BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
RINGKASAN KEANEKARAGAMAN DAN POLA DISTRIBUSI LONGITUDINAL SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS PERIODE JANUARI FEBRUARI 2012

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. komponen tersuspensi dalam air (filter feeder) dan juga sebagai bioindikator

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbentuknya dasar sungai. Proses glacial dapat juga menghasilkan celah dan lembah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sungai. Sungai Brantas merupakan sungai besar di provinsi Jawa Timur dengan

KEANEKARAGAMAN SPESIES KERANG AIR TAWAR CORBICULIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

Keanekaragaman dan Pola Distribusi Longitudinal Spesies Kijing Air Tawar Famili Unionidae di Sungai Brantas Periode April Juni 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan karena lingkungan air tawar memiliki beberapa kondisi, antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makanan merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang dalam

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup baik manusia,

STUDI PENYEBARAN MAKROZOOBENTHOS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SUBSTRAT DASAR PERAIRAN DI TELUK JAKARTA WAHYUNINGSIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai. Secara ekologis sungai

DIVERSITAS SPESIES KIJING AIR TAWAR UNIONIDAE DI SUNGAI BRANTAS JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB 2 BAHAN DAN METODE

Spesies yang diperoleh pada saat penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

Water Quality Black Water River Pekanbaru in terms of Physics-Chemistry and Phytoplankton Communities.

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

BAB I PENDAHULUAN. Air sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat vital bagi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Pengambilan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

SEBARAN DAN ASOSIASI PERIFITON PADA EKOSISTEM PADANG LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PULAU TIDUNG BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan April 2014.

bentos (Anwar, dkk., 1980).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

3. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sungai Tabir terletak di Kecamatan Tabir Kabupaten Merangin. Sungai Tabir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini letak batas dari Desa Ponelo: : Pulau Saronde, Mohinggito, dan Pulau Lampu

3. METODE PENELITIAN

DI DWERAN INTERTlDAk PBNTAI KAMAL

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB II KUALITAS PERAIRAN DAN INDEKS

BAB III BAHAN DAN METODE

PENDAHULUAN. di darat maupun di laut. Kandungan bahan organik di darat mencerminkan

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

III. METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman dan Kelimpahan Makrozoobentos di Sungai Naborsahan Kabupaten Toba Samosir Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Estimasi Populasi Gastropoda di Sungai Tambak Bayan Yogyakarta

Latar Belakang (1) Ekosistem mangrove Produktivitas tinggi. Habitat berbagai organisme makrobentik. Polychaeta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sungai Bedagai merupakan sumberdaya alam yang dimiliki oleh Pemerintah

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Kelimpahan Populasi dan Pola Distribusi Remis (Corbicula sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin

BAB 2 BAHAN DAN METODA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN SPASIAL FISIKA KIMIA PERAIRAN ULUJAMI KAB. PEMALANG

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Keanekaragaman Plankton dan Kualitas Air Kali Surabaya. Plankton Diversity and the Water Quality of Kali Surabaya

BAB 2 BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Waduk merupakan salah satu bentuk perairan menggenang yang dibuat

PERTUMBUHAN IKAN KERALI (Labocheilos falchifer) DI PERAIRAN SUNGAI LEMATANG, SUMATERA SELATAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aspek Biologi Klasifikasi Morfologi

BAB I PENDAHULUAN. akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia, dan biologi di

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di perairan Pulau Penjaliran Timur, Kepulauan

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Kerang tahu (Meretrix meretrix L. 1758)

TUGAS AKHIR (SB )

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN KUALITAS AIR

KATA PENGANTAR. Jatinangor, 22 Juli Haris Pramana. iii

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - September Tahapan

Nilai fisikokimia perairan

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Lokasi penelitian berada di sungai Brantas di mana pengambilan sampel dilakukan mulai dari bagian hilir di Kota Surabaya hingga ke bagian hulu di Kecamatan Rejo Tangan, Kabupaten Tulungagung dengan 15 stasiun penelitian (fotofoto lokasi sampling tersaji dalam lampiran 7). Secara umum stasiun penelitian berada pada rentang koordinat 07 18.311' LS dan 112 46.187' BT hingga 08 07.074' LS dan 112 06.473' BT (data selengkapnya pada Lampiran 2). Gambaran deskriptif mengenai kondisi geografis pada setiap stasiun penelitian diuraikan pada Lampiran 3. Selain gambaran mengenai kondisi geografis stasiun penelitian, dilakukan pula pengukuran parameter fisika dan kimia air guna mengetahui kualitas perairan di tiap stasiun penelitian. Pengukuran faktor fisik-kimia lingkungan di sungai Brantas pada penelitian meliputi temperatur air, tingkat keasaman (ph), kecepatan arus, kadar oksigen terlarut (DO), dan kedalaman. Temperatur air dari 15 stasiun penelitian di perairan sungai Brantas pada penelitian ini bervariasi bekisar antara 28 32⁰C. Hasil pengukuran parameter ph (tingkat keasaman air) di seluruh stasiun penelitian juga bervariasi berkisar antara 5,6 -- 6,3, yang menunjukkan bahwa air di seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas bersifat asam. Kecepatan arus di sungai Brantas mengalami kecenderungan peningkatan dari bagian hilir ke bagian hulu. Hasil 30

31 pengukuran kadar oksigen terlarut dalam air (DO = Dissolved oxygen) dari seluruh stasiun penelitian di perairan sungai Brantas menunjukkan nilai yang beragam yaitu bekisar antara 5,88 10,61 mgo 2 /liter. Kedalaman sungai Brantas berkisar antara 2 7,8 m. 4.1.1. Spesies-spesies kerang air tawar Corbiculidae di perairan Sungai Brantas periode Januari Hasil pengambilan sampel kerang air tawar Corbiculidae di 15 stasiun penelitian yang kemudian dilanjutkan dengan proses identifikasi sampel diperoleh dua spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae (Gambar 3) dan Corbicula javanica (Gambar 4). Karakteristik masing-masing dari kedua spesies tersebut diuraikan sebagai berikut. 1. Corbicula lacunae Kerang air tawar Corbicula lacunae mempunyai karakter berupa cangkang oval memanjang, sub-equilateral, agak menggembung, tipis dan agak transparan. Cangkang berwarna hijau hingga kekuningan, pada bagian dekat margin berwarna lebih terang, pada bagian posterior membulat. Ukuran panjang dari Corbicula lacunae yang didapati pada penelitian ini berkisar 0,5 1,9 cm dan lebarnya antara 0,3 1,8 cm, serta tebal antara 0,2 1,6 cm. Rasio tebal : panjang : lebar sebesar 1 : 1,7 : 1,3.

32 2. Corbicula javanica Corbicula javanica yang dijumpai pada penelitian ini memiliki cangkang berbentuk oval hingga segitiga oval dengan pangkal membulat, cangkang berwarna cokelat tua hingga hitam, dan berwarna putih pada bagian umbo. Ukuran panjang dari Corbicula javanica yang didapati pada penelitian ini berkisar 1,3 2,5 cm dan lebarnya antara 1 2,2 cm, serta tebal antara 0,8 2,1 cm. Rasio tebal : panjang : lebar sebesar 1 : 1,3 : 1,1. Gambar 3. Corbicula lacunae Gambar 4. Corbicula javanica 4.1.2. Kelimpahan dan dominansi spesies kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas periode Januari Dari hasil pengambilan sampel kerang air tawar Corbiculidae pada 15 stasiun di sungai Brantas didapatkan jumlah total kerang air tawar Corbiculidae sebanyak 32 individu yang terdiri atas spesies Corbicula javanica sebanyak 7 individu dan Corbicula lacunae sebanyak 25 individu. Data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut dengan mengekstrapolasi jumlah individu yang didapat ke dalam nilai kelimpahan (individu/m 2 ). Hasil analisis kelimpahan spesies kerang air tawar

33 Corbiculidae pada 15 stasiun penelitian di sungai Brantas disajikan secara lengkap pada Lampiran 5. Kedua spesies tersebut di sungai Brantas tidak ditemukan di keseluruhan stasiun melainkan hanya terkonsentrasi pada 5 stasiun yaitu stasiun 4, 5, 6, 7, dan 9 dimana stasiun 4, 5, 6, dan 7 termasuk dalam aliran Kali Surabaya (bagian hilir sungai Brantas) serta stasiun 9 berada di sungai Brantas. Corbicula javanica hanya didapati pada dua stasiun, dengan kelimpahan tertinggi pada stasiun 5 yakni sebesar 18 individu/m 2 dan kelimpahan terendah pada stasiun 9 (3 individu/m 2 ). Spesies Corbicula lacunae didapati pada 4 stasiun dengan urutan besar kelimpahan berturutturut dari yang terendah adalah stasiun 6 (3 individu/m 2 ), 4 (9 individu/m 2 ), 7 (24 individu/m 2 ), dan 9 (38 individu/m 2 ). Kelimpahan dan indeks dominansi masingmasing spesies tersebut pada tiap stasiun yang didapati tersaji pada Tabel 4.1. Dari uraian di atas, stasiun yang paling banyak ditemukan kerang air tawar Corbiculidae di dalamnya adalah stasiun 9 (mencapai 41 individu/m 2 ). Berdsarkan pada kriteria indeks dominansi Torgersen dan Baxter (2006), pada penelitian ini Corbicula lacunae merupakan spesies yang dominan dengan indeks dominansi 78,13% sedangkan Corbicula javanica merupakan spesies umum dengan indeks dominansi 21,88%.

34 Tabel 4.1. Kelimpahan dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae di Tiap Stasiun yang didapati pada Periode Januari Nama spesies Corbicula javanica Kelimpahan dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae pada Tiap Stasiun 4 5 6 7 9 Kelimpahan total N Di N Di N Di N Di N Di Ni Di 0 0 18 100 0 0 0 0 3 0.07 21 21.88 Corbicula lacunae 9 100 0 0 3 100 24 100 38 92.68 74 78.13 Keterangan: N : Kelimpahan kerang (individu/m 2 ); Di: Indeks Dominansi (%) 4.1.3. Distribusi tiap spesies kerang air tawar Corbiculidae di Sungai Brantas periode Januari Keberadaan dari dua spesies kerang air tawar Corbiculidae pada stasiun penelitian di sungai Brantas ditampilkan pada Tabel 4.2. Keberadaan kedua spesies tersebut tidak kontinu jika dilihat dari keseluruhan stasiun penelitian. Secara garis besar spesies-spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ada di sungai Brantas hanya terdistribusi pada stasiun 4 (Driyorejo), 5 (Wringin anom 1), 6 (Wringin anom 2), 7 (Jetis), 9 (Kesamben). Stasiun 4, 5, 6, dan 7 berada di sungai Kali Surabaya, sedangkan stasiun 9 berada di sungai Brantas. Sungai Kali Surabaya adalah anak sungai Brantas. Setelah memasuki Kota Mojokerto, sungai Brantas bercabang dua yaitu sungai Kali Porong dan sungai Kali Surabaya. Sungai Kali Surabaya yang mengalir ke arah timur laut saat memasuki Kota Surabaya bercabang dua yaitu sungai Kali Mas yang bermuara di Laut Jawa dan kanal Kali Wonokromo yang bermuara di Selat Madura (Affandi, 1990).

35 Tabel 4.2. Keberadaan spesies kerang air tawar pada stasiun penelitian di Sungai Brantas periode Januari-. Spesies Stasiun Corbicula javanica Corbicula lacunae 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 0 1 5 1 0 6 0 1 7 0 1 8 0 0 9 1 1 10 0 0 11 0 0 12 0 0 13 0 0 14 0 0 15 0 0 Keterangan : 0 : tidak terdapat kerang air tawar Corbiculidae 1 : terdapat kerang air tawar Corbiculidae 4.1.4. Komparasi data tentang macam spesies, kelimpahan dan indeks dominansi, serta pola distribusi longitudinal kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas antara periode Januari- dan periode April-Mei 2011 Pada penelitian ini dijumpai dua spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae dan Corbicula javanica. Berbeda dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) yang hanya mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae. Kelimpahan kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini bekisar 3 41 individu/m 2 dan Corbicula lacunae sebagai spesies dominan dengan indeks dominansi 78.13%, sedangkan pada penelitian terdahulu

36 (Ramadani, 2011), kelimpahan kerang air tawar Corbculidae berkisar 5-34 individu/m 2. Data perbandingan kelimpahan dan indeks dominansi spesies kerang air tawar Corbiculidae pada tiap stasiun yang didapati antara periode Januari Februari 2012 dengan periode April Mei 2011 tersaji pada tabel 4.3. Pola distribusi longitudinal pada penelitian ini sama dengan pola distribusi longitudinal pada penelitian terdahulu (Ramadanni, 2011), yaitu tidak kontinu pada setiap stasiun penelitian. Tabel 4.3. Perbandingan Kelimpahan Dan Indeks Dominansi Spesies Kerang Air Tawar Corbiculidae Pada Tiap Stasiun yang didapati antara Periode Januari Dengan Periode April Mei 2011 Keterangan: A : Periode Januari ; B : Periode April Mei 2011 N : Kelimpahan kerang (individu/m 2 ); Di: Indeks Dominansi (%) Untuk membandingkan jumlah individu pada penelitian ini dengan jumlah pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), digunakan uji Mann-Whitney. Prinsip kerja dari uji Mann-Whitney ini adalah membandingakan dua data populasi dengan hipotesis (H0) menyatakan tidak terdapat perbedaan jumlah individu antara hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), dan hipotesis alternatif (H1) menyatakan bahwa terdapat perbedaan jumlah individu antara hasil penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011).

37 Analisis dari uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah individu antara hasil penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dengan penelitian saat ini (U hitung U tabel ; terima H0). Hasil dari uji Mann-Whitney terdapat pada lampiran 6. 4.2. Pembahasan Pada penelitian ini dijumpai dua spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae dan Corbicula javanica. Berbeda dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) yang hanya mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae. Adanya perbedaan temuan spesies ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara lain kondisi lingkungan sungai yang berbeda antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu. Perbedeaan kondisi lingkungan sungai tersebut meliputi temperatur air, tingkat keasaman (ph), kadar oksigen terlarut (DO), kecepatan arus, dan kedalaman. Temperatur air dari 15 stasiun penelitian di perairan sungai Brantas pada penelitian ini bervariasi bekisar antara 28 32⁰C, sedangkan temperatur air pada penelitian terdahulu bervariasi bekisar antara 27 31⁰C. Hasil pengukuran parameter ph (tingkat keasaman air) di seluruh stasiun penelitian ini juga bervariasi berkisar antara 5,6 6,3, yang menunjukkan bahwa air di seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas bersifat asam, sedangkan hasil pengukuran parameter ph pada penelitian terdahulu menunjukkan tingkat yang seragam yaitu bernilai 7, yang menunjukkan bahwa air di seluruh stasiun penelitian di sungai Brantas pada penelitian terdahulu bersifat netral. Hasil pengukuran kadar

38 oksigen terlarut dalam air (DO = Dissolved oxygen) dari seluruh stasiun penelitian di perairan sungai Brantas pada penelitian ini menunjukkan nilai yang beragam yaitu bekisar 5,88 10,61 mgo 2 /liter, lain halnya dengan penelitian terdahulu yang memperoleh hasil pengukuran kadar oksigen terlarut dalam air (DO = Dissolved oxygen) bekisar 4 8,3 mgo 2 /liter. Kecepatan arus di sungai Brantas pada penelitian ini berkisar antara 0,253 2,241 m/s dan kedalamannya berkisar 2 7 m, sedangkan kecepatan arus pada penelitian terdahulu berkisar 0.06 1,1 m/s dan kedalamannya berkisar 1,7 5,2 m. Data perbandingan hasil pengukuran parameter fisik kimia pada tiap stasiun dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu (Ramadani, 2011) dapat dilihat pada Lampiran 4. Penelitian lain yang mengungkap keberadaan kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas beberapa juga sudah pernah dilakukan. Affandi (1990) dan Hidayati (1995) telah mendapati kerang air tawar Corbicula javanica dan Corbicula lacunae. Kemudian penelitian lebih lanjut dilakukan oleh Citriana (2002) mendapatkan satu spesies kerang air tawar Corbiculidae, yaitu Corbicula lacunae. Sedangkan Jutting (1953) menyebutkan bahwa di pulau Jawa termasuk di sungai Brantas dijumpai tiga spesies kerang air tawar Corbiculidae dari genus Corbicula, yaitu C. javanica, C. rivalis, dan C. pulchella. Ramadani (2011) menyatakan bahwa adanya perbedaan daftar spesies yang ditemukan di sungai Brantas kemungkinan disebabkan oleh perubahan kondisi lingkungan sungai yang cukup signifikan mengingat jarak tahun yang terlampau jauh.

39 Dua spesies kerang ait tawar Corbiculidae di atas tidak ditemukan pada seluruh stasiun penelitian, melainkan terkonsentrasi pada lima stasiun yang berada di daerah hilir sungai Brantas. Dari lima stasiun tersebut apabila dilihat dari aspek kelimpahannya, tiap-tiap spesies kerang air tawar Corbiculidae yang didapat pada tiap stasiun dalam penelitian ini cukup rendah hanya bekisar 3 41 individu/m 2. Data ini terdapat perbedaan apabila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada penelitian terdahulu (Ramadani, 2011), pada penelitian tersebut kelimpahan kerang air tawar Corbculidae berkisar 5-34 individu/m 2 (Tabel 4.3). Perbedaan kecepatan arus sungai pada waktu penelitian ini dan penelitian terdahulu kemungkinan menjadi faktor kesulitan dalam pengambilan sampel. Rendahnya kelimpahan kerang air tawar Corbiculidae yang didapatkan juga karena pengambilan sampel kerang dilakukan pada saat kondisi volume air sungai cukup tinggi dan kecepatan arus cukup deras (Lampiran 4) sehingga menyebabkan kesulitan dalam teknis sampling dan memungkinkan terjadinya penggelontoran/ penghanyutan (flushing) hewan-hewan benthos di dasar sungai (Barus, 2002). Keberadaan kerang air tawar Corbiculidae pada penelitian ini tidak kontinu jika dilihat dari keseluruhan stasiun penelitian. Ramadani (2011) menyatakan ketidakkontinuan distribusi kerang air tawar Corbiculidae di sungai Brantas dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu sifat fisik kimia perairan yang meliputi ph, kecepatan arus, kedalaman sungai, temperatur, dan kadar oksigen terlarut.

40 Spesies-spesies kerang air tawar Corbiculidae yang ada di sungai Brantas hanya terdistribusi mulai dari daerah Driyorejo hingga daerah Kesamben. Hal ini menunjukkan bahwa aliran sungai Brantas di sepanjang daerah tersebut memiliki kondisi lingkungan yang sangat mendukung kehidupan kerang air tawar Corbiculidae. Pada aliran sungai di sepanjang daerah tersebut memiliki temperatur air berkisar antara 28 31⁰C, dan arus yang tidak terlalu deras pada saat pengambilan sampel dilakukan (Lampiran 4). Temperatur air pada daerah tersebut masih memenuhi batas toleransi. Berdasarkan Nedeau et al. (2009), temperatur di bawah 1,7 2,8⁰C dan di atas 40⁰C menyebabkan kematian pada kerang famili Corbiculidae. Temperatur juga berpengaruh terhadap ketersediaan pakan untuk kerang di mana suhu optimal yang menunjang kehidupan plankton. Kecepatan arus di keempat stasiun ini tidak terlalu deras dan tidak terlalu lambat sehingga sangat mendukung kehidupan kerang. Kerang famili Corbiculidae tidak menyukai arus yang deras karena arus yang deras dapat mengikis kandungan nutrisi yang dikandung oleh substrat dan akan mengurangi suplai makanan untuk kerang (Junaidi et al., 2010). Kecepatan arus juga berpengaruh terhadap banyaknya kadar oksigen yang terlarut dalam air, pada stasiun ini kadar oksigen terlarut bekisar 6,31 9,26 mgo 2 /liter. Suwignyo (1975) dalam Prihatini (1999) menyatakan bahwa kerang menyukai lingkungan dengan kandungan oksigen terlarut antara 3,8 12,5 mgo 2 /lt.