BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Maret 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan Ringkasan Berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 1 Maret 2014, ada 562 kasus ISPA Berat yang teridentifikasi oleh SIBI dengan proporsi positif influenza sebesar 16% (N = 84 kasus). I. Pendahuluan Kegiatan ini merupakan kegiatan surveilans epidemiologi dan virologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) Berat termasuk influenza musiman, kasus baru influenza seperti H5, H7, dan Middle-East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV) yang dilaksanakan di enam rumah sakit di enam provinsi di Indonesia. Kegiatan SIBI bertujuan untuk mendapatkan informasi epidemiologi dan virologi ISPA Berat sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian penyakit dalam kondisi rutin maupun pandemi. Rumah sakit sentinel SIBI tersebut adalah: 1. RSUD Wonosari, DI Yogyakarta 4. RSUD Deli Serdang, Sumatera Utara 2. RS Kanujoso, Kalimantan Timur 5. RSUD dr. M. Haulussy, Maluku 3. RSUD Bitung, Sulawesi Utara 6. RSU Provinsi NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat Definisi kasus ISPA Berat De a 38 C atau riwayat demam; dan disertai dengan semua gejala atau kondisi dibawah ini: Batuk; Gejala timbul tidak lebih dari 7 hari; Memerlukan perawatan rumah sakit; Laboratorium: Uji real time RT-PCR dilakukan terhadap semua spesimen yang dikirimkan ke Laboratorium Nasional Balitbangkes Jakarta. Spesimen diuji untuk influenza A dan influenza B. Spesimen dengan positif influenza A, akan dilakukan uji subtipe virus influenza A. Isolasi virus dilakukan untuk semua spesimen yang positif influenza. Hasil laboratorium juga dilaporkan ke FluNet. Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain : 1. Diketahuinya gambaran epidemiologi ISPA Berat dan influenza menurut waktu, tempat, dan orang Tabel 1. 2. Diketahuinya proporsi pneumonia dari kasus ISPA Berat Tabel 1. 3. Diketahuinya proporsi kasus influenza positif di antara kasus ISPA Berat Tabel 2 dan Grafik 1. 4. Diketahuinya karakteristik virus influenza yang beredar Tabel 2 dan Grafik 1. 5. Diketahuinya angka fatalitas kasus (CFR) ISPA Berat dan pneumonia Tabel 1. 6. Diketahuinya gambaran klinis ISPA Berat Tabel 1. 7. Diketahuinya riwayat perjalanan kasus ISPA Berat Tabel 3. 8. Memantau kinerja surveilans setiap site sentinel Tabel 4. 1
II. Hasil analisa data kegiatan SIBI (sampai dengan 1 Maret 2014) Dari 562 kasus ISPA Berat, 56% adalah laki-laki dan 44% adalah perempuan. Sedangkan dari 84 kasus yang ditemukan positif influenza, proporsi laki-laki sebesar 52% dan perempuan 48%. Sebagian besar proporsi kasus ISPA Berat (39%) dan kasus positif influenza (43%) ditemukan pada kelompok umur 1 4 tahun (Tabel 1). Berdasarkan gejala saat masuk, sesuai dengan kriteria definisi kasus ISPA Berat, mayoritas penderita ISPA Berat memiliki riwayat panas (98%) dan batuk (99%). Pada bulan Mei 2013, ada dua kasus ISPA Berat yang tidak mempunyai gejala batuk. Namun setelah bulan Mei 2013, semua kasus mempunyai gejala batuk sesuai dengan definisi kasus. Pneumonia ditemukan pada 17% kasus ISPA Berat dan 11% pada kasus positif influenza. Pada anak-anak di bawah 5 tahun yang positif influenza, 27% teridentifikasi dengan gejala kejang. Tidak ada kasus influenza yang meninggal dunia. Cukup banyak kasus ISPA Berat yang memiliki kondisi/penyakit penyerta seperti asma (8%), perokok (8%), penyakit kardiovaskular (1%), dan kelainan neurologis (1%). Sedangkan untuk pasien positif influenza, asma (11%) dan perokok (10%) merupakan kondisi penyerta yang terdeteksi. Berdasarkan informasi dari WHO, kondisi penyerta seperti penyakit kronis dapat memperparah penyakit influenza yang diderita (referensi: Vaccines against influenza WHO position paper November 2012. Weekly Epidemiological Record, No. 47, 2012, 87, 461 476, www.who.int/wer). 2
Tabel 1. Karakteristik demografi, gejala, riwayat medis, dan kondisi saat keluar kasus ISPA Berat dan kasus positif influenza (sampai dengan 1 Maret 2014) ISPA Berat (N=562) Positif Influenza (N=84) Jenis Kelamin Laki-laki 312 (56) 44 (52) Perempuan 249 (44) 40 (48) Kelompok Umur < 1 tahun 122 (22) 8 (10) 1 4 tahun 217 (39) 36 (43) 5 14 tahun 82 (15) 13 (16) 15 49 tahun 71 (13) 9 (11) 50 64 tahun 49 (9) 13 (16) >65 tahun 21 (4) 5 (6) Gejala saat masuk* Riwayat panas 552 (98) 83 (99) Panas 38 C 369 (66) 58 (69) Batuk 558 (99) 84 (100) Sakit tenggorokan 186 (33) 40 (48) Sesak napas 264 (47) 31 (37) Muntah 250 (45) 34 (41) Nyeri dada pleuritik 112 (20) 14 (17) Auskultasi 182 (32) 25 (30) Diare 123 (22) 15 (18) Riwayat medis* Perokok 45 (8) 8 (10) Asma 45 (8) 9 (11) Penyakit kardiovaskular 6 (1) 1 (1) Kelainan neurologis 4 (1) 1(1) Kondisi saat keluar Meninggal 9 (2) 0 (0) Dilakukan rontgen X-Ray 175 (31) 23 (27) Pneumonia pada hasil rontgen X-Ray 94 (17) 9 (11) Gejala MTBS untuk anak di bawah 5 tahun* ISPA Berat (N=336) Positif Influenza (N=44) Tarikan dinding dada 68 (20) 2 (5) Tidak bisa minum 22 (7) 1 (2) Kejang 71 (21) 12 (27) Stridor 22 (7) 2 (5) Kesadaran menurun 6 (2) 0 (0) *Satu pasien bisa memiliki > 1 gejala/riwayat medis 3
Tabel 2. Data surveilans ISPA Berat (sampai dengan 1 Maret 2014) Surveilans SARI Feb-14 Jan-14 Kumulatif Sampai Februari 2014 Total rawat inap* 4,141 5,999 58,437 Total kasus SARI* 45 (1) 64 (1) 562 (1) Total spesimen SARI diperiksa 33 59 512 Total spesimen SARI positif influenza 10 (30) 24 (41) 84 (16) Subtipe Influenza A(H3N2) 7 (70) 15 (63) 39 (53) A(H1N1)pdm09 1 (10) 5 (21) 19 (26) B 2 (20) 4 (17) 26 (35) A(H1N1) 0 0 0 A(H5N1) 0 0 0 Not Subtyped 0 0 0 *Laporan mingguan dari site sentinel masih ada yang belum diterima Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi ISPA Berat dari total rawat inap adalah 1%. Sedangkan proporsi positif influenza pada bulan Februari 2014 adalah 30%, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Januari 2014. Grafik 1. Jumlah Kasus ISPA Berat dan Proporsi spesimen ISPA Berat positif influenza berdasarkan subtipe virus, Surveilans ISPA Berat (SIBI): Minggu ke 18 (2013) s.d. 9 (2014) Jumlah Kasus 30 25 20 15 10 5 0 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 2 4 6 8 100% 80% 60% 40% 20% 0% % Positif Influenza 2013 2014 Minggu Epidemiologi Flu B A(H3N2) A (H1N1)pdm09 Negatif % Positif Influenza Berdasarkan Grafik 1 terlihat bahwa proporsi kasus positif influenza tertinggi ditemukan pada minggu ke 2 dan 3 tahun 2014. Influenza B, A(H3N2), dan A(H1N1)pdm09 merupakan virus influenza yang terdeteksi melalui sistem ini. 4
Tabel 3. Riwayat perjalanan kasus ISPA Berat pada bulan Februari 2014 Rumah Sakit Jumlah Kasus SARI Ada Riwayat Perjalanan Negara Tidak Ada Riwayat Perjalanan Kosong RSUD Wonosari 4 0 (0) - 4 (100) 0 (0) RS Kanujoso 12 0 (0) - 12 (100) 0 (0) RSUD Bitung 4 0 (0) - 4 (100) 0 (0) RSUD Deli Serdang 7 1 (14) - 6 (86) 0 (0) RSU Prov NTB 12 0 (0) - 12 (100) 0 (0) RSUD dr. M. Haulussy 6 0 (0) - 6 (100) 0 (0) Tabel 3 menunjukkan bahwa tidak ada kasus ISPA Berat yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri pada bulan Februari 2014. Setiap site harus memastikan bahwa semua formulir kasus mendokumentasikan riwayat perjalanan. Kolom Koso g di Tabel 3 menyediakan informasi proporsi kasus ISPA Berat yang tidak tercatat riwayat perjalanannya. Pada bulan Februari 2014, semua site sudah mendokumentasikan riwayat perjalanan semua kasus ISPA Berat. Informasi Data Global Berdasarkan data WHO sampai dengan 12 Maret 2014: Hingga saat ini WHO mengumumkan adanya 186 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 81 di antaranya meninggal dunia. Sedangkan kasus influenza A(H7N9) hingga saat ini telah tercatat sebanyak 335 kasus dengan 76 kasus meninggal dunia. Kasus A(H5N1) di dunia sampai dengan saat ini adalah 650 kasus dengan 386 kematian. o Di Indonesia, ada sebanyak 195 kasus A(H5N1) dengan 163 kasus diantaranya meninggal dunia. 5
Tabel 4. Indikator kinerja SIBI per rumah sakit sentinel (sampai dengan 1 Maret 2014) Rumah Sakit Rawat Inap A B C D E Kasus ISPA Positif A Positif Positif A Berat dengan Influenza (H1N1) Negatif Flu B Flu A (H3N2) Spesime (%) pdm09 Kasus ISPA Berat (%) Pending RSUD Wonosari 6,768 67 (1) 62 (93) 10 (16) 3 7 3 4 52 0 RS Kanujoso 14,009 147 (1) 140 (95) 32 (23) 13 19 9 10 108 3 RSUD Bitung 5,987 89 (1) 74 (83) 10 (14) 2 8 2 6 64 0 RSUD Deli Serdang 8,173 73 (1) 53 (73) 6 (11) 5 1 1 0 47 0 RSU Prov NTB 12,118 126 (1) 124 (98) 21 (17) 2 19 3 16 103 0 RSUD dr. M. Haulussy 11,382 60 (1) 59 (98) 5 (8) 1 4 1 3 54 0 Total 58,437 562 (1) 512 (91) 84 (16) 26 58 19 39 428 3 A. Sampai dengan 1 Maret 2014, kasus ISPA Berat paling banyak (147 kasus) ditemukan di RS Kanujoso. Indikator yang penting untuk kinerja deteksi kasus adalah proporsi (%) kasus ISPA Berat dari jumlah rawat inap. Secara umum, hal ini seharusnya 1% dan dapat meningkat menjadi 5% saat puncak musim influenza atau penyakit pernapasan lainnya. B. Indikator kelengkapan data adalah proporsi kasus dengan spesimen, yang menandakan bahwa (a) kapasitas petugas dalam meyakinkan pasien supaya bersedia diambil spesimennya, dan (b) kapasitas untuk mengumpulkan, mengambil, dan menyimpan spesimen secara benar ke laboratorium. RSUD Deli Serdang mempunyai proporsi kasus dengan spesimen yang paling rendah (73%). C. Proporsi positif influenza dari kasus dengan spesimen memberikan informasi tentang kegiatan influenza di daerah tersebut di Indonesia. Hal ini juga dapat menjadi indikator kualitas spesimen dimana jika proporsi positif influenza tetap rendah dalam periode waktu yang lama, hal tersebut dapat menandakan bahwa kualitas spesimen dipengaruhi oleh teknik pengambilan spesimen, penyimpanan spesimen (lama dan suhu), pengiriman spesimen (lama dan suhu) dan juga teknik PCR dan reagent yang digunakan. D. Tipe virus yang terdeteksi di setiap site memberikan informasi tentang variasi kegiatan virus per wilayah. Informasi ini bermanfaat untuk pengenalan vaksinasi di kemudian hari. E. Kolom hasil laboratorium tentang pending bermanfaat untuk memberitahukan ke site tentang jumlah kasus yang seharusnya sudah mempunyai hasil laboratorium. Setiap site harus mendokumentasikan hasil laboratorium untuk setiap kasus ISPA Berat di dalam log book. Kategori pending akan membantu site untuk memeriksa jumlah hasil laboratorium yang akan diterima. 6