III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT 03 RW 05 Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah dengan jenis tanah Andisol. Varietas salak yang dipergunakan adalah salak pondoh. Penanaman biji salak dilaksanakan di Rumah Kaca C, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Analisis infeksifitas mikoriza dilaksanakan di Laboratorium Biologi dan Bioteknologi Tanah, dan analisis kesuburan tanah, kandungan kompos, kandungan pupuk organik cair, serapan fosfat, dan ketersediaan fosfat dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan tanah Fakultas pertanian, Univeristas Sebelas Maret, Surakarta. B. Bahan dan Alat Penelitian 1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Andisol benih salak varietas pondoh (Sallaca zallaca (Gaertn.) Voss), pupuk NPK, pupuk kompos, pupuk organik cair, inokulum mikoriza (Mycofer kepadatan spora 20 spora/10 gram dengan carier zeolite, jenis spora : Gigaspora margarita, Glomus etunikatum, Glomus manihotis dan Acaulospora.spp ). Bahan bahan untuk analisis kimia tanah meliputi aquades, KCl, alkohol, ammonium asetat (NH 4 C 2 H 3 O 2 ), HCl, K 2 Cr 2 0 7, H 2 SO 4, H 3 BO 3, NH 4 F, LiCl 2, dan lain-lain. Bahan bahan untuk analisis infeksifitas mikoriza adalah asam laktat, NaOH, cat tryplan blue 0,05%. 2. Alat Penelitian Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, timbangan standar, timbangan analitik, meteran, oven, ph meter, erlenmeyer, labu kjedahl, kompor listrik, waterbath, pinset, kertas saring, pipet kaca preparat, spektrofotometer, mikroskop, dan lain-lain. 13
C. Perancangan Penelitian Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah jenis pupuk, dan faktor kedua adalah dosis mikoriza, dan diulang sebanyak 3 kali. Adapun rinciannya sebagai berikut : a. Faktor I : Jenis pupuk (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : P0 = Tanpa Pupuk P1 = Pupuk Organik Cair 60 g.polibag -1 P2 = Pupuk NPK Anorganik 120 ml.polibag -1 b. Faktor II : Dosis mikoriza (M) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : M0 = Mikoriza 0 g.polibag -1. M1 = Mikoriza 30 g.polibag -1. M2 = Mikoriza 60 g.polibag -1. Kombinasi perlakuan berjumlah 9 masing masing diulang 3 kali sehingga terdapat 27 satuan perlakuan. Secara rinci berikut kombinasi perlakuan : (P0M0) I (P1M0) I (P2M0) I (P0M0) II (P1M0) II (P2M0) II (P0M0) III (P1M0) III (P2M0) III (P0M1) I (P1M1) I (P2M1) I (P0M1) II (P1M1) II (P2M1) II (P0M1) III (P1M1) III (P2M1) III (P0M2) I (P1M2) I (P2M2) I (P0M2) II (P1M2) II (P2M2) II (P0M2) III (P1M2) III (P2M2) III Keterangan : 1) P0M0 = Tanpa Pupuk + Mikoriza 0 g.polibag -1. 2) P0M1 = Tanpa Pupuk + Mikoriza 30 g.polibag -1. 3) P0M2 = Tanpa Pupuk + Mikoriza 60 g.polibag -1. 4) P1M0 = Pupuk Organik Cair + Mikoriza 0 g.polibag -1. 5) P1M1 = Pupuk Organik Cair + Mikoriza 30 g.polibag -1. 6) P1M2 = Pupuk Organik Cair + Mikoriza 60 g.polibag -1. 7) P2M0 = Pupuk NPK Anorganik + Mikoriza 0 g.polibag -1. 8) P2M1 = Pupuk NPK Anorganik + Mikoriza 30 g.polibag -1. 9) P2M2 = Pupuk NPK Anorganik + Mikoriza 60 g.polibag -1. 14
15 D. Pelaksanaan Penelitian 1. Persiapan Alat dan Bahan Persiapan awal yang dilakukan meliputi persiapan alat dan bahan. Alatalat yang digunakan antara lain cangkul, timbangan standar, timbangan analitik, meteran, oven, ph meter, erlenmeyer, labu kjedahl, kompor listrik, waterbath, pinset, kertas saring, pipet kaca preparat, spektrofotometer, mikroskop, dan lainlain. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah Andisol benih salak (Sallaca zallaca) varietas pondoh, pupuk NPK, pupuk kompos, pupuk organik cair, inokulan mikoriza. Bahan bahan untuk analisis kimia tanah meliputi aquades, KCl, alkohol, ammonium asetat (NH 4 C 2 H 3 O 2 ), HCl, K 2 Cr 2 0 7, H 2 SO 4, H 3 BO 3, NH 4 F, LiCl 2, dan lain-lain. Bahan bahan untuk analisis infeksifitas mikoriza adalah asam laktat, NaOH, cat tryplan blue 0,05%. 2. Analisis Tanah Awal Analisis tanah awal bertujuan untuk mengetahui kondisi tanah sebelum aplikasi pemupukan. Adapun analisis tanah awal meliputi lengas tanah, kapasitas lapang, kadar bahan organik, ph tanah aktual dan NaF, KTK, N total, P tersedia, K tersedia, C organik. 3. Analisa Kandungan Pupuk Kompos dan Pupuk Organik Cair Analisa kandungan pupuk kompos dan organik cair bertujuan untuk mengetahui seberapa besar komposisi C organik, N total, P tersedia, K tersedia, ph, C/N rasio, kadar air, dan kadar bahan organik. 4. Persiapan bahan tanam. Biji varietas salak (S. zallaca) varietas pondoh yang akan di tanam terlebih disiapkan dahulu, jumlah biji yang digunakan adalah 27 buah. biji salak direndam dalam air bersih sebelum di tanam karena salak merupakan buah rekalsitran. 5. Persiapkan media tanam. Media tanam dipersiapkan menggunakan campuran tanah, dan kompos dengan perbandingan 2:1 ( 2 Kg tanah dan 1 Kg kompos) bahan tersebut dicampur dan dipindahkan ke polibag satu per satu sebagai media tanam.
16 6. Penanaman Biji salak pondoh ditanam ke dalam polibag yang sudah di isi dengan media tanam, biji salak setelah hasil perendaman ditanam hanya dengan membenamkan biji salak di tanah dan menutupnya dengan lapisan tanah yang tipis. 7. Inokulasi Mikoriza Inokulasi Mikoriza dilaksanakan pada 14 hari setelah tanam. Penambahan mikoriza hanya dilaksanakan sekali. Penambahan mikoriza dilaksanakan dengan cara menaburkan zeolite sebagai carrier di dalam tanah disekitar biji, dan sesuai dosis masing masing perlakuan, M0 : mikoriza 0 g. polibag -1, M1 : Mikoriza 30 g. polibag -1, M2 : Mikoriza 60 g. polibag -1. kemudian di tutup lapisan tanah. 8. Pemupukan Pemupukan tanaman dilaksanakan setiap 3 minggu sekali dengan aplikasi pupuk awal pada minggu ke empat. Pemberian perlakuan pada masing-masing polibag sesuai dengan rancangan penelitian. Adapun perlakuan pemupukan total adalah pupuk NPK = 60 g. polibag -1, pupuk organik cair = 120 ml. polibag -1. Pemupukan NPK dan pupuk organik cair dilaksanakan dengan interval 4 kali pada setiap 3 minggu sekali, dosis pupuk pada setiap aplikasi adalah pupuk NPK (15 g) dan pupuk organik cair (30 ml). Aplikasi pupuk organik cair dengan cara dilarutkan dahulu dengan air sebanyak 200 ml dan disiramkan pada tanah. 9. Perawatan Perawatan pada tanaman dilakukan dengan penyiraman sampai dengan kapasitas lapang atau kurang lebih sebanyak 300 ml. polibag -1 setiap 3 hari sekali, dan pembersihan gulma apabila terdapat gulma. 10. Analisis Tanah dan Tanaman Akhir Analisis tanah dan tanaman akhir bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi pemupukan dan pemberian dosis mikoriza terhadap kondisi tanah dan tanaman. Analisis tanah akhir dilakukan dengan mengambil tanah pada masingmasing polibag. Adapun analisis tanah akhir meliputi ph tanah, kadar BO, P tersedia, sedangkan analisis tanaman akhir meliputi panjang akar, volume akar, berat brangkasan basah atas dan bawah, berat brangkasan kering atas dan bawah, infeksifitas mikoriza dan nilai serapan P.
17 E. Pengamatan Peubah Tujuan penelitian akan dijawab berdasarkan data hasil pengukuran atau pengamatan berbagai variabel penelitian. Adapun variabel pengamatan penelitian tersebut antara lain: 1. Variabel Tanaman a. Tinggi tanaman Pengukuran tinggi tanaman diukur pada setiap 1 minggu sekali, dengan metode pengukuran dengan mengukur dari pangkal batang hingga titik tumbuh tertinggi. b. Panjang dan lebar daun Panjang daun tanaman diukur pada setiap 1 minggu sekali, dengan metode pengukuran dengan mengukur dari pangkal daun hingga ujung daun. Lebar daun diukur pada ibu daun sebelah kanan. c. Jumlah daun Jumlah daun tanaman dihitung pada setiap minggu sekali, hingga tanaman berumur 16 minggu setelah tanam d. Panjang akar (centimeter) Panjang akar diukur pada minggu terakhir pengamatan dengan metode pengukuran yaitu dari pangkal munculnya akar hingga titik tumbuh terpanjang. e. Volume akar Volume akar diukur pada minggu terakhir pengamatan dengan metode pengukuran yaitu dengan memasukan akar pada gelas ukur yang berisi air dan mengukur selisih perubahan volumenya. f. Berat segar tanaman Berat segar tanaman diukur pada saat akhir dengan cara memisahkan bagian tanaman menjadi atas (batang dan daun) dan bawah (akar) kemudian ditimbang.. g. Berat kering tanaman Berat kering tanaman diukur setelah mengoven brangkasan tanaman pada suhu 60 o C sampai perubahan berat menjadi konstan.
18 h. P jaringan dan serapan P pada tanaman Nilai P jaringan pada tanaman di analisis menggunakan metode destruksi basah dengan pereaksi HNO 3.Penghitungan nilai serapan P pada tanaman dilakukan dengan rumus : Serapan P = % P x BKT Keterangan : Serapan P = Nilai P yang terserap pada jaringan tanaman (gram) %P = Nilai P jaringan (%) BKT = Berat kering tanaman (gram) i. Infeksifitas mikoriza Pengukuran Infeksi mikoriza arbuskular pada akar tanaman dilakukan setelah tanaman berumur 16 MST. Menggunakan metode pengecatan modifikasi dari metode Derkowska et al. 2015. Perhitungan persentase infeksifitas mikoriza pada akar menggunakan software MYCOCALC dengan prinsip perhitungan Trouvelot (1986). j. Respon pertumbuhan terhadap aplikasi inokulum mikoriza Respon pertumbuhan tanaman diukur dengan rumus; MGR : (M NM)/ NM 100%, Keterangan : MGR = Respon pertumbuhan tanaman M = Berat kering brangkasan atas dengan perlakuan mikoriza (gram) NM = Rerata berat kering brangkasan atas tanpa penambahan inokulum mikoriza (Gangge dan Ayres 1999).
2. Variabel Tanah Analisa tanah dilakukan pada awal dan akhir masa pengamatan, adapun metode yang digunakan untuk analisis tanah adalah : Tabel 1. Parameter Analisis Kimia Tanah No. Parameter Metode Awal Akhir 1 ph Tanah H 2 O Elektrometrik (1:2,5) 2 ph Tanah NaF Elektrometrik (1:2,5) 3 KTK Penjenuhan Amonium asetat (ph : 7,0) 4 Bahan Organik Walkey and Black (BO) Tanah 5 N-Total Kjeldahl 6 P-Tersedia Bray I 7 K-Tersedia Penjenuhan Amonium asetat Keterangan: Metode berdasarkan Balai Penelitian Tanah (2005). F. Analisis Data Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA) pada taraf 5% untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap variabel pengamatan dibandingkan dengan kontrol. Uji DMR (Duncan Multiple Range) taraf 5% (P 0,05) digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antar perlakuan, tidak hanya membandingkannya dengan perlakuan kontrol. Uji korelasi dengan taraf 5% dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antar variabel. 19