SISTEM PENJEJAK POSISI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR)

dokumen-dokumen yang mirip
Daftar Isi. Tata Surya. Matahari. Gerak edar bumi dan bulan. Lithosfer. Atmosfer.

BAB VII TATA SURYA. STANDAR KOMPETENSI : Memahami Sistem Tata Surya dan Proses yang terjadidi dalamnya.

Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Raja Kerajaan Tata Surya

PENGUKURAN RADIASI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR SUHU LM35

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, baik itu pada bumi dan pada manusia secara tidak langsung [2].

BAB 13 STRUKTUR BUMI DAN STRUKTUR MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

SOAL OLIMPIADE SAINS NASIONAL SMP SELEKSI TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007

Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. Bumi, Berlian biru alam semesta

PENERANGAN JALAN UMUM MENGGUNAKAN PHOTOVOLTAIC ( PV)

Cladius Ptolemaus (abad 2) Geosentris

Ribuan tahun yang silam radiasi surya dapat menghasilkan bahan bakar fosil yang dikenal dengan sekarang sebagai minyak bumi dan sangat bermanfaat bagi

Pengertian Planet, Macam-Macam Planet Serta Ciri-Cirinya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH UMUM

SOAL PILIHAN GANDA ASTRONOMI 2008/2009 Bobot nilai masing-masing soal : 1

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

Perancangan dan Pengujian Sistem Pengukuran Sinar UV Dari Intensitas Matahari.

PEKERJAAN RUMAH SAS PERTEMUAN-1 DAN PERTEMUAN-2 A.Pilihan Ganda

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

IPA TERPADU KLAS VIII BAB 14 BUMI, BULAN, DAN MATAHARI

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor) Berbasis Mikrokontroler At Mega 328 Sebagai Alat Pendeteksi Kekeruhan Air

BAB I PENDAHULUAN. memiliki intensitas matahari yang tinggi pertahunnya. Potensi tersebut

Silabus IPA Fisika SMP dan MTs Jilid 3 1

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.


RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

LAPORAN PRAKTIKUM AGROKLIMATOLOGI

seperti sebuah bajak, masyarakat Cina melihatnya seperti kereta raja yang ditarik binatang, dan masyarakat Jawa melihatnya seperti bajak petani.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KARAKTERISTIK SEL SURYA

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)

Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Bumi Indonesia Tahun dan Prediksi Untuk Tahun

Rancang Bangun Sistem Kontrol Panel Surya Dua Dimensi Berbasis Arduino

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

FENOMENA ASTRONOMI SISTEM BUMI, BULAN & MATAHARI

drimbajoe.wordpress.com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN Pendahuluan Diabetes mellitus atau kencing manis merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah.

PENGARUH SERAPAN SINAR MATAHARI OLEH KACA FILM TERHADAP DAYA KELUARAN PLAT SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

BAB I PENDAHULUAN. perkantoran, maupun industrisangat bergantung pada listrik. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

SISTEM KENDALI PENJEJAK SINAR MATAHARI MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA8535

STRUKTUR MATAHARI DAN FENOMENA SURIA

Pertanyaan Final (rebutan)

I. PENDAHULUAN. minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif.

Solar Energy Conversion Technologies

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE ASTRONOMI INDONESIA 2015

PENINGKATAN EFISIENSI MODUL SURYA 50 WP DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kebutuhan akan energi listrik yang terus meningkat dan semakin

01. Perhatikan gambar di bawah ini!

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

UJIAN NASIONAL TP 2008/2009

Wardaya College. Latihan Soal Olimpiade SAINS SD. Spring Camp Persiapan OSN Departemen Fisika - Wardaya College

SOAL UJI VALIDITAS PRETES DAN POSTES. Sekolah : SD N Salatiga 02. Waktu : 35 menit

PENGUJIAN PANEL SURYA DINAMIK DAN STATIK DENGAN MELAKUKAN PERBANDINGAN DAYA OUTPUT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KELOMPOK I. Raditya Budi Satria ( ) Imelsa Heni Priyayik ( ) Sergius Prastowo ( ) Rina Metasari ( )

PERANCANGAN PROTOTIPE SISTEM PENJEJAK MATAHARI UNTUK MENGOPTIMALKAN PENYERAPAN ENERGI SURYA PADA SOLAR CELL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

BAB I PENDAHULUAN. hampir setiap kehidupan manusia memerlukan energi. Energi ada yang dapat

GERAK BUMI DAN BULAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bumi berotasi. Getak Harian - dari timur ke barat. - periodanya 24 jam. - sejajar ekuator langit.

PEMANFAATAN LED (LIGTH EMITING DIODA) SEBAGAI PENDETEKSI KECERAHAN CAHAYA MATAHARI

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

UN SMA IPA 2009 Fisika

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

BAB II LANDASAN TEORI

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menghasilkan prototip alat konsentrator surya (Gambar 14)

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2006

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

D. 6,25 x 10 5 J E. 4,00 x 10 6 J

PENINGKATAN DAYA KELUARAN SEL SURYA DENGAN PENAMBAHAN INTENSITAS BERKAS CAHAYA MATAHARI

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

ANALISIS KINERJA PHOTOVOLTAIC BERKEMAMPUAN 50 WATT DALAM BERBAGAI SUDUT PENEMPATAN

1 PENDAHULUAN. sistem pengontrolan sangat pesat, sehingga manusia dapat meringankan

I. PENDAHULUAN. dari efek rumah kaca (green house effect) yang menyebabkan global warming,

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

I. PENDAHULUAN. Kaca merupakan salah satu produk industri kimia yang banyak digunakan dalam

PAKET SOAL 1 TRY OUT UN 2014

ELEKTRONIKA DASAR. Oleh : ALFITH, S.Pd, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya seperti bidang industri, perkantoran dan rumah tangga. Peralatan

Transkripsi:

SISTEM PENJEJAK POSISI MATAHARI DENGAN MEMANFAATKAN LIGHT DEPENDENT RESISTOR (LDR) Hardianus Wilson, Yulia Imelda Piyoh, Andreas Setiawan Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Indonesia. Email: wilson.hardianus@gmail.com ABSTRAK Matahari adalah salah satu bentuk sumber energi yang tidak terbatas dan berlimpah. Samapai saat ini telah banyak pengembangan teknologi dalam pemanfaatan energi matahari. Salah satu bagian penting adalah mengetahui posisi dari Matahari guna mendapatkan radiasi yang optimal. Dalam penelitian ini dirancang dan diuji sebuah system penjejak posisi Matahari sebagai bentuk pengembanagan teknologi untuk energy matahari dengan memanfaatkan sejumlah LDR. Sebanyak delapan buah LDR yang dipasang didalam tabung yang membentuk setengah lingkaran, kemudian diletakan dibawah sinar Matahri. Dengan melihat hambatan yang paling kecil pada LDR dan dikalibrasi posisinya dengan melihat bayangan yang muncul, maka didapatkan posisi matahari pada saat itu. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin besar sudut bayangan yang dihasilkan, semakin besar pula sudut LDR yang memiliki tegangan paling kecil. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa system mampu menentukan posisi matahari 20 0 PENDAHULUAN Ketergantungan akan energi semakin hari semakin meningkat, tidak bisa dihindari bahwa hal tersebut sangat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia. Terutama bahan bakar. Ada banyak industri yang sangat memerlukan hal tersebut, terutama industri logam, trasportasi, makanan dan rumah tangga. Kita tahu bahwa ketersediaan energi ini semakin hari semakin menipis dan energy juga tidak dapat di perbaharui kembali [1]. Dari beberapa pertimbangan diatas, ada beberapa sumber energi alternative yang telah diusahakan untuk mengatasi ketergantungan tersebut. Diantaranya Energi matahari, Energi air, Energi angin, dan masih banyak yang lain. Sumber energi matahari adalah salah satu objek yang menarik untuk di teliti, sel surya adalah alat alternarif yang mampu mengubah energi sinar matahari menjadi energi listrik. Namun energi alternative tersebut sampai saat ini masih belum mampu untuk mengatsi ketergantungan tersebut [2]. Dari permasalahan diatas, maka dibuat alat sistem penjejak posisi matahari sebagai bentuk pengembangan teknologi untuk energi matahari dengan memanfaatkan sejumlah LDR. Sebanyak delapan LDR yang di maskukan kedalam tabung masing-masing, kemudian disusun membentuk setengah lingkaran kearah vertical. Sistem ini dibuat untuk diterapkan lebih lanjut pada sebuah piranti sel surya sebagai alat pengumpul energi matahari. Prinsip kerjanya adalah menjejak posisi matahari pada waktu tertentu, kemudian dari salah satu tabung LDR akan ada satu Tabung yang memiliki hambatan paling kecil, ini berarti bahwa sinar matahari mengenai LDR tersebut sehingga posisi matahari dapat diketahui. KAJIAN PUSTAKA 1. Light Dependent Resistor (LDR) Salah satu jenis resistor adalah Light Dependent Resistor (LDR), yaitu resistor yang nilai resistansinya berubah-ubah karena adanya intensitas cahaya yang diserap. LDR juga F5-1

merupakan resistor yang mempunyai koefisien temperature negative, dimana resistansinya dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Bahan dasar pembuatan LDR ini adalah dari lapisan tipis semikonduktor seperti silicon, selenium, atau cadmium sulfide (CdS). Dan yang sering digunakan adalah cadmium sulfide (CdS). CdS disebut juga peralatan photo conductive, selama konduktivitas atau resistansi dari CDS bervariasi terhadap intensitas cahaya. Gambar 1. Light Dependent Resistor (LDR) Garis-garis yang berliku pada permukaan LDR memiliki tujuan memperbesar area yang terbuka terhadap adanya cahaya luar. Jika intensitas cahaya yang diterima tinggi maka hambatan juga akan tinggi, yang mengakibatkan tengangan yang keluar juga akan tinggi dan begitu juga sebaliknya. 2. Matahari Matahari merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar sekitar 600 juta ton. Jarak matahari ke bumi adalah ± 149.669.000 km atau sekitar 93.000.000 mil. Dilihat dari Bumi, sepanjang tahun Matahari seolah-olah bergerak sejauh 23.5 ke Utara dan 23.5 ke Selatan dari garis ekuator. Pergerakan ini terjadi karena sumbu rotasi Bumi memiliki kemiringan 23.5. Kemiringan sumbu rotasi Bumi menyebabkan terjadinya perbedaan musim di Bumi. Saat Matahari berada di utara, maka Bumi Bagian Utara mengalami musim panas. Puncak musim panas di Bumi Bagian Utara terjadi pada bulan Juni. Matahari berada di titik paling Utara pada tanggal 21 Juni. Pada saat itu Matahari memiliki sudut deklinasi maksimum +23.5 atau juga disebut summer solstice. Kemudian Matahari akan bergerak ke Selatan dan berada di garis ekuator pada tanggal 21 Maret. Sudut deklinasi Matahari 0, saat itu Matahari berada di titik musim gugur atau vernal equinox. Pada tanggal 21 Desember Matahari berada di titik musim dingin atau winter solstice, sudut deklinasi -23.5, artinya Matahari berada di titik paling Selatan. Selanjutnya Matahari akan kembali bergerak ke utara dan mencapai ekuator pada tanggal 21 September yang disebut titik musim semi atau autumn equinox. Gambar 2. Garis edar Matahari pada musim panas dan musim dingin. F5-2

Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal yang bisa dilakukan. METODE PENELITIAN Siapkan tabung yang diameternya sesuai dengan diameter LDR yang digunakan, kemudian memasukan LDR ke dalam tabung, menuysun tabung sehingga membentuk setengah lingkaran seperti gambar 3. Gambar.3. Susunan Alat Percobaan Pengukuran dilakukan diarea yang terkena sinar matahari langsung. Proses pengukuran ini diberikan oleh parameter waktu terhadap hambatan yang dihasilkan oleh masing-masing selang. Untuk kalibrasinya, satu kawat besi yang dipasang tegak lurus terhadap selang-selang tersebut. Dari Kawat besi tersebut akan terbentuk sebuah bayangan sehingga dari bayangan tersebut kita bisa mengkalibrasi sudut yang dihasilkan oleh bayangan kawat terhadap sudut selang dengan hambatan yang paling kecil. Sumber Cahaya Kawat Besi Arah Sumber Gambar 4. Ilustrasi pengujian sistem penjejak. HASIL DAN ANALISA a. Hasil Percobaan Tabel 1. Tabel hasil percobaan waktu Sudut Hambatan untuk masing-masing tabung(ω) kawat T 20 0 T 40 0 T 60 0 T 80 0 T 100 0 T 120 0 T 140 0 T160 0 09:25 53 0 5.000 4.500 250 5.500 15.000 10.000 10.000 40.000 09:45 58 0 5.500 5.500 500 7.000 13.000 22.000 50.000 100.000 10:05 61 0 6.000 7.500 200 2.000 9.000 6.500 5.500 15.000 10:40 70 0 6.500 12.000 900 1.000 7.000 6.000 4.000 10.000 10:45 71.3 0 7.000 13.000 110 1.000 6.500 7000 7000 11.000 F5-3

11:13 77 0 10.000 14.000 1.000 10.000 10.000 20.000 18.000 50.000 11:20 79 0 8.000 8.500 2.000 2.000 8.000 6.000 3.000 25.000 11:32 84.6 0 8.500 9.500 1.800 200 3.000 2.500 5.000 6.000 12:03 88.79 0 19.000 10.000 8000 6.000 6.500 7.000 10.000 34.000 12:30 115 0 8000 34000 12000 10000 2000 300 2000 6000 12:40 116.3 0 10000 39000 14000 14000 2000 400 2000 7000 12:55 116.3 0 8000 30000 14000 14000 3000 300 1700 6000 13:41 125.6 0 7000 50000 3000 10000 4000 200 1000 3000 13:55 127.9 0 28000 100000 9000 13000 5000 900 1000 9000 14:05 131.2 0 7000 50000 4000 9000 4000 500 1500 9000 14:20 134.1 0 12000 50000 7000 5000 4000 600 200 2000 b. Analisa Dalam penelitian ini, kami menganalisa perbandingan antara sudut yang diberikan oleh bayangan kawat dengan sudut tabung LDR dengan resistansi yang minimum. Tabel 2. Tabel perbandingan sudut kawat dengan tabung LDR Sudut bayangan Sudut kawat tabung LDR 53 0 60 0 58 0 60 0 61 0 60 0 70 0 60 0 71.3 0 60 0 77 0 60 0 79 0 70 0 84.6 0 80 0 88.79 0 80 0 115 0 120 0 116.3 0 120 0 116.3 0 120 0 125.6 0 120 0 127.9 0 120 0 131.2 0 120 0 134.1 0 140 0 F5-4

Gambar 3. Grafik Perbandingan sudut bayangan kawat dengan sudut tabung LDR Dari data yang didapat, terlihat bahwa sudut tabung LDR yang di hasilkan semakin lama akan semakin besar, ini sesuai dengan arah pergerakan matahari. Tetapi untuk sudut tabung LDR 100 0 tidak terdeteksi, ini mungkin dipengaruhi oleh adanya benda yang melindungi tabung LDR tersebut, atau karena perbedaan hari pada saat pengambilan data. Tetapi untuk keseluruhan terlihat bahwa jika sudut bayangan kawat yang di hasilkan semakin besar, maka semakin besar pula sudut tabung LDR yang di dapatkan. KESIMPULAN Dari analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa light dependent resistor(ldr) dapat di gunakan untuk menjejak posisi matahari. Ini terlihat dari besranya Sudut LDR yang dihasilkan sebanding dengan besarnya sudut bayangan kawat yang terbentuk, dan system ini mampu menentukan posisi matahari dengan ketelitian 20 0 Untuk penelitian lebih lanjut mengenai penjejak posisi matahari, disarankan agar Jumlah Tabung LDR yang digunakan lebih banyak lagi, sehingga ketelitian sudut yang di dapat dari tabung LDR bisa lebih akurat. REFERENSI [1] Emanuel Budi Raharjo, Sumardi, Iwan Setiawan., sistem kendali penjejak sinar matahari menggunakan mikrokontroler ATMEGA8535, Universitas Diponegoro(2007) [2] joko purwono, Muchlas, Tole Sutikno., sistem kendali penjejak sinar matahari dua lintasan kebebasan bebasis mikrokontroler AT89C51,Universitas Ahmad dahlan (2008) F5-5