektor pertanian dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia (Ganesha Enterpreneur Club, Pola Tanam Padi Sri, Produktifitas

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2013 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETANI DAN NELAYAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DAN PEMBUDI DAYA IKAN

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTANIAN.

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

Potensi Efektivitas Asuransi Pertanian Terhadap Pendapatan Bersih Petani Cabai Besar Kabupaten Garut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB III LAPORAN PENELITIAN

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

BAB I PENDAHULUAN. peranannya dalam memenuhi kebutuhan manusia dan pembangunan. perekonomian Indonesia. Akan tetapi, meskipun mampu menyerap tenaga

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN, PEMBUDI DAYA IKAN, DAN PETAMBAK GARAM

1 Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 27 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

II. PENGEMBANGAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PELALAWAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian merupakan suatu tindakan untuk mengubah kondisi

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2013 TENTANG BUDI DAYA HEWAN PELIHARAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGERTIAN PERTANIAN 10/24/2007 ARTI PENTING SEKTOR PERTANIAN. PERTANIAN : Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG SISTEM BUDIDAYA PERTANIAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN - LAMPIRAN. Wawancara dengan Bapak Sahat M. Pasaribu selaku Kelompok Kerja Asuransi Pertanian.

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG USAHA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG

ARAH KEBIJAKAN PERSUSUAN

pengolahan produksi serta menunjang pembangunan wilayah (Antonius,1993).

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI PANGAN SEDUNIA KE-36 TAHUN 2016, DI KABUPATEN BOYOLALI, JAWA TENGAH TANGGAL 29 OKTOBER 2016

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 12 TAHUN 2012 T E N T A N G KEBUTUHAN PUPUK BERSUBSIDI DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

SALINAN NOMOR 5/E, 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 03 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. potensi besar dalam pengembangan di sektor pertanian. Sektor pertanian di

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

ASURANSI PERTANIAN DI INDONESIA

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

Transkripsi:

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kerugian Petani Akibat Gagal Panen sebagai Bentuk Perlindungan Petani di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis Berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan Dinni Aprilliani Prodi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung 40116 e-mail: dinniaprilliani@gmail.com Abstrak. Salah satu upaya pemerintah dalam rangka perlindungan petani yatitu dengan cara ganti rugi akibat gagal panen dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan petani. Namun, masih banyak petani yang berada dalam tingkat perekonomian rendah yang memunculkan berbagai masalah. Masalah tersebut bisa berupa tingkat kemiskinan yang semakin tinggi dikarenakan kesejahteraan petani tidak diperhatikan dan cenderung terabaikan. Pada tahun 2014 telah terjadi gagal panen di Kecamatan Pamarican Kabuoaten Ciamis yaitu pada tahun 2013 produksi padi ebesar 44.801 to sedangkan pada tahun 2014 sebesar 35.819 ton. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peraturan perundang-undangan mengatur klasifikasi atau kriteria gagal panen sebagai bentuk perlindungan petani dan untuk meneliti sejauh mana upaya pemerintah dalam melakukan ganti kerugian akibat gagal panen terhadap petani. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu penelitian yang menggambarkan bagaimana suatu peraturan perundangundangan dilaksanakan apabila kita mengaitkan aturan-aturan tersebut dengan teori-teori hukum lain serta menganalisisnya berdasarkan seua data yang diperoleh dalam praktek. Dengan metode pendekatan yuridis normative, mengkaji norma-norma dan asas-asas yang terdapat dalam data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier melalui teknik pengumpulan data studi dokumen yaitu penelitian terhadap dokumen-dokumen yang erat kaitannya dengan kasus yang peneliti kaji, guna mendapatkam dasar teoritis. Hasil penelitian menujukan bahwa dalam peraturan perundang-undangan baik dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Pelindungan Dan Pemberdayaan Petani maupun dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian tidak menyebutkan bahkan menjelaskan tentang klasifikasi ataupun kriteria tentang gagal panen. Upaya pemerintah dalam mengatasi kerugian petani akibat gagal panen di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis yaitu dengan cara penyelenggaraan asuransi pertanian yang pada saat ini telah sampai pada tahap II pelaksanaan asuransi pertanian yaitu tahap pendataan siapa saja petani yang akan menerima ganti kerugian apabila nanti terjadi gagal panen Kata kunci: Kerugian Petani, Gagal Panen, Peraturan Perundang-Undangan. A. Pendahuluan Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang ada di ASEAN, selain Thailand, Vietnam dan negara-negara ASEAN lainnya. Indonesia dikatakan sebagai negara agraris karena sebagian besar masyarakat Indonesia bermatapencaharian sebagai petani yang menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi segala kebutuhannya. Walaupun Indonesia sebagai negara agraris, tetapi Indonesia merupakan negara paling besar yang mengimpor kebutuhan pangan salah satunya seperti beras dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Strategi perlindungan petani dilakukan melalui prasarana dan sarana produksi pertanian, kepastian usaha, harga komoditas pertanian, penghapusan praktik ekonomi biaya tinggi, ganti rugi gagal panen akibat kejadian luar biasa. Lebih lanjut, strategi perlindungan petani juga mencakup sistem peringatan dini dan penanganan dampak perubahan iklim, dan asuransi pertanian. 1 1 Pasal 7 ayat (2), Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 235

236 Dinni Aprilliani. Dalam hal asuransi pertanian, pemerintah dan pemerintah daerah menugaskan pada badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah untuk melaksanakan asuransi pertanian yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. 2 Perlindungan petani dalam prasarana dan sarana produksi pertanian, kepastian usaha, harga komoditas pertanian, ganti rugi gagal panen akibat kejadian luar biasa, dan asuransi pertanian diberikan pada petani penggarap tanaman pangan yang tidak memiliki lahan usaha tani dan menggarap paling luas 2 (dua) hektar. Selain terhadap petani yang dikemukakan tersebut, perlindungan petani juga diberikan pada petani yang memiliki lahan dan melakukan usaha budi daya tanaman pangan pada lahan paling luas 2 (dua) hektar; dan petani hortikultura, pekebun, atau peternak skala usaha kecil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain melalui perlindungan terhadap petani, dilakukan juga pemberdayaan petani. Yang dimaksud dengan pemberdayaan petani adalah segala upaya untuk meningkatkan kemampuan petani untuk melaksanakan usaha tani yang lebih baik melalui pendidikan dan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan sarana pemasaran hasil pertanian, konsolidasi dan jaminan luasan lahan pertanian, kemudahan akses ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi, serta penguatan kelembagaan petani. 3 Dalam hal gagal panen, seharusnya petani itu mendapatkan ganti kerugian dari pemerintah sebagai bagian dari upaya perlindungan petani sesuai dengan jenis tanaman dan menghitung luas tanam yang rusak, jenis dan menghitung ternak yang mati, dan besaran ganti rugi tanaman dan/atau ternak. 4 Penggantian tersebut disesuaikan dengan kemampuan keuangan negara. 5 Hal ini menjadi masalah karena, apabila terjadi gagal panen dan ternyata keuangan negara sangat tidak memungkinkan untuk mengganti kerugian, maka yang akan dirugikan adalah petani. Dan selain itu, pemerintah seolah-olah berlindung untuk tidak melakukan kewajibannya mengganti kerugian gagal panen akibat kejadian luar biasa dengan hal tersebut. Ganti kerugian akibat gagal panen bisa berupa asuransi pertanian maupun langsung dari pemerintah. Asuransi pertanian sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Gagal panen tersebut bisa disebabkan oleh bencana alam (tsunami, banjir, gempa bumi, gunung meletus dan kekeringan), serangan hama, maupun karena perubahan iklim. Tetapi sebab yang sangat mempengaruhi produksi pertanian para petani saat ini yaitu dengan adanya Global Warming atau pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata planet bumi. 6 Dalam kenyataannya yaitu di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis telah tejadi gagal panen. Hal ini terlihat dengan adanya penurunan hasil panen yang dialami oleh para petani yang ada di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis, yaitu pada 2 Pasal 38, Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 3 Pasal 1 angka 2, Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 4 Pasal 33 ayat (2), Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 5 Pasal 33 ayat (1), Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 6 Philip Kristanto, Ekologi Industri, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm 20. Volume 2, No.1, Tahun 2016

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kerugian Petani Akibat Gagal Panen... 237 tahun 2013, produksi padi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis sebesar 44.801 ton 7. Sedangkan pada tahun 2014, yaitu sebesar 35.819 ton 8. Selisih hasil panen padi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis antara tahun 2013 dan 2014 yaitu 8.982 ton, yang artinya para petani yang ada di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis mengalami kerugian mencapai 8.982 ton dalam satu tahun. Akan sangat buruk apabila kejadian gagal panen tersebut terjadi dalam setiap tahun, apalagi tidak mendapatkan ganti kerugian dari pemerintah Tujuan Penelitian 1. Untuk mengkaji peraturan perundang-undangan mengatur klasifikasi atau kriteria gagal panen sebagai bentuk perlindungan petani 2. Untuk meneliti upaya pemerintah dalam mengatasi kerugian petani gagal panen di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis berdasarkan peraturan perundangundangan sebagai bentuk perlindungan petani B. Landasan Teori Perlindungan petani adalah segala upaya untuk membantu petani dalam menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim. 9 Perlindungan dan Pemberdayaan Petani bertujuan untuk: (a) mewujudkan kedaulatan dan kemandirian petani dalam rangka meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kehidupan yang lebih baik; (b) menyediakan prasarana dan sarana Pertanian yang dibutuhkan dalam mengembangkan usaha tani; (c) memberikan kepastian usaha tani; (d) melindungi petani dari fluktuasi harga, praktik ekonomi biaya tinggi, dan gagal panen; (e) meningkatkan kemampuan dan kapasitas petani serta kelembagaan petani dalam menjalankan usaha tani yang produktif, maju, modern dan berkelanjutan; dan (f) menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan pertanian yang melayani kepentingan usaha tani. 10 Dalam hal gagal panen, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya memberikan bantuan ganti rugi gagal panen akibat kejadian luar biasa sesuai dengan kemampuan keuangan negara, untuk menghitung bantuan ganti rugi gagal panen akibat kejadian luar biasa maka pemerintah dengan kewenangannya berkewajiban untuk: (a) menentukan jenis tanaman dan menghitung luas tanam yang rusak, (b) menentukan jenis dan menghitung ternak yang mati, dan (c) menetapkan besaran ganti rugi tanaman dan/atau ternak. 11 Asuransi pertanian pun menjadi salah satu langkah pemerintah dalam melakukan perlindungan terhadap petani yang merupakan kewajiban dari pemerintah dan pemerintah daerah untuk melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat bencana alam, serangan organism pengganggu tumbuhan, wabah penyakit hewan 7 http://www.ciamiskab.go.id/pemerintahan/profil-opd/pertanian-tanaman-pangan 8 www.ciamis.go.id 9 Pasal 1 angka 1, Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani. 10 Pasal 3, Undang-Undang Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani 11 Pasal 33, Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani Ilmu Hukum, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

238 Dinni Aprilliani. menular, damak perubahan iklim, dan jenis risiko-risiko lain yang diatur dengan peraturan menteri. 12 Asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat: 1) bencana alam, 2) serangan organisme pengganggu tumbuhan, 3) wabah penyakit hewan menular, 4) dampak perubahan iklim dan/atau 4) jenis risikorisiko lain. Jenis risiko lain tersebut ditetapkan oleh Direktur Jenderal atas nama Menteri. 13 C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada tahun 2013, produksi padi di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis sebesar 44.801 ton 14. Sedangkan pada tahun 2014, yaitu sebesar 35.819 ton 15. Dari data tersebut sudah terlihat bahwa ada penurunan hasil produksi padi yaitu sebesar 8.982 ton. Jumlah anggota masyarakat yang bergabung menjadi anggota kelompok tani sebanyak 15.141 orang dengan ata-rata luas garapan sawah pada tahun 2013 yaitu seluas 0.22 hektar dan rata-rata luas garapan darat seluas 0.48 hektar. Status kepemilikan garapan terdiri dari pemilik sebayak 1211 orang, pemilik penggarap sebanyak 10.339 orang, enggarap/penyakap sebanyak 4.149 orang dan buruh tani sebanyak 5.026 orang. Pada saat ini asuransi pertanian di Kecamatan Pamarican sudah mulai dilaksanakan dan dalam tahap II yaitu tahap pendataan petani yang akan menerima ganti kerugian apabila gagal panen dari asuransi pertanian. Tarif Premi dalam asuransi pertanian yaitu sebesar 3% x harga pertanggungan, premi tersebut sebesar 20% dibayar oleh petani dan 80% dibayar oleh pemerintah. Jangka waktu pertanggungan asuransi pertanian adalah dimulai dari perkiraan musim tanam atau pelaksanaan tanam padi mana saja yang sebenar-benarnya dilakukan dan berakhir pada perkiraan musim panen atau pelaksanaan panen padi mana saja yang sebenar-benarnya dilakukan. Perusahaan asuransi yang ditugaskan sebagai pelaksana asuransi usaha tani adalah PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero). Perlindungan petani dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani diatur dalam Pasal 1 angka 1, Pasal 2 sampai Pasal 4, Pasal 7 ayat (2), dan Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, Pasal 16 sampai Pasal 39. Perlindungan petani adalah segala upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah daerah untuk membantu petani dalam menghadapi permasalahan kesulitan memperoleh prasarana dan sarana produksi, kepastian usaha, risiko harga, kegagalan panen, praktik ekonomi biaya tinggi, dan perubahan iklim. Perlindungan dan pemberdayaan petani tersebut berasaskan pada kedaulatan, kemandirian, kebermanfaatan, kebersamaan, keterpaduan, keterbukaan, efisiensi-berkeadilan dan keberlanjutan. Bahwa Undang-Undang Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani, 12 Pasal 37, Undang-Undang Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 13 Pasal 5, Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian, yang selanjutnya disebut Permentan Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. 14 http://www.ciamiskab.go.id/pemerintahan/profil-opd/pertanian-tanaman-pangan 15 www.ciamis.go.id Volume 2, No.1, Tahun 2016

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Kerugian Petani Akibat Gagal Panen... 239 ternyata tidak secara jelas menetapkan apa saja klasifikasi atau kriteria gagal panen sebagai bentuk perlindungan petani. Padahal untuk menyelenggarakan pembangunan pertanian sangat dibutuhkan suatu aturan yang jelas serta rinci yang salah satunya yaitu untuk masalah ganti rugi akibat gagal panen, karena petani sangat mempunyai peranan yang sangat penting dan memiliki kontribusi yang cukup besar untuk pembangunan pertanian di Indonesia. Adapun pengaturan lebih lanjut lagi tentang ganti rugi gagal panen dalam asuransi pertanian, diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Didalam Permentan Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian mengatur secara khusus bagaimana ganti rugi akibat gagal panen yang ditanggung oleh asuransi pertanian seharusnya dilakukan serta prosedur pengajuan asuransi pertanian tersebut. Terkait masalah ganti rugi akibat gagal panen, diatur dalam Pasal 5 sampai Pasal 8 Permentan Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Inti dari pasal-pasal tersebut yaitu bahwa asuransi pertanian dilakukan untuk melindungi petanidari kerugian gagal panen yang diakibatkan oleh: bencana alam, serangan organisme pengganggu tumbuhan, wabah penyakit hewan menular, dampak perubahan iklim, dan jenis-jenis risiko lain. Dari uraian analisis tersebut tersimpul bahwa peraturan perundang-undangan baik menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani maupun dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian, kurang cukup mengatur secara jelas menetapkan tentang klasifiaksi atau kriteria gagal panen sebagai bentuk perlindungan petani karena dalam kedua peraturan perudang-undangan tersebut tidak dijelaskan bagaimana kondisi tanaman yang terkena serangan organisme tumbuhan pengganggu maupun bencana alam. D. Kesimpulan Dalam peraturan perundang-undangan baik dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Pelindungan Dan Pemberdayaan Petani maupun dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian tidak menyebutkan bahkan menjelaskan tentang klasifikasi ataupun kriteria tentang gagal panen. Upaya pemerintah dalam mengatasi kerugian petani akibat gagal panen di Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis yaitu dengan cara penyelenggaraan asuransi pertanian yang pada saat ini telah sampai pada tahap II pelaksanaan asuransi pertanian yaitu tahap pendataan siapa saja petani yang akan menerima ganti kerugian apabila nanti terjadi gagal panen Daftar Pustaka Philip Kristanto, Ekologi Industri, Abdi Offset, Yogyakarta, 2013 Ronny Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia, Jakarta. Soekartawi, Pengantar Agroindustri, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000. Zainal Asikin, Pengantar Ilmu Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, 2012. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Ilmu Hukum, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

240 Dinni Aprilliani. Pemberdayaan Petani. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas Asuransi Pertanian. Volume 2, No.1, Tahun 2016