efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pergaulan dalam hidup masyarakat merupakan hubungan yang terjadi

I. PENDAHULUAN. Permasalahan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Siswa Kelas XI Tentang Penyalahgunaan Zat Adiktif di SMA Swadaya Bandung

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah bagi sebagian besar negara di dunia. Hal ini dapat dimengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak orang dan terus menerus dibicarakan dan dipublikasikan. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. alkohol, napza, seks bebas) berkembang selama masa remaja. (Sakdiyah, 2013). Bahwa masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana

Penulis untuk korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl. Diponegoro No. 1, Pekanbaru,

BAB I PENDAHULUAN. kanak-kanak menuju masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG NAPZA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS III SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. generasi baik secara kualitas maupun kuantitas. sesuatu yang mengarah pada aktivitas positif dalam pencapaian suatu prestasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (Word Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. United Nation, New York, telah menerbitkan World Drugs Report 2015 yang

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

Efektivitas Penyuluhan NAPZA Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa Di SMK DD Kabupaten Tanah Laut

BAB 1 : PENDAHULUAN. bahan aktif lainya, dimana dalam arti luas adalah obat, bahan atau zat. Bila zat ini masuk

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi masalah baru di negara kita. Melalui The World Program of Action for

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN NARKOBA PADA REMAJA DI SMK NEGERI 2 SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan undang-undang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan gejala yang semakin memprihatinkan. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, bangsa dan umat manusia. yang sangat mengkhawatirkan. Terutama pada remaja-remaja saat ini yang makin

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. Narkoba(Narkotika dan obat/bahan berbahaya) sebagai kelompok obat, bahan, atau zat

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia. Acquired Immunodeficiency Syndrome atau AIDS. tubuh yang disebabkan infeksi oleh HIV (Kemenkes RI, 2014).

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sintia Dewi,2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia juga ditujukan, agar masyarakat semakin sejahtera, sehat jiwa

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja seseorang akan mengalami tugas-tugas perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan dan dibeli baik secara langsung di tempat-tempat perbelanjaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa (Extra Ordinary Crime). Permasalahan ini tidak hanya menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di Kabupaten Gorontalo, tepatnya jalan Raya Limboto No 10,

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah Indonesia, bahkan negara-negara lainnya. Istilah NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. misalnya kecanduan alkohol, obat-obatan terlarang, Narkotika Nasional (BNN), jumlah kasus penyalahgunaan alkohol dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dunia khususnya bangsa Indonesia, saat ini sedang dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku manusia terbentuk dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. sistem imun dan menghancurkannya (Kurniawati, 2007). Acquired

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

HUKUMAN MATI NARAPIDANA NARKOBA DAN HAK ASASI MANUSIA Oleh : Nita Ariyulinda *

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

BAB 1 PENDAHULUAN. konsekuen dan konsisten. Menurut NIDA (National Institute on Drug Abuse), badan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adalah penggunaan kondom pada hubungan seks risiko tinggi dan penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia, hal ini. tidak lepas dari dua komponen yaitu siswa dan guru.

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

PROGRAM SEKOLAH DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI SMAN 13 DAN SMAN 7 BANDA ACEH

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Meilitha Carolina*, Septian Mugi Rahayu**, Elin Ria Resti.***

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan ilmu pengetahuan. Indonesia dan negara-negara lain pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1998, dimana banyak terjadi peristiwa penggunaan atau pemakaian barang-barang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sesuai Visi Indonesia Sehat 2010 ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Meningkatnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan narkotika pada akhir-akhir tahun ini dirasakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di bidang

BAB I PENDAHULUAN. hukum seperti telah diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang No. 35 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dimana-mana, baik instansi pemerintah, tempat umum, seperti ; pasar, rumah

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat Aditif lainnya) semakin marak terdengar dari usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah keadaan psikologi seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterbatasan pengetahuan tentang narkoba masih sangat

BAB I PENDAHULUAN. sosial dimana mereka tinggal.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena penggunaan narkoba di kalangan generasi muda semakin mencemaskan. Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya. Menurut istilah kedokteran, narkoba adalah obat yang dapat menghilangkan terutama rasa sakit dan nyeri yang berasal dari daerah viseral atau alat-alat rongga dada dan rongga perut, juga dapat menimbulkan efek stupor atau bingung yang lama dalam keadaan yang masih sadar serta menimbulkan adiksi atau kecanduan (Fransiska, 2012). Awalnya narkoba ditemukan dalam bentuk opium atau candu dan digunakan sebagai penghilang rasa sakit (analgetik) didunia kedokteran (Murzam, 2013). Tapi seiring perkembangan zaman, jenis-jenis narkoba lainnya mulai ditemukan dan dikembangkan, dan seiring itu pula kasus penyalahgunaannya semakin meningkat. World Drug Report dari United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) tahun 2012 menyatakan bahwa sekitar 230 juta penduduk dunia merupakan pengguna narkoba dan 27 juta orang diantaranya adalah pecandu narkoba. Jumlah pengguna ini diduga akan meningkat sebesar 25% pada tahun 2050 (Murzam, 2013). Kasus penyalahgunaan narkoba di Indonesia cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2008, jumlah penyalahgunaan narkoba sekitar 3,3 juta orang (1,99%), sedangkan pada tahun 2010 bertambah menjadi 3,8 juta orang (2,21%), dan pada tahun 2015 diprediksi akan meningkat lagi menjadi 5,1 juta orang (2,85%) (Murzam, 2013). 1

2 Kasus narkoba sendiri telah menyebar di Provinsi Gorontalo, terutama Kota Gorontalo yang menduduki peringkat pertama kasus narkoba. Berdasarkan data yang didapat dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Gorontalo, jumlah kasus narkoba pada tahun 2011 sebanyak 15 kasus, tahun 2012 sebanyak 12 kasus, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 25 kasus (BNN Gorontalo, 2014). Beberapa kasus penyalahgunaan narkoba tidak hanya dari kalangan dewasa, tetapi sudah merambah ke kalangan remaja. Hal ini terbukti dari hasil survey Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009 mendapatkan data bahwa prevalensi penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa sebanyak 4,7% atau sekitar 921.695 orang. Penyebab remaja menggunakan narkoba adalah keingintahuan yang besar tanpa sadar akibatnya, keinginan untuk mencoba karena penasaran, keinginan untuk bersenang-senang, keinginan untuk mengikuti trend atau gaya, keinginan untuk diterima oleh lingkungannya, lari dari kebosanan atau masalah dan mudahnya akses untuk mendapatkan narkoba dengan harga yang murah. Remaja adalah masa dimana seorang anak telah mencapai umur 16-20 tahun (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan masa peralihan dan mencari identitas. Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik selama awal masa. Anak remaja biasanya memiliki emosi yang tidak stabil dan memiliki keinginan untuk mencari tahu sesuatu yang tidak diketahuinya. Oleh karena itu, kalangan

3 remaja dianggap sebagai kalangan yang paling rentan terjadinya kasus penyalahgunaan narkoba. Dari uraian di atas, jelas bahwa hal ini sangat memprihatinkan. Untuk itu perlu suatu upaya untuk mencegah bertambahnya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Kegiatan-kegiatan yang membatasi dampak penyalahgunaan narkoba terhadap remaja harus digalakkan, salah satunya dengan cara meningkatkan pengetahuan dan sikap para remaja terhadap narkoba melalui peran aktif bimbingan konseling dan penyuluhan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Sedangkan sikap adalah sekumpulan respon atau reaksi terhadap obyek sosial (Prisaria, 2012). Besarnya pengetahuan dapat mempengaruhi sikap yang ditunjukkan oleh remaja. Dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang sesuatu, seseorang dapat menentukan sikap yang akan diambilnya. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rismawati Silasa (2012). Pada penelitiannya, Rismawati Silasa juga melibatkan remaja (siswa SMA). Pada penelitiannya didapatkan bahwa penyuluhan berpengaruh terhadap sikap remaja terhadap narkoba. Survey awal yang di lakukan pada tanggal 20 Januari 2014 di SMKN 1 Gorontalo jumlah siswa kelas X jurusan TKJ (Tekhnik Komputer Jaringan) sebanyak 98 siswa, yang terdiri dari 3 kelas. Diantaranya TKJ 1 berjumlah 31 siswa, TKJ 2 berjumlah 34 siswa dan TKJ 3 berjunlah 33 siswa. Awal Alfitri (2011) melaporkan bahwa sebagian besar siswa SMA yang pernah mendapatkan penyuluhan memiliki pengetahuan yang baik dan sikap

4 yang positif. Geramian (2012) juga menyatakan bahwa penyuluhan, modifikasi sikap, dan meningkatkan rasa percaya diri remaja terutama di sekolah-sekolah dapat memainkan peran penting dalam mengurangi penyalahgunaan narkoba pada remaja. Sedangkan Ronald Parulian (2011) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap tentang bahaya narkoba dengan perilaku penyalahgunaan narkoba. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu kelompok remaja yang rawan terkena dampak penyalahgunaan narkoba. Mereka memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru sehingga rentan dan mudah terjebak oleh perilaku negatif dan menyimpang, termasuk salah satunya penyalahgunaan narkoba. Sebagian besar remaja menggunakan narkoba karena motif ingin tahu, adanya kesempatan dan sarana-prasarana, ketidakstabilan emosi dan lemahnya mental. Selain itu, beberapa faktor lain yang mendukung tindakan penyalahgunaan narkoba ini antara lain gangguan psikososial keluarga, lemahnya pendidikan agama dan bimbingan konseling di sekolah, serta faktor pergaulan dan budaya global. SMKN 1 Gorontalo sebagai salah satu sekolah menengah yang terletak di tengah kota mengakibatkan akses masuk informasi, narkoba, dan perkembangan gaya hidup dan pola pergaulan remaja sekarang ke sekolah ini sangatlah mudah. Akibatnya, beberapa perilaku dan tindakan siswa sudah mulai mengarah ke perilaku menyimpang, salah satu contohnya yaitu merokok. Fenomena yang peneliti jumpai, terdapat beberapa orang siswa yang

5 merokok. Nikotin pada rokok merupakan salah satu bahan adiktif. Banyak penyalahgunaan narkotika berawal dari merokok. Upaya preventif terhadap penyalahgunaan narkoba melalui penyuluhan sudah pernah diadakan di sekolah ini, tetapi pengukuran sejauh mana tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi mereka belum pernah dilakukan. Selain itu, penyuluhan yang dilakukan masih bersifat kondisional (menunggu kedatangan instansi terkait untuk memberikan penyuluhan). Melihat kondisi ini, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang narkoba pada siswa-siswi SMKN 1 Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dari penelitian ini dapat di identifikasikan sebagai berikut: 1. Data Badan Narkotika Nasional Provinsi Gorontalo, jumlah kasus narkoba pada tahun 2011 sebanyak 15 kasus, tahun 2012 sebanyak 12 kasus, dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 25 kasus. 2. Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2009 menyebutkan prevalensi penyalahgunaan narkoba dikalangan pelajar dan mahasiswa sebanyak 4,7% atau sekitar 921.695 orang. 3. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu kelompok remaja yang rawan terkena dampak penyalahgunaan narkoba karena memiliki sifat rasa ingin tahu yang tinggi dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru. 4. SMKN 1 Gorontalo sebagai salah satu sekolah yang terletak di tengah kota mengakibatkan akses masuk informasi, narkoba, dan perkembangan gaya

6 hidup dan pola pergaulan remaja sangat mudah sehingga beberapa perilaku dan tindakan yang mengarah ke perilaku menyimpang, salah satunya yaitu merokok. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis dapat mengambil suatu rumusan masalah yaitu bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang narkoba pada siswa-siswi SMKN 1 Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Diketahuinya gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang narkoba pada siswa-siswi SMKN 1 Gorontalo 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Diketahuinya gambaran pengetahuan remaja tentang narkoba pada siswa-siswi SMKN 1 Gorontalo. 2. Diketahuinya mengetahui sikap remaja tentang narkoba pada siswasiswi SMKN 1 Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis 1. Menjadi landasan untuk penelitian sejenis selanjutnya yang terkait tentang penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. 2. Memberikan informasi kesehatan mengenai upaya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja.

7 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan, yakni sebagai referensi untuk menambah wawasan yang berkaitan dengan mutu pelayanan keperawatan khususnya di bidang keperawatan komunitas. Serta memberikan masukan data untuk pengembangan ilmu, khususnya tentang bahaya akan penyalahgunaan narkoba. 2. Bagi siswa-siswi SMKN 1 Gorontalo diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi tentang narkoba, sehingga dapat memberikan pemahaman dan menimbulkan kesadaran untuk mencegah penyalahgunaan narkoba.