Pengelolaan Air Limbah Domestik

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Perencanaan MCK (Mandi Cuci Kakus) Komunal Untuk Proyek REKOMPAK - JRF

TATA CARA PERENCANAAN TANGKI SEPTIK DENGAN SISTEM RESAPAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 24 Januari 2015

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN DESAIN TANGKI SEPTIK KOMUNAL DI KAMPUNG CIHIRIS, DESA CISARUA KECAMATAN NANGGUNG, BOGOR

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

Tata cara Dasar-dasar Pengelolaan Air Limbah

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PERANCANGAN SISTEM SANITASI LINGKUNGAN DI POSKO BENCANA SINABUNG KONCO KECAMATAN TIGAN DERKET

Tugas Akhir RE

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

PEMANFAATAN DRUM PLASTIK BEKAS SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN SEPTIC TANK

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Rumah Susun Tanah Merah Surabaya

PENGELOLAAN AIR LIMBAH KAKUS I

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

Perencanaan SPAL dan IPAL Komunal di Kabupaten Ngawi (Studi Kasus Perumahan Karangtengah Prandon, Perumahan Karangasri dan Kelurahan Karangtengah)

BAB IV KONDISI MASYARAKAT SEKITAR IPAL KOMUNAL SENGKAN

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. Small Bore Sewer (Sistem Riol Ukuran Kecil)

jiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan

Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

PENDAHULUAN. Limbah domestik merupakan jumlah pencemar terbesar yang masuk ke perairan

TANGKI SEPTIK DAN PERESAPANNYA SEBAGAI SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR DI PERMUKIMAN RUMAH TINGGAL KELUARGA. Sudarmadji 1 ) Hamdi 2 ) ABSTRACT

DESAIN IPAL KOMUNAL UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN SANITASI DI DESA LUENGBARO, KABUPATEN NAGAN RAYA, ACEH

TL-3230 SEWERAGE & DRAINAGE. DETAIL INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM SETEMPAT (On site system 1)

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui anus dan merupakan sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang

Perencanaan Peningkatan Pelayanan Sanitasi di Kelurahan Pegirian Surabaya

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

STRATEGI PERBAIKAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DI PERMUKIMAN KUMUH KOTA BENGKULU

BAB 1 PENDAHULUAN. Dari berbagai masalah yang timbul di masyarakat, sering adanya keluhankeluhan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

septic tank Septic tank

SUMUR RESAPAN AIR HUJAN SEBAGAI WAHANA KONSERVASI AIR

KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH CAIR DOMESTIK

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN MCK UMUM

1. INSTALASI SISTEM SANITASI DAN PLAMBING BANGUNAN

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Jalan Ir. Sutami No.36A Surakarta Telp: (0271)

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR SINGKATAN... iii

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTIM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA SKALA INDIVIDUAL

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya

PERHITUNGAN DAYA POMPA SUPLAI AIR BERSIH, PERENCANAAN SEPTIK TANK DAN PERENCANAAN SALURAN DRAINASE AIR HUJAN BANGUNAN RUMAH TINGGAL

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

PERENCANAAN PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK MENGGUNAKAN METODE ANAEROBIC BAFFLED REACTOR (STUDI KASUS: PERUMAHAN ROYAL SUMATRA, MEDAN)

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

4.1. Baku Mutu Limbah Domestik

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

W ALIKOTA M AKASSAR PROVINSI SULAW ESI SELATAN

ANALISIS KINERJA SISTEM INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA KOTA MAGELANG

DESAIN INSTALASI PENGOLAH LIMBAH WC KOMUNAL MASYARAKAT PINGGIR SUNGAI DESA LINGKAR KAMPUS

A. Karim Fatchan 1); Prillia Rahmawati 2)

UMY. Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan. Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS

PERENCANAAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU ABSTRACT

Sabua Vol.7, No.2: Oktober 2015 ISSN HASIL PENELITIAN ANALISIS PENGELOLAAN LUMPUR TINJA DI KECAMATAN SARIO KOTA MANADO

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

PERTEMUAN XI PINTU DAN JENDELA. Oleh : A.A.M

Tata cara perencanaan bangunan MCK umum

BAB 10 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL ATAU SEMI KOMUNAL

Tabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI

EVALUASI LAYANAN SANITASI DI RUSUNAWA SEMANGGI KOTA SURAKARTA

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum Setiap manusia akan menimbulkan buangan baik cairan, padatan maupun

Bab IV KEADAAN LINGKUNGAN DAERAH PENELITIAN

SISTEM DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB VI PERENCANAAN IPAL KOMUNAL

Sistem Plambing Dalam Gedung

STRATEGI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN SISTEM SANITASI SKALA LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BATU JAWA TIMUR

Manual Desludging Hand Pump (MDHP)

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH

KLASIFIKASI SISTEM PEMBUANGAN

Evaluasi Sistem Plambing, Instalasi Pengolahan Air Limbah dan Pengelolaan Sampah Di Rumah Susun Gunungsari Kota Surabaya

FIELD BOOK SANITATION LADDER (TANGGA SANITASI)

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PERENCANAAN ISTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SECARA KOMUNAL PADA KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA Muhammad Indra Pratama Putra

Profil Sanitasi Wilayah

PENGAWASAN BAB I PEMANTAUAN DAN EVALUASI SPALD

T E S I S KAJIAN PENINGKATAN SANITASI UNTUK MENCAPAI BEBAS BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN DI KECAMATAN KARANGASEM BALI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Skema Proses Pengolahan Air Limbah

Pedoman Operasi & Pemeliharaan Sarana Sanitasi Komunal di Kabupaten Bandung

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH DOMESTIK DI RUMAH SUSUN KARANG ANYAR JAKARTA

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

Transkripsi:

Pengelolaan Air Limbah Domestik Rekayasa Lingkungan Universitas Indo Global Mandiri NORMA PUSPITA, ST.MT. Dasar Hukum UU no 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PP no 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air KepMenLH no 37 tahun 2003 tentang Metoda Analisis Kualitas Air Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan KepMenLH no 110 tahun 2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemar Air Pada Sumber Air KepMenLH no 111 tahun 2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke Air atau Sumber Air. KepMenLH no 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik KepMenLH no 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup 1

PP no 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan Strategis Air Limbah Pergub Sumsel No 16 Tahun 2005 Tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Sungai Pergub Sumsel No. 8 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Limbah Cair Debit Air Buangan Kepmen KIMPRASWIL No : 534/KPTS/M/2001 a. Q air minum rata-rata = Keb Air (l/jiwa/hari) x Jml. Penduduk (jiwa) = L/hari b. Q air limbah domestik rata-rata = 80 % Q air minum ratarata. c. Q infiltrasi = 0,20 Q air limbah domestik rata-rata (sistem perpipaan). d. Q air limbah rata-rata = Q air limbah domestik rata-rata + Q infiltrasi. e. Q air limbah hari maksimum = 1,1 X Q air limbah ratarata (sistem perpipaan). f. Q air limbah jam puncak = 1.5 X Q air limbah rata-rata 2

Tahun ke - Parameter Satuan 2014 1 2 3 4 5 Penduduk orang 2295 2333.6 2372.8 2412.6 2453.2 2494.4 Q L/org/hari 130 130 130 130 130 130 130 Qrata-rata L/detik 4.83 4.92 5.00 5.08 5.17 5.25 Qdom rata L/detik 80% Qrata2 3.87 3.93 4.00 4.07 4.13 4.20 Qinfiltrasi L/detik 20%Qdom rata2 0.77 0.79 0.80 0.81 0.83 0.84 Qair limbah rata2 L/detik Q dom rat2 + Qinflt 4.64 4.72 4.80 4.88 4.96 5.04 FHM 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 1.2 Qhari maks L/detik FHM x Qlimbah rata2 5.57 5.66 5.76 5.85 5.95 6.05 FP 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 1.5 Q jam puncak L/detik FP x Qlimbah rata2 6.96 7.08 7.20 7.32 7.44 7.57 Sistem pengolahan air limbah domestik sistem On-site Sanitation (Setempat) sistem Off-site Sanitation (Terpusat) sistem Communal (semi terpusat) 3

On-site dipergunakan secara individual atau komunal untuk beberapa rumah tangga. septic tank atau cubluk Bangunan Pengolahan : Tangki Septik dan Bidang Resapan. Keuntungan 1. Biaya kontruksi relatif rendah. 2. Teknologi yang digunakan cukup sederhana 3. Operasi dan pemeliharaan umumnya merupakan tanggung jawab pribadi 4. Dapat menggunakan bahan/material setempat 5. Tidak berbau dan cukup higienis jika pemeliharaannya baik 6. Hasil dekomposisi bisa dimanfaatkan sebagai pupuk. Kerugian 1. Tidak cocok diterapkan di semua daerah (tidak cocok untuk daerah dengan kepadatan tinggi, muka air tanah tinggi dan permeabilitas tanah rendah). 2. Memerlukan lahan yang luas. 3. sistem ini tidak diperuntukan bagi limbah dapur, mandi dan cuci karena volumenya kecil, sehingga limbah cair dari dapur dan cuci akan tetap mencemari saluran drainase dan badan-badan air yang lain. 4. Bila pemeliharaannya tidak dilakukan dengan baik, akan dapatmencemari air tanah dan sumur dangkal 5. Pelayanan terbatas Tangki Septik Individu SNI 03-2398-2002 Dimensi tangki ditentukan oleh jumlah pemakai Jumlah air kotor per kapita 25 liter/orang/hari Waktu tinggal di dalam tangki septik (Td) = 3 hari Gerakan aliran air limbah di dalam tangki septik - pada sat masuk dan keluar gerakannya vertikal - pada saat berada di dalam tangki septik gerakannya horizontal yang merupakan gerakan proses pembusukan Dimensi Tangki: Volume = (Q x P x Td) + (P x TP x Lumpur) Q = jumlah air limbah (L/orang/hari) P = jumlah pengguna (orang) Td = waktu tinggal tinja (2 3 hari) TP = umur rencana lumpur = jumlah lumpur yang dihasilkan (30 40 L/orang/tahun) 4

Dimensi Tangki Septik berdasarkan tabel : Tangki Septik Individu 5

Bangunan Peresapan Peresapan memanjang : - dasar peresapan 0.5 m diatas muka air tanah - digunakan pada muka air tanah dangkal 0 2.5 m - mempunyai area cukup luas untuk bangunan Dimensi Peresapan Q = A. D A = b.l L = panjang bidang resapan D = v.p b = Lebar bidang resapan ( 40 50 cm) v = kecepatan meresap (m/hari) p = persentase pori D = daya resap tanah (m/etmal) Q = Debit air kotor (m 3 /hari) Bidang Peresapan Peresapan memanjang 6

Bidang Resapan Sumur Resapan Dasar resapan harus > 1 m diatas muka air tanah Pada daerah muka air tanah > 2.5 m dari muka tanah Bidang Resapan Dimensi Sumur Resapan Q = A. D A = 0.25 x π x d 2 ; A = luas bidang resapan Q = 0.25 π d 2 D Q = debit air kotor (m 3 /hari) D = Daya resap tanah (m/etmal) d = Diameter sumur resapan H = tinggi peresapan 7

Communal (semi off-site) Pengolahan komunal menampung dan mengolah air limbah yang berasal dari beberapa jamban individu (keluarga) yangdialirkan melalui pipa ke pengolahan yang dibangun di bawah tanah. Lokasi pengolahan ditempatkan pada lahan yang disepakati secara bersama, dan dapat dijangkau oleh masing-masing rumah yang berdekatan namun harus berada pada jarak aman terhadap sumber air terdekat serta memiliki akses untuk truk tinja Untuk menghindari penyumbatan, bak kontrol ditempatkan setelah jamban keluarga,ada tiap 20 m, dan ditempatkan di titik-titik pertemuan saluran. Memperhitungkan diameter dan kemiringan pipa yang digunakan agar air limbah dapat mengalir dengan lancar. Data yg Dibutuhkan dalam perencanaan Communal (semi-off-site) Tanah: karakteristik, kemampuan menyerap air, dan kedalaman bebatuan. Air Tanah: kedalaman muka air tanah Iklim: data curah hujan dan suhu Kepadatanpenduduk Banyaknyapenduduktiaprumah Pendapatanpenduduk Data penyakitdankesehatandaripenduduk Jenisrumahpenduduk Fasilitassanitasidan drainaseyangtelahdigunakan Kebiasaan penduduk dalam menggunakan fasilitas sanitasi Sumberair bersih Regulasiatauperaturanyang berlaku 8

Kelebihan - Sesuai untuk rumah yang berkelompok - Butuh lahan sedikit karena dibangun di bawah tanah - Biaya konstruksi relatif murah - Pengoperasian dan perawatan mudah dan murah - Lebih hemat daripada sistem pembuangan air limbah konvensional - Masyarakat dapat berperan dalam proses - perencanaan dan konstruksi - Nyaman untuk pengguna, air limbah dijauhkan dari area pemukiman Kekurangan - Efisiensi pengolahan rendah - Rawan akan kebuntuan pada sistem perpipaan, sehingga perlu dilengkapi manhole untuk memudahkan dalam perawatan jaringan perpipaan. Penempatan manhole tergantung diameter pipa. - Kemiringan pipa perlu diperhatikan sehingga air limbah dapat mengalir - Perlu pengolahan tambahan - Memerlukan pengurasan yang lebih sering - Terkadang terjadi kesulitan menentukan lokasi pengolahan karena masyarakat enggan apabila di tanahnya dibangun fasilitas pengolahan. - Keterlibatan masyarakat pemakai dalam pengoperasian dan pemeliharaan sangat diperlukan untuk menjamin keberlanjutannya. - Memerlukan proses perencanaan matang - Perawatan yang tidak rutin, menyebabkan kegagalan Bangunan Pengolahan Tangki Septik Up Flow filter 9

Tangki Septik Bersusun (ABR = anaerobic Baffle Reactor) ABR terdiri dari kompartemen pengendap yang diikuti oleh beberapa reaktor baffle. Baffle ini digunakan untuk mengarahkan aliran air ke atas (upflow) melalui beberapa seri reaktor selimut lumpur (sludge blanket). MCK Komunal Untuk MCK komunal rumus-rumus yang digunakan : Th = 1,5 0,3 log (P x Q) > 0,2 hari Di mana : Th : Waktu penahanan minimum untuk pengendapan > 0,2 hari P : Jumlah orang Q : Banyaknya aliran, liter/orang/hari Volume penampungan lumpur dan busa A = P x N x S Di mana : A : Penampungan lumpur yang diperlukan (dalam liter) P : Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan tangki septik N : Jumlah tahun, jangka waktu pengurasan lumpur (min 2 tahun) S : Rata-rata lumpur terkumpul (liter/orang/tahun). 25 liter untuk WC yang hanya menampung kotoran manusia. 40 liter untuk WC yang juga menampung air limbah dari kamar mandi. 10

MCK Komunal Volume cairan B = P x Q x Th Di mana : P : Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan tangki septik Q : Banyaknya aliran air limbah (liter/orang/hari) Th : Keperluan waktu penahanan minimum dalam sehari. Untuk tangki septik hanya menampung limbah WC (terpisah) Th = 2,5 0,3 log (P.Q) > 0,5 Untuk tangki septik yang menampung limbah WC + dapur + kamar mandi (tercampur) Th = 1,5 0,3 log (P.Q) > 0,2 Contoh Perhitungan untuk 1 unit tangki septik komunal Dari uraian diatas maka dapat diperhitungkan kebutuhan tangki septik komunal untuk lokasi yang direncanakan sebagai berikut : Jumlah penduduk terlayani : 50 orang Waktu pengurasan direncanakan setiap (N) = 2 tahun (IKK Sanitation Improvenment Programme, 1987) Rata-rata Lumpur terkumpul l/orang/tahun (S) = 40 lt, untuk air limbah dari KM/WC. (IKK Sanitation Improvenment Programme, 1987) Air limbah yang dihasilkan tiap orang/hari = 10 l/orang/hari (tangki septik hanya untuk menampung limbah kakus) Kebutuhan kapasitas penampungan untuk lumpur. A = P x N x S = 50 org x 2 th x 40 l/org/th = 4000 lt = 4 m 3 11

Kebutuhan kapasitas penampungan air. B = P x Q x Th Th = 2,5 0,3 log (P x Q) > 0,5 B = 50 org x 10 l/orang/hari x (2,5 0,3 log (50 org x 10 l/orang/hari)) = 845,2 lt = 0,84 m3 Volume tangki septik komunal = A + B = 4 m3 + 0,84 m3 = 4,84 m3 Dimensi tangki septik komunal Tinggi tangki septik (h) = 1,5 m + 0,3m (free board/tinggi jagaan) Perbandingan Lebar tangki septik (L) : Panjang tangki (P) = 1 : 2 Lebar tangki (L) = 1,3 m Panjang tangki (P) =2,6 m Jumlah Pemakai (P) 200KK 1000jiwa waktu kuras (N) 2tahun Rata2 Volume lumpur (S) 40liter/org/hari Kebutuhan Air Bersih 130liter/org/hari Debit air limbah per orang (Q) 104liter/org/hari Volume Bak Penampung Lumpur (A) = P x N x S A = 80000liter = 80m3 Volume Bak Penahan Cairan (B) = P x Q x Th Th = 1.5-0.3 log (PxQ) > 0.2 Th = < 0.2 sehingga dipakai 0.2-0.00511hari B = 20800liter = 20.8m3 Volume tangki septik (V) = A + B V = 100.8m3 Tinggi tanki efektif (t) = 1.5 m + freeboard 0.3 m Luas permukaan tanki = V/t Luas permukaan tanki = 67.2m2 Rasio panjang dan lebar = 2 : 1 A = p.l = 2l^2 lebar = 5.796551m 4m panjang = 11.5931m 8m 12

Kebutuhan Air Bersih = 130liter/org/hari Debit air limbah (80% Air Bersih) = 104liter/org/hari Jumlah penduduk terlayani = 200KK = 1000jiwa waktu tinggal (td) = 8jam Debit ABR = Debit Air Limbah x P = 104000liter/hari = 4.33333m3/jam Volume ABR = Qabr x td = 34.66667m3 T ABR = 1.5m Luas Permukaan ABR (A) = 23.11111m2 Rasio panjang dan lebar = 2 : 1 A = p.l = 2l^2 lebar = 3.399346 3m 4 panjang 6.798693 6m 8 Dibagi menjadi 4 kompartemen Panjang 1 Kompartemen = 1.5m 8 Kebutuhan Air Bersih = 190lt/org/hari Jumlah Penduduk terlayani (P) 200KK 1000jiwa Debit rata2 air limbah 133lt/org/hari Diasumsikan debit aliran puncak adalah 80% dari debit penuh Debit puncak (Qp) = 399000liter/hari = 399m3/hari = 0.00462m3/detik 4.61805556 n = 0.015 Qf = 0.00577m3/detik Smin = 0.01*Q^0.667 0.027746 0.005 Luas Penampang aliran = 0.8 luas lingkaran A = 0.2 π D^2 Keliling basah aliran (P) = 0.8 keliling lingkaran = 0.8πD Jari-jari hidraulik R = A/P = (1/8 π D 2 ) / (½ π D) = 1/4 D Q puncak = V.A D^(8/3) = (Qp x n)/((0.25^(2/3))*(i^0.5)*0.2*3.14) Qp x n = 6.92708E-05 ((0.25^(2/3))*(i^0.5)*0.2*3.14) 0.041512935 0.017623 D^(8/3) = 0.001668657 0.125294 0.090863113 D 8cm atau 10cm 13