Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ELABORASI TEMA

BAB 3 ELABORASI TEMA

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS TEMA

Penerapan Tema Cablak pada Rancangan Rumah Budaya Betawi

Integrasi Budaya dan Alam dalam Preservasi Candi Gambarwetan

Solusi Hunian Bagi Pekerja dan Pelajar di Kawasan Surabaya Barat Berupa Rancangan Desain Rusunawa

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Penerapan Metafora Paramadiwa pada Perancangan Pusat Kesenian Jawa Timur Paramadiwa Surabaya

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA DI TOMOHON ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Perancangan Perpustakaan Umum dengan Pendekatan Arsitektur Hybrid

Redesain Kawasan Akuatik Kebun Binatang Surabaya Berbasis Isu Sirkulasi

Ruang Rehumanisasi: Proses Pembauran Manusia Melalui Perjalanan Ruang

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5, No.2, (2016) ( X Print) G-92

REDESAIN RUMAH SAKIT UMUM BETHESDA DI TOMOHON ARSITEKTUR KONTEKSTUAL

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

DAFTAR ISI BAB I... 0 PENDAHULUAN PENGERTIAN JUDUL LATAR BELAKANG Kawasan Betawi Condet Program Pemerintah

Rancangan Sirkulasi Pada Terminal Intermoda Bekasi Timur

Pengembangan Stasiun Kereta Api Pemalang di Kabupaten Pemalang BAB I PENDAHULUAN. commit to user

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) 1

II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG

Konsep Perancangan Kampung Baru Nelayan Kenjeran Surabaya Berbasis Potensi Wilayah

Redesain Pelabuhan Balohan Sebagai Landmark Baru Kota Wisata Pulau Weh

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan I.1. Pergub DI Yogyakarta No. 62 Tahun 2013 Tentang Pelestarian Cagar Budaya 2. Kamus Besar Bahasa Indonesia

Perkuatan Struktur pada Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Kasus Studi: Toko Dynasti, Jalan AM Sangaji Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

Penerapan Tema Terhubung (kembali) dengan Alam sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem

KAWASAN WISATA BETAWI DI CONDET DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR REGIONALISME

ARSITEKTUR INFILL MUSEUM Studi Kasus : Rancangan Gedung Pameran Tetap dalam Komplek Museum Sonobudoyo, D.I Yogyakarta Seminar Desain Arsitektur

Desain Interior Restoran 1914 Surabaya dengan konsep Kolonial Luxury

Desain Hunian Terapung di Jakarta Utara

Wahana Rekreasi Edukatif Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Di Surabaya

Penerapan Konsep Tumpang Tindih Pada Rancangan Pasar Ikan Mayangan

Analogi Memori dalam Perancangan Terminal Penumpang Bandar Udara Juanda Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REVITALISASI BANGUNAN MEGARIA SEBAGAI PUSAT SINEMA

BAB I PENDAHULUAN. Re-Desain Stasiun Besar Lempuyangan Dengan Penekanan Konsep pada Sirkulasi, Tata ruang dan Pengaturan Fasilitas Komersial,

PENGEMBANGAN KOMPLEK PERKANTORAN BALAI KOTA DEPOK Mochamad Iqbal Permana

Konsep Panopticon dan Persepsi Ruang pada Rumah Bina Nusa Barong

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

Penerapan Konsep Defensible Space Pada Hunian Vertikal

- BAB I - PENDAHULUAN

Penetuan Tema Ruang Terbuka Hijau Aktif Di Kota Malang Berdasarakan Preferensi Masyarakat

ADAPTASI BANGUNAN BARU TERHADAP BANGUNAN LAMA DI KAWASAN KONSERVASI GEDUNG SATE BANDUNG

Matrix SWOT pada Kawasan Kemunduran Rendah

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

Perancangan Environmental Graphic Design Kebun Binatang Surabaya dengan Konsep Uniquely Playful

BAB VI HASIL RANCANGAN. dengan ruang-ruang produksi kerajinan rakyat khas Malang yang fungsi

MUSEUM KONTEMPORER JAKARTA

Hunian Vertikal Sewa dengan Konsep Eko-modular Arsitektur

BAB VI HASIL RANCANGAN

Arahan Pengembangan Kawasan Cagar Budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang Pernyataan Masalah.

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Publik Yaroana Masigi berada di tengah-tengah permukiman

Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang

BAB II : TINJAUAN TEORI GALLERY SENI, PRESERVASI, KONSERVASI,

BAB III TINJAUAN TEMA INSERTION

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

Kriteria Khusus Untuk Perancangan Kampung Wisata Berwawasan Lingkungan Di Daerah Perbatasan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. simbolisme dari kalimat Minazh zhulumati ilan nur pada surat Al Baqarah 257.

Merancang Kampung Binaan bagi Pemulung TPA Njawar Benowo dengan Tema Bangkit

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.2, (2013) ( X Print) G-120

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN CAGAR BUDAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ABSTRAKSI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Berbasis Partisipasi Masyarakat (Studi Kasus: Kawasan Cagar Budaya Bubutan, Surabaya)

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL RESORT DI KAWASAN CANDI PRAMBANAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Proses kajian yang dipergunakan dalam merancang Perpustakaan Islam di

Desain Interior Museum Teknologi Apple dengan Langgam Eklektik

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibahas dalam tesis ini. 1 Subkawasan Arjuna pada RTRW kota Bandung tahun merupakan kawasan Arjuna

PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pelestarian Cagar Budaya

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Seni Tradisi Sunda di Ciamis Jawa Barat menggunakan

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Belanda pada tahun 1619 yang dipimpin oleh Jan Pieterzoon Coen.

Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis

Penerapan Budaya Sunda dalam Perancangan Pasar Rakyat Kasus: Pasar Sederhana, Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

Transkripsi:

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Pendekatan Kontekstual pada Rancangan Pusat Kajian Pekembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik Firdha Ayu Atika dan Mochamad Salatoen Pudjiono Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: m.salatoen@yahoo.co.id Abstrak Kabupaten Gresik dikenal memiliki banyak peninggalan bersejarah Islam, akan tetapi belum semuanya terpublikasikan dengan baik. Menurut ahli sejarah, Gresik adalah kota dimana syiar agama islam pertama kali masuk dan berkembang. Proses tersebut berlangsung sejak abad ke-11 M. Hal tersebut dibuktikan dari angka tahun 475 H / 1082 M yang tertera pada nisan makam Siti Fatimah binti Maimun, Leran, Manyar, Gresik. Penjabaran di atas melatarbelakangi diperlukannya Pusat Kajian Perkembangan Islam di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun yang nantinya diharapkan menjadi wadah/tempat kajian perkembangan Islam, sekaligus mengangkat eksistensi Makam Siti Fatimah yang kurang terdengar. Pendekatan dalam objek rancang ini adalah Kontekstual. Pendekatan ini dapat diterapkan dan dipakai untuk menjaga keselarasan dan pelestarian lingkungan yang sudah ada. Pengaplikasian arsitektur dengan pendekatan ini akan terlihat pada gubahan massa bangunan, baik dari pendekatan segi tipologi, maupun tatanan zoning terhadap bangunan heritage. Gambar 1 : Kondisi Eksisting Cungkup Makam Kata Kunci Kontekstual, Gresik, Islam, Siti Fatimah binti Maimun I. PENDAHULUAN Siti Fatimah binti Maimun bin Hibbatullah adalah seorang putri dari Persia beragama Islam yang wafat pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M). Makam tersebut diyakini sebagai makam Islam tertua di Indonesia dan menjadi bukti kapan syiar Islam pertama kali berkembang. Makam tersebut berlokasi di desa Leran, Kecamatan Manyar, sekitar 5 km arah utara kota Gresik, Jawa Timur. Bentukan cungkup makam menunjukkan sebuah akulturasi budaya Hindu dan Islam. (Gambar 1) Menurut RDTRK Kota Gresik tahun 2010, kawasan ini dikategorikan sebagai kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan. Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan. (UU No.11 tahun 2010, pasal 1 ayat 1). Gambar 2 : Kondisi Lingkungan Makam Siti Fatimah

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 2 Pusat Kajian Perkembangan Islam berlokasi di Komplek Makam Siti Fatimah binti Maimun. Diharapkan nantinya objek rancang ini dapat mengedukasi masyarakat tentang perkembangan Islam dari awal masuk sampai dengan zaman Wali Songo. Adapun tujuan lain, yaitu menciptakan sebuah image baru dari suatu kawasan, demi mengangkat eksistensi makam Siti Fatimah yang kurang terdengar. II. METODA PERANCANGAN Pendekatan pengembangan rancangan Pusat Kajian Perkembangan Islam yang dapat dilakukan untuk kawasan cagar budaya Makam Siti Fatimah adalah revitalisasi dengan pendekatan konservasi. Diharapkan revitalisasi kawasan tersebut akan menguntungkan bagi banyak pihak, namun tidak merusak nilai sejarah dan budaya yang ada di dalamnya. Revitalisasi kawasan akan memperkuat ciri khas kawasan dan menciptakan harmoni antara bangunan lama dan bangunan baru sehingga terjadi keselarasan yang kontekstual. Pendekatan arsitektur kontekstual adalah pendekatan yang dapat diterapkan dan dipakai untuk menjaga nilai sejarah dan budaya yang ada di komplek Makam Siti Fatimah. Menurut Brent C Brolin, Architecture in context, Kontekstual adalah kemungkinan perluasan bangunan dan keinginan mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan sekitarnya. Gambar 3 : Perspektif Bird Eye View Arsitektur kontekstual dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Contras (kontras / berbeda) Kontras dapat menciptakan lingkungan urban yang hidup dan menarik, namun dalam pengaplikasiannya diperlukan kehati hatian hal ini agar tidak menimbulkan kekacaun. Hal ini sesuai dengan pendapat Brent C. Brolin, bahwasannya kontras bangunan modern dan kuno bisa merupakan sebuah harmosi, namun ia mengatakan bila terlalau banyak akan mengakibatkan shock effect yang timbul sebagai akibat kontas. Maka efektifitas yang dikehendaki akan menurun sehingga yang muncul adalah chaos. 2. Harmony (harmoni / selaras) Ada kalanya suatu lingkungan menuntut keserasian / keselarasan, hal tersebut dilakukan dalam rangka menjaga keselarasan dengan lingkungan yang sudah ada. Bangunan baru lebih menghargai dan memperhatikan konteks / lingkungan dimana bangunan itu berada. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif). Pada kasus rancangan Pusat Kajian Perkembangan Islam, pendekatan kontekstual yang dipilih adalah Kontekstual Harmony, dimana bangunan baru dituntut untuk bisa menyelaraskan dengan lingkungan yang sudah ada. (Gambar 3) Gambar 4 : Tampak Bangunan Gambar 5 : Tampak Site

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3 III. HASIL DAN EKSPLORASI Objek rancang merupakan objek yang mengedukasi tentang sejarah perkembangan Islam di zamannya. Perkembangan adalah proses adanya sebuah perubahan yang sifatnya bertahap. Kata Continue dirasa cukup tepat dan relevan untuk dijadikan tema. Continue merupakan sesuatu yang sifatnya berlanjut. Awal mula perkembangan agama Islam di Pulau Jawa, tidak luput dari jasa Wali Songo. Islam pada massa itu diterima baik oleh masyarakat yang mayoritasnya beragama Hindu. Pada awal mulanya memang ada pertentangan dari pihak-pihak tertentu. Akan tetapi seiring dengan bertambahnya waktu, Islam mulai bisa diterima dengan baik sampai sekarang. Hal ini memperlihatkan sebuah proses yang terus berlanjut dari awal mula persebaran islam sampai sekarang. Continue disini berarti sesuatu yang memiliki step-step (fase) yang saling berhubungan satu sama lain. Dalam racangan Pusat Kajian Perkembangan Islam, tema lebih ditekankan kepada transisi ruang. Karekteristik tema rancang disesuaikan dengan pendekatan kontekstual harmony, sehingga menciptakan keselarasan dengan lingkungan sekitar. Arsitektur yang dihadirkan dalam objek rancang Pusat Kajian Perkembangan Islam yang terletak di kompek makam Siti Fatimah binti Maimun berasal dari bentukan dasar cungkup makam utama yang ditransformasikan. Bentukan diambil karena bernilai sejarah. Pendekatan rancangan dipilih adalah Kontekstual Harmony. Bentukan yang diambil adalah bentukan yang selaras dengan lingkungannya dan mampu memunculkan image baru di Komplek Makam Siti Fatimah. Gambar 6 : Foto bagian cungkup makam Gambar 7 : Kategori pembagian bangunan Atap Badan Kaki Adapun ciri arsitektur kontekstual sebagai berikut: Adanya pengulangan motif dari desain bangunan sekitar. Pendekatan baik dari bentuk, pola atau irama, ornament, dan lain - lain terhadap bangunan sekitar lingkungan, hal ini untuk menjaga karakter suatu tempat. Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada. Konsep bentuk Ditinjau dari ciri kontekstual : Area Penunjang Area Transisi Area Inti Zona 2 Zona 3 Zona 1 1. Pendekatan dari segi tipologi bangunan, dan tatanan zoning Bentukan cungkup menyerupai dengan tipologi dari candi yang dikategorikan menjadi 3 bagian, yakni badan, atap, dan kaki. (Gambar 6) Pengkategorian tersebut dihadirkan kembali pada objek rancang. (Gambar 7) Zoning ruang objek rancang diadopsi dari tatanan zoning yang ada di komplek makam Siti Fatimah, yakni zona inti, zona penyangga dan penunjang. (Gambar 8) Bentukan tampak belakang tetap mengambil esensi dari bentuk dasar cungkup makam siti fatimah. (Gambar 9) Area belakang adalah area inti dari objek rancang, yakni zona pengkajian tentang perkembangan Islam. Bentukan seperti menara diambil dari bentukan yang ada pada pintu masuk makam. (Gambar 6) Bentukan ini diambil agar menunjukkan bahwa didalamnya terdapat area inti. Gambar 8 : Zoning Ruang Gambar 9 : Sisi belakang objek rancang

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 4 Pada tampak samping bangunan menjelaskan konsep adopsi dari tatanan massa yang ada pada makam. Antar zona inti, penyangga, dan penunjang terdapat gapura yang menjadi pembatas ruang. Gapura yang ada, yakni gapura bentar dan paduraksa. 2. Pengulangan motif dengan lingkungan sekitar Unsur garis horizontal pada cungkup Siti Fatimah sangat kuat. (Gambar 6) Oleh karenanya, unsur tersebut kembali dihadirkan ke dalam objek rancang. Penambahan unsur garis horizontal dimunculkan pada sisi kiri dan kanan objek rancang. Lubang ventilasi pada cungkup makam Siti Fatimah menjadi elemen perulangan yang sangat khas. Hal ini dijadikan sebagai konsep bentukan jendela dengan bentuk dasar persegi. (Gambar 10) 3. Meningkatkan kualitas lingkungan yang ada Permasalahan utama dalam site ada dua, yakni : 1. Kondisi jalan eksisting yang memotong/membelah site menjadi dua bagian. 2. Makam-makam kecil disekitar makam utama letaknya tersebar, akan tetapi tidak ada akses pengunjung untuk menjangkaunya. Solusi yang ditawarkan : 1. Jalan eksisting dibelokkan agar bagian site yang terpisah menjadi satu kesatuan. (Gambar 12) 2. Memberikan track pedestrian keliling agar pengunjung dapat melihat bentukan makam secara keseluruhan dan menjangkau keberadaan makam kecil yang tersebar. (Gambar 13) Gambar 10 : Tampak Samping Gambar 11 : Perulangan unsur yang ada di cungkup IV. KESIMPULAN Dalam proses merancang diperlukan pendekatan rancangan agar dalam penerapannya lebih terarah dan memiliki kekhasan. Pendekatan yang dipilih dalam rancangan Pusat Kajian Perkembangan Islam adalah pendekatan kontekstual harmony di lingkungan Komplek Makam Siti Fatimah. Pendekatan rancangan akan sangat mempengaruhi gubahan massa bangunan nantinya. Objek rancang Pusat Kajian Perkembangan Islam mewujudkan gubahan bangunan dengan menghadirkan kembali bentukan cungkup makam Siti Fatimah yang memiliki nilai sejarah. Sehingga kehadiran satu atau sekelompok banguanan baru lebih menunjang daripada menyaingi karakter bangunan yang sudah ada walupun terlihat dominan (secara Kuantitatif). Dengan cara menghadirkan bentukan cungkup makam, objek rancang menjadi lebih selaras dengan lingkungan. Gambar 12 : Solusi jalan eksisting Sumber : Dokumen Pribadi UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Jurusan Arsitektur, semua dosen di Jurusan Arsitektur, khususnya dosen pembimbing dan dosen penguji, atas semua ilmu dan bimbingannya, serta kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian jurnal ini. Gambar 13 : Solusi pemberian track pedestrian baru Sumber : Dokumen Pribadi

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5 DAFTAR PUSTAKA [1] Brolin C. Brent, Architecture in context, Van Nostrand Reinhold Comp., 1980 [2] Ismijono ; Laporan pendahuluan penelitian struktur bangunan Cungkup Makam Siti Fatimah binti Maimun di Desa Leran, Kec. Manyar, Kab. Gresik, 1980 [3] http:/www.wikipedia.com [4] http://www.google.co.id [5] http://greenlifearchitecture.blogspot.com/2010/03/kontekstualismedalam-arsitektur.html Diakses tanggal 14 Juli 2014. Pukul 08.25 WIB [6] http://puspamentari.wordpress.com/2009/03/09/kontekstual-dalamarsitektur/ Diakses tanggal 14 Juli 2014. Pukul 09.00 WIB Gambar 14 : Perspektif Bangunan Gambar 15 : Perspektif Bangunan Gambar 16 : Gapura penerima Sumber Dokumen Pribadi