MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG KONSEP ENERGI BUNYI DI KELAS V SD INPRES TA BINJAI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Energi Bunyi Menggunakan Pendekatan Keterampilan Proses Di Kelas IV SDN 1 Siwalempu

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR KELAS IV SD N BALANGAN II

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSESDI KELAS IV SD NEGERI 22 SALIMPATKABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Penerapan Strategi Belajar Peta Konsep Sains Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Kelas VI SDN No 1 Ogoamas II

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Penerapan Metode Eksperimen dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Energi Panas pada Siswa Kelas IV SDN No. 1 Balukang 2

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: RAHAYU OCTAVIA NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Pada Siswa Kelas V SDN No. 2 Sikara Kecamatan Sindue Tobata

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Dewi Mayangsari dkk, Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas...

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

Sri Listia Wati,Najamuddin Laganing, dan Yusdin Gagaramusu ABSTRAK

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Kata Kunci: Hasil Belajar, Keterampilan Proses,, Media Lingkungan,, Metode Eksperimen, Pembelajaran IPA. Abstract

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENINGKATAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE EKSPERIMEN IPA DI KELAS IV SDN 20 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

Joyful Learning Journal

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENGGUNAAN MEDIA TIGA DIMENSI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR K3LH MELALUI PEMBERIAN KUIS PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MARE KABUPATEN BONE

A R T I K E L PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 09 KEPALA BUKIT KEC. SUNGAI PAGU KAB.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Irmasuryani Abstract

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Meselesek

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SD INPRES 2 PARIGIMPUU

Kewords: process skill approach, activities, learning process

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Media Benda Asli Pembelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri Tingkulang Kecamatan Tomini Kabupaten Parigi Moutong

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

p-issn : e-issn :

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

Penerapan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains (Sifat Benda) di Kelas IV SDN 2 Karamat

Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen Siswa Kelas IV SDN 1 Siwalempu

Kata Kunci: pendekatan SAVI melalui metode eksperimen, aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI BUNYI

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI STRATEGI QUESTION STUDENTS HAVE DI KELAS IV SDN 03 DURIAN TINGGI KABUPATEN 50 KOTA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

JURNAL. Oleh. Naelal Ngiza NIM

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Gaya Dengan Menggunakan Metode Eksperimen PadaPelajaran IPA Kelas IV SDN No.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI STRATEGI PAILKEM METODE GALLERY WALK

Cindra Dewi, Muchlis Djirimu, dan Lestari Alibasyah. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR MERAKIT PERSONAL KOMPUTER MENGGUNAKAN STRUCTURED DYADIC METHODS (SDM)

ARTIKEL PENELITIAN. PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PEMBELAJARAN PKn DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH DI SDN 06 KECAMATAN IV JURAI

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berjenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom action

Transkripsi:

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII Umi Rahayu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN No. 3 Panii. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan desain penelitian model Kemis dan Mc Taggart. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN No.3 Panii yang berjumlah 40 orang. Tes hasil tindakan siklus I diperoleh persentase kentuntasan klasikal sebesar 52,50%, persentase daya serap klasikal 63,37%. Pada siklus II hasil tes tindakan meningkat. Siklus II diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%, persentase daya serap klasikal sebesar 77,75%. Berdasarkan hasil tes dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran IPA di Kelas IV SDN No. 3 Panii. Kata Kunci : Pemahaman, Keterampilan Proses 1

Increase student s understanding of science subjects throach the use of process skills approach in class IV SDN No.3 Panii Umi Rahayu ABSRTACT This research aims to improve students understanding in science subjects throach in class IV SDN No.3 Panii. This type of research is classroom action research conducted in two cycles using the design study model of Kemis and Mc Taggart. The steps in this research included planning, action, observation, and reflection. The data were obtained through observation of the activities of teacher and students. The subject of the research was the grade IV students at SDN No.3 Panii consisting of 40 students. The action test results in the first cycle obtained classical completeness percentage was 52,50%, the percentage of classical absorption 63.37%. In the second cycle action test results increased. Obtained classical mastery percentage was 90%, the percentage of classical mastery was 77,75%. Based on the test results, it can be concluded that by improve students understanding in science subjects throach in class IV SDN No.3 Panii. Keywords: increase, process skills 2

PENDAHULUAN Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sains kelas IV Sekolah Dasar (SD), ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa SD. Salah satu mengembangkan keterampilan Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan aktivitas pembelajaran dalam bentuk keterampilan proses sains, diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan. Sains diyakini sebagai pelajaran yang penting dan sesuai dengan karakteristik siswa SD, karena Sains dapat mengungkap pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan Samatowa (2011: 21) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan. Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran Sains di SD belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah dan tanya jawab). Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, selain itu guru lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-percobaan secara langsung. Di sekolah SDN No. 3 Panii di jumpai masalah-masalah, yaitu siswa mendapakan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan pemerolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima hanya melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan atau 3

informasi dalam kehidupan nyata. Kondisi ini juga terjadi di SDN No. 3 Panii, khususnya pada kelas IV. Hal ini terungkap melalui prapenelitian pada bulan Januari 2013 melalui pengamatan dan wawancara kepada guru dan siswa kelas IV SDN No. 3 Panii. Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan pada prapenelitian terhadap guru dan siswa ditemukan salah satu konsep yang masih sulit dipahami siswa adalah konsep energi bunyi. Selama ini dalam mengajarkan materi tentang energi bunyi (1) guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran terbatas dan siswa cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran, (2) guru kurang melibatkan siswa pada lingkungan belajar yang konkrit dengan menggunakan alat peraga, artinya meskipun ada alat peraga tetapi hanya guru yang menggunakan tanpa memeberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan-percobaan yang dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan kreatifitas siswa, (3) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses seperti menggamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,dan menggkomunukasikan, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya. (4) rendahnya pemahaman siswa pada materi energi bunyi, ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal latihan pada tes awal materi energi bunyi. Hasil tes awal sebelum tindakan dari 40 siswa kelas IV SDN No. 3 Panii yaitu: belum menunjukan ketuntasan belajar secara klasikal, sebagian besar siswa memperoleh nilai rata-rata dibawah 65%, sementara KKM yang ada disekolah tersebut untuk rata - rata mencapai 70% kemudian ketuntasan secara klasikal yaitu 80%. Mencermati kenyataan tersebut, terhadap cara pengajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan energi bunyi pada kelas IV SDN No. 3 Panii, maka perlu dicarikan solusi pemecahannya. Adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN No. 3 Panii dalam meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi adalah melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan alat peraga untuk melakukan percobaan yang cocok diterapkan pada materi energi bunyi, agar motivasi belajar siswa meningkat dan 4

proses belajar dapat lebih efektif dan efesien. Sebab apabila guru menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran Sains berarti guru memandang siswa adalah subyek belajar yang diharapkan dapat mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Samatowa (2011: 25) bahwa keterampilan proses adalah keterampilan intelektual sosial maupun sosok yang diperlukan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut pengetahuan atau konsep yang dimiliki. Dengan dimilikinya keterampilan ini siswa berpeluang untuk dapat memperoleh konsep-konsep baru atau informasiinformasi baru. Sebab dengan memberi aktivitas keterampilan proses Sains, akan berdampak positif bagi siswa, sehingga siswa dapat berminat dalam mempelajari Sains apabila diberi kesempatan melakukan aktivitas proses Sains melalui mengamati secara nyata atau dengan mencobakan proses Sains yang telah disiapkan dari pada diberi pengajaran secara verbal. Penyelenggara kegiatan pengajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi diri siswa. Untuk mampu memproses, membentuk sikap, dan memiliki keterampilan bagi siswa diperlukan suatu pendekatan yang berorientasi keterampilan. Salah satu pendekatan yang sesuai adalah pendekatan proses. Abimanyu (2008:5) mengatakan bahwa Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai keterampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran. Sedangkan Mappasoro (2006:59) mengungkapkan secara singkat dapat dikatakan bahwa pendekatan keterampilan proses menekankan pada upaya membelajarkan siswa bagaimana belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan langsung dalam memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya dengan cara melibatkan siswa secara langsung 5

dalam proses belajar mengajar. Selain itu menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat menjadi roda penggerak untuk menggiring siswa 6 menemukan, pengembangan fakta konsep, dan nilai yang diperlukan dalam kehidupannya. Pendekatan keterampilan proses diharapkan terjadi interakasi antara keterampilan dan konsep sekaligus di dalam interakasi itu berkembang pula sikap dan nilai dalam diri siswa. Misalnya sikap teliti, kreatif, tekun kerja sama, tanggang rasa, kritis, objektif, bertanggung jawab, jujur dan disiplin. Sementara nilai/sikap yang terbentuk diantaranya, kejujuran, rasa ingin tahu, obyektif dan disiplin. Semua sikap dan nilai semacam ini tercermin dalam nilai pendekatan keterampilan proses, dimana unsur keterampilan proses, konsep, sikap dan nilai saling berinteraksi dan saling berpengaruh dalam proses pembelajaran sehingga memberikan nilai tambah bagi siswa. Keterampilan proses yang perlu dilatihkan kepada siswa dan pembelajaran Sains adalah keterampilan yang mampu membentuk sikap ilmiah kepada anak. Dimyati (dalam Hafid, 2011) menyatakan bahwa: Keterampilan proses terdiri dari tujuh keterampilan yaitu, (1) mengamati, (2) menggolongkan (mengklasifikasi), (3) menginterfensi (menafsirkan), (4) meramalkan, (5) menerapkan, (6) me- rencanakan, dan (7) mengkomunikasikan. Keterampilan menggolongkan adalah keterampilan menggolongkan benda-benda, kenyataan, konsep dan nilai, tujuan atau keterampilan tertentu, untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaannya agar menjadi dasar dalam menggolongkan. Keterampilan menafsirkan atau menginterfrestasi adalah keterampilan menginterfensi sesuatu berupa benda, kenyataan peristiwa, konsep yang telah dideteksi melalui pengamatan. Hal-hal yang termasuk keterampilan menafsirkan adalah mencatat, setiap hasil pengamatan secara terpisah, menghubungkan hasil pengamatan, menemukan pola, mengumpulkan. Keterampilan meramal adalah mengantissainssi atau menyimpulkan sesuatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pemikiran atau kecenderungan tertentu. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan meramal adalah menggunakan pola untuk

mengemukakan keadaan yang belum diamati, menghubungkan pola untuk mengemukakan keadaan yang belum diminati, memperkirakan peristiwa yang akan terjadi berdasarkan data yang ada. Keterampilan menerapkan adalah menggunakan hasil belajar berupa informasi, konsep, hukum teori yang dimiliki siswa dalam situasi baru, perilaku dalam lingkungan lain, praktikum dilaboratorium atau dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang termasuk dalam menerapkan konsep adalah menghitung, menjelaskan peristiwa baru dengan menerapkan konsep yang telah dimiliki dan penjelasan itu berupa hipotesis, menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, dan merencanakan penelitian. Keterampilan merencanakan penelitian adalah keterampilan menentukan masalah yang akan diteliti, tujuan,mengungkap sumber data, cara analisis bahan dan alat serta tata cara melakasanakan analisis. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan merancang penelitian adalah menentukan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian, menentukan variabel-variabel, menentukan cara mengolah data untuk menyimpulkan. Keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil belajar kepada orang lain melalui tulisan/lisan. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan mengkomunikasikan adalah membaca grafik, menggambarkan data dengan grafik,tabel dan diagram, menjelaskan hasil percobaan, didiskusikan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas. Berdasarkan komponen-komponen dalam keterampilan proses, menurut Kibatajow (2012: 14), bahwa ada beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni sebagai berikut: 1. Kegiatan Awal. a. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar. b. Mengelola kelas secara efektif agar memungkinkan siswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan proses yang akan dilakukan c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 7

d. Mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan selama pembelajaran. 2. Kegiatan Inti. a. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang akan digunakan b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah. c. Guru membimbing siswa di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok dalam kegiatan: 1) mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi, 2) menggolongkan (mengklasifikasikan) dimana guru melakukan bimbingan kepada siswa untuk mengolong-golongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah, 3) menafsirkan (menginterpretasikan) yaitu guru mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkannnya dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitar siswa, 4) merencanakan penelitian yaitu guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah, 5) meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi, 6) menerapkan dan mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamanya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan 7) Guru mengevaluasi dan menilai hasil kerja siswa. 8

3. Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan. Pengenalan konsep energi bunyi bagi siswa sekolah dasar dimulai dari yang sederhana yang sudah dikenal sebelumnya dan mudah dijumpai disekitar siswa atau didalam kelas. Pratama (2012: 25), mengatakan bahwa urutan penyajian konsep enegi bunyi di sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) sumber energi bunyi, (2) contoh pemantulan bunyi, dan (3) penyerapan bunyi. METODOLOGI PENELITIAN Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, digambarkan seperti terlihat pada gambar 1: Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan 9

Gambar.1 Tahapan penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2010: 137). Penelitian ini akan dilaksanakan pada SDN No. 3 Panii. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN No. 3 Panii yang jumlahnya 40 orang siswa, laki-laki 19 orang dan 21 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang meliputi guru dan siswa di kelas IV SDN No. 3 Panii yang jumlahnya 40 orang siswa, laki-laki 19 orang dan 21 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa dan guru berupa data hasil observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa. a. Observasi Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama yang berkenaan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan 8 tahap yaitu: mengamati, menggolongkan, menafsirkan, merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi. b. Tes Data tentang kemampuan siswa baik secara individual maupun secara klasikal diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa. c. Wawancara Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan setelah diadakan evaluasi tindakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN No. 3 Panii) : 10

1) Daya Serap Individu (DSI) Persentase DSI = x 100% Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang kurangnya 70%. 2) Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) x 100% Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secar kelasikal jika sekurang kurangnya 80% siswa telah tuntas. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya. Menyajikan data penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan. Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam kategori baik atau sangat baik. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pada hari Jumat, 28 Februari 2013, peneliti melakukan tes awal. Tujuan dilakukan tes awal ini yaitu untuk mengecek pengetahuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan pembelajaran, tes awal ini berisi materi energi bunyi, waktu yang digunakan untuk pelaksanaan tes awal ini yaitu 40 menit. Tes awal ini diikuti oleh 40 orang siswa. Setelah tes awal selesai dilaksanakan peneliti memeriksa hasil pekerjaan siswa ternyata siswa mendapatkan nilai rata-rata 11

12,7%, dengan nilai yang paling tinggi adalah 90 sedangkan nilai paling paling rendah adalah 20. Kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IV pada tindakan siklus 1 meliputi perencanan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing kegaiatan diuraikan sebagai berikut : Siklus 1 Tahap pertama kegiatan awal (15 Menit) terkait a) membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, b) mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran sifat bahan padat dan kegunaannya, c) melakukan apersepsi, d) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, e) membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Kegiatan awal Pada tahap kegiatan awal guru mengucapkan salam, mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran energi bunyi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab dengan tujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan tanya jawab ternyata konsepsi awal siswa sangat bervariasi, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Kegiatan Inti Pada tahap kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dimulai pada guru menjelaskan materi pelajaran yang terkait dengan materi energi bunyi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, dimana pembagian kelompok ini sudah ditentukan sebelumnya, kelompok yang terbentuk terdiri dari 4 kelompok setiap kelompok berjumlah 3 sampai 4 orang siswa. Setelah siswa menggolongkan, melalui bimbingan guru siswa mengemukakan pemahaman sementara mengenai energi bunyi berdasarkan 12

penjelasan guru sebelumnya (Keterampilan Menafsirkan), kemudian siswa meramalkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan (Keterampilan Meramalkan), selanjutnya melalui bimbingan guru, siswa menyelidiki masalah dengan melakukan kegiatan percobaan berdasarkan langkah-langkan yang telah dijelaskan sebelumnya. Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan, yaitu berkaitan dengan energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Observasi Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses pada tindakan siklus 1 menunjukan bahwa, dari 8 indikator yang direncanakan yaitu terdapat 11 (68,7%) indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, dan terdapat 5 (31,2%). Siklus II Kegiatan awal Pada tahap kegiatan awal guru mengucapkan salam, mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran energi bunyi (pada kegatan ini diharapkan guru lebih mengefisienkan waktu yang digunakan). Selanjutnya guru melakukan persepsi dengan cara tanya jawab dengan tujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan tanya jawab ternyata konsepsi awal siswa sangat bervariasi, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Kegiatan Inti Pada tahap kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dimulai pada guru menjelaskan materi pelajaran yang terkait dengan materi energi bunyi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah ( pada tahap ini guru lebih 13

mengaktifkan siswa dalam mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah). Selanjutnya guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, dimana pembagian kelompok ini sudah ditentukan sebelumnya, kelompok yang terbentuk terdiri dari 6 kelompok setiap kelompok berjumlah 6 sampai 7 orang siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu membagikan tes formatif pada masing-masing siswa sebagai akhir tindakan. Tujuan pemberian tes ini adalah untuk mengecek apakah siswa sudah benar-benar memamhami tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Setelah 15 menit kemudian guru menyatakan bahwa waktu untuk mengerjakan soal telah selesai. Sebelum dikumpulkan guru mengingatkan kepada siswa untuk mengecek kembali jawaban yang telah dikerjakannya. Kemudian siswa diminta mengumpulkan lembaran jawabannya. Kegiatan dilanjutkan dengan pembahasan soal formatif secara bersama-sama. Kegiatan akhir Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan, yaitu berkaitan dengan energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari. Observasi Pada tindakan siklus 2 dari 8 indikator yang telah ditentukan untuk siswa, yaitu 1) Keterampilan mengamati, 2) Keterampilan menggolongkan, 3) Keterampilan menafsirkan, 4) Keterampilan meramalkan, 5) Keterampilan menerapkan, 6) Keterampila merencanakan penelitian, 7) Keterampilan mengkomunikasikan, dan 8) mengerjakan evaluasi, siswa sudah mampu melakukan 8 indikator yang telah ditetapkan untuk keseluruhan siswa kelas IV SDN No.3 Panii yang berjumlah 40 orang siswa. Analisis dan Refleksi Pembelajaran tindakan siklus 2 difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep energi bunyi. Dari seluruh data yang dirangkum melalui hasil observasi, tes, wawancara dan catatan lapangan bersama-sama antara guru dan peneliti. telah disusun dan didiskusikan secara Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dan mengacu kepada kriteria sukses yang ditetapkan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran energi bunyi 14

sudah berhasil. Dengan demikian maka tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada penelitian dapat dihentikan. Pembahasan Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa memahami materi energi bunyi dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui 7 tahapan yakni, mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan dari siklus pertama, kedua mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tindakan siklus 1 ini tingkat pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban secara tulisan yang ada pada tes formatif secara klasikal mencapai rata-rata 63,37%, persen ketuntasannya 52,50% sedangkan persen ketidaktuntasan 47,50%. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa bahwa ada beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan melakukan percobaan dalam memahami materi energi bunyi. Tindakan siklus 2, dengan materi yang sama yaitu energi bunyi, dimana pada tindakan siklus 2 ini tingkat keberhasilan sudah mencapai target yang diinginkan, siswa sudah mampu melaksanakan indikator-indikator keterampilan proses. Hal ini dilihat pada setiap siswa dalam mengemukakan jawaban dari soal yang diberikan secara tulisan sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu secara klasikal memperoleh kriteria keberhasilan 70% dengan nilai paling rendah 7. Pada tindakan siklus 2 tingkat pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban secara tulisan yang ada pada tes formatif secara klasikal mencapai rata-rata 77,75%, persen ketuntasan 90% sedangkan persen ketidaktuntasan 10%. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suparno dalam Triyanto (2007:99) yang menyatakan bahwa Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru. KESIMPULAN DAN SARAN 15

Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi, hasil tes, wawancara dan catatan lapangan pada setiap siklus maka dapat disimpulkan bahwa: penerapan pendekatan keterampilan proses (PKP) dapat meningkatkan pemahaman energi bunyi pada siswa kelas IV SDN No. 3 Panii. Pencapaian pemahaman konsep belajar siswa sudah sesuai dengan yang diharapkan sebab telah memenuhi aspek tingkat penguasaan siswa dan ketuntasan belajar siswa. Pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa mencapai 52,50% dan rata rata kelas mencapai 63,37%. Terjadi peningkatan pada siklus II yaitu ketuntasan belajar mencapai 90% dan rata rata kelas mencapai 77,75%. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada guru, diharapkan dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi energi bunyi. 2. Kepada para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian tentang pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran yang lain yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu. (2008). Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Erlangga. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hafid Abdula. (2011). Studi Kemampuan Guru SD Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran SAINS Kelas V SD Kecamatan Suka Sari Kota Madya Bandung. Bandung: Skripsi Sarjana Fakultas Pendidikan Matematika dan SAINS Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan. Kibatajow. (2012). Pendidikan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Mappasoro. (2006). Model-Model Pembelajaran SD. Makassar : UNM. Pratama. (2012). Pembelajaran SAINS di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Triyanto. (2007:97). Teori IPA. Jakarta : Rineka Cipta. 16

Samatowa, Usman. (2011). Pembelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. 17